BAB I
PENDAHULUAN
setelah 20 minggu atau segera setelah persalinan.1 Penyakit ini mengenai 5-10%
ibu hamil dan merupakan tiga besar penyebab utama kematian ibu hamil di
terdapat 16% kematian ibu hamil disebabkan oleh Preeklampsia. Angka ini
meningkat di atas angka kematian ibu hamil karena perdarahan 13%, aborsi 8%,
dan sepsis 2 %.3. Di negara maju sekitar 0,4% sampai 2,8% seluruh kehamilan
Di RSUP Sanglah Denpasar, penelitian Jaya dan Surya, selama tahun 2004
preeklampsia berat sebesar 2,57 %, dan eklampsia sebesar 0,61 % dimana angka
3
angka kematian perinatal pada preeklampsia dan eklampsia sebesar 11,59 %.6
Penelitian lebih lanjut di RSUP Sanglah denpasar selama Januari 2009 sampai
luas oleh para ahli mengenai munculnya sindroma klinis preeklampsia ini salah
satunya adalah teori iskemik plasenta yang disebabkan oleh kegagalan invasi
radikal bebas berlebihan dalam sirkulasi maternal. Radikal bebas mempunyai efek
toksik khusus yang akan merusak membran dan seluruh struktur sel pembuluh
darah yang di kenal sebagai disfungsi endothel yang selanjutnya akan berdampak
pada kerusakan target organ vital tubuh dan menimbulkan berbagi sindroma klinis
dari preeklampsia pada tubuh ibu hamil serta mempengaruhi kondisi janin. 1,8,9.
normal sistem pertahanan tubuh sebetulnya sudah mampu meredam radikal bebas
atau oksidan yang timbul dengan cara memproduksi antioksidan dalam jumlah
atau radikal bebas diproduksi meningkat dalam jumlah yang melebihi kemampuan
tubuh dan produksi antioksidan menurun maka kemungkinan besar akan terjadi
suatu kerusakan biologis sel yang dikenal sebagai keadaan stres oksidatif. Hal ini
terjadi dalam tubuh akibat produksi Reactive oxygen species (ROS) yang
ROS yang berlebihan akan merusak lipid seluler, protein maupun DNA dan
enzim dan protein pengikat logam. Salah satu antioksidan enzimatik yang penting
yang berperan penting dalam mengatasi stres oksidatif yang berperan dalam
aktivitas GPX pada ibu hamil dengan preeklampsia menunjukan hasil yang
aktivitas GPX sebagai salah satu pertanda stres oksidatif dimana darah diambil
dari darah vena umbilicalis plasenta pada ibu hamil dengan preeklampsia,
hasilnya didapatkan penurunan kadar dan aktivitas dari GPX yang cukup
signifikan pada ibu hamil dengan preeklampsia di bandingkan dengan ibu hamil
normal.11
5
penelitian dengan membandingkan perbedaan kadar GPX pada ibu hamil dengan
preeklampsia dan ibu hamil normal, dimana hasilnya menunjukan kadar GPX
pada ibu hamil dengan preeklampsia lebih rendah bermakna dibandingkan ibu
hamil normal.12 Rendahnya kadar GPX ini dapat dijadikan sebagai suatu marker
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Preeklampsia
organ akibat vasospasme dan disfungsi endotel yang ditandai dengan adanya
preeklampsia. 1.2 Pada mulanya preeklampsia terdiri dari trias yaitu: hipertensi,
Proteinuria : terdapat protein dalam urin dengan kadar lebih besar atau
sama dengan 300 mg dalam 24 jam atau lebih besar atau sama
Pada saat ini NHBPE (National High Blood Pressure Education Program)
dimana hampir sepertiga wanita hamil timbul edema pada usia kehamilan 38
7
minggu dan tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara edema dan
hipertensi.1,2,4
faktor yang berhubungan dengan kehamilan, kondisi maternal ibu hamil maupun
a. Kelainan kromosom
c. Primi paterniti
a. Primigravida
c. Usia ibu yang ekstrim : usia <20 tahun dan diatas >35 tahun
a. Primipaternitas
b. Patner pria yang kemudian menikahi wanita yang pernah hamil dan
mengalami preeklampsia
Preeklampsia berat : bila ditemukan satu atau lebih gejala sebagai berikut : 1,2.
1. Tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 110 mmHg
2. Proteinuria lebih besar atau sama dengan 5 gr/24 jam atau lebih besar
3. Oliguria yaitu produksi urine kurang dari 500 ml per 24 jam yang
platelet )
9
keadaan istirahat selama lebih dari 5 menit dalam posisi duduk di ukur tekanan
darah dengan hasil 140/90 mmHg atau lebih, dengan Korotkoff phase V
teori telah dikemukakan namun tidak satupun teori dianggap mutlak benar,
Beberapa teori penyebab preeklampsia yang banyak dianut dan berkembang saat
yang saling berhubungan dengan teori iskemia plasenta, radikal bebas dan
imunologik antara ibu dan janin, teori adaptasi kardiovaskuler / vaskulopati, teori
Salah satu teori yang terus berkembang dan terus dilakukan penelitian
trofoblast) yang berhubungan dengan teori iskemia plasenta, radikal bebas dan
lapisan otot arteri spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut
sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan
sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi lunak dan memudahkan
lumen arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Distensi dan vasodilatasi
10
lumen arteri spiralis ini memberi dampak penurunan tekanan darah, penurunan
resistensi vaskular, dan peningkatan aliran darah pada daerah utero plasenta.
Akibatnya, aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga
meningkat, sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini
Pada preeklampsia tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot
arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya sehingga lapisan otot arteri spiralis
menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan
radikal hidroksil (-OH) dan hidrogen peroksida (H2O2) yang masuk ke sirkulasi
maternal. Oksidan radikal hidroksil bisa merusak membran sel yang mengandung
Peningkatan lipid peroksidase akan merusak membran sel, nukleus, protein dan
pada daerah endotel yang mengalami kerusakan, terjadinya perubahan khas pada
pembuluh darah yang akan merusak target organ vital tubuh dan menimbulkan
berbagai sindroma klinis dari preeklampsia pada tubuh ibu hamil serta
plasenta.2,15,16
suplai oksigen dan nutrient pada fetus. Pada preeklampsia terjadi penurunan pada
regulate terhadap molekul adhesi yaitu Echaderin dan integrin a6b4 dan aVb6
yang menghambat invasi pada permukaan sel nya dan mengadopsi fenotip dari sel
permukaan dari endotel sehingga melakukan up regulate pada a1b1, aVb3 dan
vaskuler endotelial cadherin yang meningkatkan invasi, proses ini dikenal sebagai
pseudovaskulogenesis. 2,15,16.
12
sitotrofoblas ini tidak dapat melakukan invasi secara sempurna, dan pada akhirnya
invasi pada arteri spiralis ini hanya terbatas pada lapisan desidual saja sedangkan
lapisan muskularis pada arteri spiralis tidak diinvasi oleh sel trofoblas, sehingga
pembuluh darah arteri spiralis pada preeklampsia ini hanya 40% dibandingkan
sebelum gejala klinis muncul.15,16. Tahap ini juga dikenal sebagai tahap
Sindroma ini muncul sebagai akibat klinis dari suatu keadaan disfungsi
Akibat klinis dari suatu disfungsi endotel ini akan muncul pada usia
sindrom dan kerusakan organ lain akibat berkurangnya perfusi vaskuler pada
secara keseluruhan.2,15,17,20.
Pada Preeklampsia.20
14
oksidan/radikal bebas dan antioksidan secara terus menerus dan berjalan secara
alamiah. Keseimbangan kedua faktor ini di kenal dengan nama redoks potensial
yang bersifat spesifik untuk tiap organ dan lokasi biologis pada tubuh manusia.
Jika terjadi gangguan keseimbangan maka akan menimbulkan efek yang buruk
Sel-sel dalam tubuh yang terpapar stres oksidatif secara terus menerus,
juga akan memiliki berbagai mekanisme pertahanan agar dapat bertahan. Bentuk
reaksi rantai oksidan, meliputi : GPX, Katalase, Cat, SOD, G6PD dan
Xanthine oxidase1,10,25,32.
Antioksidan non enzimatik ada yang larut dalam lemak dan yang
larut dalam air. Beta karoten dan vitamin E adalah antioksidan yang larut
16
dalam lemak sedangkan asam askorbat, asam urat dan glutathione larut
kali ditemukan pada mamalia yang berfungsi sebagai pertahanan pertama terhadap
kadarnya tinggi pada ginjal, liver, darah, berkadar sedang pada eritrosit dan
berkadar rendah pada alveoli dan plasma darah.34 Dalam aktivitasnya sebagai
sebagai donor substrat untuk mengikat H2O2 maupun ROOH, sehingga dapat
menghasilkan suatu GSSG, unsur air dan bentuk hidroksi dari bahan organik
tersebut.5
substrat baru lainnya seperti thioredoxin, glutaredoxin, dan protein lain yang juga
hidrogen peroksida.5,33,34
Pada manusia, saat ini telah di kenal 8 jenis GPX, mulai dari GPX-1
sampai GPX-8. Sebagian besar merupakan selono protein dimana hampir setiap
ditandai dengan adanya ikatan selenosistein yang kuat pada sisi aktifnya dan dapat
GPX-3, GPX-4 dan GPX-6) dan kelompok kedua dari GPX adalah yang tidak
transferase (GST) (meliputi GPX-5, GPX-7, dan GPX-8) dimana tempat aktif
1. Glutathione peroxidase 1.
H2O2 oleh glutathione, saat ini diketahui bahwa enzim ini dapat mereduksi
dengan GPX-1, hidroperoksida lipid harus terlarut terlebih dahulu dengan cara
2. Glutathione peroxidase 2.
pencernaan, termasuk epitel squamous esophagus, juga terdeteksi dihati, tapi tidak
ditemukan di jantung dan ginjal. Ekspresinya tinggi pada dasar kripta usus kecil
dan kolon dimana terdapat proliferasi stem sel, semakin ke permukaan villi
3. Glutathione peroxidase 3.
proximal ginjal. Enzim ini dapat ditemukan pada cairan ekstraseluler, seperti
plasma darah, cairan bola mata, lumen koloid tiroid, maupun cairan amnion.
18
Dalam bentuk transkripsi juga terdeteksi pada saluran tuba falopii. GPX-3 juga
kecepatan konstan, namun dua kali lebih lambat daripada kemampuan GPX-4.
4. Glutathione peroxidase 4.
reaksi dengan lipid. GPX 4 dapat ditemukan pada sitosol nukleus, dan
mitokondria. 34,35,36,37
5. Glutathione peroxidase 5.
Fungsi dari GPX-6, GPX-7, GPX-8 sampai saat ini belum diketahui.
Ekspresi GPX-6 atau yang dikenal dengan olfactory glutathione peroxidase dapat
ditemukan pada epitel olfaktorius dewasa dan jaringan embrio. Sedangkan GPX-7
dan GPX-8 belum jelas dan hanya pada bebarapa jaringan tubuh tertentu. 34,35,36,37
19
preeklampsia
Pertahanan pertama terhadap adanya radikal bebas dan reaktif spesies oksigen
(ROS) dilakukan oleh GPX sebagai antioksidan enzimatik dengan cara mereduksi
membentuk GSSG dan H2O yang bekerja melawan radikal bebas dengan
20
sehingga membantu proses plasentasi berjalan dengan baik dan terhindar dari
Preeklampsia.3
menutupi dinding luar kapiler tropoblast dan arteri spiralis cabang intra-
berdifusi ke arah IVS. Proses invasi ini terjadi pada usia kehamilan sekitar
minggu ke 5 hingga 8. Aliran ini ditambah dengan sekresi kelenjar uteri yang
Terputusnya aliran darah yang terus menerus dalam IVS yang terjadi pada
usia kehamilan 8-12 minggu akan menghasilkan peningkatan tekanan oksigen dan
keadaan stres oksidatif yang bersifat sementara. Jika tidak terjadi mekanisme
pertahanan antioksidan yang tepat serta didukung oleh keadaan stres kimiawi
kelainan sistemik medis, serta faktor lingkungan dari luar juga mempengaruhi
timbulnya keadaan stres oksidatif pada plasenta, begitu juga faktor antioksidan
baik dari nutrisi eksogen maupun langsung dari genetik turut berpengaruh
suatu kerusakan sel dan jaringan yang di timbulkan oleh unsur radikal bebas
yang normal dan mencegah terjadinya suatu keadaan stres oksidatif sehingga
pada ibu hamil dengan preeklampsia menunjukan kadar GPX cenderung menurun.
Maarten dkk. 2001, menghitung perbedaan kadar GPX pada wanita hamil normal,
wanita hamil dengan preeklampsia, dan pada wanita hamil dengan HELLP
sindrom, dimana didapatkan kadar GPX pada wanita hamil dengan preeklampsia
lebih rendah dari pada wanita hamil normal, dan kadar GPX pada HELLP
sindrom lebih rendah dari pada wanita hamil dengan preeklampsia.3 Orhan dkk.
2003, menghitung dan membandingkan kadar GPX pada wanita hamil normal
GPX 2 kali lebih rendah pada wanita hamil dengan preeklampsia dibandingkan
aktivitas GPX sebagai salah satu pertanda stres oksidatif dari darah ibu dan vena
penurunan kadar dan aktivitas dari GPX yang cukup signifikan pada ibu hamil
penelitian dengan membandingkan perbedaan kadar GPX pada ibu hamil dengan
kadar GPX yang bermakna pada ibu hamil dengan preeklampsia dibandingkan ibu
hamil normal.12
kadar aktivitas GPX pada pasien preeklampsia, maka pemeriksaan kadar GPX
dapat digunakan sebagai indikator dan marker (penanda) yang dapat memprediksi
dengan diketahui kadar GPX secara dini pada ibu hamil, maka memungkinkan
antioksidan, dan terhindar dari stres oksidatif serta disfungsi endothel sebagai
di kenal dengan nama stres oksidatif. Hal ini terjadi dalam tubuh akibat produksi
ROS yang berlebihan maupun akibat defisiensi antioksidan enzimatik dan non-
antioksidan pada tubuh manusia. ROS yang berlebihan akan merusak lipid seluler,
Radikal bebas adalah setiap unsur yang mempunyai satu atau lebih
elektron yang tidak berpasangan di orbit paling luar. Radikal bebas ini dapat
1. Sangat reaktif dan cenderung bereaksi dengan molekul lain untuk mencari
Efek kerja dari radikal bebas sangat efektif pada protein, asam lemak tak
jenuh dan lipoprotein, serta unsur DNA sehingga mampu menyebabkan kerusakan
seluler. Selain itu radikal bebas juga menginisiasi reaksi autokatalitik yang
Radikal bebas yang paling penting di dalam tubuh adalah radikal yang
berasal dari oksigen yang disebut ROS. ROS adalah senyawa pengoksidasi
turunan oksigen yang bersifat sangat reaktif yang diklasifikasikan menjadi dua
kelompok yang meliputi kelompok radikal dan kelompok non radikal. 10,23
selular yang akan berperan penting dalam proses timbulnya suatu keadaan stres
(O2-) dan radikal hidroksil (OH-) yang mempunyai efek toksik khusus pada
membran sel endothel pembuluh darah. Juga unsur radikal bebas seperti H2O2
dapat menyebabkan kerusakan sel pada konsentrasi yang rendah karena mudah
larut dalam air dan mudah melakukan penetrasi ke dalam membran biologis. Efek
langsung H2O2 seperti pada degradasi protein Haem, pelepasan besi, inaktivasi
Unsur-unsur radikal bebas ini akan merusak membran sel yang banyak
merusak protein sel. Radikal bebas menghasilkan produk primer reaktif lipid
fatty acids atau kolesterol dalam membran atau lipoprotein serta melalui proses
dapat mengakibatkan disfungsi sel dan kerusakan sel yang selanjutnya memiliki
26
preeklampsia.24,25.
pelepasannya meningkat pada keadaan iskemia, keadaan reperfusi dan saat terjadi
reaksi imun. Radikal bebas oksigen atau Reaktif Oksigen Spesies (ROS)
menguntungkan dan efek merugikan. 24,25 Efek menguntungkan ROS terjadi pada
seluler terhadap bahan bahan yang merugikan, seperti dalam pertahanan diri
terhadap infeksi, dalam sejumlah fungsi sistem sinyal seluler dan induksi respon
mitogenik sedangkan efek merugikan ROS terjadi pada konsentrasi tinggi yang
merusak lipid seluler, protein maupun DNA dan menghambat fungsi normal sel
disebabkan oleh radikal bebas. 3 Stres oksidatif muncul bila pembentukan radikal
bebas (yaitu bahan reaktif dengan satu atau lebih elektron tidak berpasangan)
status reaksi oksidan dan antioksidan, dimana terjadi produksi oksidan ROS yang
oleh karena adanya keseimbangan antara produksi ROS dan aktivitas antioksidan.
kronik, kebiasaan hidup yang kurang baik (merokok, alkoholik), infeksi, paparan
mendukung di antaranya laporan bahwa pada darah maternal dan plasenta terjadi
cedera oksidatif pada lemak, protein, dan DNA, penurunan kapasitas antioksidan
oksidatif ringan. Terlepas dari adanya sistem antioksidan seperti GPX, SOD dan
CAT, serta kofaktor glutathione dan sistein yang muncul sejak awal kehamilan
yang berperan memodifikasi oksidatif pada kadar rendah yang terjadi di jaringan
plasentasi yang abnormal akan berdampak pada timbulnya iskemia plasenta yang
Preeklampsia.3.
30
superficial dan kegagalan remodeling arteri spiralis pada placental bed kehamilan,
penurunan oksigenasi plasenta dan menurunnya aliran darah dalam IVS yang
Hal ini terjadi pada awal kehamilan 8-12 minggu, dimana sirkulasi aliran darah
oksigen unit fetal plasenta dan menyebabkan timbulnya keadaaan stres oksidatif
akut pada unit fetal plasenta diikuti oleh kegagalan invasi trofoblas dan penurunan
aliran darah IVS yang jika berlangsung dalam waktu yang panjang akan
plasenta yang mengakibatkan stres oksidatif pada plasenta dan desidua yang
kronis, dimana keadaan ini akan menyebabkan terjadinya disfungsi endotel dan
maternal masih terus berlanjut, namun telah jelas bahwa keadaan stres oksidatif,
baik di plasenta dan sirkulasi sistemik ibu, merupakan komponen penting dari
terhadap pelepasan molekul pro-oksidan menjadi kunci yang penting. Hal ini
telah memiliki penyakit yang berhubungan dengan stres oksidatif, seperti obesitas,
31
menyerang sistemik tubuh manusia, radikal bebas juga berasal sumber eksogen
yang meliputi radiasi ionisasi, sinar ultraviolet, merokok, serta polusi udara yang
terus dilakukan oleh para peneliti. Preeklampsia juga dihubungkan dengan lesi
pathologis yang nyata dari arteriol desidua yang dikenal dengan aterosis akut,
yang secara nyata menyerupai lesi arterosklerosis arteri koronaria, yang keduanya
32
pembuluh darah ini tampak serupa dengan proses arterogenik pada arteri karotis,
Kadar lipid peroksida yang terbentuk saat asam lemak tidak jenuh bereaksi
dengan radikal bebas pada kehamilan normal akan meningkat dibandingkan pada
keadaan tidak hamil. Ini menunjukkan pada keadaan kehamilan normal terjadi
keadaan stres oksidatif ringan. Namun pada preeklampsia terjadi kenaikan kadar
lipid peroksida yang lebih tinggi yang berperan penting pada timbulnya sindroma
plasenta dan penurunan aliran darah utero plasenta yang dapat menyebabkan
platelet dan perlekatan platelet pada sel endotel dan berperan dalam pembentukan
33
dan membentuk O2- serta hidrogen peroksida, yang kemudian diikuti timbulnya
reaksi inflamasi akut berupa peningkatan TNF, IL-1, IL-6, IL-8, IL-10, dan
fibronektin dan reseptor auto antibodi angiotensin II tipe 1 serta TX yang berperan
BAB III
RINGKASAN
endotel dan pada akhirnya mengakibatkan kerusakan fungsi organ vital tubuh dan
oksidan dan antioksidan, dimana terjadi produksi ROS yang berlebihan dan
melawan radikal bebas dalam mencegah terjadinya suatu keadaan stres oksidatif
dan mencegah preeklampsia adalah GPX, dimana kadarnya turun pada keadaan
untuk meredam radikal bebas dan mencegah stres oksidatif dengan meningkatkan
aktivitas status antioksidan enzimatik GPX, tetapi hal ini diduga tetap tidak
mampu secara efektif melawan proses radikal bebas yang jumlahnya lebih
banyak, akibatnya kadar GPX terus menurun dalam tubuh. Penurunan kadar GPX
Oleh karena itu dapat disimpulkan GPX berperan sangat penting dalam
GPX yang penting sebagai pencegahan stres oksidatif yang selanjutnya dapat
mencegah terjadinya preeklampsia, maka perlu pemerikasan kadar GPX pada ibu
hamil yang selanjutnya dapat digunakan sebagai indikator dan marker (penanda)
diketahui suatu kadar GPX pada ibu hamil maka kadar GPX tersebut dapat
dipakai sebagai dasar acuan kita untuk melakukan suatu upaya pencegahannya
suplemen GPX sebagai terapi pencegahan pasien ibu hamil dengan preeklampsia,
seimbangan status oksidan dan antioksidan, dan terhindar dari stres oksidatif yang
mengenai manfaat dan efek samping pemberian suplemen GPX pada ibu hamil
sehingga kita bisa dapat secara dini melakukan upaya pencegahan preeklampsia.
36
DAFTAR PUSTAKA
2010 ; 530-56.
11. Mistry, D.H. Wilson,V. Ramsay, M.M. Symonds, E.M . Pipkin, B.F. Reduced
(GPX) antara ibu hamil dengan preeklampsia dan ibu hamil normal. Fakultas
2007 ; 2: 543-549.
19. Coskun, A. Ozdemir, O.To Evaluate the Role of Lipid Profile in the
21. Burton, G.J. dan Jauniaux, E. Oxidative Stres. Best Practice & Research
24. Young, I.S. Woodside, J.V. Antioxidants in health and disease. In : J Clin
25. Wibowo. Peran radikal bebas dan antioksidan pada sejumlah penyakit.
26. Valko, M. Rhodes, C.J. Moncol, J. Izakovic, M., and Mazur, M. Free
27. Chen J dkk. Serum Antioxidant Vitamins and Blood Pressure in The United
30. Gupta,S. Agarwal, Sikka, S. The role of free radicals and antioxidants in
2006 ; 18:325332
32. Ruder, E.H. Hartman, T.J. Blumberg, J. Goldman, M.B. Oxidative Stres and
2008 ; 14(4):345-357.
37. Pappas, A.C. Zoidis, E. Surai, P.F. Zervas, G. Selenoproteins and Maternal
39. Merviel, P., Lourdel, E., Cabry, R., Boulard, V., Brzakowski, M., Demailly,
2009 ; 47:S25-S34.
41
Vol 57 : 598-618.