Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu ukur tanah adalah suatu ilmu yang mempelajari ukuran dan bentuk bumi dan
menyajikannya dalam bentuk tertentu. Ilmu ini berguna bagi pekerjaan perencanaan yang membutuhkan
data-data koordinat dan ketinggian titik lapangan Berdasarkan ketelitian pengukurannya. Ilmu ukur tanah
dianggap sebagai ilmu teknik dan seni yang meliputi semua metode untuk pengumpulan dan pemrosesan
informasi tentang permukaan bumi dan lingkungan fisik bumi.

Dalam praktikum ilmu ukur tanah ini mahasiswa akan berlatih melakukan pekerjaan-pekerjaan
survey, dengan demikian diharapkan mahasiswa dapat memahami semua aspek ilmu ukur tanah ini.

1.2. Tujuan

pengukuran ini bertujuan untuk:

1. Menentukan beda tinggi dari setiap titik pada permukaan tanah serta menentukan elevasi setiap
titik tersebut dari titik tetap yang telah di tetapkan.
2. Menemukan beda tinggi dan tinggi as jalan di setiap titik yang berbeda agar dapat
menggambarkan provil melintang.
3. Memahami cara menentukan beda tinggi.
4. Mengetahui bentuk permukaan tanah.

1.3. Langkah-Langkah Praktikum

Urutan-urutan pelaksanaan dari pengukuran waterpas adalah sebagi berikut:

Pengukuran waterpas memanjang:

1. Menentukan titik awal yang digunakan.


2. Memberi tanda pada titik awal tersebut dengan menggunakan patok yang di sediakan sebagai
titik A1.
3. Menetukan titik A yang berjarak 20 m di depan titik A1 dan A2 yang bejarak 20 m di depan titik A
dan seterusnya hingga titik terakhir yaitu D5 sejauh 160 m dari titik awal.
4. Mendirikan tripod tepat 20 m di depan patok P1 dan 20 m di belakan patok P2.
5. Tancapkan kaki tripod ketanah kemudian mengatur sekrup agar gelembung nivo terletak di
tengah-tengah yang membuat kedudukan waterpas rata di atas permukaan tanah.
6. Meletakan bak ukur di atas patok yang akan di tembak.
7. Setelah nivo di dalam keadaan seimbang ditembak dari titik A ke A1 dan seterusnya.
8. Kemudian BA, BT, BB dibaca oleh pengamat dan hasilnya di catat.
9. Setelah titik diukur, waterpas di pindahkan ke titik berikutnya antara A2 dan B3, selanjutnya di
catat kembali dan seterusnya hingga titik terakhir.

Pengukuan waterpas provfil memamjang:

1. Menentukan titik awal yang digunakan.


2. Memberi tanda pada titik awal tersebut dengan menggunakan patok yang disediakan sebagai
titik A1.
3. Menentukan titik A yang bejarak 20 m di depan titik A1 dan titik A2 yang berjarak 20 m di depan
titik A dan seterusnya hinnga titik terakhir yaitu titik D5 sejauh 160 m dari titik awal.
4. Mendirikan tripod tepat 20 m di depan patok A1 dan 20 m patok A2.
5. Tancapkan kaki tripod ke tanah kemudian mengatur sekrup agar gelembung nivo terletak di
temgah-tengah yan g membuat kekdudukan waterpas rata di atas permukaan tanah.
6. Meletakan bak ukur pada patok yang akan di tembak.
7. Setelah nivo dalam keadaan seimbang kemudian bidik dari titik A ke A1 dan seterusnya.
8. Setelah di bidik dari titik A ke A1 kemudian bak ukur dipindahkan beberapa meter daro A1 unruk
di ukur kembali dan di catat.
9. Kemudian BA, BT, BB dibaca oleh pengamat dan hasilnya di catat.
10. Setelah titik di ukur, waterpas dipindahkan ke titik berikutnya antara A2 dab A3, selanjutnya di
tembak dan dicatat kembali dan seterusnya hingga titik terakhir.

Pengukuran Waterpas Melintang dan Profil Melintang:

1. Waterpas didirikan diatas titik A


2. Tancapkan tripod ke tanah kemudian mengatur sekrup agar gelembung nivo terletak di tengah-
tengah yang membuat kedudukan waterpas rata dengan tanah.
3. Menentukan titik-titik yang akan ditetntukan ketinggianya lalu mengukur jarak titik-titik tersebut
dari waterpas. Titik-titik tersebut adalah titik 1, 2, & 3
4. Meletakan bak ukur pada patok yang akan di tembak dititik 1, 2 & 3.
5. Kemudian BA, BT, BB dibaca oleh pengamat dan hasilnya di catat masing-masing pada titik 1, 2 &
3.
1.4. Lolasi dan Waktu

Lokasi pengukuran dilingkungan Universitas Pattimura tepatya belakan Perpusatakan


Universitas Pattimura dimulai dari belakang perpstakaan Unifersitas Pattimura-ruas jalan depan
Tambak. Praktikum tanggal 1 April 2016 dimulai dari pukul 14.00-16.00 WIT

1.5. Tim Pengukur

Personil dan Pembagian Tugas

1. ASRI KAMARUZZAMAN PATTY (2015-73-022)(Pembaca rambu ukur)


2. BARCE A LAMLOY (2015-73-050)(pemasang patok)
3. INDAH ADIK SAFITRI (2015-73-065)(Pemeggang payung)
4. NOPRIANTY RAPHY (2015-73-001)(pemegang meteran)
5. VIRGIONE S SITANIA (2015-73-016)
6. WINDA H.F FADIRUBUN (2015-73-002)
7. YANET NITALESSY (2015-73-020)

1.6. Peralatan

Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran waterpass ini adalah sebagai berikut:

a. Statif (Kaki Tiga)

Statif (kaki tiga) berfungsi sebagai penyangga waterpass dengan ketiga kakinya dapat menyangga
penempatan alat yang pada masing-masing ujungnya runcing, agar masuk ke dalam tanah. Ketiga kaki
statif ini dapat diatur tinggi rendahnya sesuai dengan keadaan tanah tempat alat itu berdiri. Seperti
tampak pada gambar dibawah ini :

Gambar 1.2

Kaki tiga
b. Unting Unting

Unting-unting ini melekat dibawah penyetel kaki statif, unting-unting ini berfungsi sebagai tolak ukur
apakah waterpass tersebut sudah berada tepat di atas patok.

Gambar 1.3

Unting-unting

c. Rambu Ukur

Rambu ukur mempunyai bentuk penampang segi empat panjang yang berukuran 34 cm, lebar 10
cm, panjang 300 cm, bahkan ada yang panjangnya mencapai 500 cm. Ujung atas dan bawahnya diberi
sepatu besi. Bidang lebar dari bak ukur dilengkapi dengan ukuran milimeter dan diberi tanda pada bagian-
bagiannya dengan cat yang mencolok. Bak ukur diberi cat hitam dan merah dengan dasar putih,
maksudnya bila dilihat dari jauh tidak menjadi silau. Bak ukur ini berfungsi untuk pembacaan pengukuran
tinggi tiap patok utama secara detail.
Gambar 1.4

Rambu ukur/Bak ukur

d. Payung

Payung digunakan untuk melindungi pesawat dari sinar matahari langsung maupun hujan karena lensa
teropong pada pesawat sangat peka terhadap sinar matahari.

Gambar 1.5

Payung

e. Nivo

Di dalam nivo terdapat sumbu tabung berupa garis khayal memanjang menyinggung permukaan atas
tepat ditengah. Selain itu, dalam tabung nivo terdapat gelembung yang berfungsi sebagai medium
penunjuk bila nivo sudah tepat berada ditengah.
Gambar 1.6

Nivo kotak

f. Rol Meter

Rol meter terbuat dari fiberglass dengan panjang 30-50 m dan dilengkapi tangkai untuk mengukur jarak
antara patok yang satu dengan patok yang lain.

Gambar 1.7

Rol Meter
g. Patok

Patok ini terbuat dari kayu dan mempunyai penampang berbentuk lingkaran atau segi empat dengan
panjang kurang lebih 30-50 cm dan ujung bawahnya dibuat runcing, berfungsi sebagai suatu tanda di
lapangan untuk titik utama dalam pengukuran.

Gambar 1.8

Patok

h. Alat tulis

Alat penunjang lainnya seperti blangko data, kalkulator, alat tulis lainnya, yang dipakai untuk
memperlancar jalannya praktikum.
Gambar 1.9

Blangko data, Alat tulis dan Kalkulator


BAB II

TEORI WATERPASS

Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan beda tinggi antara dua titik atau lebih.
Pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya untuk mendapatkan data sebagai keperluan pemetaan,
perencanaan ataupun untuk pekerjaan konstruksi.

Hasil-hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk perencanaan jalan, jalan kereta api,
saluran, penentuan letak bangunan gedung yang didasarkan atas elevasi tanah yang ada, perhitungan
urugan dan galian tanah, penelitian terhadap saluran-saluran yang sudah ada, dan lain-lain.

Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu :

a. Garis vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi, yang umum dianggap sama dengan garis
unting-unting.
b. Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal pada setiap titik. Bidang
horisontal berbentuk melengkung mengikuti permukaan laut.
c. Datum adalah bidang yang digunakan sebagai bidang referensi untuk ketinggian, misalnya
permukaan laut rata-rata.
d. Elevasi adalah jarak vertikal (ketinggian) yang diukur terhadap bidang datum.
e. Banch Mark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui elevasinya terhadap datum yang
dipakai, untuk pedoman pengukuran elevasi daerah sekelilingnya.

Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu teropong horisontal. Bagian yang
membuat kedudukan menjadi horisontal adalah nivo, yang berbentuk tabung berisi cairan dengan
gelembung di dalamnya.

Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syarat-syarat sbb :

1. Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.


2. Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I.
3. Benang silang horisontal harus tegak lurus sumbu I.

Pada penggunaan alat ukur wateroass harus disertai dengan rambu ukur, yang terpenting dari rambu
ukur ini adalah pembagian skalnya harus benar-benar teliti dan harus mendapatkan hasil pengukuran
yang baik. Cara memegangnya pun harus benar-benar tegak (vertikal). Agar waterpass letaknya dapat
berdiri tegak di gunakan nivo.
Pada saat pembacaan rambu ukur harus selalu diperhatikan bahwa:

BT=(BA+BT)/2

Ket: BT = benang tengah waterpass


BA = benang atas waterpass
BB = benang bawah waterpass
Bila hal diatas ttidak terpenuhi maka kemungkinan salah pembacaan atau pembagian skala pada
rambu ukur tersebut tidak benar. Dalam praktikum ilmu ukur tanah ini ada 2 macam pengukuran
waterpass yang di laksanakan, yaitu :
1. Pengukuran waterpass memanjang.
2. Pengukuran waterpass melintang.

Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam praktikum

1. Pembacaan yang salah terhadap rambu ukur. Hal ini dapat disebabkan karena mata si pengamat
kabur, angka rambu ukur tidak jelas, rambu ukur krng tegag dan sebagainya.
2. Penempatan pesawat atau rambu ukur yang salah.
3. Pencatatan hasil pengamatan yang salah.
4. Menyentuh kaki tiga atau tripod sehingga kedudukan nivo berubah.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Data Prakrtikum


3.1.1 profil Memanjang

D(
TEMPAT TINGGI TINGGI
TITIK BA BT BB JARAK JARAK VISIR ELEVASI
ALAT PATOK ALAT
OPTIS )
A1 0.342 0.415 0.215 20
a1 0.353 0.523 0.475 5
A 1.24
A2 0.33 1 0.802 20
a2 0.34 1.131 1.082 5
A2 0.33 0.714 0.516 20
b1 0.331 0.919 0.87 5
B 1.25
b2 0.31 0.919 0.87 5
B3 0.34 1.004 0.805 20
c1 0.31 0.76 0.713 5
B3 0.348 0.582 0.383 20
C 1.7
c2 0.311 0.973 0.924 5
C4 0.342 1.145 0.945 20
C4 0.32 1.004 0.805 20
d1 0.312 1.01 0.962 5
D 1.29
D5 0.331 0.909 0.709 20
d2 0.322 0.871 0.822 5
3.1.2 Profil Melintang

ELEVASI
TEMPAT ALAT TITIK TINGGI PATOK BA BT BB JARAK TINGGI ALAT D ( JARAK OPTIS ) VISIR

G1 0.3 0.67 0.615 5.66


G2 0.351 0.585 0.5 8.65
G3 0.342 0.306 0.197 11.18
A 1.24
G4 0.32 1.107 1.064 4.39
G5 0.331 1.07 1.003 6.88
G6 0.341 1.102 1.018 8.36
I1 0.29 0.779 0.734 4.57
I2 0.35 0.621 0.557 6.55
I3 0.342 0.64 0.56 8.24
B 1.25
I4 0.342 1 0.909 2.61
I5 0.32 1.077 1.035 4.28
I6 0.344 1.175 1.118 5.76
N1 0.3 0.869 0.828 4.17
N2 0.343 0.758 0.697 6.17
N3 0.314 0.837 0.767 7.5
C 1.7
N4 0.32 0.734 0.706 2.81
N5 0.31 0.862 0.815 4.81
N6 0.312 0.906 0.843 6.44
O1 0.331 0.757 0.72 3.86
O2 0.322 0.723 0.671 5.3
O3 0.33 0.747 0.679 7.05
D 1.29
O4 0.344 1 0.955 4.67
O5 0.312 1.253 1.173 8.13
O6 0.322 1.254 1.156 9.76
3.3. PERHITUNGAN

3.3.1. Pengukuran Waterpass Profil Memanjang

ELEVASI AWAL : 100

BT (Benang Tengah) :
+
BT =

Tempat Alat A :
0,073+0,121
Titik A1 = = 0,027
2

0,017+0,122
Titik a1 = = 0,146
2

0.67+0,742
Titik a2 = = 0,571
2

0,791+0,742
Titik A2 = = 0,7665
2

Tempat Alat B :
0,384+0,186
Titik A2 = = 0,285
2

0,588+0,186
Titik b1 = = 0,5635
2

0,609+0,56
Titik b2 = = 0,5845
2

0,664+0,465
Titik B3 = = 0,5645
2

Tempat Alat C :
0,234+0,035
Titik B3 = = 0,1345
2

0,45+0,403
Titik c1 = = 0,4265
2

0,662+0,613
Titik c2 = = 0,6375
2

0,803+0,613
Titik C4 = = 0,703
2
Tempat Alat D :
0,648+0,485
Titik C4 = = 0,5845
2

0,698+0,65
Titik d1 = = 0,674
2

0,549+0,5
Titik d2 = = 0,5245
2

0,578+0,378
Titik D5 = = 0,478
2

D (Jarak Optis) :

D = (BA BB) 100

Tempat Alat A :

Titik A1 = (0,073 0,121) 100 = 20 m

Titik a1 = (0,17 0,122) 100 = 4,8 m

Titik a2 = (0,67 0,472) 100 = 19,8 m

Titik A2 = (0,791 0,742) 100 = 4,9 m

Tempat Alat B :

Titik A2 = (0,384 0,186) 100 = 19,8 m

Titik b1 = (0,588 0,539) 100 = 4,9 m

Titik b2 = (0,605 0,555) 100 = 4,9 m

Titik B3 = (0,664 0,465) 100 = 19,9 m

Tempat Alat C :

Titik B3 = (0,234 0,035) 100 = 4,7 m

Titik c1 = (0,45 0,403) 100 = 19,9 m

Titik c2 = (0,662 0,613) 100 = 4,9 m

Titik C4 = (0,803 0,613) 100 = 20 m


Tempat Alat D :

Titik C4 = (0,684 0,485) 100 = 19,8 m

Titik d1 = (0,698 0,65) 100 = 4,8 m

Titik d2 = (0,549 0,5) 100 = 4,9 m

Titik D5 = (0,578 0,378) 100 = 20 m

Visir :

Visir di titik A = Elevasi Awal + Tinggi Alat Titik A


= 100 + 1,24
= 101,24 m
Visir di titik B = Elevasi Akhir di Titik A + Tinggi Alat Titik B
= 100.669+ 1,25
= 101,919
Visir di titik C = Elevasi Akhir di Titik B + Tinggi Alat Titik C
= 101,3545 + 1,7
= 103,055
Visir di titik D = Elevasi Akhir di Titik C + Tinggi Alat Titik D
= 102,3515 + 1,29
= 103,64

Elevasi :

Elevasi = Visir BT (Benang Tengah)

Tempat Alat A :

Titik A1 = 101,24 0,027 = 101,213 m

Titik a1 = 101,24 0,146 = 101,675 m

Titik a2 = 101,24 0,7665 = 100,109 m

Titik A2 = 101,24 0,571 = 100,669 m


Tempat Alat B :

Titik A2 = 101,919 0,285 = 101,634 m

Titik b1 = 101,919 0,5635 = 101,3555 m

Titik b2 = 101,919 0,5845 = 101,3345 m

Titik B3 = 101,919 0,5645 = 101,3541 m

Tempat Alat C :

Titik B3 = 103,055 0,1345 = 102,92 m

Titik c1 = 103,055 0,4265 = 102,628 m

Titik c2 = 103,055 0,6375 = 102,417 m

Titik C4 = 103,055 0,703 = 102,3515 m

Tempat Alat D :

Titik C4 = 103,64 0,548 = 103,057 m

Titik d1 = 103,64 1,674 = 102,9675 m

Titik d2 = 103,64 0,478 = 103,1635 m

Titik D5 = 103,64 0,5245 = 103,117 m

3.3.2. Pengukuran Waterpass Profil Melintang

ELEVASI AWAL : 100

BT (Benang Tengah) :
+
BT =

Tempat Alat A :
0,37+0,315
Titik G1 = = 0,343
2

0,243+0,149
Titik G2 = = 0,192
2

0,036+0,145
Titik G3 = = 0,091
2

0,787+0,744
Titik G4 = = 0,766
2
0,739+0,672
Titik G5 = = 0,706
2

0,761+0,677
Titik G6 = = 0,719
2

Tempat Alat B :
0,489+0,444
Titik I1 = = 0,467
2

0,271+0,207
Titik I2 = = 0,239
2

0,298+0,218
Titik I3 = = 0,258
2

0,592+0,567
Titik I4 = = 0,58
2

0,757+0,715
Titik I5 = = 0,736
2

0,831+0,744
Titik I6 = = 0,803
2

Tempat Alat C :
0,569+0,528
Titik N1 = = 0,549
2

0,451+0,354
Titik N2 = = 0,358
2

0,532+0,453
Titik N3 = = 0,488
2

0,414+0,386
Titik N4 = = 0,4
2

0,552+0,505
Titik N5 = = 0,529
2

0,594+0,531
Titik N6 = = 0,563
2

Tempat Alat D :
0,426+0,389
Titik O1 = = 0,408
2

0,401+0,349
Titik O2 = = 0,375
2

0,417+0,349
Titik O3 = = 0,383
2
0,656+0,611
Titik O4 = = 0,634
2

0,941+0,861
Titik O5 = = 0,901
2

0,932+0,834
Titik O6 = = 0,883
2

D (Jarak Optis) :

D = (BA BB) 100

Tempat Alat A :

Titik G1 = (0,37 0,315) 100 = 5,66 m

Titik G2 = (0,234 0,149) 100 = 8,65 m

Titik G3 = (0,036 0,145) 100 = 11,18 m

Titik G4 = (0,787 0,744) 100 = 4,39 m

Titik G5 = (0,739 0,672) 100 = 6,88 m

Titik G6 = (0,761 0,677) 100 = 8,36 m

Tempat Alat B :

Titik I1 = (0,489 0,444) 100 = 4,57 m

Titik I2 = (0,271 0,207) 100 = 6,55 m

Titik I3 = (0,289 0,218) 100 = 8,24 m

Titik I4 = (0,592 0,567) 100 = 2,61 m

Titik I5 = (0,757 0,715) 100 = 4,28 m

Titik I6 = (0,831 0,744) 100 = 5,76 m

Tempat Alat C :

Titik N1 = (0,569 0,528) 100 = 4,17 m

Titik N2 = (0,451 0,354) 100 = 6,71 m

Titik N3 = (0,532 0,453) 100 = 7,5 m

Titik N4 = (0,414 0,386) 100 = 2,81 m


Titik N5 = (0,552 0,505) 100 = 4,81 m

Titik N6 = (0,594 0,531) 100 = 6,44 m

Tempat Alat D :

Titik O1 = (0,426 0,389) 100 = 3,86 m

Titik O2 = (0,401 0,349) 100 = 5,3 m

Titik O3 = (0,417 0,349) 100 = 7,05 m

Titik O4 = (0,656 0,611) 100 = 4,67 m

Titik O5 = (0,941 0,861) 100 = 8,13 m

Titik O6 = (0,932 0,834) 100 = 9,76 m

Visir :

Visir di titik A = Elevasi Awal + Tinggi Alat Titik A


= 100 + 1,24
= 101,24 m
Visir di titik B = Elevasi Akhir di Titik A + Tinggi Alat Titik B
= 100,669 + 1,25
= 101,919
Visir di titik C = Elevasi Akhir di Titik B + Tinggi Alat Titik C
= 101,3545 + 1,7
= 103,055
Visir di titik D = Elevasi Akhir di Titik C + Tinggi Alat Titik D
= 102,3515 + 1,29
= 103,64

Elevasi :

Elevasi = Visir BT (Benang Tengah)

Tempat Alat A :

Titik R1 = 101,24 0,343 = 100,8975 m

Titik R2 = 101,24 0,192 = 101,0485 m

Titik R3 = 101,24 0,091 = 101,1495 m

Titik R4 = 101,24 0,766 = 100,4745 m


Titik R5 = 101,24 0,706 = 100,5345 m

Titik R6 = 101,24 0,719 = 100,521 m

Tempat Alat B :

Titik S1 = 101,919 0,467 = 101,3045 m

Titik S2 = 101,919 0,239 = 101,532 m

Titik S3 = 101,919 0,258 = 101,513 m

Titik S4 = 101,919 0,58 = 100,1915 m

Titik S5 = 101,919 0,736 = 101,035 m

Titik S6 = 101,919 0,803 = 100,653 m

Tempat Alat C :

Titik T1 = 103,055 0,549 = 101,8045 m

Titik T2 = 103,055 0,385 = 101,9685 m

Titik T3 = 103,055 0,488 = 101,865 m

Titik T4 = 103,055 0,4 = 101,953 m

Titik T5 = 103,055 0,529 = 101,8245 m

Titik T6 = 103,055 0,563 = 101,7905 m

Tempat Alat D :

Titik U1 = 103,64 0,408 = 102,098 m

Titik U2 = 103,64 0,375 = 101,946 m

Titik U3 = 103,64 0,838 = 101,899 m

Titik U4 = 103,64 0,634 = 101,649 m

Titik U5 = 103,64 0,901 = 101,4165 m

Titik U6 = 103,64 0,883 = 101,276 m


3.4.TABULASI DATA PRAKTIKUM WATERPASS PROFIL MEMANJANG

TEMPAT ALAT TITIK TINGGI PATOK BA BT BB JARAK TINGGI ALAT D ( JARAK OPTIS ) VISIR ELEVASI

A1 0.342 0.415 0.027 0.215 20 20 101.213


a1 0.353 0.523 0.146 0.475 5 4.8 101.094
A 1.24 101.24
A2 0.33 1 0.571 0.802 20 19.8 100.669
a2 0.34 1.131 0.7665 1.082 5 4.9 100.109
A2 0.33 0.714 0.285 0.516 20 19.8 101.634
b1 0.331 0.919 0.5635 0.87 5 4.9 101.3555
B 1.25 101.919
b2 0.31 0.919 0.5845 0.87 5 4.9 101.3345
B3 0.34 1.004 0.5645 0.805 20 19.9 101.3545
c1 0.31 0.76 0.4265 0.713 5 4.7 102.628
B3 0.348 0.582 0.1345 0.383 20 19.9 102.92
C 1.7 103.0545
c2 0.311 0.973 0.6375 0.924 5 4.9 102.417
C4 0.342 1.145 0.703 0.945 20 20 102.3515
C4 0.32 1.004 0.5845 0.805 20 19.9 103.057
d1 0.312 1.01 0.674 0.962 5 4.8 102.9675
D 1.29 103.6415
D5 0.331 0.909 0.478 0.709 20 20 103.1635
d2 0.322 0.871 0.5245 0.822 5 4.9 103.117
3.5. TABULASI DATA PRAKTIKUM WATERPASS PROFIL MELINTANG

TEMPAT ALAT TITIK TINGGI PATOK BA BT BB JARAK TINGGI ALAT D ( JARAK OPTIS ) VISIR ELEVASI

G1 0.3 0.67 0.3425 0.615 5.66 5.5 100.8975


G2 0.351 0.585 0.1915 0.5 8.65 8.5 101.0485
G3 0.342 0.306 0.0905 0.197 11.18 10.9 101.1495
A 1.24 101.24
G4 0.32 1.107 0.7655 1.064 4.39 4.3 100.4745
G5 0.331 1.07 0.7055 1.003 6.88 6.7 100.5345
G6 0.341 1.102 0.719 1.018 8.36 8.4 100.521
I1 0.29 0.779 0.4665 0.734 4.57 4.5 101.3045
I2 0.35 0.621 0.239 0.557 6.55 6.4 101.532
I3 0.342 0.64 0.258 0.56 8.24 8 101.513
B 1.25 101.771
I4 0.342 1 0.5795 0.909 2.61 2.5 101.1915
I5 0.32 1.077 0.736 1.035 4.28 4.2 101.035
I6 0.344 1.175 0.8025 1.118 5.76 5.7 100.653
N1 0.3 0.869 0.5485 0.828 4.17 4.1 101.8045
N2 0.343 0.758 0.3845 0.697 6.17 6.1 101.9685
N3 0.314 0.837 0.488 0.767 7.5 7 101.865
C 1.7 102.353
N4 0.32 0.734 0.4 0.706 2.81 2.8 101.953
N5 0.31 0.862 0.5285 0.815 4.81 4.7 101.8245
N6 0.312 0.906 0.5625 0.843 6.44 6.3 101.7905
O1 0.331 0.757 0.4075 0.72 3.86 3.7 102.673
O2 0.322 0.723 0.375 0.671 5.3 5.2 102.7055
O3 0.33 0.747 0.383 0.679 7.05 6.8 102.6975
D 1.29 103.0805
O4 0.344 1 0.6335 0.955 4.67 4.5 102.447
O5 0.312 1.253 0.901 1.173 8.13 8 101.9075
O6 0.322 1.254 0.883 1.156 9.76 9.8 102.1975

4.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang kami lakukan maka dapat kami simpulkan bahwa :

Theodolit adalah alat ruang yang digunakan untuk mengukur sudut jurusan, jarak dan beda tinggi titik
di permukaan tanah.

Poligon adalah rangkaian garis khayal di atas permukaan bumi yang merupakan garis lurus yang
menghubungkan titik-titik dan merupakan suatu obyek pengukuran. Poligon juga biasa disebut sebagai
rangkaian segi banyak untuk pembuatan peta.
Untuk mendapatkan hasil yang benar maka hasil pengukuran sudut jurusan, jarak dan beda tinggi titik
harus mendapatkan koreksi dengan ketentuan tidak melebihi batas toleransi.

Untuk mendapatkan tinggi titik di permukaan tanah guna penggambaran peta kontur maka diperlukan
pengukuran beda tinggi pada poligon.
LAPORAN PRAKTIKUM WATERPASS

Disusun oleh : kel. 2

Ketua : VIRGIONE S SITANIA (2015-73-016)

Sek . : WINDA H.F FADIRUBUN (2015-73-002)

Anggota : BARCE A LAMLOY (2015-73-050)


INDAH ADIK SAFITRI (2015-73-065)

NOPRIANTY RAPHY (2015-73-001)

YANET NITALESSY (2015-73-020)

ASRI KAMARUZZAMAN PATTY (2015-73-022)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON 2016
DAFTAR ISI

Daftar isii

Bab I Pendahuluan.i

1.1.Latar Belakang.i

1.2.Tujuan Praktikum..i

1.3.Prosedur Pelaksanaan...i

1.4.Peralatan Praktikum...i

1.5.Lokasi dan Waktu..i

1.6.Tim Pengukuri

Bab II Tinjauan Pustakai

Bab III Pembahasan..i

3.1.Form data praktikum waterpass profil memanjang.i

3.2.Form data praktikum waterpass profil melintang.i

3.3.Data dan perhitungani

Bab IV Penutup..i

4.1.Kesimpulan..i

4.2.Saran.i

Anda mungkin juga menyukai