Hipertiroidisme adalah suatu kondisi klinis yang disebabkan oleh
peningkatan sintesis dan sekresi hormon oleh kelenjar tiroid yang mempengaruhi seluruh tubuh. Tirotoksikosis didefinisikan sebagai manifestasi klinis yang berkaitan dengan peningkatan kadar hormon tiroid.1 Hipertiroidisme merupakan salah satu penyakit gangguan kelenjar endokrin yang disebabkan karena peningkatan produksi hormone tiroid secara berlebihan oleh kelenjar tiroid. Penyakit ini ditemukan pada 2% wanita dan 0,2% pria di seluruh populasi dengan insiden munculnya kasus pertahun sebanyak dua puluh orang penderita tiap satu juta populasi.2 Hipertiroidisme relatif jarang terjadi pada anak-anak, kebanyakan disebabkan oleh penyakit graves. Perempuan lebih sering menderita Graves dibanding laki-laki, dengan perbandingan 3-6 : 1. Insiden semakin meningkat pada usia dewasa muda, dan paling banyak pada usia 10-15 tahun. Di USA prevalensi penyakit Graves pada orang dewasa diperkirakan 0,02%, dan 95% diantaranya sebagai penyebab terjadinya hipertiroidisme.3 Di Republik Indonesia, prevalensi hipertiroidisme berdiri di 6,9% data Riset Kesehatan Dasar terbaru Indonesia yang dilakukan pada tahun 2007 dengan tingkat TSH cut-off <0,55 mIU / L. Hasil pemeriksaan TSH pada Riskesdas tahun 2007 mendapatkan 12,8% laki-laki dan 14,7 perempuan memiliki kadar TSH rendah yang menunjukkan adanya kecurigaan hipertiroid. Namun menurut hasil Riskesdas 2013, hanya terdapat 0,4% penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun atau lebih yang berdasarkan wawancara mengakui terdiagnosis hipertiroid. Meskipun secara persentase kecil, namun secara kuantitas cukup besar. Jika tahun 2013 memiliki pendudu berusia 15 tahun sebanyak 176.689.336 jiwa maka terdapat lebih dari 700.000 orang terdiagnosis penyakit hipertiroid. Penyakit Graves (GD) tetap sebagai etiologi yang paling sering ditemui hipertiroidisme menyebabkan sekitar 60-80% dari semua kasus tirotoksikosis di seluruh dunia. Hal ini juga lebih sering ditemukan pada wanita dengan rasio perempuan terhadap
1 2
laki-laki yaitu 8 : 1 dan tampaknya memanifestasikan pada dekade ketiga dan
keempat kehidupan.1,4 Tanda-tanda dan gejala hipertiroidisme yang beragam dan sebagian besar ditentukan oleh usia subyek dan adanya gangguan organ sebelumnya. Pasien muda biasanya mengeluhkan gejala saraf simpatis yang berlebihan, seperti kecemasan, hiperaktif dan tremor, sedangkan orang tua umumnya mengeluhkan gejala kardiovaskular (kardiomiopati, aritmia) dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.1 Berbagai manifestasi klinik yang muncul akibat penyakit ini dapat mengganggu aktivitas pasien sehari-hari. Manifestasi klinik yang dirasakan pasien dapat berupa gangguan psikiatrik seperti rasa cemas berlebihan dan emosi yang mudah berubah, gangguan pencernaan berupa diare, hingga gangguan kardiovaskuler berupa takikardi dan palpitasi.5 Pembuatan referat ini dimaksudkan untuk menjabarkan lebih lanjut mengenai hipertiroid dan dikaitkan dengan temuan kasus yang didapatkan di rumah sakit.