PRODUKSI PRIMER
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
23030115130083
Dalam suatu ekosistem terdapat produsen yang merupakan tumbuhan hijau atau
mahluk hidup autotrof. Produsen memiliki peran penting karena dapat
mengkonversi cahaya matahari sebagai sumber energi untuk pemenuhan
kebutuhannya dan aliran kebutuhan sumber energi bagi lingkungannya.
Produktivitas primer adalah pengubahan energi cahaya oleh produsen atau
autotrof yang disimpan atau ditambat dalam waktu tertentu guna keberlangsungan
aliran energi pada suatu ekosistem. Produktivitas primer suatu ekosistem
hendaknya tidak dikelirukan dengan total biomassa dari jumlah autotrof
fotosintetik yg terdapat pada suatu waktu tertentu, yang disebut biomassa tanaman
tegakan (standing crop biomass). Menurut Campbell (2002), produktivitas primer
menunjukan jumlah energi cahaya yang diubah menjadi energi kima oleh autotrof
suatu ekosistem selama suatu periode waktu tertentu.
Produktivitas primer digolongkan menjadi produktivitas primer kasar
(GPP) yang merupakan hasil asimilasi total energi dan produktivitas primer bersih
(NPP) yang merupakan penyimpanan energi di dalam jaringan tubuh tumbuhan.
Tidak semua hasil produktivitas ini disimpan sebagai bahan organik pada tubuh
organisme produsen atau pada tumbuhan yang sedang tumbuh, karena organisme
tersebut menggunakan sebagian molekul tersebut sebagai bahan bakar organik
dalam respirasinya. Net Primary productivity (NPP) dapat dihitung dengan
mengurangkan jumlah gross primary productivity (GPP) dengan energi yang
digunakan untuk berespirasi. Menurut Brown et al. (2011), GPP dapat dihitung
dengan menjumlahkan NPP, respirasi tanaman dan total fluktuasi karbon yang
terjadi dibawah tanah.
Proses-proses dasar produktivitas merupakan faktor penentu yan
mempengaruhi produksi primer. Proses fotosintesis memanfaatkan sekitar 1-5%
keseluruan energi untuk mengubah energi kimia menjadi panas. Gula yang
dihasilkan dalam fotosintesis dapat dimanfaatkan dalam proses respirasi untuk
menghasilkan ATP dan dapat dikonpersi menjadi senyawa organik lain seperti
lignin, selulosa, lemak, dan protein. Estimasi potensi produktivitas primer
maksimum dapat diperoleh dari efisiensi potensial fotosintetis. Proses respirasi
umumnya menggunakan 10-75% dari keseluruhan karbohidrat yang tersedia,
bergantung dari jenis tanamannya.
Faktor lingkungan juga menjadi komponen utama dalam proses dasar
produktivitas. Faktor lingkungan dibagi menjadi faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal meliputi struktur dan komposisi komunitas, jenis dan
usia tumbuhan, serta peneduhan. Faktor eksternal cahaya, karbohidrat, air, nutrisi,
suhu, dan tanah.
Metode penentuan produktivitas primer dapat dilakukan dengan metode
penuaian, metode penentuan oksigen, metode penentuan karbondioksida, metode
radioaktif, dan metode penentuan klorofil. Pengukurannya dapat dilakukan
dengan beberapa metode seperti metode biomassa, metode penandaan dan
metode metabolisme. Penelitian produktivitas di Indonesia umumnya
menggunakan metode penandaan. Produktivitas yang diperoleh dari hasil
pengukuran ini bisa lebih kecil dari produktivitas yang sebenarnya karena tidak
memperhitungkan kehilangan seresah, pengaruh grazing hewan-hewan herbivore
yang memakan tumbuhan. Beberapa peneliti membagi biomassa atau
produktivitas menurut letaknya terhadap substrat yaitu biomassa di atas substrat
(meliputi batang, helaian dan pelepah daun) dan biomassa di bawah substrat
meliputi akar, dan rhizome (Gelong, 2016).
Gelong, E. S. 2016. Diversitas dan biomassa epifit pada lamun Enhalus acoroides
pada berbagai gradien eutrofikasi di kepulauan spermonde. Skripsi
Universitas Hasanuddin Makasar.
Brown, H. E. et al. 2011. Soil C/N influences the carbon flux and partitioning in
control and fertilized mini-plots of pinus radiata in New Zeland. Cienc. Inv.
Agr. Scielo. 2 (32) :277-289.