Anda di halaman 1dari 12

TUGAS AGAMA

KHULAFAUR RASYIDIN

Disusun oleh :
Nama : Yolanda Bunga Ramadhani
No : 36
Sekolah : SMP N 4 Klaten
1.ABU BAKAR AS SIDDIQ

Masa Pemerintahan

Nama lengkapnya adalah Abdullah Ibn Abi Quhafah al-Taimiy. Sebelum

masuk Islam ia bernama Abd. Al-Kabah, kemudian setelah ia memeluk Islam

nama tersebut diganti oleh Rasulullah dengan Abdullah yang Akrab dipanggil

dengan Abu Bakar. Ada pendapat yang mengatakan bahwa gelar tersebut

melekat sebagai nama penggilan karena beliau termasuk orang yang mula-mula

memeluk Islam.1[3] Sedangkan gelar ash-shiddiq merupakan julukan yang

diberikan kepadanya karena ia termasuk orang pertama membenarkan

peristiwa Isra Miraj Nabi pada saat sejumlah masyarakat Arab tidak

mempercayainya karena mengukur peristiwa tersebut dengan logika murni.2[4]

Abu Bakar dilahirkan pada tahun 573 M. (dua tahun setelah kelahiran

Rasulullah).3[5] Ia termasuk golongan orang yang memeluk Islam tanpa banyak


pertimbangan. Sebelum memeluk Islam, ia merupakan seorang saudagar kaya

yang mempunyai pengaruh yang cukup besar dikalangan bangsa Arab. Namun

setelah ia memeluk Islam, perhatiannya sepenuhnya dicurahkan kepada Islam

sehingga aktivitas perdagangan yang dilakukannya hanya sekedar memenuhi

kebutuhan sehari-hari.4[6]

Selain daripada itu, beliau juga dikenal sebagai orang yang jujur dan

dermawan serta senang beramal untuk kepentingan perjuangan Islam. Bukti

kedermawanan tersebut sebagaimana dilukiskan dalam sejarah bahwa ketika

Rasulullah SAW. Mempersiapkan pasukan menuju Tabuk, Abu Bakar

menyumbangkan semua harta yang dimilikinya dan tidak ada lagi yang

tersisa.5[7]

Ketika terjadi peristiwa hijrah, Abu Bakar merupakan sahabat yang setia

mengawal perjalanan Nabi hingga tiba di Madinah. Penderitaan yang dialaminya

dalam peristiwa tersebut serta ancaman maut yang mengintainya setiap saat

tidak pernah menyurutkan semangat kesetiaannya terhadap Nabi SAW. Dan


agama yang dibawanya. Demikian pula, Abu Bakar senantiasa ikut bertempur

dalam hampir semua peperangan bersama Rasulullah.6[8]

Sifat Sifat Yang di Miliki


- Bijaksana
- Tegas
- Beliau adalah seorang yang gagah berani.
- Beliau suka menolong orang miskin, memuliakan tamu

Program Kerja
- memerangi orang orang yg kluar dari islam(murtad)
- memerangi orang orang yg enggan membayar zakat.
- memerangi orang orang yg mengaku nabi(nabi palsu).

Hubungan Dengan Rasulullah


- Abu bakar adalah mertua Nabi Muhammad dan muhammad adalah
menantu Abu Bakar
- Sahabat rasulullah

Masa Hidup dan Meninggal


- Lahir pada tahun 573 M dari sebuah keluarga terhormat di Mekah 2
tahun 1 bulan setelah kelahiran Nabi Muhammad saw
- Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 atau 8 Jumadil
Awwal 13 H di Madinah pada usia 63 tahun. Beliau berwasiat agar
jenazahnya dimandikan oleh Asma` binti Umais, istri beliau.
Kemudian beliau dimakamkan di samping makam Rasulullah. Umar
menshalati jenazahnya diantara makam Rasulullah dan mimbar (ar-
Raudhah) . Sedangkan yang turun langsung ke dalam liang lahat
adalah putranya yang bernama Abdurrahman (bin Abi Bakar), Umar
bin Khattab, Ustman bin Affan, dan Thalhah bin Ubaidillah.

2.UMAR BIN KHATTAB


Umar bin Khattab dilahirkan 12 tahun setelah kelahiran Rasulullah. Ayahnya
bernama Khattab dan ibunya bernama Khatamah. Perawakannya tinggi besar
dan tegap dengan otot-otot yang menonjol dari kaki dan tangannya, jenggot
yang lebat dan berwajah tampan, serta warna kulitnya coklat kemerah-
merahan.

Beliau dibesarkan di dalam lingkungan Bani Adi, salah satu kaum dari suku
Quraisy. Beliau merupakan khalifah kedua di dalam Islam setelah Abu Bakar.
Nasabnya adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riyah bin
Abdullah bin Qarth bin Razah bin Adiy bin Kaab bin Luay bin Ghalib. Nasab
beliau bertemu dengan nasab Rasulullah pada kakeknya Kaab. Antara beliau
dengan Rasulullah selisih 8 kakek. lbu beliau bernama Khatamah binti Hasyim
bin al Mughirah al Makhzumiyah. Rasulullah memberi beliau kunyah Abu Hafsh
(bapak Hafsh) karena Hafshah adalah anaknya yang paling tua dan memberi
laqab (julukan) al Faruq.
Kepemimpinan Umar bin Khattab

Keislaman beliau telah memberikan andil besar bagi perkembangan dan


kejayaan Islam. Beliau adalah pemimpin yang adil, bijaksana, tegas, disegani,
dan selalu memperhatikan urusan kaum muslimin. Pemimpin yang
menegakkan ketauhidan dan keimanan, merobohkan kesyirikan dan
kekufuran, menghidupkan sunnah dan mematikan bidah. Beliau adalah orang
yang paling baik dan paling berilmu tentang al Quran dan as Sunnah setelah
Abu Bakar.

Kepemimpinan Umar bin Khattab tak seorangpun yang dapat meragukannya.


Seorang tokoh besar setelah Rasulullah dan Abu Bakar. Pada masa
kepemimpinannya kekuasaan Islam bertambah luas. Beliau berhasil
menaklukkan Persia, Mesir, Syam, Irak, Burqah, Tripoli bagian barat,
Azerbaijan, Jurjan, Basrah, Kufah dan Kairo.

Dalam masa kepemimpinan sepuluh tahun Umar bin Khattab itulah,


penaklukan-penaklukan penting dilakukan Islam. Tak lama sesudah Umar bin
Khattab memegang tampuk kekuasaan sebagai khalifah, pasukan Islam
menduduki Suriah dan Palestina, yang kala itu menjadi bagian Kekaisaran
Byzantium. Dalam pertempuran Yarmuk (636 M), pasukan Islam berhasil
memukul habis kekuatan Byzantium. Damaskus jatuh pada tahun itu juga, dan
Darussalam menyerah dua tahun kemudian. Menjelang tahun 641 M, pasukan
Islam telah menguasai seluruh Palestina dan Suriah, dan terus menerjang maju
ke daerah yang kini bernama Turki. Tahun 639 M, pasukan Islam menyerbu
Mesir yang juga saat itu di bawah kekuasaan Byzantium. Dalam tempo tiga
tahun, penaklukan Mesir diselesaikan dengan sempurna.

Penyerangan Islam terhadap Irak yang saat itu berada di bawah kekuasaan
Kekaisaran Persia telah mulai bahkan sebelum Umar bin Khattab naik jadi
khalifah. Kunci kemenangan Islam terletak pada pertempuran Qadisiya tahun
637 M, terjadi di masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Menjelang tahun 641
M, seseluruh Irak sudah berada di bawah pengawasan Islam. Dan bukan hanya
itu, pasukan Islam bahkan menyerbu langsung Persia dan dalam pertempuran
Nehavend (642 M), mereka secara menentukan mengalahkan sisa terakhir
kekuatan Persia. Menjelang wafatnya Umar bin Khattab di tahun 644 M,
sebagian besar daerah barat Iran sudah terkuasai sepenuhnya. Gerakan ini
tidak berhenti tatkala Umar bin Khattab wafat. Di bagian timur mereka dengan
cepat menaklukkan Persia dan bagian barat mereka mendesak terus dengan
pasukan menyeberang Afrika Utara.

Selain pemberani, Umar bin Khattab juga seorang yang cerdas. Dalam masalah
ilmu diriwayatkan oleh Al Hakim dan Thabrani dari Ibnu Masud berkata,
Seandainya ilmu Umar bin Khattab diletakkan pada tepi timbangan yang satu
dan ilmu seluruh penghuni bumi diletakkan pada tepi timbangan yang lain,
niscaya ilmu Umar bin Khattab lebih berat dibandingkan ilmu mereka.
Mayoritas sahabat pun berpendapat bahwa Umar bin Khattab menguasai 9
dari 10 ilmu. Dengan kecerdasannya beliau menelurkan konsep-konsep baru,
seperti menghimpun Al Quran dalam bentuk mushaf, menetapkan tahun
Hijriyah sebagai kalender umat Islam, membentuk kas negara (Baitul Maal),
menyatukan orang-orang yang melakukan shalat sunah Tarawih dengan satu
imam, menciptakan lembaga peradilan, membentuk lembaga perkantoran,
membangun balai pengobatan, membangun tempat penginapan,
memanfaatkan kapal laut untuk perdagangan, menetapkan hukuman cambuk
bagi peminum khamr (minuman keras) sebanyak 80 kali cambuk, mencetak
mata uang dirham, audit bagi para pejabat serta pegawai dan juga konsep yang
lainnya.

Namun dengan begitu beliau tidaklah menjadi congkak dan tinggi hati. Justru
beliau seorang pemimpin yang zuhud dan wara. Beliau berusaha untuk
mengetahui dan memenuhi kebutuhan rakyatnya. Dalam satu riwayat Qatadah
berkata, Pada suatu hari Umar bin Khattab memakai jubah yang terbuat dari
bulu domba yang sebagiannnya dipenuhi dengan tambalan dari kulit, padahal
waktu itu beliau adalah seorang khalifah, sambil memikul jagung ia lantas
berjalan mendatangi pasar untuk menjamu orang-orang. Abdullah, puteranya
berkata, Umar bin Khattab berkata, Seandainya ada anak kambing yang mati
di tepian sungai Eufrat, maka umar merasa takut diminta pertanggung jawaban
oleh Allah.

Beliaulah yang lebih dahulu lapar dan yang paling terakhir kenyang. Beliau
berjanji tidak akan makan minyak Samin dan daging hingga seluruh kaum
muslimin kenyang memakannya.

Tidak diragukan lagi, khalifah Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang
arif, bijaksana dan adil dalam mengendalikan roda pemerintahan. Bahkan ia
rela keluarganya hidup dalam serba kekurangan demi menjaga kepercayaan
masyarakat kepadanya tentang pengelolaan kekayaan negara. Bahkan Umar
bin Khattab sering terlambat salat Jumat hanya menunggu bajunya kering,
karena dia hanya mempunyai dua baju.

Kebijaksanaan dan keadilan Umar bin Khattab ini dilandasi oleh kekuatirannya
terhadap rasa tanggung jawabnya kepada Allah. Sehingga jauh-jauh hari Umar
bin Khattab sudah mempersiapkan penggantinya jika kelak dia wafat. Sebelum
wafat, Umar berwasiat agar urusan khilafah dan pimpinan pemerintahan,
dimusyawarahkan oleh enam orang yang telah mendapat ridha Allah dan
Rasulullah. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Thalhah bin
Ubaidilah, Zubair binl Awwam, Saad bin Abi Waqqash, dan Abdurrahman bin
Auf. Umar menolak menetapkan salah seorang dari mereka dengan berkata,
Aku tidak mau bertanggung jawab selagi hidup sesudah mati. Kalau Allah
menghendaki kebaikan bagi kalian, maka Allah akan melahirkannya atas
kebaikan mereka (keenam orang itu) sebagaimana telah ditimbulkan kebaikan
bagi kamu oleh Nabimu.
Wafatnya Umar bin Khattab

Pada hari Rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H Umar Bin Kattab wafat. Beliau
ditikam ketika sedang melakukan shalat Subuh oleh seorang Majusi yang
bernama Abu Luluah (al Fairus dari Persia), budak milik al Mughirah bin
Syubah diduga ia mendapat perintah dari kalangan Majusi. Umar bin Khattab
dimakamkan di samping Rasulullah dan Abu Bakar, beliau wafat dalam usia 63
tahun.

3.USTMAN BIN AFFAN


Utsman adalah khalifah ketiga yang memerintah dari tahun 644 (umur 6970
tahun) hingga 656 (selama 1112 tahun). Selain itu sahabat nabi yang satu ini
memiliki sifat yang sangat pemalu.

Utsman bin Affan adalah sahabat nabi dan juga khalifah ketiga dalam Khulafaur
Rasyidin. ia dikenal sebagai pedagang kaya raya dan ekonomi yang handal
namun sangat dermawan. Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada
umat Islam di awal dakwah Islam. Ia mendapat julukan Dzun Nurain yang
berarti yang memiliki dua cahaya. Julukan ini didapat karena Utsman telah
menikahi puteri kedua dan ketiga dari Rasullah yaitu Ruqayah dan Ummu
Kaltsum.

Usman bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah. Nama
ibunya adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. ia masuk Islam atas ajakan Abu
Bakar dan termasuk golongan As-Sabiqun al-Awwalun (golongan yang
pertama-tama masuk Islam). Rasulullah sendiri menggambarkan Utsman bin
Affan sebagai pribadi yang paling jujur dan rendah hati di antara kaum
muslimin. Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Aisyah bertanya kepada
Rasulullah , "Abu Bakar masuk tetapi engkau biasa saja dan tidak memberi
perhatian khusus, lalu Umar masuk engkau pun biasa saja dan tidak memberi
perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman masuk engkau terus duduk dan
membetulkan pakaian, mengapa?" Rasullullah menjawab, Apakah aku tidak
malu terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?

Pada saat seruan hijrah pertama oleh Rasullullah ke Habbasyiah karena


meningkatnya tekanan kaum Quraisy terhadap umat Islam, Utsman bersama
istri dan kaum muslimin lainnya memenuhi seruan tersebut dan hijrah ke
Habasyiah hingga tekanan dari kaum Quraisy reda. Tak lama tinggal di Mekah,
Utsman mengikuti Nabi Muhammad untuk hijrah ke Madinah. Pada
peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu
Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan nabi untuk menegaskan bahwa
rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Ka'bah, lalu segera kembali
ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.

Pada saat Perang Dzatirriqa dan Perang Ghatfahan berkecamuk, dimana


Rasullullah memimpin perang, Utsman dipercaya menjabat walikota
Madinah. Saat Perang Tabuk, Utsman mendermakan 950 ekor unta dan 70 ekor
kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang Tabuk, nilainya
sama dengan sepertiga biaya perang tersebut. Utsman bin Affan juga
menunjukkan kedermawanannya tatkala membeli mata air yang bernama
Rumah dari seorang lelaki suku Ghifar seharga 35.000 dirham. Mata air itu ia
wakafkan untuk kepentingan rakyat umum. Pada masa pemerintahan Abu
Bakar, Utsman juga pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1000
unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering.

Setelah wafatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua, diadakanlah


musyawarah untuk memilih khalifah selanjutnya. Ada enam orang kandidat
khalifah yang diusulkan yaitu Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdul
Rahman bin Auf, Saad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin
Ubaidillah. Selanjutnya Abdul Rahman bin Auff, Saad bin Abi Waqas, Zubair
bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri hingga hanya
Utsman dan Ali yang tertinggal. Suara masyarakat pada saat itu cenderung
memilih Utsman menjadi khalifah ketiga. Maka diangkatlah Utsman yang
berumur 70 tahun menjadi khalifah ketiga dan yang tertua, serta yang pertama
dipilih dari beberapa calon. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram 24 H.
Utsman menjadi khalifah di saat pemerintah Islam telah betul-betul mapan dan
terstruktur.

Ia adalah khalifah kali pertama yang melakukan perluasan Masjid al-Haram


Mekkah dan Masjid Nabawi Madinah karena semakin ramai umat Islam yang
menjalankan rukun Islam kelima (haji). Ia mencetuskan ide polisi keamanan
bagi rakyatnya; membuat bangunan khusus untuk mahkamah dan mengadili
perkara yang sebelumnya dilakukan di masjid; membangun pertanian,
menaklukan beberapa daerah kecil yang berada disekitar perbatasan seperti
Syiria, Afrika Utara, Persia, Khurasan, Palestina, Siprus, Rodhes, dan juga
membentuk angkatan laut yang kuat. Jasanya yang paling besar adalah saat
mengeluarkan kebijakan untuk mengumpulkan Al-Quran dalam satu mushaf.

Selama masa jabatannya, Utsman banyak mengganti gubernur wilayah yang


tidak cocok atau kurang cakap dan menggantikaannya dengan orang-orang yang
lebih kredibel. Namun hal ini banyak membuat sakit hati pejabat yang
diturunkan sehingga mereka bersekongkol untuk membunuh khalifah.

Kematian

Khalifah Utsman kemudian dikepung oleh pemberontak selama 40 hari dimulai


dari bulan Ramadhan hingga Dzulhijah. Dia diberi 2 ulimatum oleh
pemberontak (Ghafiki dan Sudan), yaitu mengundurkan diri atau dibunuh.
Meski Utsman mempunyai kekuatan untuk menyingkirkan pemberontak,
namun ia berprinsip untuk tidak menumpahkan darah umat Islam. Utsman
akhirnya wafat sebagai syahid pada bulan Dzulhijah 35 H ketika para
pemberontak berhasil memasuki rumahnya dan membunuh Utsman saat
sedang membaca Al-Quran. Persis seperti apa yang disampaikan Rasullullah
perihal kematian Utsman yang syahid nantinya, peristiwa pembunuhan usman
berawal dari pengepungan rumah Utsman oleh para pemberontak selama 40
hari. Utsman wafat pada hari Jumat 18 Dzulhijjah 35 H.[2] Ia dimakamkan di
kuburan Baqi diMadinah

4.ALI BIN ABI THALIB


Ali bin Abi Thalib adalah orang yang paling awal memeluk agama Islam
(assabiqunal awwalun), sepupu Rasullullah Saw., dan juga khalifah terakhir
dalam kekhalifahan Kulafaur Rasyidin menurut pandangan Sunni. Namun bagi
Islam Syiah, Ali adalah khalifah pertama dan juga imam pertama dari 12 imam
Syiah. Ali dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13
Rajab. Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya
kenabian Muhammad, sekitar tahun 600 Masehi. Beliau bernama asli Haydar
bin Abu Thalib. Namun Rasullullah Saw. tidak menyukainya dan memanggilnya
Ali yang berarti memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah.

Ketika Rasullullah Saw. mulai menyebarkan Islam, Ali saat itu berusia 10 tahun.
Namun ia mempercayai Rasullullah Saw. dan menjadi orang yang pertama
masuk Islam dari golongan anak-anak. Masa remajanya banyak dihabiskan
untuk belajar bersama Rasullullah sehingga Ali tumbuh menjadi pemuda
cerdas, berani, dan bijak. Jika Rasullullah Saw. adalah gudang ilmu, maka Ali
ibarat kunci untuk membuka gudang tersebut.

Saat Rasullullah Saw. hijrah, beliau menggantikan Rasullullah tidur di tempat


tidurnya sehingga orang-orang Quraisy yang hendak membunuh Nabi
terpedaya. Setelah masa hijrah dan tinggal di Madinah, Ali dinikahkan Nabi
dengan putri kesayangannya Fatimah az-Zahra. Ali tidak hanya tumbuh
menjadi pemuda cerdas, namun juga berani dalam medan perang. Bersama
Dzulfikar, pedangnya, Ali banyak berjasa membawa kemenangan di berbagai
medan perang seperti Perang Badar, Perang Khandaq, dan Perang Khaibar.

Setelah wafatnya Rasullullah, timbul perselisihan perihal siapa yang akan


diangkat menjadi khalifah. Kaum Syiah percaya Nabi Muhammad telah
mempersiapkan Ali sebagai khalifah. Tetapi Ali dianggap terlalu muda untuk

menjabat sebagai khalifah. Pada akhirnya Abu Bakar yang diangkat menjadi
khalifah pertama. Setelah terbunuhnya Utsman bin Affan, keadaan politik
Islam menjadi kacau. Atas dasar tersebut, Zubair bin Awwam dan Talhah bin
Ubaidillah mendesak agar Ali segera menjadi khalifah. Ali kemudian dibaiat
beramai-ramai, menjadikannya khalifah pertama yang dibaiat secara luas.
Namun kegentingan politik membuat Ali harus memikul tugas yang berat
untuk menyelesaikannya.

Perang saudara pertama dalam Islam, Perang Siffin pecah diikuti dengan
merebaknya fitnah seputar kematian Utsman bin Affan membuat posisi Ali
sebagai khalifah menjadi sulit. Beliau meninggal di usia 63 tahun karena
pembunuhan oleh Abdrrahman bin Muljam, seseorang yang berasal dari
golongan Khawarij (pembangkang) saat mengimami shalat subuh di masjid
Kufah, pada tanggal 19 Ramadhan, dan Ali menghembuskan nafas terakhirnya
pada tanggal 21 Ramadhan tahun 40 Hijriyah. Ali dikuburkan secara rahasia di
Najaf, bahkan ada beberapa riwayat yang menyatakan bahwa ia dikubur di
tempat lain. Selanjutnya kursi kekhalifahan dipegang secara turun temurun
oleh keluarga Bani Umayyah dengan khalifah pertama Muawiyah. Dengan
demikian berakhirlah kekhalifahan Kulafaur Rasyidin.

Anda mungkin juga menyukai