Anda di halaman 1dari 9

1

Alat analisis yang digunakan adalah model perhitungan rasio keuangan


dengan cara menghubungkan antara akun-akun yang ada di laporan neraca dan
laporan laba rugi perusahaan. Dari macam-macamalatrasiokeuangan,
penulishanyamengambilbeberapaseperti yang dibawah ini:

1.1.1.1. Menghitung Rasio Likuiditas Perusahaan



a. Current Ratio =
+
b. Quick Ratio =

c. Net Working Capital =
1.1.1.2. Menghitung Rasio Solvabilitas Perushaan
+
a. Debt to Asset Ratio=
+
b. Debt Equity Ratio =
1.1.1.3. Menghitung Rasio Rentabilitas/ Profitabilitas Perusahaan

a. Gross profit margin=

b. Net profit margin=

c. Return On Investment =

d. Return On Equity =
1.1.1.4. Menghitung Rasio Aktivitas Perusahaan

a. Total assets turn over =

b. Fixed Aset Turnover =
c. Persediaan

1. Inventory turn over=

2. Lama Persediaan Mengendap=
d. Piutang

1. Receivable turn over=

2. Rata-rata umur piutang =
2

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1. Rasio Likuiditas


Rasio likuiditas yaitu rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya atau kewajiban yang
harus segera dipenuhi. Jika perusahaan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada
waktunya maka perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, sebaliknya jika perusahaan tidak
dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya, berarti perusahaan tersebut dalam
keadaan ilikuid. Adapun hasil perhitungan rasio likuiditas adalah sebagai berikut:

Tahun
No Rasio Likuiditas
2013 2012
1 Current Rasio/ Rasio Lancar 10,6 29,6
2 Quick Ratio 7,6 21,8
3 Net Working Capital 2,36 3,95

3.1.1. Rasio Lancar


Current ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk membayar utang jangka pendeknya yang harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
Semakin tinggi current ratio, semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.Current ratio pada PT HD FINANCE Tbk
pada tahun 2012 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Rp39,218,194
Current Ratio tahun 2012 = Rp 1,321,492
= 29.6
Rp34,794,780
Current Ratio tahun 2013 = Rp 3,259,948
= 10,6

3.1.2. Rasio Cepat


Quick ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk membayar utang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar selain
persediaan. Persediaan tidak diikutsertakan karena relatif sulit untuk dicairkan
menjadi kas. Quick ratio pada PT HD FINANCE Tbk tahun 2012 dan 2013 adalah
sebagai berikut:
Rp 20,952,119 + Rp 7,919,908
Quick Ratio tahun 2012 = = 21,8
Rp 1,321,492
Rp 14,745,591 + Rp10,353,464
Quick Ratio tahun 2013 = = 7,6
Rp 3,259,948
3

3.1.3. Net Working Capital


Net Working Capital atau modal kerja bersih merupakan rasio yang digunakan
untuk mengetahui rasio modal bersih terhadap hutang lancar. Net Working Capital
pada PT HD FINANCE Tbk tahun 2012 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Rp 39,218,194 Rp 7,919,908
Net Working Capitaltahun 2012= = 3,95 atau 395,2%
Rp 7,919,908
Rp 34,794,780 Rp 10,353,464
Net Working Capital tahun 2013= = 2,36 atau 236,1%
Rp 10,353,464
3.2. Rasio Solvabilitas
Solvabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva
perusahaan dibelanjai oleh utang. Suatu perusahaan yang solvabel berarti perusahaan
tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua utang-
utangnya, tetapi tidak dengan sendirinya berarti bahwa perusahaan tersebut likuid.
Sebaliknya perusahaan yang insolvabel (tidak solvabel) tidak dengan sendirinya berarti
bahwa perusahaan tersebut adalah juga likuid.

Tahun
No Rasio Solvabilitas
2013 2,012
1 Debt to Asset Ratio 0,86% 0,94%
2 Debt Equity Ratio 6,3% 5,9%

3.2.1. Debt to Asset Ratio


Debt to assets ratio merupakan rasio yang menunjukkan seberapa bagian dari
dana perusahaan yang berasal dari pinjaman. Semakin tinggi persentase yang dicapai
berarti semakin kecil pula jumlah aktiva yang digunakan untuk menjamin terbayarnya
hutang apabila perusahaan tersebut sewaktu-waktu dilikuidasi.

Rp 7,919,908 + Rp 7,166,973
Debt to Asset Ratiotahun 2012= = 0,0094 atau 0,94%
Rp 1,588,474,211
Rp 10,353,464 + Rp5,858,854
Debt to Asset Ratio tahun 2013= = 0,0086 atau 0,86%
Rp 1,869,407,413

3.2.2. Debt Equity Ratio


Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Rasio yang semakin tinggi
mengindikasikan kecilnya kemampuan modal sendiri dalam menutup keseluruhan
hutang. Sebaliknya bila rasio semakin menurun menunjukkan besarnya kemampuan
modal sendiri untuk menutup keseluruhan hutang. Secara sistematis rasio ini dapat
dituliskan sebagai berikut:
Rp7,919,908 + Rp7,166,973
Debt Equity Ratiotahun 2012 = = 0,059 atau 5,9%
Rp 255,338,944
Rp 10,353,464 + Rp 5,858,854
Debt Equity Ratiotahun 2013= = 0,063 atau 6,3%
Rp 272,503,792
4

3.3. Rasio Rentabilitas/ Profitabilitas


Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan
gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya.
Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan
investasi perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas.

Tahun
No Rasio Profitabilitas
2013 2012
1 Gross Profit Margin 93% 94%
2 Net Profit Margin 92% 85%
3 Return On Investment 0,91% 0,94%
4 Return On Equity 6,29% 5,88%

3.3.1. Gross Profit Margin


Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian
harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk
berproduksi secara efisien. Gross profit margin merupakan persentase laba kotor
dibandingkan dengan penjualan. Semakin besar raasio gross profit margin semakin
baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok
penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan penjualan, demikian pula
sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi
perusahaan.
Rp 314,732,233 Rp17,559,060
Gross profit margin tahun 2012 = = 0,94 atau 94%
Rp 314,732,233
Rp 296,754,268Rp 18,557,972
Gross profit margin tahun 2013 = = 0,93 atau 93%
Rp 296,754,268
.
3.3.2. Net Profit Margin
Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin
tinggi net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Net profit margin
dihitung dengan rumus:
Rp 15,020,377
Net profit margin tahun 2012 = Rp 17,559,060 = 0,85 atau 85%
Rp 17,164,848
Net profit margintahun 2013 = = 0,92 atau 92%
Rp 18,557,972

3.3.3. Return on Investment


Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak
dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan
5

jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini
semakin baik keadaan suatu perusahaan.
Rp 15,020,377
Return On Investment tahun 2012 = Rp = 0,0094 atau 0,94%
1,588,474,211
Rp 17,164,848
Return On Investment tahun 2013 = Rp1,869,407,413 = 0,009 atau 0,91%

3.3.4. Return on Equity


Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak
dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan
(income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa
maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam
perusahaan. Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah
perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari
investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham
perusahaan.
Rp15,020,377
Return On Equity tahun 2012 = Rp = 0,58 atau 5,88 %
255,338,944
Rp17,164,848
Return On Equity tahun 2013 = Rp = 0,06 atau 6,29 %
272,503,792
.
3.4. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam
memanfaatkan semua sumber daya yang ada. Semua rasio aktivitas ini melibatkan
perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio
aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan
dan berbagai unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainya.
Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin
besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan
lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.

Tahun
No Rasio Aktivitas
2013 2012
1 Total Asset Turnover 0,0091kali 0,0094 kali
2 Fixed Aset Turnover 0,35 kali 0,27 kali
3 Inventory
1. Inventory Turnover 7,61 kali 37,52 kali
2. Lama Persediaan Mengendap 47,96 hari 9,72 hari
4 Receivable
1. Receivable Turnover 0,47 kali 1,55 kali
2. Rata-Rata Penerimaan Piutang 766,5 hari 235,4 hari
6

3.4.1. Total Assets Turn Over (perputaran aktiva)


Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan total
aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputaran total
aktiva dalam satu periode tertentu. Total assets turn over merupakan rasio yang
menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan.
Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih
cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan
keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang
sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan
atau diperbesar.
Rp 15,020,377
Total assets turn over tahun 2012 = Rp = 0,0094kali
1,588,474,211
Rp 17,164,848
Total assets turn over tahun 2013 = Rp = 0,0091kali
1,869,407,413

3.4.2. Fixed Assets Turnover


Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Fixed
assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap
seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah
penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva
tetap. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.
Rp15,020,377
Fixed Aset Turnover tahun 2012 = = 0,27
Rp 53,974,028
RpRp 17,164,848
Fixed Aset Turnover tahun 2013 = = 0,35
Rp 49,014,039

3.4.3. Persediaan
1. Rasio perputaran persediaan (inventory turnover)
Inventory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam
persediaan berputar dalam suatu periode tertentu. Rasio perputaran persediaan
mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan
indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional, yang
memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada
persediaan.
Rp297,173,173
Inventory turnover tahun 2012 = = 37,52kali
Rp 7,919,908
Rp 278,196,296
Inventory turnover tahun 2013 = (Rp 7,919,908 + Rp 10,353,464)/2 = 7,61 kalI

2. Lama Persediaan Mengendap


7

Rasio ini berguna untuk mengetahui jangka waktu persediaan yang


mengendap di gudang perusahaan. Semakin cepat persediaan mengendap, maka
semakin likuid persediaan tersebut sehingga tidak ada aktiva menganggur terlalu
lama.
365
LPM tahun 2012 = 37,52 = 9,72 hari
365
LPM tahun 2013 = 7,61 = 47,96 hari

3.4.4. Piutang
1. Perputaran Piutang
Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungn yang erat
dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu
pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang
tersebut yaitu dengan membagi total penjualan kredit (neto) dengan piutang rata-
rata.
Makin tinggi rasio (turnover) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan
dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada over
investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin
karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada
perubahan dalam kebijak sanaan pemberian kredit.
Rp 17,559,060
Receivable turnover tahun 2012 = Rp 11,267,607 = 1,55 kali
Rp 18,557,972
Receivable turnover tahun 2013 = (Rp8,093,738 = 0,47
+ Rp 11,267,607)/2
2. Rata-rata penerimaan piutang
Rasio ini mengukur efisiensi pengolahan piutang perusahaan, serta
menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang atau
merubah piutang menjadi kas. Rata-rata umur piutang ini dihitung dengan
membandingkan jumlah piutang dengan penjualan perhari. Dimana penjualan
perhari yaitu penjualan dibagi 365 hari.
365
Rata-rata umur piutangtahun 2012 = 1,55 = 235,4 hari
365
Rata-rata umur piutang tahun 2013 = 0,47 = 766,5 hari
8

PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.1.1. Likuiditasperusahaan
Dapat disimpulkan bahwa perusahaan dari likuiditasnya mampu dalam
memenuhi hutang lancarnya dengan baik. Hal ini disebabkan besarnyajumlah aktiva
lancar perusahaan terutama dari kas, sehingga lebih mudahbagi perusahaan untuk
segera melunasi hutang-hutangnya. Dengan demikianPT Taisho Pharmaceutical
Indonesia Tbk dikatakan dalam keadaanlikuid.Dari
segiefisiensi,perusahaankurangefisienkarenarasiolikuiditassecarakeseluruhanmasihcu
kup tinggi bagi perusahaan yang juga menunjukan bahwa manajemen perusahaan
yang buruk dalam mengelola sumber likuiditasnya karena masih banyak aktiva
lancar yang banyak mengangur seperti kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan.
4.1.2. Rasio Solvabilitas Perushaan
Ditinjau dari faktor solvabilitas menunjukkan bahwa perusahaan dalam
keadaan solvabel, karena jumlah aktiva lebih besar daripada hutangnya, sehingga
perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka
panjang, apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
4.1.3. Rasio Rentabilitas/ Profitabilitas Perusahaan
Ditinjau dari faktor profitabilitas,
perusahaansudahberjalanefisiendalammenghasilkanlabakotormaupunlababersihkaren
a apabila dibandingkan dengan sukubungadepositoatauresikopasarsepertiSBI
rate,tingkatlabakotordanlababersihperusahaanlebihtinggi.
4.1.4. Rasio Aktivitas Perusahaan
Ditinjau dari faktor aktivitas perusahaan dalam memanfaatkan aktivaseperti
total asset dan asset tetap yang dimilikisudahefektif.
Namunditinjaudaripengelolaanpersediaan, perusahaan masih kurang efisien karena
perputaran persediaan yang singkat dan terlalu lamanya persediaan yang mengendap
digudang.Sedangkandarisegipengelolaanpiutangkinerja manajemen
perusahaandalam mengelola piutangnya kurangbaik,
karenaperputaranpiutangterlalusingkatsehinggasemakin lama
waktuuntukmenagihpiutangmenjadikas.

4.2. Saran
Sebaiknyaperusahaanmenjagarasiolikuiditasnya,
karenarasiolikuiditassecarakeseluruhancukuptinggi yang
berartiperusahaankurangefisiendalammengelola asset lancarnya.
Sebaiknya PT Taisho Pharmaceutical Indonesia meninjaupengelolaan
persediaandenganmemperhatikanperputaranpersediankarenaperputaranpersediaan yang
singkatakanmenyebabkanterlalulamanyapersediaanmengendapdigudangsehinggaakanmemerl
ukanbiaya yang lebihbanyakuntukmemeliharapersediaan.
Dengancaramengkonfersipersediaanmenjadipenjualansecepatmungkinmakaakanmeningkatka
9

nperputaranpersediaan, supaya likuiditas dan perputaran persediaan selama satu tahunvolume


penjualan semakinbesar yang bisa dihasilkan menjadi kas.
Dengan lebih memperhatikan tingkat rasio penagihan piutang
perusahaan,untukitubagian kredit dan penagihan yang dimilkiperusahaanharus bekerja
lebihefektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian
kredituntukdapatmeningkatkanperputaranpiutang,
sehinggalamanyawaktupenagihanpiutangmenjadikaslebihcepat.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi T.Ra. (2009). PENGERTIAN RENTABILITAS (EARNING). [Online]. Tersedia:


http://ahmaditra.blogspot.com/2009/10/pengertian-rentabilitas-earning.html. [20Oktober
2014].

Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: ANDI.

Fadhi. (2011). Analisis Laporan Keuangan. [Online]. Tersedia:


http://fadhilanalisis.blogspot.com/2011/10/analisis-laporan-keuangan.html. [20Oktober
2014].

Muchlisin Riadi. (2012). Rasio Aktivitas. [Online]. Tersedia:


http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-aktivitas.html. [20Oktober 2014].

Niasyahlalitha. (2012). RENTABILITAS DAN SOLVABITAS. [Online]. Tersedia:


http://niasyahlalitha.wordpress.com/2012/06/13/rentabilitas-dan-solvabitas/. [20Oktober
2014].

www.idx.co.id

Anda mungkin juga menyukai