Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO

Mariana: Tolongtolong.. anak saya butuh pertolongan (sambil masuk ke RS


meminta bantuan)

Perawat: Baik bu, saya akan membawa anak ibu ke ruang inap anak

Mariana: Bagaimana kondisi anak saya?

Perawat: Anak ibu mengalami penyakit GE/mencret

Dokter: Apa sudah kamu indikasi anak yang baru masuk ruang inap anak tadi?

Perawat: Sudah Dok, anak tersebut mengalami GE/mencret. Anak tersebut masih
berusia 34 hari

Dokter: Tolong dilakukan infus saja

Perawat: Baik Dok

Mahasiswa magang dan perawat

Perawat: Tolong injeksi obat Naritidin 50mg & Naufalgis 50mg ke pasien GE

Mahasiswa:Iya mbak (sambil mengambil obat yang akan diinjeksikan)

Jam 11 malam

(Seorang mahasiswa perawat yang sedang melakukan praktik masuk ke ruangan)

Mahasiswa: Permisi (sambil membuka pintu)

Mariana: Anak saya mau diberi apa itu sus? (dengan melihat obat yang dipegang
mahasiswa)

Mahasiswa: Saya akan mengijeksikan obat Naritidin 50mg & Naufalgis 50mg

Mariana: Itu intruksi dari dokter atau perawat sus?

Mahasiswa: Intruksi dari perawat, tapi perawat tersebut mendapat intruksi dari dokter

1
Mariana: Iya bu benar, obat ini untuk anak ibu (sambil menginjeksi obat ke infus)

Setelah beberapa menit pasien diinjeksi, pasien mengalami kejang-kejang, muntah-


muntah, gembung, dan lemas. Akhirnya Mariana mengkonfirmasi ulang perihal obat
dan melihat map tugas perawat.

Mariana: Bagaimana ini, kondisi anak saya semakin memburuk?

Mahasiswa: Mohon maaf bu biar saya cek lagi

Mariana: Mana map perawatnya, saya mau lihat. Barangkali kamu salah injeksi

Mahasiswa: Iya bu, akan saya ambilkan

Mariana: Ya cepat! (dengan nada marah)

Mahasiswa:Ini bu mapnya

Mariana: Di map ini tidak menunjukkan kalau obat ini untuk anak saya. Bagaimana
anda bisa melakukan ini, sama saja kamu sudah melakukan malpraktik karena
kesalahanmu yang fatal. Sekarang coba lihat keadaan anak saya!

Mahasiswa: Mohon maaf bu, saya tadi disuruh oleh perawat CM untuk melakukan
injeksi pada anak ibu

Mariana: Saya tidak terima anak saya diperlakukan seperti ini

Mahasiswa: Iya bu mohon maaf, saya benar-benar menyesal

Mariana: Coba temukan saya dengan perawat CM!

Mahasiswa: Baik bu, mari ikut dengan saya

Setelah bertemu dengan perwat CM

2
Mariana: Bagaimana tanggung jawab anda sebagai seorang perawat dengan menyuruh
mahaiswa praktik melakukan injeksi tanpa pengawasan perawat senior yang
berakibat fatal. (dengan nada marah)

Perawat CM: iya itu memang anjuran dari saya tetapi itu perintah dari dokter

Mariana: Saya tidak terima dengan perlakuan anda yang seperti ini, yang berakibat
fatal pada anak saya!. Saya akan menindak lanjuti kasus ini dan
melaporkan ke pihak yang berwajib.

Perawat CM: Silahkan kakak mau melaporkan kemana, saya siap!

Part 2 (konfirmasi pihak RSUD Langsa kepada wartawan atas tindakan yang telah
dilakukan oleh perawat)

Wartawan: Pak coba dijelaskan bagaima bisa terjadi tindakan dalam pemberian obat
kepada pasien yang bisa berakibat fatal?

Dr.dahniar: Baik, saya akan mengkonfirmasi kejadian tersebut.

Kemarin memang diinformasikan kepada perawat untuk memberikan obat


Naritidn 50mg & Naufalgis 50mg yang sudah ada dalam rencana
dr.Nursan, tetapi dr.Nursan belum menginstruksikan untuk memberikan
obat secepat itu. Seharusnya saat pemberian obat tersebut siswa yang
sedang melakukan praktik harus didampingi oleh perawat senior, jadi tidak
dibiarkan sendirian seperti itu. Kita juga sudah konsultasi dengan
dr.Nursan bahwa dosis yang diberikan itu sudah layak, bahkan efek
samping dari obat yang diberikan itu juga bisa untuk meredam rasa
gangguan pencernaan pasien.

Alhamdulillah kondisi pasien tersebut juga sudah mulai membaik, bahkan


penyakit GE/mencret yang dialami pasien sudah berkurang.

Selanjutnya terkait dengan perawat tersebut sudah diberikan teguran &


akan kita lakukan pembinaan serta diistirahatkan sementara dan untuk

3
mahasiswa yang sedang melakukan praktik itu akan kita kembalikan ke
kampusnya, apa sangsi yang diberikan itu tergantung dengan kampusnya.

Anda mungkin juga menyukai