Anda di halaman 1dari 6

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Malpraktik

Menurut Guwandi malpraktik adalah kelalaian dari seorang dokter atau perawat untuk
menerapkan tingkat keterampilan dan pengetahuannya didalam memberikan pelayanan
pengobatan dan perawatan terhadap seorang pasien yang lazim diterapkan dalam mengobati dan
merawat orang sakit atau terluka dilingkungan wilayah yang sama.
Menurut Vestal KW (1995) malpraktik adalah kegagalan seorang professional (misalnya dokter
dan perawat) untuk melakukan praktik sesuai standar profesi yang berlaku bagi seorang karena
memiliki keterampilan dan pendidikan.

Vestal, K.W. (1995) mengatakan bahwa untuk mengatakan secara pasti mal praktik, apabila
penggugat dapat menunjukan hal-hal dibawah ini :
1) Duty. Pada saat terjadinya cidera, terkait dengan kewajibannya yaitu, kewajiban
mempergunakan segala ilmu dan kepandaiannya untuk menyembuhkan atau setidaknya
meringankan beban penderita pasiennya berdasarkan standar profesi. Hubungan perawat-klien
menunjukan bhwa melakukan kewajiban berdasarkan standar keperawatan.
2) Breach of the Duty. Pelanggaran terjadi sehubungan dengan kewajibannya, artinya
menyimpang dari apa ang seharusnya dilakukan menurut standar profesi. Contoh : pelanggaran
yang terjadi terhadap antara pasien antara lain, kegagalan dalam memenuhi standar keperawatan
yang ditetapkan sebagai kebijakan rumah sakit.
3) Injury. Seseorang mengalami cidera (injury) atau kerusakan (damage) yang didapat dituntut
secara hukum, misalnya pasien mengalami cidera sebagai akiat pelanggaran. Keluhan nyeri,
adaya penderitya atau stress emosi dapat dipertimbangkan sebagai akibat cidera jika terkait
dengan cidera fisik.
4) Proximate caused. Pelanggaran terhadap kewajibannya meyeabkan atau terkait dengan cidera
yang dialami pasien. Misalnya, cidera yang terjadi secara langsung berhubungan dengan
pelanggaran terhadap kewajiban perawat terhadap pasien.
(Julianus,Akke.Hal.10)

Malpraktik adalah kelalaian yang dilakukan oleh seorang professional seperti perawat atau
dokter. ( Perry dan Potter, 2005 )

B Pedoman Untuk Mencegah Terjadinya Malpraktik

Venstal, K. W, (1995) memberikan pedoman untuk mencegah terjadinya mal praktik. Pedoman-
pedoman itu sebagai berikut :
1. Berikankan kasih sayang kepada pasien sebagaimana anda mengasihi diri sendiri. Layani
pasien dan keluarganya dengan jujur dan penuh rasa hormat.
perawat telah memberikan kasih sayang pada pasiennya, tetapi perawat melakukan tindakan
keperawatan tidak sesuai dengan standar. Sehingga malpraktik masih terjadi.
2. Gunakan pengetahuan keperawatan untuk menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat dan
laksanakan intervensi keperawatan yang diperlukan. Perawat mempunyai kewajiban menyusun
pengkajian dan melaksanakannya dengan benar.
perawat tidak teliti dan tidak hati-hati dalam melakukan tindakan keperawatan. Hal ini
mengakibatkan malpraktik masih terjadi.
3. Utamakan kepentingan pasien. Jika tim kesehatan lainnya ragu-ragu terhadap tindakan yang
akan dilakukan atau kurang merespon perubahan kondisi pasien, diskusikan bersama tim
keperawatan guna memberikan masukan yang diperlukan bagi tim kesehatan lainnya.
perawat terburu-buru dalam mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
keperawatan.Sehingga malpraktik masih terjadi.
4. Tanyakan saran atau pesan yang diberikan oleh dokter jika perintah tidak jelas, masalah itu
ditanyakan oleh pasien atau pasien menolak, tindakan yang meragukan atau tidak tepat
sehubungan dengan perubahan pada kondisi kesehatan pasien. Terima perintah dengan jelas dan
tertulis.
Perawat tidak melakukan kolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat pada pasien. Hal
ini merupakan salah satu penyebab malpraktik masih terjadi.
5. Tingkatkan kemampuan anda secara terus menerus sehingga up to date. Ikuti perkembangan
terbaru yang terjadi di lapangan dan bekerja berdasarkan pedoman yang berlaku.
sebenarnya, kemampuan perawat dalam melakukan tindakan keperawatan sudah baik. Namun,
belum sempurna dalam pelaksanaan tindakan keperawatannya.
6. Jangan melakukan tindakan yang belum dikuasai.
sebelum melakukan tindakan keperwatan pada klien, perawat harus mempersiapkan diri
terlebih dahulu.
7. Laksanakan asuhan keperwatan berdasarkan model proses keperawatan. Hindari kekurang
hati-hatian dalam memberikan asuhan keperawatan.
karena perawat tidak melaksanakan asuhan keperawatan dengan baik dan benar mengakibatkan
terjadinya malpraktik.
8. Catat rencana keperawatan respon pasien selama dalam asuahan keperawatan. Nyatakan
secara jelas dan lengkap. Catat sesegera mungkin fakta yang anda observasi secara jelas.
karena perawat tidak mencatat rencana keperawatan dan perawat juga tidak mencatat respon
klien setelah melakukan tindakan, sehingga mengakibatkan terjadinya malpraktik.
9. Lakukan konsultasi dengan anggota tim lainnya. Biasakan bekerja berdasarkan kebijakan
organisasi atau rumah sakit dan prosedur tindakan yang berlaku.
karena perawat tidak bekerja berdasarkan kebijakan organisasi atau rumah sakit dan tidak
bekerja berdasarkan prosedur tindakan yang berlaku, mengakibatkan terjadinya malpraktik.
10. Pelimpahan tugas secara bijaksana dan ketahui lingkup tugas masing-masing. Jangan pernah
menerima atau meminta orang lain menerima tanggung jawab yang tidak dapat anda tangani.
terkadang perawat melimpahkan tugas pada perawat lain tapi, tindakannya tidak jelas dan
perawat yang dilimpahkan tugas belum dapat melakukan tindakan keperawatan yang
dilimpahkan. Hal ini mengakibatkan terjadinya malpraktik.

C Pengertian Keperawatan anak.


Keyakinan yang diperoleh perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
anak yang berfokus pada keluarga
Artinya :
Sebagai perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan anak, harus mampu memfasilitasi
keluarga dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa pemberian tindakan
keperawatan langsung maupun pemberian pendidikan kesehatan pada anak. Arti Anak itu sendiri
yaitu seseorang yang usianya < 18 tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan
khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. (Alimul Aziz Hidayat. 2005.
Pengantar Keperawatan Anak I)

D Prinsip-prinsip Keperawatan Anak


Dalam menerapkan asuhan perawat harus memahami dan mengingat ada beberapa prinsip yang
berbeda dalam Asuhan Keperawatan Anak diantaranya:
1. Anak bukan miniatur (yang diperlakukan hanya sebagai mainan) orang dewasa tetapi sebagai
individu yang unik yang artinya tidak boleh menganggap anak dari ukuran fisik saja tetapi
mempunyai kemapuan dan kematangannya.
2. Anak mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangannya (sesuai dengan usia
tumbuh kembangnya) kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan Nutrisi, cairan, eliminasi, aktivitas,
istirahat tidur, selain itu anak juga membutuhkan kebutuhan psikologis, social, spiritual.
3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya penceghan penyakit dan meningkatkan
derajat kesehatan bukan hanya mengobati anak yang sakit tujuannya adalah untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian pada anak karena anak sebagai penerus bangsa.
4. Untuk mensejahterakan anak keperawatan selalu mengutamakan keperawatan anak. Anak
yang sejahtera berarti anak yang tidak merasakan gangguan psikologis seperti rasa cemas, takut,
maupun sejenisnya. Upaya unutk mensejahterakan anak, tidak terlepas dari perannya keluarga
juga.
5. Sebagai bagian dari keluarga anak harus dilibatkan dalam pelayanan keperawatan hali ini
harus disepakati antara keluarga, anak, dan tim kesehatan.
6. Tujuan keperawatan anak adalah untuk meningkatkan kematangan yang sehat bagi anak
sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual. Upaya kematangan pada anak adalah selalu
memperhatikan lingkungan baik secara internal maupun eksternal karena kematangan anak
sangat ditentukan dari lingkungan masyarakat.
7. Pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak akan berfokus pada ilmu
tumbuh kembang, sebab ilmu ini akan mempelajari Aspek kebutuhan anak.
(Alimul Aziz Hidayat. 2005. Pengantar Keperawatan Anak I)
E Perlindungan Bagi Anak
Florence Nightingale mengatakan bahwa rumah sakit tidak boleh membahayakan pasien.
Pernyataan ini sama pentingnya seperti di kala itu. Sementara pasien berada dalam rumah sakit,
tanggung jawab perawat terhadap pasien melibatkan pencegahan terhadap kecelakaan demikian
juga integritas professional, melaksanakan prosedur perawatan dengan ketermpilan dan
pengertian. (M.Sacharin,Rosa. 1996. hal 81)

F Hal - hal yang harus diperhatikan saat penyuntikan intravena :


1. Obat-obat yang diberikan harus berdasarkan program.
2. Sebelum menyiapkan obat suntikan, baca dengan teliti petunjuk pengobatan yang ada dalam
catatan medik oleh status kesehatan pasien.
3. Pada waktu menyiapkan obat, baca dengan teliti label / etiket dari tiap-tiap obat.
4. Perhatikan tekhnik septik dan aseptik
5. Spuit dan jarum suntik tidak boleh dipergunakan untuk menyuntik pasien lain sebelum
disterilkan.
6. Memotong ampul dengan gergaji ampul harus dilakukan secara hati-hati.
7. Pasien yang telah mendapat suntikan harus diawasi untuk beberapa saaat
8. bagi pasien berpenyakit meular melalui peredaran darah harus digunakan jarum dan spluit
khusus.
(Tim Departemen Kesehatan RI.1994)

G Perawat menggunakan lima benar pemberian obat untuk menjamin pemberian obat yang aman
:(Perry & Potter, 2005)
Benar obat
Benar dosis
Benar klien
Benar rute pemberian
Benar waktu

TINJAUAN KASUS

Di RSUD Nabire, seorang anak bernama Welly Yane Rian Maniawasi (11 tahun) meninggal
akibat disuntik dengan obat penenang (Diazepam) sebanyak 3 kali berturut-turut oleh perawat
yang bernama Dombing Brata. Tindakan tersebut dilakukan tanpa kolaborasi dan tanpa instruksi
dari dokter jaga. Akibat kelalaian tersebut , setelah disuntik tubuh Welly menjadi lemas, Welly
mengalami muntah berak dan muntah kuning. Hal ini terjadi karena sudah kelebihan dosis
penyuntikan dan efek samping dari obat tersebut. Tak berapa lama kemudian, Welly
menghembuskan nafas terkhirnya. 1 jam setelah meninggal, tubuh Welly berubah menjadi
kemerah-merahan. Di ujung jari Welly dan beberapa bagian tubuh tampak kebiru-biruan. Selain
itu, mayatnya terlihat keras seperti di formalin.
Tindakan perawat tersebut jika dikaitkan dengan teori malpraktik yang ada di dalam bab II
menunjukkan bahwa tindakan tersebut merupakan tindakan malpraktik karena tindakan yang
dilakukan tidak sesuai dengan standar profesi yang berlaku.

PEMBAHASAN

Menurut Guwandi malpraktik adalah kelalaian dari seorang dokter atau perawat untuk
menerapkan tingkat keterampilan dan pengetahuannya didalam memberikan pelayanan
pengobatan dan perawatan terhadap seorang pasien yang lazim diterapkan dalam mengobati dan
merawat orang sakit atau terluka dilingkungan wilayah yang sama. ( Julianus, Akke. 2002.
Malpraktik dalam Keperawatan ).
Berdasarkan tinjauan kasus diatas, kasus tersebut termasuk dalam malpraktik karena perawat
tersebut tidak menerapkan keterampilan dan pengetahuannya dalam memberikan perawatan,
tetapi perawat tersebut memberikan pengobatan tanpa berkolaborasi dengan dokter sehingga
menyebabkan over dosis pada pasien.
Seharusnya perawat tersebut melakukan tindakan sesuai dengan profesinya, bukan melakukan
tindakan invasif yang merupakan wewenang dokter, bila perawat ingin melakukan tindakan
memberikan obat seharusnya berkolaborasi dengan dokter. Bukan saja menganggap tugas
memberikan obat itu sebagai tindakan perawat. Seharusnya tindakan keperawatan hanyalah
mencakup tindakan kebutuhan dasar manusia dan ilmu yang dipelajari di keperawatan. Bila
perawat melakukan kesalahan, dikenakan pelanggaran-pelanggaran sebagai berikut :

1. Pelanggaran etika profesi


Pelanggaran ini sepenuhnya tanggung jawab organisasi profesi ( MKEK ) sebagai mana
tercantum pada pasal 26 dan 27 anggaran dasar PPNI. Sebagaimana halnya dokter perawat pun
merupakan tenaga kesehatan professional yang menghadapi banyak masalah moral atau etik
sepanjang melaksanakan praktek profesional. Beberapa masalah etik antara lain moral
unpreparedness, moral blindness. Amoralism, dan moral fanatism, masalah etik yang terjadi pada
tenaga keperawatan ( PPNI ) melalui MKEK.

2. Sanksi Administratif
Berdasarkan Keppres No. 56 tahun 1995 di bentuk Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan ( MDTK )
dalam rangka pemberian perlindungan yang seimbang dan obyektif kepada tenaga kesehatan dan
masyarakat penerima pelayanan kesehatan. MDTK bertugas meneliti dan menentukan ada atau
tidaknya kesalahan atau kelalaian dalam menerapkan standar profesi yang dilakukan tenaga
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Berdasarkan pemeriksaan MDTK, hasilnya
akan dilaporkan kepada pejabat kesehatan yang berwenang untuk diambil tindakan disiplin
terhadap tenaga kesehatan dengan memperhatikan Undang-Undang yang berlaku. Tindakan
sebagaimana yang dimaksud tidak mengurangi ketentuan pada pasal 54 ayat 1 dan 2 UU no 23
tahun 1992 tentang kesehatan, yang berbunyi sebagai berikut :
1. Sebagai tenaga kesehatan terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesehatan atau kelalaian
dalam melaksanakan proses dapat dikenakan tindakan disiplin
2. Penentuan ada atau tidaknya kesalahan atau kelalaian sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 di
tentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan ( MDTK ). Keanggotaan MDTK terdiri dari
unsur sarjana hukum, ahli kesehatan yang diwakili organisasi profesi di bidang kesehatan, ahli
agama, ahli psikologi, dan ahli sosiologi. Organisasi ini berada di tingkat pusat dan tingkat
profesi. Sejauh in sulawesi selatan belum terbentuk MDTK.

Dalam hal ini seharusnya perawat melakukan tindakan sebagai berikut:


1. Utamakan kepentingan pasien
2. Tanyakan saran atau pesan yang diberikan oleh dokter jika pesan tidak jelas
3. Jangan melakukan tindakan yang belum dikuasai.
4. Hindari kekurang hati-hatian dalam memberikan asuhan keperawatan.
5. Lakukan konsultasi dengan anggota tim lainnya.
6. Biasakan bekerja berdasarkan kebijakan organisasi atau rumah sakit dan prosedur tindakan
yang berlaku. (Venstal,1995)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Jadi, saatb perawat melakukan tindakan keperawatan harus sangat berhati-hati karena perawat
adalah seorang yang bekerja sebagai profesi yang professional sehingga harus dituntut bekerja
dan berpikir secara efektif, tepat, dan efesien. Hal ini dikarenakan perawat bekerja di lingkungan
yang membutuhkan bantuan baik secara biopsikososial dan spiritual.
Seperti dalam kasus diatas sangat jelas bahwa perawat dalam kasus itu melakukan tindakan
malpraktik keperawatan. Hal ini dapat kita ketahui dengan jelas setelah kita melihat pengertian
dalam bab 2. Tindakan perawat tersebut sangat sesuai dengan kriteria mal praktik karena perawat
tersebut ceroboh, tidak terampil, serta mempunyai pengetahuan yang dangkal (dalam tinjauan
kasus: perawat memberikan obat penenang tanpa kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain,
perawat memberikan dosis yang dimana dosis tersebut tidak dapat ditoleran oleh pasien karena
kurangnya pengetahuan). Mengapa perawat tersebut jelas masuk dalah kriteria malpraktik karena
didalam tinjauan teori diterangkan bahwa malpraktik adalah kelalaian dari perawat untuk
menerapkan tingkat keterampilan dan pengetahuannya didalam memberikan pelayanan
pengobatan dan perawatan terhadap seorang pasien yang lazim diterapkan dalam mengobati dan
merawat orang sakit atau terluka dilingkungan wilayah yang sama (Guwandi).

B. Saran
Diharapkan perawat dalam melakukan setiap tindakan harus berpikir secara kritis dan tidak
melakukan tindakan yang sesuai dengan keinginannya tapi harus berdasarkan prinsip SOP
(Standart Operating Procedur) yang ada di dalam rumah sakit, sehingga perawat tidak melakukan
tindakan malpraktik yang dapat merugikan pasien.

Anda mungkin juga menyukai