Anda di halaman 1dari 24

HIRARKI PERUNDANG-UNDANGAN DI

BIDANG SARANA DAN PRASARANA


KESEHATAN
Workshop
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
Rumah Sakit

HANAFI, ST, MT
REGULASI DI BIDANG SARANA DAN
PRASARANA KESEHATAN
UUD Thn 1945
UU No.36/2009 tentang Kesehatan.
UU No.44/2009 tentang Rumah Sakit.
Undang Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan lingkungan Hidup.
Undang Undang No.15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan.
Permenkes 147 tahun 2010 tentang Perizinan Rumah Sakit
Permenkes 340 tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang
PedomanTeknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1439/Menkes/SK/XI/2002 tentang Penggunaan Gas Medis Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit
Undang-Undang Dasar 1945
Pasal 28 H (Perubahan II 18 Agustus 2000)
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan

batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan


lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Pasal 34 (Perubahan II 18 Agustus 2000)
(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak.
UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009
Pasal 1
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

Pasal 5
Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, dan terjangkau.

Pasal 15
Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan lingkungan, tatanan,
fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi masyarakat untuk
mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya.
UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009
Pasal 1
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Pasal 5
Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, dan terjangkau.
Pasal 17
Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi,
edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan
memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Pasal 30
(1) Fasilitas pelayanan kesehatan, menurut jenis pelayanannya terdiri atas:
a. Pelayanan kesehatan perseorangan; dan
b. Pelayanan kesehatan masyarakat.
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
Pasal 7
(1) Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.

Pasal 8
(1) Persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) harus
memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan
tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan
penyelenggaraan Rumah Sakit.

Pasal 9
Persyaratan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) harus
memenuhi:
a. persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangunan gedung pada
umumnya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b. persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi,
kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan
dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak,
dan orang usia lanjut.
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
Pasal 10

(1) Bangunan Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 harus dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang paripurna, pendidikan dan pelatihan, serta
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

(2) Bangunan rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas ruang
dalam ayat (1) paling sedikit terdiri atas ruang:

a. rawat jalan;

b. ruang rawat inap;

c. ruang gawat darurat;

d. ruang operasi;

e. ruang tenaga kesehatan;

f. ruang radiologi;

g. ruang laboratorium;

h. ruang sterilisasi;

i. ruang farmasi;

j. ruang pendidikan dan latihan;


Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
k. ruang kantor dan administrasi;
l. ruang ibadah, ruang tunggu;
m. ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah
sakit;
n. ruang menyusui;
o. ruang mekanik;
p. ruang dapur;
q. laundry;
r. kamar jenazah;
s. taman;
t. pengolahan sampah; dan
u. pelataran parkir yang mencukupi.
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
Pasal 11
(1) Prasarana Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
dapat meliputi:
a. instalasi air;
b. instalasi mekanikal dan elektrikal;
c. instalasi gas medik;
d. instalasi uap;
e. instalasi pengelolaan limbah;
f. pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
g. petunjuk, standar dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan darurat;
h. instalasi tata udara;
i. sistem informasi dan komunikasi; dan
j. ambulan.
(2) Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan kesehatan kerja
penyelenggaraan Rumah Sakit
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
Pasal 11
(4) Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan oleh
petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya.
(5) Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didokumentasi dan
dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai prasarana Rumah Sakit
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (5)
diatur dengan Peraturan Menteri.
UU No.44 tentang Rumah Sakit
Pasal 7
(1) Rumah Sakit harus memenuhi
persyaratan lokasi,bangunan,
prasarana, sumber daya manusia,
kefarmasian, dan peralatan.
Pasal 8 tentang Lokasi
Pasal 9 tentang Bangunan
Pasal 11 tentang Prasarana
Pasal 16 tentang peralatan
Pasal 17
Rumah Sakit yang tidak memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal
10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, Pasal
14, Pasal 15, dan Pasal 16 tidak
diberikan izin mendirikan, dicabut atau
tidak diperpanjang izin operasional
Rumah Sakit.
Undang-Undang No.23 tahun 1997 tentang
Pengelolaan lingkungan Hidup

Pasal 43
(1) Barang siapa yang dengan melanggar ketentuan perundang-undangan yang
berlaku, sengaja melepaskan atau membuang zat, energi,dan/atau komponen lain
yang berbahaya atau beracun masuk di atas atau ke dalam tanah, ke dalam udara atau
ke dalam air permukaan,melakukan impor, ekspor, memperdagangkan,
mengangkut,menyimpan bahan tersebut, menjalankan instalasi yang
berbahaya,padahal mengetahui atau sangat beralasan untuk menduga bahwa
perbuatan tersebut dapat menimbulkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
hidup atau membahayakan kesehatan umum atau nyawa orang lain, diancam dengan
pidana penjara paling lama enam tahun dan denda paling banyak Rp300.000.000,00
(tiga ratusjuta rupiah).
Sarana prasarana
Tersedia dan berfungsinya sarana dan prasarana pada
rawat jalan, rawat inap, gawatdarurat, operasi/bedah,
tenaga kesehatan, radiologi, ruang laboratorium,
ruang sterilisasi, ruang farmasi, ruang pendidikan dan
latihan, ruang kantor dan administrasi,ruang ibadah,
ruang tunggu, ruang penyuluhan kesehatan
masyarakat rumah sakit;ruang menyusui, ruang
mekanik, ruang dapur, laundry, kamar jenazah,
taman,pengolahan sampah, dan pelataran parkir yang
mencukupi sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.
Permenkes 340 tahun 2010 tentang
Klasifikasi Rumah Sakit
Pasal 5
Klasifikasi Rumah Sakit Umum ditetapkan berdasarkan:
a. Pelayanan;
b. Sumber Daya Manusia;
c. Peralatan;
d. Sarana dan Prasarana; dan
e. Administrasi dan Manajemen.
Pasal 25
Klasifikasi Rumah Sakit Khusus ditetapkan berdasarkan:
a. Pelayanan;
b. Sumber Daya Manusia;
c. Peralatan;
d. Sarana dan Prasarana; dan
e. Administrasi dan Manajemen
Standar yang terkait
TAHUN PRODUK PERATURAN

1. PERMEN PU No. 19/PRT/M/2006 TTG PEDOMAN TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG TAHAN GEMPA

2006 2. PERMEN PU No. 29/PRT/M/2006 TTG PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG

3. PERMEN PU No. 30/PRT/M/2006 TTG PEDOMAN TEKNIS FASILITAS DAN AKSESIBILITAS PADA BG DAN LINGKUNGAN

4. PERMEN PU No. 05/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN TEKNIS RUSUNA BERTINGKAT TINGGI

5. PERMEN PU No. 06/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

6. PERMEN PU No. 24/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN TEKNIS IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN


2007
7. PERMEN PU No. 25/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI

8. PERMEN PU No. 26/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN TIM AHLI BANGUNAN GEDUNG

9. PERMEN PU No. 45/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

10. PERMEN PU No. 24/PRT/M/2008 TTG PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG

2008 11. PERMEN PU No. 25/PRT/M/2008 TTG RENCANA INDUK SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN KOTA

12. PERMEN PU No. 26/PRT/M/2008 TTG SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN

2009 13. PERMEN PU No. 20/PRT/M/2009 TTG MANAJEMEN PROTEKSI KEBAKARAN DI PERKOTAAN

14. PERMEN PU No. 16/PRT/M/2010 TTG PEDOMAN TEKNIS PEMERIKSAAN BERKALA BANGUNAN GEDUNG
PERPRES N0.73/2011 TTG PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
17
2010 15. PERMEN PU No. 17/PRT/M/2010 TTG PEDOMAN TEKNIS PENDATAAN BANGUNAN GEDUNG
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR:
45/PRT/M/2007 TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG
NEGARA

Pasal 4
(1) Setiap pembangunan Bangunan Gedung Negara yang
dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga harus mendapat
bantuan teknis berupa tenaga Pengelola Teknis dari
Departemen Pekerjaan Umum dalam rangka pembinaan
teknis.

(2) Untuk pelaksanaan pembangunan Bangunan Gedung Milik


Daerah yang biayanya bersumber dari APBD diatur dengan
Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota yang didasarkan pada
ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR:
45/PRT/M/2007 TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG
NEGARA

Pasal 6
(1) Pemerintah dalam penyelenggaraan pembangunan bangunan
gedung negara melakukan pembinaan teknis dan pengawasan
teknis kepada Pengguna Anggaran dan Penyedia Jasa Konstruksi.

(2) Pembinaan teknis dan pengawasan teknis bangunan gedung negara


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
Departemen Pekerjaan Umum cq Direktorat Penataan Bangunan
dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk tingkat
nasional dan wilayah DKI Jakarta; dan Dinas Pekerjaan
Umum/DinasTeknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam
pembinaan bangunan gedung untuk wilayah provinsi di luar DKI
Jakarta.
SNI Konstruksi Bangunan dan Gedung
No. Nomor SNI Jenis SNI Penjelasan

1 SNI 03-1726- Tata Cara Standar ini menetapkan ketentuan, perencanaan umum
2002 Perencanaan struktur gedung, perencanaan struktur gedung tak beraturan,
Ketahanan kinerja struktur gedung, pengaruh gempa pada struktur
Gempa Untuk bawal, pengaruh gempa pada unsur sekunder, unsur arsitektur
Rumah dan dan instalasi mesin listrik. Syarat-syarat perencana struktur
Gedung. gedung tahan gempa yang ditetapkan dalam standar ini tidak
berlaku untuk bangunan sebagai berikut: 1)gedung dengan
sistem struktur yang tidak umum atau yang masih
memerlukan pembuktian tentang kelayakannya; 2) gedung
dengan sistem isolasi landasan (hase isolation) untuk meredam
pengaruhi gempa terhadap struktur atas; 3) BangunanTeknik
Sipil seperti Jembatan, bangunan air, dinding, dan dermaga
pelabuhan, anjungan lepas pantai dan bangunan non gedung
lainnya; 4).Rumah tinggal satu tingkat dan gedung-gedung
non-teknis lainnya.
SNI Konstruksi Bangunan dan Gedung
No. Nomor SNI Jenis SNI Penjelasan

2 SNI 03-1728- Tata Cara Pelaksanaan Tata cara ini digunakan untuk memberikan
1989 Mendirikan Bangunan landasan dalam membuat peraturan-peraturan
Gedung mendirikan bangunan di masing-masing daerah,
dengan tujuan menyeragamkan bentuk dan isi
dari peraturan-peraturan bangunan yang akan
dipergunakan di seluruh kota-kota di Indonesia

3 SNI 03-1729- Tata Cara Perencanaan


2002 Bangunan Baja Untuk
Gedung
Tata cara ini digunakan untuk mengarahkan
terciptanya pekerjaan perencanaan dan
SNI Jaringan Listrik
No. Nomor SNI Jenis SNI

1 SNI 04-0225-2000 Persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL


2000)
2 SNI 04-3593-1994 Instalasi listrik bangunan. Bagian 2 : Prinsip dasar
SNI Genset
No. Nomor SNI Jenis SNI

1 SNI ISO 8528-1 Generator set arus bolak-balik dengan penggerak


mesin bakar internal sistem torak bolak-balik :
Penggunaan, Pengenal dan kinerja

2 SNI 04-0225-2000 Persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL


2000)
SNI Air
No. Nomor SNI Jenis SNI

1 SNI 05-2547-1991 Spesifikasi ini digunakan dalam menilai mutu


meter air yang digunakan untuk keperluan air
bersih.

2 SNI 03-2916-1992 Spesifikasi ini bertujuan memberikan persyaratan


teknis sumur gali sebagai sumber air baku untuk
air bersih yang terlindung dari pencemaran

Anda mungkin juga menyukai