TUBERKULOSIS PARU
Oleh :
Chris Riyandi Putra 06120123
Preseptor :
2.1 Definisi
Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis, sebagian besar kuman TB menyerang
paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.1
2.2 Epidemiologi
1. Tuberkulosis paru
2. Bekas tuberkulosis paru
3. Tuberkulosis paru tersangka, yang terbagi dalam :
a. Tuberkulosis paru tersangka yang diobati. Di sini sputum BTA (-),
tetapi tanda-tanda lain (+).
a. Status bakteriologi
b. Mikroskopik sputum BTA (langsung)
c. Biakan sputum BTA
d. Status radiologis, kelainan yang relevan untuk tuberkulosis paru
e. Status kemoterapi, riwayat pengobatan dengan obat anti
tuberkulosis.
Pada tahun 1991, WHO membagi TB dalam 4 kategori berdasarkan terapi, yaitu :
2.5 Patogenesis
1. Tuberkulosis Primer3
Sumber penularan adalah penderita TB BTA (+).Pada waktu batuk atau
bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan
dahak).Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu
kamar selama beberapa jam.Kuman ini akan masuk ke saluran pernapasan dan
2.8 Penatalaksanaan
Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu:
1. Tahap intensif3
Tahap awal intensif, dengan kegiatan bakterisid yang bertujuan
memusnahkan populasi kuman yang membelah dengan cepat. Pada tahap ini,
penderita menelan obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah
2. Tahap lanjutan3
Tahap lanjutan, dengan melalui kegiatan sterilisasi kuman pada
pengobatan jangka pendek atau kegiatan bakteriostatik pada pengobatan
konvensional. Pada tahap ini penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun
dalam jangka waktu yang lebih lama.
Panduan OAT disediakan dalam bentuk paket OAT- KDT &
kombipak dengan tujuan untuk memudahkan menjamin kelangsungan
(kontinuitas) pengobatan sampai selesai satu paket untuk satu penderita dalam
satu masa pengobatan.
Panduan OAT4
a. Kategori I (2HRZE/ 4H3R3)
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
Tabel 2.5
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
a. Nama/Kelamin/Umur : Tn. D/ Laki-laki / 35 tahun
b. Pekerjaan/pendidikan : Swasta/ Tamat SMA
c. Alamat : Jln. Pagang Raya, Simpang Kalumpang, Siteba.
5. Keluhan Utama
Pasien datang untuk berobat TB (injeksi streptomisin) ke Puskesmas
Nanggalo.
Pemeriksaan Khusus:
Keseimbangan: Romberg tes dipertajam (+)
8. Laboratorium :
- Telah dilakukan pemeriksaan BTA Sputum (29 Desember 2016)
dengan hasil (+).
Pemeriksaan Anjuran :
- BTA Sputum S-P-S (Sewaktu- Pagi- Sewaktu)pada bulan ketiga
pengobatan
- Pemeriksaan Rapid Tes
- Pemeriksaan MDR TB
- Pemeriksaan Asam Urat
11. Manajemen
a. Preventif :
- Jangan buang dahak sembarangan bila batuk, dahak sebaiknya
langsung dibuang ke lubang WC dan segera disiram, serta memakai
masker selama masih batuk untuk mencegah kontak.
- Menutup mulut ketika batuk atau bersin menggunakan tisu atau sapu
tangan.
- Menjaga sirkulasi udara tetap lancar serta menjaga pencahayaan rumah
tetap baik. Antara lain dengan membuka jendela supaya aliran udara
lebih lancar.
b. Promotif :
- Mengedukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menunjuk
seorang yang dipercaya sebagai Pengawas Minum Obat (PMO), dan
peranan PMO dalam memastikan pasien meminum obatnya
(menyukseskan pengobatan pasien),dan mengingatkan pasien untuk
kontrol rutin ke puskesmas, dan mengingatkan jadwal periksa dahak
pada waktu yang ditentukan.
- Meningkatkan daya tahan tubuh dengan diet seimbang dan olah raga
teratur 2-3x/ minggu selama 30 menit.
- Menganjurkan kepada anggota keluarga yang lain untuk turut serta
memeriksakan diri untuk deteksi dini. Pada anak, jika hasil
pemeriksaan TB negatif, maka dianjurkan untuk menggunakan INH
profilaksis untuk mencegah infeksi TB.
- Memberikan pengertian dan pengetahuan pada pasien maupun
keluarga mengenai penyakitnya bahwa penyakit ini merupakan
penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri.
- Memberikan edukasi pada pasien bahwa penyakitnya menular melalui
droplet dahak sehingga pasien harus berhati-hati saat akan membuang
dahak atau batuk.
- Mengedukasi pasien bahwa pengobatan yang dilakukan tidak boleh
terputus satu hari pun demi kesembuhan pasien.
- Mengedukasi pasien mengenai komplikasi yang mungkin terjadi jika
pasien tidak berobat seperti efusi pleura.
Resep 1 bulan
Pro : Tn. D
Umur : 35 tahun
Alamat : Pagang Raya
ANALISIS MASALAH
DATA KELUARGA
A. Identitas individu/keluarga
No Nama Jenis Usia Status Pendidikan Pekerjaan
Kelamin (tahun)
1 Doni Ichwan Laki-laki 35 Menikah SMA Wiraswasta
Pemeriksaan Fisik :
Status Generalis
Keadaan Umum : Tidak tampak sakit
Kesadaran : CMC
Nadi : 87x/ menit
Nafas : 21x/menit
Suhu : 37,20C
BB : 55 kg
TB : 155cm
Riwayat Imunisasi
BCG : 0 bulan
Polio : 2,3,4 bulan
DPT 2,3,4 bulan
Hepatitis B : 2,3,4 bulan
Campak : 9 bulan
Kesan : Imunisasi dasar lengkap.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : tidak tampak sakit Suhu : 36,50C
Kesadaran : CMC BB : 30 kg
Nadi : 80x/ menit TB : 126 cm
Nafas : 19x/menit Status Gizi : gizi baik
TD : 110/70 mmHg
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
pupil isokor, diameter 2 mm/ 2 mm, refleks cahaya
+/+
Scoring : 3
Perlu dilakukan pemeriksaan lainnya untuk menentukan apakah anak
pasien perlu dibelikan profilaks TB.
4. Perilaku individu/keluarga
- Perilaku hidup bersih cukup baik.
- Pengelolaan limbah rumah tangga kurang baik.
- Kepala keluarga sekarangtidak merokok lagi.
- Kebiasaan menggunakan NAPZA tidak ada.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : CMC
Nadi : 83 x / menit
Nafas : 22 x / menit
TD : 120/70 mm Hg
Suhu : 36.80C
BB : 45 kg
Paru
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : CMC
Nadi : 89 x / menit
Nafas : 21 x / menit
TD : 120/70 mm Hg
Suhu : 36.70C
BB : 45 kg
Paru
Inspeksi : simetris kiri = kanan
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, rh-/-, wh -/-
Jantung
Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi :
Kiri : 1 jari medial LMCS RIC V
Kanan : LSD
Atas : RIC II
Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-)
Status dermatologikus:
Lokasi : kedua lengan bagian ventral serta perut.
Distribusi : terlokalisir
Bentuk/susunan: tidak khas/susunan tidak khas
Batas : tidak tegas
Ukuran : milliar
Efloresensi : papul eritem dengan ekskoriasi.
Subjektif :
- Ada keluhan merah disertai gatal di perut dan kedua tangan.
- Keluhan pusing berputar dan kurang berasa di bibir dan ujung jari masih
ada.
- Pemeriksaan sputum ulang setelah pengobatan OAT selama 2 bulan.
Objektif :
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : CMC
Nadi : 86 x / menit
Nafas : 22 x / menit
TD : 120/80 mm Hg
Suhu : 36.70C
BB : 45 kg
Paru
Inspeksi : simetris kiri = kanan
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor
Assesment :
- TB Paru default dalam pengobatanOAT kategori 2
- Vertigo (BPPV)
- Neuropati perifer
- Dermatitis kontak iritan e.c. susp. bahan racun rumput (herbisida)
Plan :
- OAT Kategori 2
- Tab cetirizin 1 x 10 mg selama 5 hari
- Salf Hidrokortison 1% satu kali sehari, dioleskan pada kulit yang
kemerahan.
- Istri pasien dianjurkan untuk melakukan tes sputum SPS.