Anda di halaman 1dari 1

NAMA : Sintia Ainus Sofa

NIM : 15670013

Kesan dan Pesan :

Setelah mempelajari akhlak tasawuf saya megetahui keterikatan antara akhlak dan
tasawuf yakni bagaikan api dengan asapnya yang masing-masing tidak dapat berdiri sendiri,
keduanya mempunyai obyek kajian hati dan jiwa seseorang. Akhlak tasawuf atau akhlak dan
tasawuf ini timbul pada diri seseorang karena kesadaran dan keterpanggilan jiwa, yang
mungkin terjadi sebagai reaksi banyak hal : mungkin karena membaca dan melagukan Al-
quran, mungkin dari tafakur, semedi dan membaca beberapa hadits, atau mencontoh
perbuatan sahabat-sahabat utama dan pengaruh keadaan sekeliling. Sedangkan
maqamat berarti kedudukan hamba dalam pandangan Allah berdasarkan apa yang telah
diusahakan, baik melalui riyadhah, ibadah, maupun mujahadah. Jika maqam diperoleh
melalui usaha, akan tetapi hal bukan diperoleh melalui usaha, akan tetapi anugerah dan
rahmat dari Tuhan. Maqam sifatnya permanen, sedangkan hal sifatnya temporer sesuai
tingkatan maqamnya.
Kemudian dalam mata kuliah akhlak tasawuf juga membahas tentang takhali, tahalli, dan
tajalli. Manusia yang mampu mengkosongkan hatinya dari sifat-sifa tercela (takhali), dan
mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji (tahalli), segala perbuatan dan tindakanya sehari-
hari berdasarkan niat yang ikhlas. Ia ikhlas melakukan ibadah kepada Allah. Ikhlas
mengabdikan kepentingan agamanya, maka rangkaian pendidikan mental itu di sempurnakan
pada fase tajalli. Tajalli berarti terungkapnya nur gaib untuk hati. Apabila Tuhan telah
menembus hati hamba-Nya dengan nur-Nya. Pada tingkat ini hamba Allah itu bercahaya
terang benderang, dadanya terbuka luas dan lapang, terangkatlah tabir rahasia dalam
melakukan dengan karunia rahmat itu. Manfaat melakukan takhalli dan tahalli tajalli yakni
menghindari sifat buruk dan menghiasi diri dengan sifat mulia dapat mempererat silaturahim
dan persaudaraan antar-penganut agama Islam bahkan dengan non-Islam. Justru mungkin
itulah tujuan dari takhalli dan tahalli. Itulah yang menjadi inti dari pengamalan tasawuf, yaitu
menghindari segala larangan Allah SWT dan hal-hal yang tidak memperoleh cinta-Nya serta
menghiasi diri dengan akhlak mulia.
Ada empat tingkatan ilmu Islam yakni syariat, tarekat, hakikat dan makrifat. Syariat adalah
hukum dan aturan (Islam) yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat muslim. Selain berisi
hukum dan aturan, syariat berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini. Maka oleh
sebagian penganut Islam, syariat merupakan panduan menyeluruh dan sempurna seluruh
permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini. Tarekat berasal dari kata thariqah
yang artinya jalan. Jalan yang dimaksud di sini adalah jalan untuk menjadi orang bertaqwa,
menjadi orang yang diridhoi Allah SWT. Secara praktisnya tarekat adalah kumpulan amalan-
amalan lahir dan batin yang bertujuan untuk membawa seseorang untuk menjadi orang
bertaqwa. Hakikat artinya i`tikad atau kepercayaan sejati (mengenai Tuhan), maka hakikat ini
pekerjaan hati. Sehingga tidak ada yang dilihat didengar selain Allah, atau gerak dan diam itu
diyakini dalam hati pada hakikatnya adalah kekuasaan Allah. Istilah marifat berasal dari kata
Al-Marifah yang berarti mengetahui atau mengenal sesuatu. Dan apabila dihubungkan
dengan pengamalan tasawuf, maka istilah marifat di sini berarti mengenal Allah ketika Shufi
mencapai maqam dalam Tasawuf.

Anda mungkin juga menyukai