EUKARIOTIK
EUKARIOTIK
MEMBRAN INTI
SENTRIOL
PROKARIOTIK
TIDAK SENTRIOL
ARCHAEBACTERIA
1. Pada eukariota, DNA kebanyakan ditemukan dalam inti sel, tetapi beberapa pada
mitokondria dan kloroplas sementara pada prokariota, ditemukan dalam sitoplasma.
2. DNA biasanya terjadi dalam kromosom yang melingkar pada Prokariota sedangkan
kromosom linear pada Eukariota.
3. DNA eukariot memiliki protein histon, tapi prokariota tidak memiliki itu.
4. Prokariota hanya berisi satu loop DNA kromosom, sedangkan DNA eukariot
ditemukan pada kromosom terikat erat dan terorganisir.
5. Dalam Prokariota, banyak gen penting yang disimpan dalam DNA satelit, yang
disebut sebagai plasmid, tetapi hanya beberapa eukariota memiliki plasmid ini.
prokariotik
DNA berada dalam daerah nukleoid
Molekul DNA tunggal (sirkuler), terkonsentrasi pada suatu daerah di sitoplasma yang
disebut nukleoid.
DNA tidak dikelilingi oleh protein. Bakteri mungkin memiliki lebih dari satu kopi dari
molekul DNA
Materi genetik bakteri berupa DNA atau kromosom bakteri atau genophore terdapat dalam
sitoplasma, di daerah inti yang tidak dibatasi oleh sistem membran,yang disebut nucleoid.
Eukariotik
Prokariotik eukaariotik
DNA tidak terikat dengan DNA terikat dengan protein di dalam
protein di dalam kromosom. kromosom.
Sistem genetik
Nukleoid tidak terbungkus
membran. Nukleus terbungkus oleh mebran.
Prokariotik
a. Dinding Sel
Dinding sel bakteri tersusun atas peptidoglika, polisakarida, lemak, dan protein. Dinding sel berfungsi
sebagai pelinding dan pemberi bentuk yang tetap. Pada dinding sel terdapat pori-pori sebagai jalan
keluar masuknya molekul-molekul.
b. Membran Plasma
Membran sel atau membran plasma tersusun atas molekul lemak dan protein. Fungsinya sebagai
pelindung molekuler sel terhadap lingkungan di sekitarnya, dari dan ke dalam sel.
c. Mesosom
Pada tempat tertentu, membran plasma melekuk ke dalam membentuk mesosom. Mesosom
berfungsi dalam pembelahan sel dan sebagai penghasil energi. Biasanya mesosom terletak dekat
dinding sel yang baru terbentuk pada saat pembelahan biner sel bakteri. Pada membran mesosom
terdapat enzim-enzim pernapasan yang berperan dalam reaksi-reaksi oksidasi untuk menhasilkan
energi.
d. Sitoplasma
Sitoplasma tersusun atas air, protein, lemak, mineral, dan enzim-enzim. Enzim-enzim digunakan
untuk mencerna makanan secara ekstraseluler dan untuk melakukan proses metabolisme sel.
Metabolisme terdiri dari proses penyusun (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) zat-zat.
e. Ribosom
Ribosom merupakan organel tak bermembran tempat berlangsungnya sintesis protein. Ukurannya
sangat kecil, berdiameter antara 15-20nm (1 nanometer = 10 -9 meter). Di dalam sel bakteri
terkandung 15.000 butir ribosom, atau sekitar 25% dari massa total sel bakteri.
f. DNA
Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, disingkat DNA) merupakan persenyawaan yang
tersusun atas gula deoksiribosa, fosfat, dan basa-basa nitrogen. DNA berfungsi sebagai pembawa
informasi genetik, yakni sifat-sifat yang harus diwariskan kepada keturunnya. Karena itu DNA disebut
pula sebagai materi genetik.
g. RNA
Asam ribonukleat (ribonucleic acid, disingkat RNA) merupakan persenyawaan hasil transkripsi (hasil
cetakan, hasil kopian) DNA. Jadi, bagian tertentu DNA melakukan transkripsi (mengkopi diri)
membentuk RNA. RNA membawa kode-kode genetik sesuai dengan pesanan DNA. Selanjutnya,
kode-kode genetik itu akan diterjemahkan dalam bentuk urutan asam amino dalam proses sintesis
protein.
Eukariotik
a. Membran Plasma
Membran plasma atau membran sel tersusun atas molekul lemak dan protein. Molekul lemak
tersusun atas dua lapis terdapat di bagian tengah membran.
Molekul protein dan lemak tidak bersifat statis, melainkan senantiasa bergerak. Lemak membran
tersusun atas fosfolipid (lemak yang bersenyawa dengan fosfat), glikolipid (lemak yang bersenyawa
dengan karbohidrat), dan sterol (lemak alkohol, misalnya kolestrol). Sedangkan protein membran
tersusun atas glikoprotein (protein yang bersenyawa dengan karbohidrat).
Membran plasma sangat penting untuk menjaga kehidupan sel. Fungsi membran plasma adalah
sebagai berikut:
Membran plasma bersifat semipermeabel (selektif permeabel), artinya ada zat-zat tertentu yang
dapat melewati membran dan ada pula yang tidak. Molekul-molekul tersebut berguna untuk
mempertahankan kehidupan sel. Zat-zat yang tidak berguna dikeluarkan dari sel.
Rangsangan itu berupa zat-zat kimia, misalnya hormon, racun, rangsangan listrik, dan rangsangan
mekanik, misalnya tusukan dan tekanan.
b. Sitoplasma
Sitoplasma atau plasma sel, meliputi isi sel, kecuali (inti sel). Sitoplasma tersusun atas cairan dan
padatan. Padatan sitoplasma terdiri atas organel-organel. Organle adalah bagian sel yang memiliki
fungsi khusus, misalnya ribosom, mitokondria, dan kompleks Golgi. Cairan sitoplasma disebut sitosol.
Sitosol tersusun atas air, protein asam amino, vitamin, nukleotida, asam lemak, gula, dan ion-ion.
Sitosol disebut pula matriks sitoplasma.
Sifat-sifat sitoplasma
Sifat fisik sitosol dapat berubah-ubah karena mengandung protein. Pada kondisi tertentu, sitosol
berada dalam fase sol (cair) dan pada saat yang lain berada dalam fase gel (gelatin, padat). Fase sol
atau gel tergantung kondisi sel. Sitosol dapat berubah dari fase sol ke gel atau sebaliknya dari gel ke
sol.
Fungsi sitoplasma
1. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting bagi
metabolisme sel, seperti enzim-enzim, ion-ion, gula, lemak dan protein.
2. Di dalam sitoplasma itulah berlangsung kegiatan pembongkaran dan penyusunan zat-zat
melalui reaksi-reaksi kimia.
3. Sitoplasma "mengalir" di dalam sel untuk menjamin berlangsungnya pertukaran zat agar
metabolisme berlangsung dengan baik. Gerakan organel-organel tertentu sebagai akibat
aliran sitoplasma tersebut dapat diamati dengan mikroskop.
c. Nukleus
Inti sel atau nukleus merupakan organel terbesar yang berada di dalam sel, memiliki diameter
sekitar 10um (mikrometer). Nukleus biasanya terletak di tengah sel dan berbentuk bulat atau oval.
Setiap sel mempunyai satu inti, kecuali beberapa organisme yang berinti dua (dikariotik), misalnya
Paramecium. Ada juga organisme berinti banyak (Polikariotik), misalnya jamur. Di dalam inti sel
terdapat matriks yang disebut nukleoplasma, nukleolus, RNA, dan kromosom. Kromosom tersusun
atas protein dan DNA. DNA berfungsi untuk menyampaikan informaso genetik dan sintesis protein.
RNA berfungsi untuk sintesis protein.
Membran nukleus
Membran rangkap nukleus terdiri atas membran luar dan membran dalam. Membran luar
berhubungan langsung dengan retikulum endoplasma dan akhirnya ke membran sel. Jadi, antara
membran sel dengan membran nukleus terdapat hubungan secara langsung melalui membran
retikulum endoplasma.
Nukleoplasma
Matriks nukleus disebut nukleoplasma. Nukleoplasma tersusun atas air, protein, ion, enzim, dan
asam inti. Nukleoplasma bersifat gel. Di dalamnya terdapat benang-benang kromatin (benang
penyerap warna). Pada proses mitosis, benang kromatin itu tampak memendek dan disebut
kromosom. Benang kromatin tersusun atas protein dan DNA. Di dalam benang DNA inilah tersimpan
informasi kehidupan. DNA akan mentranskripsi diri (menkopi diri) mejadi RNA, yang selanjutnya
akan dikeluarkan ke sitoplasma.
Nukleolus
Nekleolus (anak inti) terbentuk pada saat terjadi proses transkripsi (sintesis RNA) di dalam nukleus.
Jika proses transkripsi berhenti, nukleolus menghilang atau mengecil. Jadi, nukleolus buka
merupakan organel yang tetap, melainkan suatu tanda bahwa sel sedang melakukan transkripsi
untuk menghasilkan RNA.
Fungsi nukleus
Nukleus memiliki arti penting bagi sel. Fungsi nukleus antara lain sebagai berikut:
d. Sentriol
Sentriol merupakan organel yang dapat dilihat ketika sel mengadakan pembelahan. Pada fase
tertentu dalam daur hidupnya sentriol memiliki silia atau flagela. Sentril hanya dijumpai pada sel
hewan, sedangkan pada sel tumbuhan tidak. Sentril berjumlah sepasang, terletak saling tegak lurus
antarsesamanya di dekat nukleus. Pada saat pembelahan mitosis, sentriol terbagi menjadi dua,
masing-masing menuju ke kutub sel yang berbeda. Kemudian terbentuklah benang-benang spindel
yang menghubungkan kedua kutub. Benang spindel berfungsi "menarik" kromosom menuju ke
kutub masing-masing.
e. Retikulum Endoplasma
Retikulum berasal dari kata reticula yang berarti anyaman benang atau jala. Oleh karena itu letaknya
memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma), maka disebut sebagai retikulum endoplasma
(disingkat RE). RE hanya dijumpai di dalam sel eukariotik, baik sel hewan maupun sel tumbuhan. Sel-
sel kelenjar mengandung banyak RE dibandingkan dengan sel bukan kelenjar.
1. Sebagai penamung sintesis protein, untuk disalurkan ke kompleks Golgi dan akhirnya dikeluarkan
dari sel.
4. Jalan transpor dalam memindahkan molekul-molekul dari bagian sel yang satu ke bagian sel yang
lain.
f. Ribosom
Ribosom tersusun atas RNA-ribosom (RNA-r) dan protein. Ribosom tidak memiliki membran.
Ribosom ada yang menempel pada membran RE, ada pula yang melayang-layang di dalam
sitoplasma. Fungsi kedua ribosom itu sama, yaitu untuk mensintesis protei.
g. Kompleks Golgi
Kompleks Golgi sering disebut Golgi saja. Pada sel tumbuhan, kompleks Golgi disebut diktiosom.
Organel ini terletak di antara RE dan membran plasma. Jumlahnya beragam, dari satu sampai
ratusan untuk tiap sel, enderung bersambung-sambungan pada sel hewan namun tidak pada sel
tumbuhan.
Kompleks Golgi merupakan organel polimorfik, tersusun atas membran berbentuk kantong pipih
(disebut sisterna), berupa pembuluh, gelembung kecil, atau bentukan seperti mengakuk.
h. Lisosom
Lisosom (lyso=pencernaan, soma= tubuh) merupakan membran berbentuk kantong kecil yang berisi
enzim hidrolitik yang disebut lisozim. Enzim ini berfungsi dalam pencernaan intrasel, yaitu mencerna
zat-zat yang masuk ke dalam sel.
i. Badan Mikro
Disebut badan mikro karena ukurannya kecil, hanya bergaris tengah 0,3-1,5um. Badan mikro terdiri
atas peroksisom dan glioksisom.
j. Mitokondria
Mitokondria merupakan penghasil energi (ATP) karena berfungsi respirasi. Bentuk mitokondria
beraneka ragam. Ada yang bulat, oval, silindris, seperti gada, seperti raket, dan ada pula yang
bentuknya tidak beraturan.
Penyebaran dan jumlah mitokondria di dalam tiap sel tidak sama, dari hanya satu sampai beberapa
ribu. Pada sel sperma, mitokondria tampak berderet-deret pada bagian ekor yang digunakan untuk
bergerak.
Mikrotubulus terdapat pada gelendong sel, yaitu berupa benang-benang spindel yang
menghubungkan dua kutub sel pada waktu sel membelah.
Genom nuclear eukariotik memiliki molekul DNA linear yang terdapat di dalam
kromosom. Semua eukariot juga memiliki genom yang lebih kecil yang berbentuk sirkular
yaitu genom mitokondria. Pada tumbuhan, terdapat genom lain yaitu genom kloroplas.
Walaupun struktur dasar eukariot mirip tetapi satu hal penting yang sangat berbeda
adalah ukuran genom. Genom eukariot yang terkecil berukuran kurang dari 10Mb
panjangnya. Sedangkan genom yang terbesar berukuran lebih dari 100 000 Mb. Variasi
ukuran genom dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Seperti terlihat pada tabel, ukuran genom bervariasi dan berhubungan dengan
kekompleksan organisme. Eukariot yang lebih sederhana seperti fungi memiliki genom yang
paling kecil, dan eukariot yang lebih tinggi seperti vertebrata dan tanaman berbunga memiliki
genome yang lebih besar. Hal ini mungkin terlihat masuk akal, karena kompleksitas organism
diharapkan berhubungan dengan jumlah gen dalam genom eukariot yang lebih tinggi
memerlukan genom yang lebih besar untuk mengakomodasi gen ekstra. Tetapi korelasi ini
jauh dari sempurna, jika korelasinya baik, maka genom nuklear yeast S. cerevisiae, yang
berukuran 12 Mb adalah 0.004 kali ukuran genom nuklear manusia, akan mengandung 0.004
35 000 gen yaitu hanya 140. Padahal kenyataannya genom S. cerevisiae mengandung 5800
gen.
Tidak adanya korelasi antara kompleksitas suatu organism dengan ukuran genomnya,
disebut sebagai C-value paradox. Jawabannya sederhana yaitu: tempat disiapkan di genom
organisme yang kurang kompleks karena gen terpak bersama. Genom S. cerevisiae yang
sekuensnya selesai dikerjakan tahun 1996 menggambarkan hal ini seperti terlihat pada
gambar di bawah ini.
Pada gambar di atas, segmen 50-kb dari genom manusia dibandingkan dengan
segmen 50-kb genom yeast. Segmen genom yeast yang berasal dari kromosom III memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Memiliki lebih banyak gen dibandingkan segmen pada manusia. Daerah pada kromosom III
yeast ini mengandung 26 gen yang mengkode protein dan dua yang mengkode transfer RNA
(tRNA), molekul non-coding RNA terlibat dalam pembacaan kode genetic selama proses
sintesis protein.
2. Relatif sedikit gen yeast yang discontinuous. Pada segmen kromosom III ini, tidak ada gen
yang discontinuous. Dalam keseluruhan genom yeast hanya terdapat 239 introns,
dibandingkan dengan lebih dari 300 000 pada genom manusia.
3. Terdapat lebih sedikit genome-wide repeats. Bagian kromosom III ini mengandung elemen
sebuah repeat tunggal long terminal (LTR) element, disebut Ty2, dan empat truncated LTR
elements disebut delta sequences. Kelima genome-wide repeats membentuk 13.5% dari
segmen 50-kb, tetapi gambaran ini tidak secara keseluruhan khas pada genom yeast secara
keseluruhan. Ketika ke-16 kromosom yeast dipertimbangkan, jumlah total sekuens yang
diambil oleh genome-wide repeats hanya 3.4% dari total. Pada manusia, genome-wide
repeats membentuk 44% genom.
Gambaran yang muncul adalah bahwa organisasi genetik pada genom yeast lebih
ekonomis dibandingkan pada manusia. Gen-gen lebih kompak/padat, memiliki lebih sedikit
intron dan ruang antara gen relative pendek, dengan jauh lebih sedikit ruang yang diambil
oleh genome-wide repeats dan sekuens-sekuens non-coding.
Hipotesis bahwa organism yang lebih komples mengandung genom yang kurang
kompak juga terdapat pada spesies-spesies lain yang diteliti. Gambar diatas juga
menunjukkan segmen 50 kb genom dari lalat buah. Jika kita sependapat bahwa lalat buah
lebih kompleks daripada sel yeast tetapi kurang kompleks dibandingkan genom manusia,
maka kita akan menduga bahwa organisasi genom lalat buah akan berada di antara yeast dan
manusia. Pada gambar, segmen 50 kb genom lalat buah memiliki 11 gen, lebih dari gen pada
segmen manusia, tetapi kurang dari gen pada lalat buah. Semua gen ini discontinuous. Hal ini
sesuai ketika keseluruhan sekuens genom dari 3 organisme dibandingkan (Tabel 2). Densitas
gen pada genom lalat buah adalah intermediet antara densitas genom pada yeast dan manusia.
Rata-rata gen lalat buah memiliki lebih banyak intron daripada rata-rata gen yeast tetapi tetap
tiga kali lebih sedikit dibandingkan rata-rata gen manusia.
Tabel 2 Kekompakan genom yeast, lalat buah dan manusia
Lalat
Karakteristik Yeast Manusia
buah
Gene density (average
479 76 11
number per Mb)
Introns per gene (average) 0.04 3 9
Amount of the genome that is
taken up by genome-wide 3.40% 12% 44%
repeats
Perbandingan antara genom yeast, lalat buah dan manusia dapat juga dilihat dari
genome-wide repeats. Hal ini membentuk 3.4% dari genom yeast, 12% genom lalat buah dan
44% genom manusia. Genome-wide repeats memainkan peranan penting dalam menentukan
kekompakan sebuah genom. Hanya sedikit daerah-daerah pada genom jagung yang telah
disekuen, tetapi hasil telah diperoleh yang menunjukkan genom didominasi oleh elemen
repetitive. Gambar 2.2D menunjukkan sebuah segmen 50-kb satu anggota dari family gen
yang mengkode enzim alcohol dehydrogenase. Gen ini adalah satu-satunya gen dalam daerah
50-kb ini. Walaupun ada gen kedua yang tidak diketahui fungsinya kira-kira 100kb sebelum
ujung akhir sekuens yang ditunjukkan disini. Karakteristik dominan segmen genom ini adalah
genome segment is the genome-wide repeats. Mayoritas adalah elemen LTR yang terdiri dari
bagian non-coding dan diperkirakan membentuk kira-kira 50% genom jagung. Satu atau lebih
famili dari genome-wide repeats telah mengalami proliferasi pada genom spesies tertentu.
Jadi ukuran genom tidak meningkat dengan semakin kompleksnya organism tetapi
organism yang sama dapat berbeda dalam ukuran genomnya. Contohnya pada Amoeba dubia
yang merupakan protozoa, diduga memiliki genom 100500 kb, sama dengan protozoa lain
seperti Tetrahymena pyriformis (seperti terlihat pada Tabel 1). Tetapi kenyataannya genom
Amoeba lebih dari 200 000 Mb. Sama halnya kita menduga jangkrik memiliki genom yang
sama dengan insekta lain, tetapi jangkrik memiliki genom berukuran 2000 Mb, yangmana 11
kali lebih besar dari genom lalat buah.
Sitoplasma berbentuk koloid yang agak padat yang mengandung butiran-butiran ptotein,
glikogen, lemak dan berbagai jenis bahan lainnya.