Anda di halaman 1dari 6

Definisi

Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit atau hitung eritrosit (red cell
count) berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah. Tetapi harus
diingat pada keadaan tertentu dimana ketiga parameter tersebut tidak sejalan dengan massa
eritrosit, seperti pada dehidrasi, perdarahan akut, dan kehamilan. Oleh karena itu dalam
diagnosis anemia tidak cukup hanya sampai kepada label anemia tetapi harus dapat
ditatapkan penyakit dasar yang menyebabkan anemia tersebut. (Sudoyo Aru)

Etiologi

Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri (disease entity), tetapi merupakan gejala
berbagai macam penyakit (underlying disease). Pada dasarnya, anemia disebabkan karena
gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang, kehilangan darah keluar tubuh
(perdarahan), proses penghancuran eritrosit oleh tubuh sebelum waktunya (hemolisis).

Klasifikasi Anemia menurut Etiopatogenesis

a. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang


1. Kekurangan bahan esensial pembentukan eritrosit
Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi asam folat
Anemia defisiensi vitamin B12
2. Gangguan penggunaan (utilisasi) besi
Anemia akibat penyakit kronik
Anemia sideroblastik
3. Kerusakan sumsum tulang
Anemia aplastik
Anemia mieloptisik
Anemia pada keganasan hematologi
Anemia diseritropoietik
Anemia pada sindrom mielodisplastik

Anemia akibat kekurangan eritropoietin : Anemia pada gagal ginjal kronik

b. Anemia akibat hemoragi

1. Anemia pasca perdarahan akut


2. Anemia akibat perdarahan kronik

c. Anemia hemolitik

` 1. Anemia hemolitik intrakorpuskular

Gangguan membran eritrosit (membranopati)


Gangguan enzim eritrosit (enzimipati)
Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati)

2. Anemia hemolitik ekstrakprpuskular

Anemia hemolitik autoimun


Anemia hemolitik mikroangiopatik
d. Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesis kompleks

Klasifikasi anemia berdasarkan morfologi dan etiologi

1. Anemia hipokromik mikrositer, bila MCV <80 fl dan MCH <27 pg

Anemia defisiensi besi


Thalassemia major
Anemia akibat penyakit kronik
Anemia sideroblastik

2. Anemia normokromik normosister, bila MCV 80-95 fl dan MCH 27-34 pg

Anemia pasca perdarahan akut


Anemia aplastik
Anemia hemolitik
Anemia akibat penyakit kronik
Anemia pada gagal ginjal kronik
Anemia pada sindrom mielodisplastik
Anemia pada keganasan hematologik

3. Anemia makrositer, bila MCV >95 fl

Bentuk megaloblastik
- Anemia defisiensi asam folat
- Anemia defisiensi B12, termasuk anemia pernisiosa
Bentuk non- megaloblastik
- Anemia pada penyakit hati kronik
- Anemia pada hipotiroidisme
- Anemia pada sindrom mielodisplastik

Manifestasi Klinis

1. Manifestasi klinis yang sering muncul

a) Pusing
b) Mudah berkunang-kunang
c) Lesu
d) Aktivitas kurang
e) Rasa mengantuk
f) Susah konsentrasi
g) Cepat lelah
h) Prestasi kerja fisik atau pikiran menurun

2. Gejala anemia :

a) Perdarahan berulang atau kronik pada anemia pasca perdarahan, anemia defisiensi besi
b) Ikterus, urin berwarna kuning tua atau coklat, perut makin buncit pada anemia
hemolitik
c) Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena keganasan

Pemeriksaan fisik

a) Tanda-tanda anemia umum : Pucat, takhikardi, pulsus celer, suara pembuluh darah
spontan, bising karotis, bising sistolik anorganik, perbesaran jantumg
b) Manifestasi khusus pada anemia :
- Defisiensi besi : nail, glositis, spoon
- Defisiensi B12 : paresis, ulkus ditungkai
- Hemolitik : ikterus, splenomegali
- Aplastik : anemia biasanya berat, perdarahan, infeksi
Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium

a) Tes penyaring, tes ini digunakan pada tahap awal pada setiap kasus anemia. Dengan
pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan bentuk morfologi anemia tersebut.
Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada komponen-komponen berikut ini : kadar
hemoglobin, indeks eritrosit, (MCV dan MCHC), apusan darah tepi
b) Pemeriksaan darah seri anemia : hitung leokosit, trombosit, laju endap darah (LED), dan
hitung retikulosit
c) Pemeriksaan sumsum tulang : pemeriksaan ini memberikan informasi mengenai keadaan
sistem hematopoesis
d) Pemeriksaan atas indikasi khusus : pemeriksaan ini untuk menginformasi dugaam
diagnosis awal yang memiliki komponen berikut ini :
- Anemia defisiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi tranferin, dan feritin serum
- Anemia megaloblastik : asam folat darah/eritrosit, vitamin B12
- Anemia hemolitik : hitung retikulosit, tes coombs, dan elektroforesis Hb
- Anemia pada leukimia akut biasanya dilakukan pemeriksaan sitokimia

2. Pemeriksaan laboratorium nonhematologis : faal ginjal, faal endokrin, asam urat, faal hati,
biakan kuman

3. Radiologi : torak, bone survey, USG, atau linfangiografi

4. Pemeriksaan sitogenik

5. Pemeriksaan biologi molekuler

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang
hilang. Penatalaksanaan anemia berdasarkan penyebabnya, yaitu :

1) Anemia apalstik
Dengan transplantasi sumsum tulang dan terapi immunosupresif dengan ATG yang
diperlukan melalui jalur sentral selama 7-10 hari. Prognosis buruk jika transplantasi
sumsum tulang tidak berhasil. Bila diperlukan dapat diberikan transfusi RBC rendah
leukosit dan platelet
2) Anemia pada penyakit ginjal

Pada pasien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat. Kalau tersedia,
dapat diberikan eritropoetin rekombinan

3) Anemia pada penyakit kronis

Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk
anemianya. Dengan menangani kelainan yang mendasarinya, maka anemia akan terobati
dengan sendirinya

4) Anemia pada defisiensi besi dan asam folat

Dengan pemberian makanan yang adekuat. Pada defisiensi besi diberikan sulfat ferosus
3 x 10 mg/hari. Transfusi darah diberikan bila kadar Hb kurang dari 5 gr%

5) Anemia megaloblastik

a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila defisiensi
disebabkan oleh efek absorsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan
vitamin B12 dengan injeksi IM

b. Untuk mencegah kekambuhan anemia, terapi vitamin B12 harus diteruskan selama
hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorsi yang tidak dapat
dikoreksi

c. Pada anemia defisiensi asam folat diberikan asam folat 3 x 5 mg/hari

d. Anemia defisiensi asam folat pada pasien dengan gangguan absorbsi


penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari secara IM

6) Anemia pasca perdarahan

Dengan memberikan tranfusi darah dan plasma. Dalam keadaan darurat diberikan cairan
intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia

7) Anemia hemolitik

Dengan pemberian transfusi darah menggantikan darah yang hemolisis

Anda mungkin juga menyukai

  • Implementasi Dan Evaluasi
    Implementasi Dan Evaluasi
    Dokumen1 halaman
    Implementasi Dan Evaluasi
    Lina Eka Febriana
    Belum ada peringkat
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Dokumen1 halaman
    SAMPUL
    Lina Eka Febriana
    Belum ada peringkat
  • Sap Serosis Hepatis
    Sap Serosis Hepatis
    Dokumen8 halaman
    Sap Serosis Hepatis
    Lina Eka Febriana
    Belum ada peringkat
  • Askep BBLR
    Askep BBLR
    Dokumen22 halaman
    Askep BBLR
    Lina Eka Febriana
    Belum ada peringkat
  • Intervensi, Implementasi, Evaluasi
    Intervensi, Implementasi, Evaluasi
    Dokumen6 halaman
    Intervensi, Implementasi, Evaluasi
    Lina Eka Febriana
    Belum ada peringkat
  • Usia Dewasa KLKLKLKLKL
    Usia Dewasa KLKLKLKLKL
    Dokumen30 halaman
    Usia Dewasa KLKLKLKLKL
    Putri Sukma Dewi Pinim
    Belum ada peringkat
  • SAP Hemoroid
    SAP Hemoroid
    Dokumen9 halaman
    SAP Hemoroid
    Lina Eka Febriana
    Belum ada peringkat
  • Sap Serosis Hepatis
    Sap Serosis Hepatis
    Dokumen8 halaman
    Sap Serosis Hepatis
    Lina Eka Febriana
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Dokumen8 halaman
    Lembar Pengesahan
    Lina Eka Febriana
    Belum ada peringkat
  • Sap Apendicitis
    Sap Apendicitis
    Dokumen6 halaman
    Sap Apendicitis
    Fitri W. Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Form Askep
    Form Askep
    Dokumen20 halaman
    Form Askep
    Janu Isworo
    Belum ada peringkat
  • DM Selulitis
    DM Selulitis
    Dokumen25 halaman
    DM Selulitis
    Metilda Mutzz
    Belum ada peringkat
  • Faktor
    Faktor
    Dokumen1 halaman
    Faktor
    Lina Eka Febriana
    Belum ada peringkat
  • Analisa Data
    Analisa Data
    Dokumen2 halaman
    Analisa Data
    Lina Eka Febriana
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Hemoroid
    Leaflet Hemoroid
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Hemoroid
    Lina Eka Febriana
    Belum ada peringkat
  • Askep Diabetes
    Askep Diabetes
    Dokumen33 halaman
    Askep Diabetes
    Jal Tkh
    Belum ada peringkat
  • Absensi Mahasiswa Praktik Profesi
    Absensi Mahasiswa Praktik Profesi
    Dokumen2 halaman
    Absensi Mahasiswa Praktik Profesi
    Lina Eka Febriana
    Belum ada peringkat
  • Kep Anak Anemia
    Kep Anak Anemia
    Dokumen6 halaman
    Kep Anak Anemia
    Lina Eka Febriana
    Belum ada peringkat
  • Faktor
    Faktor
    Dokumen1 halaman
    Faktor
    Lina Eka Febriana
    Belum ada peringkat
  • Leaflet DM
    Leaflet DM
    Dokumen2 halaman
    Leaflet DM
    Lina Eka Febriana
    Belum ada peringkat
  • Tumor Ginjal
    Tumor Ginjal
    Dokumen17 halaman
    Tumor Ginjal
    Lina Eka Febriana
    Belum ada peringkat
  • Batu Renal
    Batu Renal
    Dokumen14 halaman
    Batu Renal
    Lina Eka Febriana
    Belum ada peringkat
  • Faktor
    Faktor
    Dokumen1 halaman
    Faktor
    Lina Eka Febriana
    Belum ada peringkat
  • Sap Cuci Tangan 6 Langkah
    Sap Cuci Tangan 6 Langkah
    Dokumen10 halaman
    Sap Cuci Tangan 6 Langkah
    trisda
    Belum ada peringkat
  • Post Trauma Syndrom Disorder
    Post Trauma Syndrom Disorder
    Dokumen12 halaman
    Post Trauma Syndrom Disorder
    Kumaidi Potter
    Belum ada peringkat
  • Kep Anak Anemia
    Kep Anak Anemia
    Dokumen6 halaman
    Kep Anak Anemia
    Lina Eka Febriana
    Belum ada peringkat