Anda di halaman 1dari 19

Modul Organ Endokrin Metabolik dan Gizi (EMG)

Kasus IV

Seorang Laki-laki yang Tiba-tiba Kesadarannya Menurun

Kelompok 9

Raysa Angraini 030.10.233

Reynatta Audralia 030.10.234

Riana Rahmadhany 030.10.235

Ricky Julianto 030.10.236

Riza Ernaldy 030.10.237

Riza Tafson 030.10.238

Rizqa Azka 030.10.239

Rosalina Hutapea 030.10.240

Roy Andrew Halim Liem 030.10.241

Runy Octavianty Pongsitanan 030.10.242

Ryan Fernandi 030.10.243

Sally Kartika 030.10.244

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

Jakarta, 26 Maret 2013


BAB I

PENDAHULUAN

Diskusi modul EMG kasus keempat ini berjudul Seorang Laki-laki yang Tiba-tiba
Kesadarannya Menurun. Diskusi sesi 1 dilaksanakan pada Senin, 25 Maret 2013 pukul 08.00-
09.50 WIB dilanjutkan dengan diskusi sesi 2 yang dilaksanakan pada Selasa, 26 Maret 2013
pukul 10.00-11.50 WIB.

Diskusi sesi 1 dipimpin oleh Roy Andrew Halim Liem dengan Rizqa Azka sebagai
sekretaris. Adapun diskusi sesi 2 diketuai oleh Riza Ernaldy dengan Sally Kartika sebagai
sekretaris. Kedua sesi diskusi tersebut berjalan lancar dengan partisipasi seluruh anggota
kelompok 9. Diskusi sesi pertama dan kedua dibimbing oleh Dr. Yenny, Sp. FK selaku tutor.
Pada kasus tutorial keempat ini, dibahas mengenai seorang laki-laki yang tiba-tiba kesadarannya
menurun.
Diskusi berlangsung secara serius dan para peserta diskusi aktif dalam mengemukakan
pendapatnya masing-masing mengenai kasus diskusi yang dibahas kali ini. Serta tutor pun turut
membantu mengarahkan jalannya diskusi ini. Dalam diskusi dibahas mengenai masalah yang
pasti dan kemungkinan dimiliki pasien beserta mekanisme timbulnya masalah tersebut, analisis
hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, tindakan pengelolaan pasien hingga
prognosis pasien. Hal yang menonjol pada diskusi adalah saat penentuan patofisiologi timbulnya
masalah, tatalaksana yang harus diberikan pada pasien, dan prognosis. Namun, dengan diskusi
lebih lanjut masalah tersebut dapat diselesaikan satu per satu.
BAB II

SKENARIO KASUS

Sesi 1

Tn. Halim, 55 tahun diantar keluarganya ke IGD RS tempat saudara bekerja sebagai
dokter Instalasi Gawat Darurat karena tadi pagi ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri di
tempat tidurnya. Tn. Halim tidak menikah dan tinggal serumah dengan ibunya. Ayahnya
meninggal dunia 3 tahun lalu karena stroke. Menurut keterangan ibunya, Tn. Halim selama ini
jarang berobat ke dokter. Walaupun akhir-akhir ini sering terdengar batuk-batuk.

Tetapi sejak 2-3 minggu terakhir Tn. Halim mengeluh tangannya gatal hingga sering
digaruk-garuk. Akibatnya tangannya menjadi lecet-lecet, 2 hari sebelum ditemukan pingsan, Tn.
Halim pergi ke sebuah klinik 24 jam dan diberi obat glibenklamid, amoxicyclin, amlodipine, dan
salep kulit. Tn. Halim menceritakan kepada ibunya bahwa dokter klinik itu mengatakan bahwa ia
menderita tekanan darah tinggi dan mungkin menderita kencing manis.

Ia dianjurkan jangan banyak makan, terutama gula, garam, dan nasi. Ia pun diberi surat
pengantar untuk melakukan beberapa pemerikasaan laboratorium tetapi hingga hari ini belum
dilakukannya.

Pada pemeriksaan awal didapatkan :

Tn. Halim dalam keadaan sporo koma (GCS 7), kulitnya lembab dan dingin

Suhu : 36,3 C TD : 150/80 mmHg

P : 18 x/m. Reguler TB : 168 cm

N : 100 x/m BB : 74 kg

Sesi 2

Dari anamnesis lanjutan diketahui bahwa Tn. Halim malam sebelumnya menelan
glibenklamid 4 tablet, amoxycillin 4 tablet, amlodipine 2 tablet.

Saat ditemukan, Tn. Halim dalam keadaan mengorok dan tidak dapat dibangunkan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :

Kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening leher tidak membesar. Kaku kuduk (-).

Jantung tidak ada kelainan

Paru : terdengar ronkhi basah halus di paru kanan atas

Abdomen : Hepar dan lien tidak teraba

Pemeriksaan lab didapatkan :

Hb : 16 g% Ureum : 40 mg/dL

HbA1c : 8,5 % Kreatinin : 1,2 mg/dL

L : 9300 / mmHg GD sewaktu : 29 mg/dL

Trombosit : 212000 / mm3 Na : 128 meg/L

SGOT : 42 u/L K : 3,1 meg/L

SGPT : 65 u/L LED : 80 mm/jam


BAB III

PEMBAHASAN

A. ANAMNESIS

Nama : Tn. Halim

Umur : 55 tahun

Jenis Kelamin : laki-laki

Pekerjaan : -

Keluhaan Utama : Kesadarannya menurun

SESI 1

Dari anamnesis didapatkan :

Riwayat penyakit sekarang

Tadi pagi ditemukan tidak sadarkan diri di tempat tidurnya


Akhir-akhir ini sering terdengar batuk
2-3 minggu terakhir tangannya gatal sehingga sering digaruk sehingga menjadi
lecet
Menurut dokter klinik, ia menderita tekanan darah tinggi dan mungkin menderita
kencing manis

Riwayat penyakit keluarga

Ayahnya meninggal 3 tahun yang lalu karena stroke

Riwayat pengobatan

Jarang berobat ke dokter


2 hari sebelum pingsan pergi ke klinik 24 jam diberi obat glibenklamid,
amoxicylin, dan amlodipine

Adapun anamnesis tambahan yang diperlukan adalah :

Apakah pasien mempunyai riwayat diabetes melitus?

Tekanan darah yang kali terakhir berapa?

Bagaimana kepatuhan minum obat pada pasien ? berapa kali sehari? Cara minumnya?

Bagaimana pola makannya ? adakah sesuai dengan anjuran dokter atau pasien ada

membatasinya?

Apakah pasien mempunyai riwayat penyakit kulit ?

Apakah pasien mengalami stress ?

Apakah pasien merokok?

SESI 2

Dari anamnesis yang lanjutan didapatkan :

Malam sebelumnya menelan glibenklamind 4 tablet, amoxicylin 4 tablet, dan amlodipine


2 tablet.

B. PEMERIKSAAN FISIK

SESI 1
Status Generalis
Keadaan Umum
Tingkat kesadaran : Soporo Koma (GCS 7) *
Kesan sakit :-
* soporo koma atau koma ringan, pasien tidak dapat dibangunkan dengan rangsang kuat (pada
gangguan SSP, DM tidak terkontrol, uremia, koma hepatikum, keracunan, shock)

Tanda Vital
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Hasil Normal Interpretasi
Suhu 36,3 0C 36,5-37,2 0C Subnormal
Denyut nadi 18x/menit 16-20x/menit Normal
Hipertensi stage I
Tekanan darah 150/80 mmHg 120/80mmHg
menurut JNC 7
Pernafasan 100x/menit 60-100x/menit Nomal (batas atas)
Berat badan 74kg Obesitas menurut
Tinggi badan 168 cm BMI: 18,5-22,9 WHO Asia-Pacific
guideline

Status Lokalis
Kulit : Lembab dan dingin**
Kelenjar tiroid : Tidak membesar (Normal)
Kelenjar getah bening leher : Tidak membesar (Normal)
Kaku kuduk : Negatif (Normal)
Jantung : Tidak ada kelainan (Normal)
Paru : Terdengar ronkhi basah halus di paru kanan atas***
Abdomen : Hepar dan lien tidak teraba (Normal)

**berkeringat bisa akibat perangsangan sitem saraf simpatis dan dingin akibat penurunan
metabolism basal tubuh atau aliran darah, namun tekanan darah pasien tinggi, sehingga
kemungkinan shock bisa disingkirkan.
***ronchi basah adalah suara tambahan pada suara napas yang disebabkan oleh cairan atau
transudate. Ronchi halus berarti terdapat pada lumen bronkus yang kecil.
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hasil
Pemeriksaan Hasil Normal Interpretasi
Pemeriksaan
Hb 16g% 14-18g% Normal
HbA1c 8,5% <6,5% DM tipe 2 menurut
guideline ADA 2011
Leukosit 9.300/mm3 5000-12.000 Normal
Trombosit 212.000/mm3 200.000-400.000 Normal
SGOT 42 u/L 12-38u/L Diatas normal (<3x
normal : peningkatan
ringan)
Mengindikasi adanya
kerusakan hati atau
jantung (Pada sirosis
hati, infark paru)
SGPT 65u/L 7-41u/L Diatas normal.
Mengindikasi adanya
kerusakan hati (pada
fatty liver,
pankreatitis, sirosis
bilier)
Ureum 40mg/dl 10-50mg/dl Normal
Kreatinin 1,2mg/dl 0,6-1,2 mg/dl Normal
GD sewaktu 29 mg/dl 120-200 mg/dl Dibawah normal
(hipoglikemi)
Na 128 meq/l 136-146 meq/L Dibawah normal
K 3,1 meq/l 3,5-5,0 meq/L Dibawah normal
LED 80mm/jam 0-8 mm/jam Diatas normal
D. MASALAH DAN HIPOTESIS

Daftar Masalah Dasar Masalah Hipotesis


Penurunan kesadaran -Tadi pagi ditemukan dalam -Koma ketoasidosis
keadaan tidak sadarkan diri -Koma HONK
-Glaslow Coma Scale 7 (3 8 -Hipoglikemi
menunjukan koma) -Tekanan Intra Kranial
-Kulitnya lembab dan dingin akibat tumor intra cranial
(aliran darah dipertahankan ke -Shock kardiogenik
organ organ vital seperti
otak, jantung dan paru paru)
Faktor resiko hipertensi -Ayahnya meninggal 3 tahun -Stroke akibat hipertensi
yang lalu karena stroke
Batuk batuk -Jarang berobat ke dokter -TBC
padahal sering terdengar batuk -CHF
batuk -Pneumonia
Gatal gatal -2 3 minggu terakhir -Pruritus
mengeluh tangannya gatal -Infeksi
sehingga sering digaruk, -Alergi
sehingga tangannya menjadi
lecet lecet
Tekanan darah tinggi dan -Tuan Halim menceritakan -Hipertensi
suspect DM kepada ibunya bahwa dokter -Diabetes Mellitus
di klinik mengatakan bahwa
menderita tekanan darah
tinggi dan mungkin kencing
manis
Diberikan obat obatan -Diberikan obat glibenklamid -Efek samping hipoglikemik
(sulfonylurea), amoxicylin, akibat sulfonilurea
amlodipine dan salep kulit hipoglikemi penurunan
kesadaran
Tidak makan banyak -Dokternya menganjurkan -Pembatasan makanan yang
jangan banyak makan, tidak tepat konsumsi
terutama gula, garam dan nasi glukosa sedikit + obat
sulfonilurea hipoglikemik
penurunan kesadaran
Suhu subnormal -Didapatkan suhu 36,3oC -Aliran darah dipertahankan
ke organ organ vital seperti
otak, jantung dan paru paru
Hipertensi stage I menurut -Didapatkan tekanan darah -Isolated systolic hypertension
JNC VII 150/80
Obesitas stage I -BMI 26,21 -Resistensi Insulin
-Pola hidup jelek

SESI 2

Daftar Masalah Dasar Masalah Hipotesis


Overdosis obat Malam sebelumnya menelan Lupa minum obat minum
obat tidak sesuai aturan
- glibenklamid 4 tablet sekaligus minum obat
(sediaan 5mg, dosis max overdosis hipoglikemi
15mg/hari atau 10mg/hari koma
dosis tunggal)

- amoxycilin 4 tablet
(sediaan 500mg, dosis
max 1500mg/hari)

- amlodipine 2 tablet
(sediaan 5mg, dosis max
10mg/hari)
Suspect TBC Terdengar ronkhi basah halus Diabetes Mellitus
di paru kanan atas (predileksi memudahkan kuman M.
TBC di apex paru) tuberculosis untuk tumbuh
Diabetes Mellitus HbA1C 8,5% Kebiasaan makan 2 3 bulan
sebelumnya banyak
mengandung glukosa
Peningkatan enzim hati SGOT: 42 u/L Overdosis obat
SGPT: 65u/L
Hipoglikemi GD sewaktu 29 mg/dl Overdosis obat glibenklamid
Gangguan keseimbangan Na: 128 meg/l Overdosis obat glibenklamid
elektrolit K: 3,1 meg/l Dehidrasi
LED: 80 mm/jam LED diatas normal Adanya suatu perjalanan
penyakit kronis

E. DIAGNOSIS
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien,
kami menetapkan diagnosis pada pasien ini adalah Hipoglikemia et causa overdosis
glibenklamid. Kami merencanakan penatalaksanaan buat pasien ini.

F. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan Tn. Halim pada saat pertama kali dibawa ke IGD adalah:
Check ABC

A : Airway : check apakah ada obstruksi saluran nafas (mengorok)

B : Breathing : check apakah pasien masih bernafas atau ada peningkatan irama

pernafasan secara tiba-tiba

C : Circulation : cek nadi dan tekanan darah, apakah pasien mengalami henti

jantung atau tidak

Bila semuanya normal maka ditatalaksana hipoglikeminya:

Berikan larutan dextrose 40% sebanyak 3 flash (@25ml) intravena bolus dan pantau
gula darah setiap 30 menit.
jika belum sadar dan gula darah < 100 mg/dl maka ulangi suntik dextrose 40% 50 ml IV.
jika belum sadar ulangi suntikan dextrose 40% 50ml
jika belum sadar dan gula darah 200 mg/dl berikan suntikan hidrokortison 100 mg per 4
jam selama 12 jam atau deksametason 10 mg iv bolus dilanjutkan 2 mg tiap 6 jam dan
manitol iv 1,5-2 gr/kgBB setiap 6-8 jam
jika sudah sadar berikan dextrose 10% dengan infus 6 jam per kolf untuk
mempertahankan gula darahnya dan secara perlahan-perlahan diturunkan menjadi 5%
obat-obatan anti diabetik untuk sementara dihentikan terlebih dahulu
untuk hipertensinya dapat diberikan golongan Calsium Channel Blocker (ex: amlodipin)
yang sebelumnya sudah dikonsumsi oleh pasien
luka lecet akibat garukan dapat diberikan antiseptik seperti povidone iodine
pasien dirawat di rumah sakit hingga kondisi pasien stabil dengan gula darah sewaktu
dalam batas normal dan tekanan darah yang normal.
Pemeriksaan tambahan yang dianjurkan pada Tn.Halim adalah

1. Pemeriksaan sputum (BTA)


Pemeriksaan sputum pada kasus Tn.Halim dengan menggunakan bilasan bronkus
dikarenakan pasien ini dalam keadaan tidak sadar.
2. Foto thoraks
Unuk pemastian suspect diagnosis TB, yang diharapkan dengan adanya ditemukan
bercak di segmen apikal dari pleura, yang mendukung ke diagnosis TB.

Edukasikan pasien dalam memperhatikan pola makan. Mengurangi makanan yang tinggi
karbohidrat seperti nasi, mengkonsumsi makanan yang tinggi serat seperti buah, sayur, roti
gandum. Selain itu, perhatikan obat-obatan yang akan diminum dan dosis nya serta waktu
konsumsi obat tersebut. Menjaga kebersihan tubuh agar tidak terinfeksi kuman penyakit.

G. KOMPLIKASI
1. Kerusakan otak bahkan sampai terjadi kematian (bila terjadi keadaan hipoglikemik
dalam waktu yang lama)
2. Koma
3. Cardiac dysrhythmia

H. PROGNOSIS

Apabila ditangani secara cepat, maka prognosis dari pasien akan baik. Namun apabila
penyebab keadaan hipoglikemi pada pasien ini adalah suatu tumor, maka prognosis pasien
tidaklah baik. Jadi prognosis dapat dilihat juga dari sebab terjadinya keadaan hipoglikemi
ini.

Ad Vitam : dubia ad bonam

Ad Fungsionam : dubia ad bonam

Ad Sanationam : dubia ad bonam


BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

HIPOGLIKEMIA
Definisi
Batas terendah glukosa darah puasa normal ialah 60 mg%, sesuai dengan definisi
tersebut, maka keadaan glukosa dibawahnya disebut hipoglikemia. Pada umumnya gejala-gejala
dari hipoglikemia akan muncul bila kadar glukosa darah lebih rendah dari 45mg %.

Etiologi
a. makan kurang dari diet yang ditentukan
b. kelebihan dosis insulin pada pengidap diabetes mellitus
c. penggunaan sulfonilurea
d. puasa yang dikhususkan disertai olahraga
e. sesudah melahirkan
Beberapa faktor yang memudahkan hipoglikemia pada DM yang mendapatkan
pengobatan insulin atau sulfonilurea adalah pemasukan makanan yang terlambat atau menurun,
kesalahan dosis obat, latihan jasmani, perubahan penyuntikan insulin.

Patofisiologi
Pada saat makan, maka cukup tersedia sumber energi yang akan diserap dari usus.
Kelebihan energi tersebut akan disimpan sebagai makromolekul, karena itu fase ini disebut fase
anabolik. Hormon yang berperan adalah hormon insulin. Enam puluh persen dari glukosa yang
diserap usus dengan pengaruh insulin akan disimpan dihati sebagai glikogen, sebagian lagi akan
disimpan dalam jaringan lemak dan otot sebagai glikogen. Sebagaian dari gukosa akan
mengalami metabolisme aerob maupun anaerob untuk memperoleh energi yang nantinya akan
digunakan diseluruh tubuh.
Pada saat sesudah makan atau puasa 5-6 jam maka glukosa darah akan mulai menurun dan
hormon insulin pun akan berkurang, sementara hormon kontralateral seperti kortisol, epinefrin,
maupun hormon pertumbuhan meningkat. Terjadilah keaadaan sebaliknya (katabolik) yaitu
sintesis glikogen, protein, dan trigliserida berkurang, sementara proses pemecahan zat-zat
tersebut akan meningkat. Pada saat penurunan glukosa maka hormon epinephrin dan glukagon
akan berperan. Kedua hormon ini akan memacu glikogenolisis dan proteolisis di otot dan
lipolisis di jaringan lemak. Dengan demikian tersedia bahan untuk glukoneogenesis dari asam
amino terutama alanin, piruvat, dan gliserol. Selama proses ini berlangsung tidak terjadi
hipoglikemia. Hipoglikemia terjadi karena ketidakmampuan untuk memproduksi glukosa.
Ketidakmamapuan hati memproduksi ini disebabkan karena penuruanan bahan pembentuk
glukosa, penyakit hati atau ketidakseimbangan hormonal.

Gejala dan tanda klinis


Tanda dan gejala hipoglikemia dapat dikelompokkan dalam
hipoglikemia ringan : gejalanya seperti tremor, takikardi, palpitasi, kegelisahan,
dan rasa lapar.
hipoglikemia sedang : gejalanya seperti gangguan fungsi pada SSP. Mencakup
ketidakmampuan konsentrasi, sakit kepala, vertigo, penurunan daya ingat, bicara pelo,
gerakan tidak terkoordinasi, perubahan emosional.
hipoglikemia berat : gejala seperti disorientasi, serangan kejang, sulit
dibangunkan dari tidur atau bahkan kehilangan kesadaran

OBAT GLIBENKLAMID (Gol. Sulfonilurea generasi kedua)

Mekanisme Kerja

Merangsang sekresi insulin dari granul sel-sel -Langerhans pankreas. Rangsangannya

melalui interaksinya dengan ATP-sensitive K channel pada membran sel-sel yang

menimbulkan depolarisasi membran dan keadaan ini akan membuka kanal Ca. Dengan

terbukanya kanal Ca maka ion Ca++ akan masuk sel , merangsang granula yang berisi insulin

dan akan terjadi sekresi insulin dengan jumlah yang ekuivalen dengan peptida-C. Kecuali itu
sulfonilurea dapat mengurangi klirens insulin di hepar. Pada penggunaan jangka panjang atau

dosis yang besar dapat menyebabkan hipoglikemia.

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian

Gliburid (glibenklamid), potensinya 200x lebih kuat dari tolbutamid (generasi

pertama). Masa paruhnya sekitar 4 jam, metabolisme di hepar, pada pemberian dosis tunggal

hanya 25% metabolitnya diekskresi melalui urin, sisanya melalui empedu. Dosis awal yang

biasa diberikan adalah 2,5 mg/hari atau lebih kecil, dan dosis pemeliharaan rerata adalah 5-10

mg/hari, yang diberikan sebagai dosis tunggal pada pagi hari; dosis pemeliharaan yang lebih

tinggi dari 20 mg/hari tidak dianjurkan.

Kontraindikasi

Karena semua sulfoniurea dimetabolisme di hepar dan diekskresi melalui ginjal,

sediaan ini tidak boleh diberikan pada pasien gangguan fungsi hepar atau ginjal yang berat.

Efek Samping

Insidens efek samping generasi I sekitar 4%. Insidensnya lebih rendah lagi untuk

generasi II. Hipoglikemi, bahkan sampai koma tentu dapat timbul. Reaksi ini lebih sering

terjadi pada pasien usia lanjut dengan gangguan fungsi hepar atau ginjal, terutama yang

menggunakan sediaan dengan masa kerja panjang. Efek samping lain, reaksi alergi jarang

sekali terjadi, mual, muntah, diare, gejala hematologik, susunan saraf pusat, mata dan

sebagainya. Gangguan saluran cerna ini dapat berkurang dengan mengurangi dosis, menelan

obat bersama makanan atau membagi obat dalam beberapa dosis. Gangguan susunan saraf
pusat berupa vertigo, bingung, ataksia dan sebagainya. Gejala hematologik antara lain

leukopenia dan agranulositosis. Hipoglikemia dapat terjadi pada pasien yang tidak mendapat

dosis tepat, tidak makan cukup atau dengan gangguan fungsi hepar dan/atau ginjal.

Kecenderungan hipoglikemi pada orang tua disebabkan oleh mekanisme kompensasi yang

berkurang dan asupan makanan yang cenderung kurang. Selain itu, hipoglikemi tidak mudah

dikenali pada orang tua karena timbul perlahan tanpa tanda akut (akibat tidak ada refleks

simpatis) dan dapat menimbulkan difungsi otak sampai koma.

Indikasi

Memilih sulfonilurea yang tepat untuk pasien tertentu sangat penting untuk suksesnya

terapi. Yang menentukan bukanlah umur pasien waktu terapi dimulai, tetapi usia pasien

waktu penyakit DM mulai timbul. Pada umumnya hasil baik diperoleh pada pasien yang

diabetesnya mulai timbul pada usia diatas 40 tahun. Sebelum menentukan keharusan

pengguanaan sulfonilurea, selalu harus dipertimbangkan kemungkinan mengatasi

hiperglikemi dengan hanya mengatur diet serta mengurangi berat badan pasien. Pemberian

sulfonilurea dapat diberikan pada pasien dengan DM tipe 2 yang tidak dapat dikontrol hanya

dengan diet dan latihan fisik saja. Selama terapi, pemeriksaan fisik dan laboratorium harus

tetap dilakukan secara teratur.

Interaksi dengan Obat Lain :

Alkohol: dapat menambah efek hipoglikemik

Analgetika (azapropazon, fenilbutazon, dan lain-lain): meningkatkan efek

sulfonilurea.
Antagonis kalsium: misalnya nifedipin kadang-kadang mengganggu toleransi

glukosa.

Antihipertensi diazoksid: melawan efek hipoglikemik

Antibakteri (kloramfenikol, kotrimoksasol, 4-kuinolon, sulfonamida dan

trimetoprim): meningkatkan efek sulfonylurea

Propanolol dan penghambat adrenoeseptor : memperberat efek hipoglikemik

Antibakteri rifampisin: menurunkan efek sulfonilurea (mempercepat

metabolisme)

Bentuk Sediaan

Kaptab 5 mg, Tablet 2,5 dan 5 mg, Tablet Ss 5 mg


BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan pada kasus ini adalah pasien menderita hipoglikemi karena menelan obat
glibenklamid yang terlalu banyak sehingga gula darahnya menjadi sangat rendah, menyebabkan
pasien menjadi tidak sadar. Oleh karena itu, pada pasien-pasien dengan Diabetes Mellitus perlu
diedukasi mengenai cara pemberiannya dan dosisnya sehingga kejadian hipoglikemi tidak
terulang lagi.
TINJAUAN PUSTAKA

1. Handoko dan Suharto. Insulin, Glukagon dan Antidiabetik Oral. Dalam: Farmakologi

dan Terapi edisi 4, 2004. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

2. Soegondo S. Prinsip Pengobatan Diabetes, Insulin dan Obat Hipoglikemik Oral. Dalam:

Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,

Jakarta, 2004

3. Sylvia A.Price, dkk. Patofisiologi. EGC. Jakarta. 2006. ed. 6th. p.1262-3

Anda mungkin juga menyukai