Anda di halaman 1dari 7

Selama Kemarau, Kebakaran

Terbesar Pada Perkebunan


ASL
Minggu, 9 Maret 2014 10:31

Susilawati
Petugas pemadam kebakaran di Sintang saat memadamkan api yang membakar lahan gambut di belakang kantor
inspektorat, Rabu (5/2/2014)

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Selama kemarau panjang yang mengkibatkan


terjadi kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Sintang. Kebakaran terbesar terjadi pada
perkebunan sawit PT Agro Sukses Lestari (ASL) di Kecamatan Kelam Permai dengan luas
kebakaran mencapai 65,42 hektare.
Kepala Daerah Operasi Manggala Agni Sintang, Kadarwanto, mengungkapkan, hingga saat ini
pihaknya telah melakukan 21 kali pemadaman api di Kabupaten Sintang.
"Dari 21 lokasi yang kita padamkan, memang ASL yang paling luas yaitu 65,42 hektare. Api
baru bisa dipadamkan setelah lima hari, itupun karena hujan pada malam harinya," ujar
Kadarwanto kepada Tribunpontianak.co.id, Minggu (9/3/2014).
Menurutnya, di Kabupaten Sintang sendiri kebakaran hutan dan lahan yang terjadi mayoritas di
Kecamatan Sintang, 80 persen kebakaran merupakan lahan gambut yang mudah terbakar.
"Saat ini kebakaran lahan tidak ada, tetapi potensi kebakaran lahan tetap ada sebab cuaca susah
diprediksi. Berdasarkan informasi dari BMKG, Maret masih ada potensi kebakaran hutan dan
lahan," katanya.
Kadarwanto menjelaskan, mayoritas kebakaran lahan di Kabupaten Sintang terjadi dari aktifitas
ladang masyarakat yang kemudian mengakibatkan kebakaran ditempat lain. Sementara
dikawasan hutan observasi hingga saat ini belum ada kebakaran.
"Untuk hutan observasi tidak ada, karena pengawasan kita perketat. Satu hari dua regu dengan
30 orang, kita stanby di kelam dan dibaning. Bahkan di baning satu jam sekali kita patroli,"
ujarnya.
Banjir Merendam Lima
Desa di Nanga Mahap,
Ketinggian Air Hingga Dua
Meter
Minggu, 15 Mei 2016 10:18

BPBD Sekadau
Kondisi banjir di Kecamatan Nanga Mahap, akibat hujan deras yang mengguyur, pada Sabtu (14/5). Lima
desa diantaranya terendam banjir.
BPBD Sekadau
Kondisi banjir di Kecamatan Nanga Mahap, akibat hujan deras yang mengguyur, pada Sabtu (14/5). Lima
desa diantaranya terendam banjir.

BPBD Sekadau
Kondisi banjir di Kecamatan Nanga Mahap, akibat hujan deras yang mengguyur, pada Sabtu (14/5). Lima
desa diantaranya terendam banjir.

BPBD Sekadau
Kondisi banjir di Kecamatan Nanga Mahap, akibat hujan deras yang mengguyur, pada Sabtu (14/5). Lima
desa diantaranya terendam banjir.
BPBD Sekadau
Kondisi banjir di Kecamatan Nanga Mahap, akibat hujan deras yang mengguyur, pada Sabtu (14/5). Lima
desa diantaranya terendam banjir.

BPBD Sekadau
Kondisi banjir di Kecamatan Nanga Mahap, akibat hujan deras yang mengguyur, pada Sabtu (14/5). Lima
desa diantaranya terendam banjir.
1
2
3
4
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU - Lima Desa di KecamatanNanga
Mahap dilanda banjir, akibat hujan deras yang mengguyur pada Sabtu (14/5/2016).
Diungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Sekadau Akhmad Suryadi, lima desa tersebut diantaranya, Desa Nanga Mahap, Nanga
Suri, Lembah Beringin, Batu Pahat dan Tembesuk.
Ia juga mengatakan, air merendam hingga di Kota Kecamatan. "Ketinggian air di Jalan
Provinsi setinggi setengah meter. Sedangkan di kawasan pasar ketinggian air mencapai
dua meter," katanya.
Akhmad menuturkan, banjir tersebut akibat terjadinya hujan di daerah perhuluan.
Terlebih, daerah Nanga Mahap merupakan daerah yang berada tak jauh dari pertemuan
sungai.
"Saat ini tim sudah kami turunkan ke lokasi, memang ketinggian air saat ini ketinggian
air masih, dan kemungkinan akan berangsur surut," ujarnya.
Akhmad mengatakan, masyarakat tidak terlalu panik akibat bajir yang terjadi. Karena,
kata dia, kondisi air meninggi pada pagi hari. "Kalau terjadi pada malam hari seperti
sebelumnya pasti panik. Ini panik tapi tidak terlalu," ucapnya.
Ia menambahkan, alat-alat sudah disiapkan. Hingga saat ini, kata dia, pihaknya belum
menerima laporan bila ada warga yang mengungsi. "Belum ada laporan warga yang
mengungsi," imbuhnya.
Selain itu, dikatakannya banjir yang terjadi di Nanga Mahap bisa terjadi di Nanga Taman
hingga Rawak (Sekadau Hulu) "Kemungkinan banjir kiriman pasti ada. Apalagi setelah
Mahap bisa nanti ke Nanga Taman hingga Rawak," timpalnya.
Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat terutama yang berada di pesisir
sungai agar selalu waspada terhadap banjir kiriman.
"Masyarakat terutama yang berada di pesisir sungai agar selalu waspada dan
mengantisipasi kemungkinan adanya banjir kiriman," tandasnya.

Anda mungkin juga menyukai