INSIDENSI FRAKTUR SCAPHOID YANG TIDAK TERDETEKSI PADA PASIEN

FRAKTUR DISTAL RADIUS YANG MASUK INSTALASI GAWAT DARURAT

RUMAH SAKIT DR HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2015
DESEMBER 2016

Farry, Herman H., Ismiarto, Y.D

Departemen Orthopaedi dan Traumatologi

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
RS DR Hasan Sadikin Bandung

Latar Belakang: Fraktur distal radius dapat terjadi dengan beberapa cedera penyerta, seperti
fraktur stiloid ulna, cedera sendi radioulnar distal, dan fraktur scaphoid. Fraktur distal radius
yang disertai dengan fraktur scaphoid diketahui jarang terjadi sehingga dapat luput dari
perhatian dan tidak terdeteksi.

Metodologi: Penelitian yang dilakukan bersifat retrospektif dan deskripsi analitik, dengan
cara melihat rekam medis seluruh kasus fraktur distal radius pada instalasi gawat darurat
Rumah Sakit DR Hasan Sadikin Bandung dari bulan Januari 2015 sampai dengan Desember
2016 untuk mengetahui angka kejadian fraktur distal radius yang disertai dengan fraktur
scaphoid yang tidak terdeteksi.

Hasil: Didapatkan 52 kasus fraktur distal radius yang terdiri dari 35 kasus (67%) dialami oleh
pria dan 17 kasus (33%) dialami oleh wanita. 41 kasus (79%) merupakan kasus dengan
trauma energi tinggi, dan 11 kasus (21%) merupakan kasus dengan energi rendah. Dari
keseluruhan kasus fraktur distal radius, 7 kasus (13%) disertai dengan fraktur scaphoid, 9
kasus (17%) tanpa cedera penyerta, 22 kasus (42%) disertai dengan fraktu stiloid ulna, dan 14
kasus (28%) disertai dengan disrupsi sendi radioulnar distal. Seluruh kasus fraktur distal
radius dengan fraktur scaphoid (100%) merupakan kasus dengan trauma energi tinggi.
Terdapat 1 kasus (14%) fraktur scaphoid pada pasien dengan fraktur distal radius yang tidak
terdeteksi ketika awal pasien masuk ke dalam instalasi gawat darurat.

Kesimpulan: Kasus fraktur distal radius dengan penyerta fraktur scaphoid merupakan kasus
yang jarang terjadi dan disebabkan oleh trauma energi tinggi, sehingga dapat tidak terdeteksi
ketika awal pasien masuk ke dalam instalasi gawat darurat. Insidensi terjadinya kasus fraktur
distal end radius disertai dengan fraktur scaphoid yang tidak terdeteksi pada Instalasi Gawat
Darurat RS DR Hasan Sadikin periode Januari 2015 Desember 2016 adalah sebesar 14%.
Oleh karena itu, semua kasus fraktur distal radius, terutama yang disebabkan oleh trauma
energi tinggi, perlu diperiksa lebih lanjut apakah ada penyerta fraktur scaphoid untuk
mencegah adanya kasus yang tidak terdeteksi.

Kata kunci: Fraktur distal radius, fraktur scaphoid

 INCIDENCE OF UNDETECTED SCAPHOID FRACTURE IN PATIENTS WITH
DISTAL END RADIUS FRACTURE ADMITTED TO EMERGENCY WARD OF DR
HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG IN JANUARY 2015 DECEMBER 2016

Farry, Herman H., Ismiarto, Y.D

Department of Orthopaedic dan Traumatology

Faculty of Medicine Universitas Padjadjaran
DR Hasan Sadikin Hospital Bandung

Background: Distal end radius fracture can occur with several concurrent injuries, such as
styloid ulna fracture, distal radioulnar joint disruption, and scaphoid fracture. Distal end
radius fractures accompanied by scaphoid fractures are known to be rare cases, that some
cases may be undetected.

Methods: A retrospective study with analytical description is performed by reviewing

medical records of all distal end radius fractures admitted to emergency ward of DR Hasan
Sadikin Hospital from January 2015 through to December 2016 to determine the incidence of
undetected scaphoid fracture with distal end radius fractures.

Results: We found 52 cases of distal end radius fractures consisting of 35 cases (67%)
experienced by men and 17 cases (33%) experienced by women. 41 cases (79%) were cases
with high-energy trauma, and 11 cases (21%) were cases with a low energy trauma. Of all
cases of distal end radius fractures, 7 cases (13%) were accompanied with scaphoid fracture,
9 cases (17%) without concomitant injury, 22 cases (42%) accompanied with styloid ulna
fracture, and 14 cases (28%) accompanied with distal radioulnar joint disruption. All cases of
distal end radius fracture with scaphoid fracture (100%) were high-energy trauma. There is 1
case (14%) of scaphoid fracture in patient with distal end radius fracture that is undetected
when admitted to emergency ward.

Conclusion: Concomitant scaphoid fracture with distal end radius fracture is a rare case and
caused by high-energy trauma, and may be undetected when the patient admitted to
emergency ward. Incidence of undetected scaphoid fracture in patients with distal end radius
fracture in DR Hasan Sadikin Hospital Bandung from January 2015 December 2016 is
14%. Thereby, all cases of distal end radius fractures, especially cases caused by high energy
trauma should be further examined for concomitant scaphoid fracture to prevent undetected
case.

Keywords: Distal end radius fracture, scaphoid fracture