1
6 Selain faktor kelembagaan, struktural, dan yuridis, maka Keteladanan pemimpin pun Keteladanan Dengan mengandal-
keteladanan para pemimpin selalu menjadi daya hela yang kuat. menjadi salah satu cara pemimpin kan keteladanan pe-
Keberhasilan Risma sebagai wali kota banyak dicontoh para kepala melekatkan nilai trust pada mimpin saja, Nilai
daerah lain. Risma tegas, banyak turun ke lapangan, dan menjadi rakyat. trust pada masyarakat
ibu bagi rakyatnya. Visi Ridwan Kamil dalam membangun taman yang akan muncul
kota juga diikuti yang lain. Ia menyukai keindahan, artistik, dan pada masyarakat
menyapa. Tentu banyak kepala daerah lain yang menunjukkan hanya akan berupa ke-
kepemimpinan kuat, seperti Abdullah Azwar Anas, Suyoto, Nurdin percayaan semu.
Abdullah, dan sebagainya Tidak akan bertahan
lama.
7 Namun, ada yang kontroversial, yaitu gaya kepemimpinan Ahok. Gaya kepemimpinan yang Benarkah dengan
Dia tegas, tanpa kompromi, frontal, dan serbacepat. Karena itu, gagal dalam menaikkan trust tumbuhnya budaya
antara pemuja dan pengkritiknya sama kuatnya. Gayanya yang masyarakat. demokrasi bisa me-
frontal dalam menggusur permukiman kumuh menjadi titik Dalam membangun demo- lejitkan trust masya-
picunya. Demikian pula langkah cepatnya untuk membangun 17 krasi tak cukup hanya rakat?
pulau baru di Teluk Jakarta. menyediakan sistem, hukum
Ahok seolah membuang public sphere bagi tumbuhnya public dan kelembagaan.
discourse. Padahal, dalam membangun demokrasi, tak cukup Harus tumbuhnya budaya
hanya menyediakan sistem, hukum, dan kelembagaan, tapi juga demokrasi untuk melejitkan
berseminya budaya demokrasi. Hadirnya ruang publik untuk trust masyarakat.
membangun wacana publik adalah keniscayaan bagi budaya
demokrasi. Pada titik ini ia gagal membangun asosiasi, yang
menjadi prasyarat bagi tumbuhnya kerja sama yang selanjutnya
melejitkan trust.
8 Koentjaraningrat, bapak antropologi Indonesia, melalui Nilai kerjasama yang harus
serangkaian studinya, ia mengidentifikasi mentalitas manusia dipelihara bangsa Indonesia
Indonesia. Ada yang negatif, ada yang positif. Ada yang harus
dibuang, ada yang harus dipelihara dan dikembangkan agar sesuai
dengan cita-cita pembangunan. Salah satu nilai tersebut adalah
nilai-nilai kerja sama yang tecermin pada tradisi kerja bakti,
misalnya. Ujung dari semua itu adalah budaya gotong royong.
Bahkan, Bung Karno, saat pidato 1 Juni 1945, yang kini telah
ditetapkan sebagai hari lahir Pancasila, menyebut jika Pancasila
diperas menjadi satu sila saja maka sila itu adalah gotong royong
9 Budaya trust seperti yang disyaratkan Fukuyama bagi kemajuan Tiadanya stabilitas politik Untuk mendapatkan
Indonesia telah bersemi di bumi Indonesia. Namun, sebagai membuat Indonesia belum stabilitas politik
bangsa yang baru dibentuk, dan tiadanya stabilitas politik dan bisa mencapai tujuannya, (dengan sistem buat-
konsistensi sistem politik membuat perjalanan hampir 71 tahun walaupun budaya trust telah an manusia) perlu juga
bangsa ini belum mencapai bentuknya yang jejeg. Karena itu, kita bersemi di Indonesia. dijalankan oleh manu-
begitu limbung terhadap nilai-nilai budaya sendiri, dan seolah sia yang sempurna.
hanya dihadapkan pada satu ekstremitas pilihan. Seolah dunia itu
linier, seperti pilih santun tapi korupsi atau pilih kasar tapi bersih.
10 Di bulan Pancasila ini, sudah saatnya kita mengukuhkan nilai-nilai Saatnya mengukuhkan nilai-
bangsa yang koheren dengan peradaban maju. Bangsa yang maju nilai bangsa yang koheren
adalah bangsa yang keras hati pada jati diri, bukan bangsa yang dengan peradaban maju.
mudah dinegosiasi dan yang mudah dilumpuhkan oleh intrusi.
Kebudayaan yang persisten adalah kebudayaan yang bisa
menghimpun unsur baik dan inklusif
2
JUDUL : Trust| 03/06/2016
Genre : Opini
Pembaca : Masyarakat Umum; Intelektual Muslim
Urgensi : - Memperkenalkan konsep trust
- Mengopinikan berkembangnya nilai trust dalam bingkai demokrasi guna meningkatkan "daya saing bangsa" menuju
Indonesia berkemajuan
2. Martabat diraih tidak lagi dengan kekuatan militer, akan tetapi dengan kekuatan ekonomi.
Kesuksesan ekonomi menjadi ukuran kemajuan suatu bangsa.
Menjadikan kesuksesan ekonomi sebagai tolok ukur kemajuan sebuah bangsa memperlihatkan penulis menggunakan asas kapitalisme
sebagai landasan pemikirannya
Sebagai seorang Muslim, hendaknya menjadikan menggunakan aqidah Islam pula sebagai tolak ukur untuk segala hal.
3. Seluruh masyarakat ekonomi yang berhasil disatukan oleh sikap saling percaya, bekerjasama untuk mencapai satu tujuan yang sama.
Untuk itu harus ada kemampuan masyarakat untuk melakukan asosiasi satu sama lain, saling berhubungan.
Bagaimana memunculkan kemampuan masyarakat untuk melakukan asosiasi satu sama lain, penulis menjawab di poin ke-empat
4. Kemampuan asosiasi sangat tergantung pada kemauan saling berbagi dalam mencari titik temu norma-norma dan nilai-nilai bersama
Jika titik temu ditemukan; Kepentingan individu akan tunduk pada kepentingan kelompok
5. Kehendak untuk mencapai kemakmran ekonomi yang semakin menguat, dengan berbagai cara; bisnis; politik (menjadi cara cepat)
Sebagaimana yang di-sebutkan komentar poin 4, asas kapitalisme tidak dapat menjamin kepentingan indvidu bisa tunduk pada
kepentingan komunitas kelompok (negara).
Yang lebih penting (untuk memperoleh kemakmuran ekonomi) bukan dengan usaha masing-masing individu, tetapi bangsa dan negara
melekatkan nilai trust pada setiap individu.
6. Keteladanan pemimpin pun menjadi salah satu cara melekatkan nilai trust pada rakyat.
Dengan mengandalkan keteladanan pemimpin saja, Nilai trust pada masyarakat yang akan muncul pada masyarakat hanya akan berupa
kepercayaan semu. Tidak akan bertahan lama.
Selama sistemnya tetap menggunakan kapitalisme, tumbuhnya budaya demokrasi hanya akan menjadi petrumbuhan yang semu saja.
Karena budaya demokrasi akan tumbuh pada segolongan yang mendukung pemerintahan yang sudah berjalan saja
3
9. Tiadanya stabilitas politik membuat Indonesia belum bisa mencapai tujuannya, walaupun budaya trust telah bersemi di Indonesia.
10. Saatnya mengukuhkan nilai-nilai bangsa yang koheren dengan peradaban maju.
Saat menggunakan aqidah Islam sebagai landasan pemikiran, umat tidak akan dipusingkan dengan bagaimana memperkuat ekonomi
bangsa,bagaimana membuat daya saing bangsanya dengan bangsa yang lain lebih meningkat. Karena saat aqidah Islam dijadikan
landasan, yang akan umat lakukan adalah menegakkan seluruh syariat Islam dalam rangka meningkatkan ketakwaan.