Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN PENYAKIT COMMON

COLD
No. Dokumen : /PKM-TRW/SOP/UKM/2016

No. Revisi :1
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS
TARAWEANG Sudirman,SKM,M.Adm.Kes
Nip.19670107 198903 1 012

1. Pengertian Common cold sering dikenal dengan flu adalah penyakit menular disebabkan oleh virus RNA
yaitu virus influenza A, B dan lebih jarang C. Virus ini menyerang saluran napas atas dan paru-
paru.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan common cold

3. Kebijakan SK KepalaPuskesmas

4. Referensi Depkes RI 2014. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.

Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
dahulu, riwayat alergi, dan riwayat penyakit keluarga). Keluhan yang sering muncul adalah
demam, bersin, batuk, sakit tenggorokan, hidung meler, nyeri sendi dan badan, sakit kepala,
lemah badan.
2. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan, terutama respirasi, nadi, dan suhu
tubuh.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan/yang sesuai, terutama pemeriksaan
paru
4. Petugas menegakkan diagnosa dan atau differential diagnosa berdasarkan hasil anamnesa,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (jika diperlukan).
5. Penatalaksanaan komprehensif (plan)
a. Umumnya tanpa obat (self-limited disease). Hal yang perlu ditingkatkan adalah daya
tahan tubuh
b. Terapi simptomatik perolral: antipiretik pada dewasa yaitu parasetamol 3-4 x 500 mg/hari
(10-15 mg/kgBB) atau ibuprofen 5-10 mg.kgBB. Dekongestan seperti pseudoefedrin (60
mg setiap 4-6 jam). Antihistamin seperti CTM 4-6 mg sebanyak 3-4 kali/hari, atau
difenhidramin 25-50 mg setiap 4-6 jam, atau loratadin atau cetirizine. Dapat pula
diberikan antitusif atau ekspektoran bila disertai batuk.
c. Konseling dan edukasi terutama individu dan lingkungannya.
2.
5 Unit terkait Unit BP-umum, loket, laboratorium, konseling sanitasi

6 Dokumen terkait Rekam medik


PENATALAKSANAAN PENYAKIT GASTRITIS
No. Dokumen : /PKM-TRW/SOP/UKM/2016

No. Revisi :1
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS
TARAWEANG Sudirman,SKM,M.Adm.Kes
Nip.19670107 198903 1 012

5. Pengertian Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung sebagai
mekanisme proteksi mukosa apabila terdapat akumulasi bakteri atau bahan iritan lain.
6. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan gastritis

7. Kebijakan SK KepalaPuskesmas

8. Referensi Depkes RI 2014. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.

Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
dahulu, riwayat alergi, dan riwayat penyakit keluarga). Keluhan yang sering muncul adalah
rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut bagian atas.
2. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan/yang sesuai, terutama pemeriksaan
abdomen.
4. Petugas menegakkan diagnosa dan atau differential diagnosa berdasarkan hasil anamnesa,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (jika diperlukan).
5. Penatalaksanaan komprehensif (plan)
a. Penatalaksanaan: terapi diberikan peroral dengan obat antara lain: H2 bloker 2x/hari
(ranitidin 150 mg/kali, famotidin 20 mg/kali, simetidin 400-800 mg/kali), PPI 2x/hari
(omeprazole 20 mg/kali, lansoprazol 30 mg/kali), serta antasida dosis 3x500-1000
mg/hari.
b. Konseling dan edukasi: menghindari pemicu terjadinya keluhan, antara lain dengan
makan tepat waktu, makan sering dengan porsi kecil dan hindari makanan yang
meningkatkan asam lambung seperti kopi, teh, makanan pedas dan kol.
2.
7 Unit terkait Unit BP-umum, loket

8 Dokumen terkait Rekam medik


PENATALAKSANAAN PENYAKIT MIALGIA
No. Dokumen : /PKM-TRW/SOP/UKM/2016

No. Revisi :1
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS
TARAWEANG Sudirman,SKM,M.Adm.Kes
Nip.19670107 198903 1 012

9. Pengertian Mialgia atau

10. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan common cold

11. Kebijakan SK KepalaPuskesmas

12. Referensi Depkes RI 2014. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.

Prosedur 6. Petugas melakukan anamnesa (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
dahulu, riwayat alergi, dan riwayat penyakit keluarga). Keluhan yang sering muncul adalah
demam, bersin, batuk, sakit tenggorokan, hidung meler, nyeri sendi dan badan, sakit kepala,
lemah badan.
7. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan, terutama respirasi, nadi, dan suhu
tubuh.
8. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan/yang sesuai, terutama pemeriksaan
paru
9. Petugas menegakkan diagnosa dan atau differential diagnosa berdasarkan hasil anamnesa,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (jika diperlukan).
10. Penatalaksanaan komprehensif (plan)
a. Umumnya tanpa obat (self-limited disease). Hal yang perlu ditingkatkan adalah daya
tahan tubuh
b. Terapi simptomatik perolral: antipiretik pada dewasa yaitu parasetamol 3-4 x 500 mg/hari
(10-15 mg/kgBB) atau ibuprofen 5-10 mg.kgBB. Dekongestan seperti pseudoefedrin (60
mg setiap 4-6 jam). Antihistamin seperti CTM 4-6 mg sebanyak 3-4 kali/hari, atau
difenhidramin 25-50 mg setiap 4-6 jam, atau loratadin atau cetirizine. Dapat pula
diberikan antitusif atau ekspektoran bila disertai batuk.
c. Konseling dan edukasi terutama individu dan lingkungannya.
2.
9 Unit terkait Unit BP-umum, loket, laboratorium, konseling sanitasi

10 Dokumen terkait Rekam medik

Anda mungkin juga menyukai