Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Reproduksi merupakan kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan
yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar
tidak punah. Hal ini juga bertujuan agar keseimbangan alam tetap terjaga. Pada rantai
makanan, bayangkan jika salah satu mata rantai tersebut hilang. Tentu akan tidak seimbang
proses alam ini dan akan 2 menghancurkan sebuah ekosistem, atau bahkan peradaban. Sistem
reproduksi vertebrata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi jantan, kelenjar
seks asesoris (pada mamalia) dan organ kopulatoris (pada hewan-hewan dengan fertilisasi
internal) (Tenzer, 2003).
Umumnya reproduksi vertebrata adalah sama. Tetapi karena faktor lain seperti tempat
hidup, perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan
pada proses fertilisasi. Seperti contoh, hewan akuatik pada umumnya melakukan fertilisasi di
luar tubuh (fertilisasi eksterna), sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam tubuh
(fertilisasi interna) (Pratiwi,1996).
Bagi hewan yang melakukan fertilisasi internal, sistem reproduksinya dilengkapi
dengan adanya organ kopulasi, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari
organisme jantan ke betina.

1.2 Tujuan
Paper ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui struktur anatomi reproduksi dari
masing-masing kelas vertebrata dimulai dari kelas pisces, amphibi, reptil, aves dan mamalia,
juga satu perwakilan dari gastropoda, dan mekanisme fertilisasi.
BAB 2
ISI

2.1 Struktur Anatomi Reproduksi pada Acatina fulica


Organ genitalia tipe hermaphodite (organ reproduksi berumah satu) :

^ Ovotestis (Organ Ovarium dan testis dalam satu tempat)berwarna putih kekuningan,
terdiri dari beberapa Lobus, melekat di permukaan hepatopancreas, merupakan organ
penghasil sel telur (OVA)dan sperma sekaligus)
^ Ductus hermaphroditicus, merupakan saluran keluar sel telur dan sperma secara
bersama dari Ovotestis, berkelok-kelok spiral, warna kekuningan, sel telur dan sperma
sekaligus)
^ Oviduct (Saluran telur), saluran yang menanmpung hanya sel telur saja, berbentuk
lurus dan transparan, bermuara pada atrium genitale, letaknya berimpit dengan Epididymis
^ Epididymis (Ductus Spermatycus) saluran sperma saja, berbentuk berkelok-kelok
padat. Melanjutkan epididimys menjadi saluran yang lurus yaitu vas deferens dan bermuara
di atrium genitale
^ Glandula albuminosa (Kelenjar albumin), warna kuning pucat, ukuran kecil pada
saat reproduksi dan menjadi sangat besar jika sedang ggravid (Masa bertelur). Berfungsi
memberikan lapisan ALBUMIN (Putih telur paada tiap butir ovum yang masuk ke Oviduct.
^ Spematheca (Kantung sperma ) berwarna merah, terletak menempel di batas antara
epididymis dan Vas deferens, berfungsi menampung sperma dari bekicot lain setelah
kopulasi
^ Ductus genitale (Saluran menuju Spermatecha ) merupakan ruang muara bersama
dari Oviduct, vas deferens, Ductus Spermatechalis dan penis
^ Musculus retractor penis Otot yang menarik penis
^ Penis berwarna kekuningan merupakan alat kopulasi, tersusun dari otot, difungsikan
dengan cara seperti membuka kaos kaki.

Hewan Hermaphrodite tidak dapat dibedakan antara jantan dan betinanya, karena tiap
Individu memproduksi Ova dan Sperma sekaligus. Sperma dari Tubuh bekicot tidak dapat
dibuahi sel telur yang diproduksinya sendiri. Untuk pembuahan telur diperlukan adanya
pertukaran sperma denagn bekicot lain melalui kegiatan Kopulasi.

2.2 Struktur Anatomi Reproduksi pada Cyprinus carpio


Ovarium pisces menghasilkan ribuan atau ratusan telur, memenuhi sebagian besar
rongga tubuh. Gonad tergantung pada mesentri dalam rongga tubuh, dan selama hidup masih
ditempat itu. Saluran reproduksi jantan pada sebagian besar ikan jantan, tubulus mikroskopik
yang disebut vasa everensia menyalurkan sperma dari tubulus semini ferus melalui mesentri
yang menyangga testis ketubulus anteriorginjal (ginjal merupakan suatu opistonepros)
sperma melewati tubulus-tubulus ini menuju saluran arkinefrik yang menyalurkan baik urin
baik sperma kekloaka. Saluran reproduksi betina ada sebagian besar ikan betina, telur
disalurkan dari rongga tubuh (coelom) oleh sepasang oviduc, tetapi oviduc tersebut
mengalami perubahan sesuai dengan cara reproduksinya. Hampir semua ikan berkembang
biak didalam air sebagian besar bersifat ovivar fertiisasi terjadi diluar dan telur berkembang
menjadi larva yang dapat berdiri sendiri. Misalnya pada ikan, tiap oviduc merupakan saluran
sederhana berkelompok yang menjulur dari bagian anterior rongga tubuh ke kloaka. Beberapa
ikan menahan telur yang telah dibuahi di dalam saluran reproduksi sampai perkembangan
embrio selesai. Oviduc mempunyai sel kelenjar yang mengsekresi lapisan jeli disekitar telur,
dan bagian bawah melebar untuk penampungan telur sementara tetapi selain itu oviduc tidak
mengalami spesialisasi. Berikut sistem reproduksi dan perkembangan pada pisces secara
umum. Pada dunia perikanan, organ dalam pada ikan ini biasa disebut Gonad. Pada betina
memiliki Ovary dan pada jantan memiliki Testis.
.

Ovary
Ovary pada ikan terdiri dari banyak telur. Setiap jenis ikan memiliki ukuran telur sendiri,
ada yang besar dan ada yang kecil. Ukuran telur akan menentukan jumlah telur yang
dimiliki oleh seekor induk. Ikan yang memiliki ukuran telur besar contohnya ikan Nila dan
Arwana, akan memiliki jumlah telur yang lebih sedikit disbanding dengan ikan yang
ukuran telurnya kecil seperti ikan Cupang dan Mas. Hal ini disebabkan oleh kapasitas yang
dimiliki si induk untuk menampung telur. Ukuran telur ikan banyak ditentukan oleh ukuran
kuning telurnya. Makin besar kuning telur makin besar pula peluang embrio untuk
bertahan hidup. Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak pada
anterior rongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang hanya ovarium kanan. Pada
Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang. Saluran reproduksi
Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya berfusi yang memiliki satu ostium
yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk sempit pada bagian anterior dan posteriornya.
Pelebaran selanjutnya pada uterus yang bermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk
pendek dan berhubungan langsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan
bermuara pada satu lubang. Teleostei tidak memiliki kloaka.

Testis
Testis adalah organ reproduksi jantan yang terdapat berpasangan dan terletak di bawah tulang
belakang. Testis ikan berbentuk seperti kantong dengan lipatan-lipatan, serta dilapisi dengan
suatu lapisan sel spermatogenik (spermatosit). Sepasang testis pada jantan tersebut akan
mulai membesar pada saat terjadi perkawinan, dan sperma jantan bergerak melalui vas
deferens menuju celah/ lubang urogenital. Testis berjumlah sepasang, digantungkan pada
dinding tengah rongga abdomen oleh mesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang
kasar. Kebanyakan testisnya panjang dan seringkali berlobus.
Saluran reproduksi
Pada Elasmoranchi beberapa tubulus mesonefrus bagian anterior akan menjadi duktus
aferen dan menghubungkan testis dengan mesonefrus, yang disebut dutus deferen. Bahian
posterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula seminalis, lalu dari sini akan
terbentuk kantung sperma. Dutus deferen akan bermuara di kloaka.

Proses fertilisasi
Pembuahan pada ikan ada 2 cara, yakni pembuahan di dalam (internal fertilization) dan
pembuahan di luar (external fertilization). Namun demikian kebanyakan jenis ikan
melakukan pembuahan diluar (external fertilization). Ikan yang melakukan pembuahan
diluar disebut ikan jenis ovipar. Ikan jenis ovipar mengeluarkan telur dari dalam tubuhnya
untuk dibuahi oleh jantan. Proses pembuahan sel telur (oosit) oleh sel sperma berlangsung
diluar tubuh ikan dimana sperma memasuki sel telur melalui sebuah lubang yang disebut
dengan mikrofil. Umumnya hanya satu sperma yang dapat masuk ke dalam sebuah sel
telur. Oosit yang telah dibuahi oleh sel sperma disebut zigot.

2.3 Struktur Anatomi Reproduksi pada Rana sp dan Bufo sp


Pola reproduksi amphibi

Ovarium amphibi menghasilkan ribuan atau ratusan telur, memenuhi sebagian besar
rongga tubuh. Gonad tergantung pada mesentri dalam rongga tubuh, dan selama hidup masih
ditempat itu. Saluran reproduksi jantan pada sebagian besar amiphibi jantan, tubulus
mikroskopik yang disebut vasa everensia menyalurkan sperma dari tubulus semini ferus
melalui mesentri yang menyangga testis ketubulus anterior ginjal (ginjal merupakan suatu
opistonepros) sperma melewati tubulus-tubulus ini menuju saluran arkinefrik yang
menyalurkan baik urin baik sperma kekloaka. Saluran reproduksi betina ada sebagian besar
amphibi betina, telur disalurkan dari rongga tubuh (coelom) oleh sepasang oviduc, tetapi
oviduc tersebut mengalami perubahan sesuai dengan cara reproduksinya. Hampir semua
amphibia berkembangbiak didalam air sebagian besar bersifat ovivar fertiisasi erjadi diluar
dan telur berkembang menjadi larva yang dapat berdiri sendiri. Misalnya pada katak, tiap
oviduc merupakan saluran sederhana berkelompok yang menjulur dari bagian anterior rongga
tubuh kekloaka. Oviduc mempunyai sel kelenjar yang mengsekresi lapisan jeli disekitar telur,
dan bagian bawah melebar untuk penampungan telur sementara tetapi selain itu oviduc tidak
mengalami spesialisasi.

Sistem reproduksi dan perkembangan pada amphibi secara umum


Fertilisasi eksternal, tetapi terjadi ketika katak jantan menjepit pada katak betina
ketika perkawinan (yaitu ketika elur dilepaskan segera sperma disemprotkan). Katak betina
mempunyai dua ovarium, yang terletak disebelah sentral mesonefros. Telur dewasa keluar
terus masuk kedalaselom, lalu ketarik kedalam oviduc, lalu kekloaka. Disekitar sejumlah
telur itu, terbentuk selubung gelatinosa dan pembentukan selubung itu terjadi ketika telur
masih didalam oviduc. Katak jantan memiliki dua testis yang berhubungan dengan ginjal
melalui beberapa vasa eferensia. Spermtozoa mencapai kloaka melalui saluran wolff.
Perkembangan selanjutnya terjadi dialam air. Pembelahan total, inekual, (dari delapan
buah sel, yang empat buah diatas lebih kecil dari kuarted( 4 buah sel) yang dibawah).
Glastulasi berakhir terutama setelah terbentuknya 2 lapisan mesodon. Dalam pekembangan
selanjutnya terbentuk setadium larva akuatis, bernafas dengan insang dan disebut dengan
berudu terjadi metamorfosis terjadi katak dewasa.
2.4 Struktur Anatomi Reproduksi pada Mabouya multifasciata
Betina

Ovarium (indung telur) sepasang dan berbenjol-benjol menuju oviduct (saluran telur)
yaitu saluran panjang dan berkelok-kelok, dilanjutkan dengan uterus (rahim) yang menuju ke
vagina. Tipe uterus adalah bicornis (seperti tanduk ganda), mampu diisi dengan 4 pasang
embrio.
Jantan

Dimulai dari testis berbentuk oval, sepasang dan berwarna putih kekuningan. Saluran
testis meliputi epidydimis, yang berlanjut menjadi vas deferens. Alat kopulasi berupa
sepasang hemipenis, terletak di cauda.
2.5 Struktur Anatomi Reproduksi pada Columba livia
Betina

Ovarium (indung telur), hanya satu disebelah kiri saja(sebelah kanan rudimentair),
berbenjol-benjol. Oviduct (saluran telur), infundibulum tuba (tempat fertilisasi internal),
uterus, mengandung kelenjar, tempat pembungkusan telur dengan sekret berupa albumin
(putih telur), selaput membran (shell-membrane) dilanjutkan dengan shell (cangkang) yang
mengandung bahan kapur.
Jantan

Testis bentuk oval, sepasang, dan berwarna putih kekuningan, terdapat diujung lobus
pertama ginjal, dilekatkan oleh mesorchium. Saluran testis meliputi epidydimis, yang
berlanjut menjadi vas deferens.
2.6 Struktur Anatomi Reproduksi pada Cavia cobaya

Betina
Ovarium (indung telur), terletak di caudal ren, berbenjol-benjol karena berisi folikel-
folikel Graaf (sel telur), oviduct (saluran telur pendek dan berkelok-kelok dengan bagian-
bagian berupa ostium abdominale mulut saluran telur, infundibulum tuba (tempat
conceptio/pembuahan). Uterus, bertipe bicornis (bercabang dua), tebal, tempat perlekatan
embrio, dilekatkan oleh mesometrium tau plica lata uteri.. Vagina, tunggal. Introitus
vaginae (muara vagina).

Jantan
Testis bulat telur, sepasang, putih kekuningan, terdapat di dalam scrotum (setelah
proses descensus testiculorum). Saluran testis ini berkelok-kelok sebagai didymis (terdiri
dari caput epididymis, corpus epididymis, dan cauda epididymis, berlanjut menjadi saluran
lurus (vas deferens masuk ke rongga perut, berbelok menjadi dustus ejacularius, berakhir di
satu tonjolan(colliculus seminalis). Sel-sel kelamin(spermatozoa akan disalurkan keluar
melalui urethra menuju ke rrificium urethra externum di ujung penis.
DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, DA.1996. Biologi 2. Jakarta. Erlangga

Dosen, Tim. 2015. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan I. Medan. Jurusan Biologi FMIPA
UNIMED

Tenser, Amy. 2003. Bahan Ajar: Strutur Hewan II. Malang. Dirjen Dikti

Anda mungkin juga menyukai