PEMBAHASAN
4.1 Tata Cara Penagihan Utang Pajak dengan Surat Paksa Kepada Wajib
dilakukan fiskus apabila penanggung pajak tidak juga membayar utang pajaknya.
utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau rnemperingatkan,
Saat jatuh tempo piutang pajak menurut Pasal 27 Ayat (7) dan Pasal 28
Banding.
3. Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak,
Wajib Pajak wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit
sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil
39
Tata cara yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Padang
Dua dalam melakukan penagihan utang pajak dengan surat paksa terdapat
fiskus dalam memperingatkan penanggung pajak yang tidak juga melunasi utang
pajaknya yang sesuai dengan Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak
Peninjauan Kembali sampai dengan jatuh tempo yang telah ditetapkan yakni
paling cepat 7 (tujuh) hari. Selama dalam masa 7 (tujuh) hari tersebut sebelum
Setelah melewati 7 (tujuh) hari dari taggal jatuh tempo yang telah
dikeluarkanlah Surat Teguran. Surat Teguran ini bisa diantarkan langsung oleh
fiskus kepada alamat penanggung pajak yang tertera dan bisa juga dikirimkan
melalui Pos maupun ekspedisi / kurir dengan catatan harus adanya bukti kirim.
Surat Teguran, Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis adalah surat
40
Menurut Undang - Undang No.19 Tahun 2000 Surat Paksa adalah surat
perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak. Penagihan Pajak
untuk membayar utang pajaknya dalam kurun waktu yang telah ditentukan
sebagaimana yang telah dimuat didalam Surat Teguran, sebagaimana yang telah
ditentukan didalam surat Surat Teguran maka penagihan utang pajak selanjutnya
diberitahukan oleh juru sita pajak dan dibuat Berita Acara Penagihan Surat Paksa
(BAP SP) serta dapat dilakukan tindakan parate executie yaitu Penagihan
2000 adalah tindakan penagihan pajak yang dilaksanakan oleh Jurusita Pajak
kepada Penanggung Pajak tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran yang
meliputi seluruh utang pajak dari semua jenis pajak, Masa Pajak, dan Tahun
Pajak. Penagihan seketika dan sekaligus ini dapat dilakukan dalam kurun waktu 2
x 24 jam (dua kali dua puluh empat jam) sebelum dilakukannya penyitaan/ SPMP.
Daerah.
41
Yaitu melakukan pemblokiran terhadap aset aset penanggung pajak,
penanggung pajak.
3. Pencegahan
Yaitu mencegah penanggung pajak untuk melarikan diri keluar negeri,
Hal tersebut sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU No. 9 Tahun
Surat Paksa diterbitkan jika : (Menurut Pasal 8 Ayat (1) UU PPSP dan
42
2. Telah dilaksanakan penagihan seketika dan sekaligus
Surat Paksa :
mempunyai ketetapan hukum yang bersifat tetap (groose akte tidak dapat
kasasi) .
3. Dalam keadaan force mayeur, dapat diterbitkan Surat Paksa Pengganti yang
dapat memohon pembetulan Surat Paksa, yang harus dijawab dalam 7 hari
Dalam Undang Undang No.19 Tahun 2000 tentang Perubahan atas undang
-undang nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
1. Nama Wajib Pajak, atau nama Wajib Pajak dan Penangung Pajak;
2. Dasar penagihan;
43
4. Perintah untuk membayar.
diterbitkan surat teguran atau surat peringatan atausurat lain yang sejenis;
sekaligus; atau
Surat paksa terhadap orang pribadi diberitahukan oleh jurusita pajak kepada:
1. Penanggung pajak di tempat tinggal, tempat usaha atau di tempat lain yang
memungkinkan;
3. Salah seorang ahli waris atau pelaksana wasiat atau yang mengurus harta
4. Para ahli waris, apabila Wajib Pajak telah meninggal dunia dan harta
44
2. Pegawai tetap di tempat k edudukan atau tempat usaha badan yang
lanjut dari penagihan pajak apabila penanggung pajak tidak melunasi kewajiban
pajaknya dalam jangka waktu 2 x 24 jam (dua kali dua puluh empat jam).
Dalam Undang Undang No.19 Tahun 2000 tentang Perubahan atas undang
-undang nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
berada di tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan, atau di tempat lain
termasuk yang penguasaannya berada di tangan pihak lain atau yang dijaminkan
berjangka, tabungan, saldo rekening koran, giro, atau bentuk lainnya yang
2. Barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan, dan kapal dengan isi kotor
tertentu.
45
Barang bergerak milik Penanggung Pajak yang dikecualikan dari penyitaan
adalah:
negara;
4. Buku -buku yang bertalian dengan jabatan atau pekerjaan Penanggung Pajak
keilmuan;
pekerjaan atau usaha seharihari dengan jumlah seluruhnya tidak lebih dari
46
3. Biaya perkara yang semata-mata disebabkan pelelangan dan penyelesaian
suatu warisan.
1. Nilai barang yang disita nilainya tidak cukup untuk melunasi biaya
2. Hasil lelang barang yang telah disita tidak cukup untuk melunasi biaya
Barang milik Penanggung Pajak yang dapat disita adalah Barang yang berada di
tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan, atau di tempat lain termasuk
yang penguasaannya berada di tangan pihak lain atau yang dijaminkan sebagai
waktu 14 hari penanggung pajak tidak melunasi utang pajaknya maka akan
diadakan lelang.
adalah:
47
1. Penyitaan dilaksanakan oleh Jurusita Pajak dengan disaksikan oleh
oleh Pengadilan Negeri atau instansi lain yang berwenang. Jika obyek sita
pembagian hasil
Lelang tetap dilakukan apabila wajib pajak telah melunasi utang pajaknya
tetapi belum melunasi biaya penagihan pajak, maka dilakukan penjualan barang
48
2. Kepala kantor mengajukan permohonan lelang secara tertulis disertai
5. Surat Teguran
6. Surat Paksa
Pajak/Penanggung Pajak
13. Bukti-bukti pemilikan dari barang-barang yang disita, antara lain untuk
49
16. Daftar Perincian utang pajak terdiri dari: Pokok Pajak, bunga/denda
untuk barang tidak bergerak dilakukan 2x (dua kali). Apabila 14 hari (empat belas
hari) setelah pengumuman lelang tidak ada etikat baik dari penanggung pajak
untuk membayar pajaknya maka barang barang yang disita tersebut akan
Jangka waktu pelaksanaan lelang adalah 6 bulan (enam bulan) dan dapat
Pelaksanaan Lelang :
lelang
lelang
50
a. Penanggung Pajak sedang mengajukan keberatan dan belum
pajak
pajak, Penanggung Pajak tidak dapat meminta atau tidak berhak menuntut
No.28/2007)
bentuk uang.
4.2 Perkembangan penagihan utang pajak dengan Surat Paksa pada KPP
51
Berikut adalah data perkembangan Penagihan Utang Pajak dengan Surat
Tabel 4.1
Penagihan Utang Pajak dengan Surat Paksa
CS : Cair Sebagian
BC : Belum Cair
Berdasarkan tabel 4.1 pada bulan Oktober 2015 Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Padang Dua telah menerbitkan sebanyak 20 (dua puluh) surat
paksa dengan nilai ketetapan awal sebesar Rp. 8.000.000 (delapan juta rupiah).
Namun pada bulan Oktober 2015 belum ada nilai pencairan dikarenakan status
pencairan semua surat paksa yang terbit per Oktober 2015 masih berstatus belum
cair, sehingga jumlah piutang pajak yang masih ada pada penanggung pajak
sebanyak 87 (delapan puluh tujuh) surat paksa, dimana ada 86 (delapan puluh
enam) surat masih berstatus belum cair dan ada 1 (satu) surat yang telah berstatus
cair. Jumlah ini meningkat lebih dari 4x (empat kali) dari bulan sebelumnya.
52
Nilai ketetapan awal untuk surat yang diterbitkan pada bulan November
2015 adalah sebesar Rp. 406.447.897 (empat ratus enam juta empat ratus empat
puluh tujuh ribu delapan ratus sembilan puluh tujuh rupiah), dimana ada 1 (satu)
kasus yang sudah berstatus cair sehingga nilai pencairan pada bulan November
2015 sebesar Rp. 6.041.283 (enam juta empat puluh satu ribu dua ratus delapan
puluh tiga rupiah), tetapi masih ada 86 kasus lagi yang masih berstatus belum cair
sehingga nilai piutang pajak yang masih ada pada penanggung pajak sebesar Rp.
400.406.614 (empat ratus juta empat ratus enam ribu enam ratus empat belas
rupiah).
Sedangkan pada bulan Desember 2015 ada sebanyak 54 (lima puluh empat)
surat paksa yang diterbitkan KPP Pratama Padang Dua. Jumlah ini sedikit
Desember 2015 sebesar Rp. 43. 200.609 (empat puluh tiga juta dua ratus ribu
enam ratus sembilan rupiah). Nilai pencairannya sebesar Rp. 17.133.300 (tujuh
belas juta seratus tiga puluh tiga ribu tiga ratus rupiah), dan nilai piutang pajak
yang masih belum tertagih atau masih pada penanggung pajak sebesar Rp. 26.
067.309 (dua puluh enam juta enam puluh tujuh ribu tiga ratus sembilan rupiah).
Pada bulan ini ada 8 (delapan) surat paksa yang berstatus telah cair, 1 (satu) surat
paksa berstatus cair sebagian, dan 45 (empat puluh lima) surat paksa yang masih
Jadi total nilai ketetapan awal untuk penerbitan surat paksa pada KPP
Pratama Padang Dua per 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp. 457.648.506
(empat ratus lima puluh tujuh juta enam ratus empat puluh delapan ribu lima ratus
53
enam rupiah) dengan total surat paksa yang diterbitkan sebanyak 161 (seratus
Nilai pencairan per 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp. 23. 174. 583 (dua
puluh tiga juta seratus tujuh puluh empat ribu lima ratus delapan puluh tiga
rupiah). Total piutang pajak yang masih ada pada penanggung pajak per 31
Desember 2015 sebesar Rp. 434.473.923 (empat ratus tiga puluh empat juta empat
ratus tujuh puluh tiga ribu sembilan ratus dua pulu tiga rupiah).
Total seluruh kasus penagihan utang pajak dengan surat paksa yang terjadi
pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Padang Dua adalah sebanyak 161
(seratus enam puluh satu) kasus, dimana 9 (sembilan) surat paksa berstatus telah
cair, 1 (satu) surat paksa berstatus cair sebagian dan 151 (seratus lima puluh satu)
Kendala yang sering ditemui KPP Pratama Padang Dua dalam penyampaian
Surat Paksa ini kepada penanggung pajak adalah seperti adanya alamat palsu yang
diberikan penanggung pajak serta terlalu jauhnya alamat yang dituju yang dimana
untuk mencapai alamat tersebut tidak ada transportasi dan harus dilakukan dengan
berjalan kaki.
54