Anda di halaman 1dari 16

Diagnosis Penyakit Sistitis Akut serta Penatalaksanaannya

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebun Jeruk, Jakarta Barat

Kelompok E2
Alfoncius Rolando Sondakh ( 102008121)
Theodora Dolorosa ( 102011066)
Leonardo ( 102012017)
Paulina Suwandhi ( 102012027)
Anita angkawinata ( 102012142)
Lucia Anastasha Eka Wara ( 102012209)
Ricky sunandar ( 102012227)
Ayudhea Tannika ( 102012298)
Surya Dharma ( 102012390)
Hazwani Binti mohamad ( 102012477)

Pendahuluan
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah episode bakteriuria signifikan (yaitu infeksi
dengan jumlah koloni > 100.000 mikroorganisme tunggal per ml) yang mengenai saluran
kemih bagian atas (pielonefritis,abses ginjal) atau bagian bawah (sistitis),atau keduanya.1
Sebagian besar infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri, tetapi jamur dan virus juga
dapat menjadi penyebabnya. Infeksi bakteri tersering disebabkan oleh Escherichia coli, suatu
kontaminan tinja yang sering ditemukan di daerah anus. Infeksi saluran kemih sering terjadi
pada anak perempuan dan wanita. Salah satu penyebabnya adalah uretra wanita yang lebih
pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah memperoleh akses ke kandung kemih.
Uretra yang pendek meningkatkan kemungkinan mikroorganisme yang menempel di lubang
uretra selama berhubungan kelamin memiliki akses ke kandung kemih. Faktor lain yang
beperan meningkatkan infeksi saluran kemih pada anak perempuan dan wanita adalah
kecenderungan budaya untuk menahan urine, serta iritasi kulit lubang uretra pada wanita
sewaktu berhubungan kelamin.

1
Melalui penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat mengerti mengenai
infeksi saluran kemih, khususnya sistitis yang mengenai bagian bawah urogenital pada
wanita. Dengan pemahaman yang baik dan menyeluruh, diharapkan mahasiswa saat menjadi
dokter nanti, mampu memberikan pelayanan yang terbaik dan mengutamakan kepentingan
pasien dari apapun sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat.

Pembahasan
Skenario 7 :
Seorang anak perempuan berusia 8 tahun datang dibawa ibunya ke klinik dengan keluhan
kencing berwarna merah. Keluhan disertai nyeri perut dan rasa panas saat berkemih. Ibunya
mengatakan bahwa anak sering menahan buang air kecil saat di sekolah karena takut
meminta izin. Pada pemeriksaan fisik didapati normal kecuali nyeri tekan pada daerah
suprapubik.

Mind Mapping

Pemeriksaan
Anamnesis Fisik Penunjang

Pencegahan
Diagnosa

Prognosis Seorang anak perempuan mengeluh kencing


berwarna merah disertai nyeri perut dan rasa Gejala
panas saat berkemih. Klinis

Komplikasi
Etiologi

Terapi Epidemiologi
Patofisiologi

1. Anamnesis
Keluhan utama

2
Berdasarkan skenario tersebut keluhan utama pasien adalah kencing berwarna merah
yang tidak diketahui sejak kapan.
Keluhan tambahan
Keluhan tambahan yang dapat ditanyakan dalam anamnesis ini berupa.1
a. Apakah terdapat demam
b. Apakah ada nyeri dan lokasinya saat berkemih ataupun tidak
c. Karakteristik berkemih dan urin
d. Keluhan lain
Keluhan lain dapat dilihat untuk memantau keadaan umum pasien maupun
membantu penegakkan diagnosis
e. Riwayat pengobatan
f. Riwayat penyakit yang sama sebelumnya
g. Riwayat penyakit keluarga
h. Riwayat pemakaian obat

2. Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik2
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit tersebut
berdasarkan anamnesis adalah inspeksi, palpasi, dan TTV.1
Pada skenario tersebut dilakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi, dan perkusi.
Inspeksi terutama pada daerah genital serta daerah pubik. Inspeksi dimaksudkan
untuk mencari tanda-tanda adanya peradangan ataupun infeksi lokal pada daerah
genital. Palpasi . Pada skenario ini ditemukan nyeri hanya di suprapubik. Adapun kita
dapat melakukan palpasi ginjal dengan teknik bimanual dan balotemen untuk melihat
apakah terjadinya kelainan pada ginjal, namun pada kasus ini tidak dilaporkan adanya
nyeri. Perkusi CVA dapat dilakukan juga untuk menyingkirkan diagnosis banding
berupa masalah pada ginjal atau pielonefritis.1
Pemeriksaan TTV terutama melihat tanda-tanda adanya infeksi dari data-data
yang ada seperti penaikan suhu tubuh, tekanan darah serta frekuensi napas juga
diperhatikan untuk melihat adanya kelainan atau penurunan fungsi ginjal.1

Pemeriksaan Penunjang2
1. Urinalisis

3
Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK.
Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar
(LPB) sediment air kemih.
Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air
kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa
kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.
2. Bakteriologis
Mikroskopis
Biakan bakteri
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin
tampung aliran tengah atau dari spesimen dalam kateter dianggap sebagai kriteria
utama adanya infeksi
5. Metode tes
Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess
untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka pasien
mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri
yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.
6. Tes- tes tambahan:
Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP), dan ultrasonografi juga dapat dilakukan
untuk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya
batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV atau
evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.

3. Gejala Klinis

Gejala gejala dari cystitis sering meliputi:3


Gejala yang terlihat, sering timbulnya dorongan untuk berkemih
Rasa terbakar dan perih pada saat berkemih
Seringnya berkemih, namun urinnya dalam jumlah sedikit (oliguria)
Adanya sel darah merah pada urin (hematuria)
Urin berwarna gelap dan keruh, serta adanya bau yang menyengat dari urin
Ketidaknyamanan pada daerah pelvis renalis

4
Rasa sakit pada daerah di atas pubis
Perasaan tertekan pada perut bagian bawah
Demam
Anak anak yang berusia di bawah lima tahun menunjukkan gejala yang nyata,
seperti lemah, susah makan, muntah, dan adanya rasa sakit pada saat berkemih.
Pada wanita yang lebih tua juga menunjukkan gejala yang serupa, yaiu kelelahan,
hilangnya kekuatan, demam
Sering berkemih pada malam hari

Pada anak anak, mengompol juga menandakan gejala adanya infeksi saluran kemih.
Gejala- gejala dari cystitis di atas disebabkan karena beberapa kondisi:
Penyakit seksual menular, misalnya gonorrhoea dan chlamydia
Terinfeksi bakteri, seperti E-coli
Jamur (Candida)
Terjadinya inflamasi pada uretra (uretritis)
Wanita atau gadis yang tidak menjaga kebersihan bagian kewanitaannya
Wanita hamil
Inflamasi pada kelerjar prostat, tau dikenal dengan prostatitis
Seseorang yang menggunakan cateter
Anak muda yang melakukan hubungan seks bebas.

Jika infeksi dibiarkan saja, infeksi akan meluas dari kandung kemih hingga ginjal.
Gejala gejala dari adanya infeksi pada ginjal berkaitan dengan gejala pada cystitis,
yaitu demam, kedinginan, rasa nyeri pada punggung, mual, dan muntah. Cystitis dan
infeksi ginjal termasuk dalam infeksi saluran kemih.
Tidak setiap orang dengan infeksi saluran kemih dapat dilihat tanda tanda dan
gejalanya, namun umumnya terlihat beberapa gejala, meliputi:
Desakan yang kuat untuk berkemih
Rasa terbakar pada saat berkemih
Frekuensi berkemih yang sering dengan jumlah urin yang sedikit (oliguria)
Adanya darah pada urin (hematuria)

Setiap tipe dari infeksi saluran kemih memilki tanda tanda dan gejala yang spesifik,
tergantung bagian saluran kemih yang terkena infeksi:
5
1. Pyelonephritis akut. Pada tipe ini, infeksi pada ginjal mungkin terjadi setelah
meluasnya infeksi yang terjadi pada kandung kemih. Infeksi pada ginjal dapat
menyebabkan rasa salit pada punggung atas dan panggul, demam tinggi, gemetar
akibat kedinginan, serta mual atau muntah.
2. Cystitis. Inflamasi atau infeksi pada kandung kemih dapat dapat menyebabkan rasa
tertekan pada pelvis, ketidaknyamanan pada perut bagian bawah, rasa sakit pada saat
urinasi, dan bau yang mnyengat dari urin.
3. Uretritis. Inflamasi atau infeksi pada uretra menimbulkan rasa terbakar pada saat
urinasi. Pada pria, uretritis dapat menyebabkan gangguan pada penis.

Gejala infeksi saluran kemih pada anak anak, meliputi:


1. Diarrhea
2. Menangis tanpa henti yang tidak dapat dihentikan dengan usaha tertentu (misalnya:
pemberian makan, dan menggendong)
3. Kehilangan nafsu makan
4. Demam
5. Mual dan muntah
Untuk anak anak yang lebih dewasa, gejala yang ditunjukkan berupa:
1. rasa sakit pada panggul dan punggung bagian bawah (dengan infeksi pada ginjal)
2. seringnya berkemih
3. ketidakmampuan memprodukasi urin dalam jumlah yang normal, dengan kata lain,
urin berjumlah sedikit (oliguria)
4. tidak dapat mengontrol pengeluaran kandung kemih dan isi perut
5. rasa sakit pada perut dan daerah pelvis
6. rasa sakit pada saat berkemih (dysuria)
7. urin berwarna keruh dan memilki bau menyengat
Gejala pada infeksi saluran kemih ringan (misalnya: cystitis, uretritis) pada orang
dewasa, meliputi:
1. rasa sakit pada punggung
2. adanya darah pada urin (hematuria)
3. adanya protein pada urin (proteinuria)
4. urin yang keruh
5. ketidakmampuan berkemih meskipun tidak atau adanya urin yang keluar
6. demam
6
7. dorongan untuk berkemih pada malam hari (nokturia)
8. tidak nafsu makan
9. lemah dan lesu (malaise)
10. rasa sakit pada saat berkemih (dysuria)
11. rasa sakit di atas bagian daerah pubis (pada wanita)
12. rasa tidak nyaman pada daerah rectum (pada pria)

Gejala yang mengindikasikan infeksi saluran kemih lebih berat (misalnya: pyelonephritis)
pada orang dewasa, meliputi:
1. kedinginan
2. demam tinggi dan gemetar
3. mual
4. muntah (emesis)
5. rasa sakit di bawah rusuk
6. rasa sakit pada daerah sekitar abdomen.

Merokok, ansietas, minum kopi terlalu banyak, alergi makanan atau sindrom
pramenstruasi bisa menyebabkan gejala mirip infeksi saluran kemih. Gejala infeksi
saluran kemih pada bayi dan anak kecil. Infeksi saluran kemih pada bayi dan anak usia
belum sekolah memilki kecendrungan lebih serius dibandingkan apabila terjadi pada
wanita muda, hal ini disebabkan karena memiliki ginjal dan saluran kemih yang lebih
rentan terhadap infeksi.
Gejala pada bayi dan anak kecil yang sering terjadi, meliputi:
1. Kecendrungan terjadi demam tinggi yang tidak diketahui sebabnya, khususnya jika
dikaitkan dengan tanda tanda bayi yang lapar dan sakit, misalnya: letih dan lesu.
2. Rasa sakit dan bau urin yang tidak enak. ( orang tua umumnya tidak dapat
mengidentifikasikan infeksi saluran kemih hanya dengan mencium urin bayinya. Oleh
karena itu pemeriksaan medis diperlukan).
3. Urin yang keruh. (jika urinnya jernih, hal ini hanya mirip dengan penyakit, walaupun
tidak dapat dibuktikan kebenarannya bahwa bayi tersebut bebas dari Infeksi saluran
kemih).
4. rasa sakit pada bagian abdomen dan punggung.
5. muntah dan sakit pada daerah abdomen (pada bayi)

7
6. jaundice (kulit yang kuning dan mata yang putih) pada bayi, khususnya bayi yang
berusia setelah delapan hari.

4. Diagnosis
Working Diagnosis

Diagnosis kerja pada kasus ini adalah sistitis akut berdasarkan hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Adapun data anamnesis yang
mendukung ditegakkannya diagnosis kerja ini adalah adanya hematuria, nyeri perut
dan rasa panas saat berkemih (disuria) yang merupakan tanda adanya infeksi. Pada
anamnesis lain juga didapat bahwa anak sering menahan buang air kecil, hal ini
merupakan faktor predisposisi dari infeksi saluran kemih. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan nyeri supra pubik, yakni nyeri pada vesica urinaria akibat adanya
peradangan. Pada hasil pemeriksaan penunjang dapat ditemukan eritrosit, leukosit,
serta bakteriuria, dan tes nitrat bisa menjadi positif apabila bakteri penyebab adalah
perubah nitrat menjadi nitrit. Berdasarkan hasil pemeriksaan urin rutin juga dapat
ditemukan warna yg keruh, bau yang tidak enak pada infeksi saluran kemih.

Differential Diagnosis

Namun terdapat diagnosis banding pada kasus ini, yaitu glomerulonefritis akut.
Adapun pada GNA gejala berbeda, yakni tidak adanya disuria dan tidak ada nyeri
suprapubik. Pada pemeriksaan urin juga tidak ditemukan bakteriuria, namun masih
dapat ditemukan eritrosit dan leukosit sebagai pertanda aktivitas inflamasi. Diagnosis
banding lainnya adalah IgA nefropati. Adapun IgA nefropati hampir sama dengan
GNA, namun berbeda berdasarkan etiologi. Etiologi IgA nefropati adalah
terdepositnya IgA pada glomerulus yang memicu terjadinya peradangan. Diagnosis
banding selanjutnya adalah pielonefritis. Namun pada pielonefritis keluhan utama
adalah sakit di daerah pinggang dengan CVA positif walaupun sama-sama memberi
hasil positif bakteriuria tetapi gejala klinis berbeda berdasarkan letak anatomis
kelainan dan inflamasi. Diagnosis banding terakhir adalah kanker vesica urinaria yang
memberikan gejala klinis awal hematuria dan pada kondisi kronik dapat disertai

8
dengan disuria. Namun dapat disingkirkan dengan pemeriksaan bakteriologik pada
urin.

5. Etiologi

Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli


yang dapat menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainan
urologis atau kalkuli. Batang gram negatif lainnya termasuk proteus, klebsiella,
enterobakter, serratea, dan pseudomonas bertanggung jawab atas sebagian kecil
infeksi tanpa komplikasi. Organisme-organisme ini dapat dapat menjadi bertambah
penting pada infeksi-infeksi rekuren dan infeksi-infeksi yang berhubungan langsung
dengan manipulsi urologis, kalkuli atau obstruksi. Pada wanita biasanya karena
bakteri-bakteri daerah vagina ke arah uretra atau dari meatus terus naik ke kandumg
kemih dan mungkin pula karena renal infeksi tetapi yang tersering disebabkan karena
infeksi E.coli. Pada pria biasanya sebagai akibat dari infeksi di ginjal, prostat,
atau oleh karena adanya urin sisa (misalnya karena hipertropi prostat, striktura
uretra, neurogenik bladder) atau karena infeksi dari usus. Jalur infeksi :
Tersering dari uretra, uretra wanita lebih pendek membuat penyakit ini lebih
sering ditemukan pada wanita.
Infeksi ginjal yang sering meradang, melalui urin dapat masuk ke kandung
kemih.
Penyebaran infeksi secara lokal dari organ lain dapat mengenai kandung kemih
misalnya appendiksitis.
Pada laki-laki prostat merupakan sumber infeksi.

Jalur utama infeksi yang terjadi pada sistitis adalah ascending melalui
periurethral/vaginal dan flora pada tinja. Mikroorganisme penyebab utama adalah
E.coli, Enterococci, Proteus, dan Stafilokokus aureus yang masuk ke dalam buli-
buli melalui uretra. Selain akibat infeksi, inflamasi pada buli-buli juga disebabkan
oleh bahan kimia, seperti deodorant, detergent, atau obat-obatan yangdimasukkan
intravesika untuk terapi kanker buli-buli (siklofosfamid). Sistitis disebabkan oleh
menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini disebabkan oleh aliran balik urin dari
uretra ke dalam kandung kemih, kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau
sitoskopi.3

9
6. Patofisiologis

Chystitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara


umum disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan
timbul dengan penjalaran secara hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih
bagian bawah, baik akut maupun kronik dapat bilateral maupun unilateral. Kemudian
bakteri tersebut berekolonisasi pada suatu tempat misalkan pada vagina atau genetalia
eksterna menyebabkan organisme melekat dan berkolonisasi disuatu tempat di
periutenial dan masuk ke kandung kemih.4
Kebanyakan saluran infeksi kemih bawah ialah oleh organisme gram negatif
seperti E. Colli, Psedomonas, Klebsiela, Proteus yang berasal dari saluran intestinum
orang itu sendiri dan turun melalui urethra ke kandung kencing. Pada waktu
mikturisi, air kemih bisa mengalir kembali ke ureter (Vesicouretral refluks) dan
membawa bakteri dari kandung kemih ke atas ke ureter dan ke pelvis renalis.
Kapan saja terjadi urin statis seperti maka bakteri mempunyai kesempatan yang
lebih besar untuk bertumbuh dan menjadikan media yang lebih alkalis sehingga
menyuburkan pertumbuhannya. Infeksi saluran kemih dapat terjadi jika
resistensi dari orang itu terganggu. Faktor-faktor utama dalam pencegahan infeksi
saluran kemih adalah integritas jaringan dan suplai darah. Retak dari permukaan
lapisan jaringan mukosa memungkinkan bakteri masuk menyerang jaringan dan
menyebabkan infeksi. Pada kandung kemih suplai darah ke jaringan bisa
berkompromi bila tekanan di dalam kandung kemih meningkat sangat tinggi.
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui :
1. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran kemih yang
terinfeksi.
2. Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme patogen yang masuk melalui darah
yang terdapat kuman penyebab infeksi saluran kemih yang masuk melalui darah dari
suplai jantung ke ginjal.
3. Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar getah bening yang disalurkan
melalui helium ginjal.
4. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.

10
7. Epidemiologi
ISK pada perempuan sangat umum , sekitar 25-40 % wanita di Amerika Serikat
berusia 20-40 tahun memiliki UTI. Cystitis terjadi pada 0,3-1,3 % dari kehamilan,
namun tampaknya tidak terkait dengan bakteriuria asimptomatik. UTI telah diteliti
dengan baik di Swedia dan bagian lain Eropa. Penelitian-penelitian telah
menunjukkan bahwa 1 dari 5 wanita dewasa mengalami UTI di beberapa titik,yang
menyatakan bahwa itu adalah masalah di seluruh dunia sangat umum.2
Epidemiologi ISK di daerah tropis kurang baik didokumentasikan.UTI
tampaknya umum dan berhubungan dengan kelainan struktural.Infeksi kronis dari
Schistosoma haematobium mengganggu integritas mukosa kandung kemih dan
menyebabkan obstruksi saluran kemih dan stasis.Salmonella bakteriuria,dengan atau
tanpa bakteremia,sangat umum pada pasien dengan schistosomiasis.2
ISK terkomplikasi jauh lebih umum pada wanita dibandingkan pria ketika
cocok untuk usia.Kelompok terbesar pasien dengan ISK adalah wanita dewasa .
Kejadian ISK pada perempuan cenderung meningkat dengan bertambahnya usia .
Beberapa puncak di atas dasar sesuai dengan peristiwa tertentu , termasuk
peningkatan pada wanita usia 18-30 tahun ( terkait dengan coitus - begitu disebut
honeymoon cystitis - dan kehamilan).2,5
Neonatus , anak laki-laki sedikit lebih mungkin dibandingkan perempuan
untuk hadir dengan ISK sebagai bagian dari sindrom sepsis gram negatif . Insiden
pada anak-anak usia prasekolah adalah sekitar 2 % dan 10 kali lebih sering terjadi
pada anak perempuan . ISK terjadi pada 5 % anak perempuan usia sekolah , tapi
jarang anak laki-laki usia sekolah. Penyakit ini merupakan masalah penting yang
sering dijumpai pada anak karena merupakan penyebab kesakitan yang penting pada
anak. Kurang lebih 2-3 persen perempuan dan kurang dari 1 persen laki-laki
mempunyai risiko terhadap infeksi saluran kemih yang asimtomatik selama masa
kanak-kanak.2,5

8. Terapi

Farmakologi:6
Bermacam cara pengobatan yang dilakukan pada pasien ISK, antara lain :
- pengobatan dosis tunggal

11
- pengobatan jangka pendek (10-14 hari)
- pengobatan jangka panjang (4-6 minggu)
- pengobatan profilaksis dosis rendah
- pengobatan supresif
Berikut obat yang tepat untuk ISK :
1. Sulfonamide :
Sulfonamide dapat menghambat baik bakteri gram positif dan gram negatif.
Secara struktur analog dengan asam p-amino benzoat (PABA). Biasanya diberikan
per oral, dapat dikombinasi dengan Trimethoprim, metabolisme terjadi di hati dan di
ekskresi di ginjal. Sulfonamide digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih
dan bisa terjadi resisten karena hasil mutasi yang menyebabkan produksi PABA
berlebihan.
Efek samping yang ditimbulkan hipersensitivitas (demam, rash, fotosensitivitas),
gangguan pencernaan (nausea, vomiting, diare), Hematotoxicity (granulositopenia,
(thrombositopenia, aplastik anemia) dan lain-lain. Mempunyai 3 jenis berdasarkan
waktu paruhnya :
- Short acting
- Intermediate acting
- Long acting
2. Trimethoprim :
Mencegah sintesis THFA, dan pada tahap selanjutnya dengan menghambat enzim
dihydrofolate reductase yang mencegah pembentukan tetrahydro dalam bentuk aktif
dari folic acid. Diberikan per oral atau intravena, di diabsorpsi dengan baik dari usus
dan ekskresi dalam urine, aktif melawan bakteri gram negatif kecuali Pseudomonas
spp. Biasanya untuk pengobatan utama infeksi saluran kemih. Trimethoprim dapat
diberikan tunggal (100 mg setiap 12 jam) pada infeksi saluran kemih akut.
Efek samping : megaloblastik anemia, leukopenia, granulocytopenia.
3. Trimethoprim + Sulfamethoxazole (TMP-SMX):
Jika kedua obat ini dikombinasikan, maka akan menghambat sintesis folat,
mencegah resistensi, dan bekerja secara sinergis. Sangat bagus untuk mengobati
infeksi pada saluran kemih, pernafasan, telinga dan infeksi sinus yang disebabkan
oleh Haemophilus influenza dan Moraxella catarrhalis.Karena Trimethoprim lebih
bersifat larut dalam lipid daripada Sulfamethoxazole, maka Trimethoprim memiliki
volume distribusi yang lebih besar dibandingkan dengan Sulfamethoxazole. Dua
12
tablet ukuran biasa (Trimethoprim 80 mg + Sulfamethoxazole 400 mg) yang
diberikan setiap 12 jam dapat efektif pada infeksi berulang pada saluran kemih bagian
atas atau bawah. Dua tablet per hari mungkin cukup untuk menekan dalam waktu
lama infeksi saluran kemih yang kronik, dan separuh tablet biasa diberikan 3 kali
seminggu untuk berbulan-bulan sebagai pencegahan infeksi saluran kemih yang
berulang-ulang pada beberapa wanita.
Efek samping : pada pasien AIDS yang diberi TMP-SMX dapat menyebabkan
demam, kemerahan, leukopenia dan diare.
4. Fluoroquinolones
Mekanisme kerjanya adalah memblok sintesis DNA bakteri dengan menghambat
topoisomerase II (DNA gyrase) topoisomerase IV. Penghambatan DNA gyrase
mencegah relaksasi supercoiled DNA yang diperlukan dalam transkripsi dan replikasi
normal. Fluoroquinolon menghambat bakteri batang gram negatif termasuk
enterobacteriaceae, Pseudomonas, Neisseria. Setelah pemberian per oral,
Fluoroquinolon diabsorpsi dengan baik dan didistribusikan secara luas dalam cairan
tubuh dan jaringan, walaupun dalam kadar yang berbeda-beda. Fluoroquinolon
terutama diekskresikan di ginjal dengan sekresi tubulus dan dengan filtrasi
glomerulus. Pada insufisiensi ginjal, dapat terjadi akumulasi obat.
Efek samping yang paling menonjol adalah mual, muntah dan diare. Fluoroquinolon
dapat merusak kartilago yang sedang tumbuh dan sebaiknya tidak diberikan pada
pasien di bawah umur 18 tahun.
- Norfloxacin :
Merupakan generasi pertama dari fluoroquinolones dari nalidixic acid, sangat baik
untuk infeksi saluran kemih.
- Ciprofloxacin :
Merupakan generasi kedua dari fluoroquinolones, mempunyai efek yang bagus
dalam melawan bakteri gram negatif dan juga melawan gonococcus,
mykobacteria, termasuk Mycoplasma pneumonia.
- Levofloxacin
Merupakan generasi ketiga dari fluoroquinolones. Hampir sama baiknya dengan
generasi kedua tetapi lebih baik untuk bakteri gram positif.
5. Nitrofurantoin
Bersifat bakteriostatik dan bakterisid untuk banyak bakteri gram positif dan gram
negatif. Nitrofurantoin diabsorpsi dengan baik setelah ditelan tetapi dengan cepat di
13
metabolisasi dan diekskresikan dengan cepat sehingga tidak memungkinkan kerja
antibakteri sistemik. Obat ini diekskresikan di dalam ginjal. Dosis harian rata-rata
untuk infeksi saluran kemih pada orang dewasa adalah 50 sampai 100 mg, 4 kali
sehari dalam 7 hari setelah makan.
Efek samping : anoreksia, mual, muntah merupakan efek samping utama. Neuropati
dan anemia hemolitik terjadi pada individu dengan defisiensi glukosa-6-fosfat
dehidrogenase.

9. Komplikasi

Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari sistitis adalah bakteremia dan syok septik,
abses ginjal, perinefrik,dan metastasis, kerusakan ginjal dan gagal ginjal akut/kronis
akibat ascending infection.2

10. Prognosis
ISK bagian bawah biasanya tidak berbahaya dan mudah diobati.

11. Pencegahan

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah :


Menjaga daerah genital bersih dan mengingat untuk menghapus dari depan ke
belakang dapat mengurangi peluang memperkenalkan bakteri dari daerah dubur ke
uretra.
Meningkatkan asupan cairan mungkin mengizinkan sering buang air kecil untuk
menyiram bakteri dari kandung kemih.
Menahan diri dari buang air kecil untuk waktu yang lama memungkinkan bakteri
waktu untuk berkembang biak, begitu sering buang air kecil dapt mengurangi risiko
sistitis pada mereka yang rentan terhadap infeksi saluran kemih
Minum jus cranberry mencegah jenis tertentu dari bakteri yang melekat pada
dinding kandung kemih dan dapat mengurangi kemungkinan infeksi.
Cauterization pada lapisan kandung kemih melalui sistoscopy memberikan bantuan
jangka panjang (kadang-kadang beberapa tahun) dari kondisi ini.
Hindari minum teh dan kopi karena dapat mengiritasi saluran kemih dan uretra.

14
Ganti baju bersih segera setelah olahraga / berenang. Sehingga bakteri yang
menempel di baju tersebut tidak merayap kearah vagina.
Kenakan pakaian dalam yang menyerap air dan memudahkan sirkulasi udara yaitu
berbahan sutra dana katun

Penutup
Kesimpulan
Sebagian besar dari gangguan saluran kemih adalah disebabkan oleh infeksi saluran kemik
(ISK). Infeksi saluran kemih dapat terjadi akibat infeksi saluran kemih bagian atas, seperti
pielonefritis, atau dari infeksi saluran kemih bagian bawah, seperti sistitis atau prostatitis.
Sistitis suatu ISK bagian bawah yang sering terjadi pada wanita karena uretra yang pendek
(dibandingkan dengan pria), umumnya disebabkan oleh Escherichia coli (E.coli). Gejala-
gejalanya adalah nyeri dan rasa terbakar sewaktu berkemih, dan sering berkemih serta rasa
dorongan berkemih. Pembiakan urin dilakukan sebelum terapi obat antibiotik dimulai. Pada
pria, ISK bagian bawah umumnya merupakan prostatitis dengan gejala-gejala yang hampir
serupa dengan sistitis.

15
Daftar Pustaka

1. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga; 2007. p.


10-8, 31-5.
2. Cystitis in females. 2013. Diunduh dari www.medscape.com pada tanggal 5 Oktober
2013.
3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003. h.318-20.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2001.
5. Hull D. Dasar-dasar pediatri. Ed. 3. Jakarta: EGC; 2008: 179-82.
6. Kee JL. Farmakologi. Jakarta: EGC; 2003: 268-73.

16

Anda mungkin juga menyukai