Nim : 102015126
Kelas :D
Bab I. Pendahuluan
Rutinitas sehari-hari seseorang hanya dapat dilakukan dengan baik dengan adanya dukungan
kesehatan jasmani yang dimiliki. Rutinitas yang biasa dilakukan biasanya meliputi berjalan,
duduk, melakukan sholat, bersepeda hingga melakukan kegiatan yang lebih kompleks lainnya
seperti mendaki, berenang, dll. Tentu hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang
memiliki kesehatan pada sistem anggota gerak tubuh yang baik. Dimana kesehatan sendi
merupakan hal yang sangat penting untuk terus dijaga agar tidak mengganggu rutinitas sehari-
hari. Pada kebanyakan orang kelompok usia tua, biasanya mengalami masalah pada sendinya,
hal ini disebabkan oleh proses degenerasi bagian persendian yang terjadi pada kelompok usia
tersebut. Masalah yang timbul biasanya adalah berupa penyakit osteoarthritis.
Penderita OA lutut di Indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai 15,5% pada pria, dan 12,7% pada
wanita. Untuk menekan angka kejadian OA pada kelompok usia tua perlu dilakukan analisa
mengenai peran usia terhadap peningkatan angka kejadian OA. Untuk itu penulis ingin
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan usia dengan peningkatan angka kejadian
OA.
Mengingat keterbatasan tenaga dan dana maka penelitian ini dibatasi pada faktor usia dan cara
pencegahan yang dapat dilakukan.
1.4.2 Khusus
1. Mengetahui hubungan antara usia dengan peningkatan angka kejadian OA
2. Mengetahui cara pencegahan untuk menekan angka kejadian OA
1.5 Manfaat Penelitian
Sebagai bahan referensi bagi petugas kesehatan untuk melakukan penyuluhan, tindakan
pengobatan, dll.
2.1 Osteoarthritis
2.1.1 Etiopahtogenesis Osteoarthritis
Berdasarkan patogenesisnya OA dibedakan menjadi dua yaitu OA primer dan OA
sekunder. Osteoarthritis primer disebut juga OA idopatik yaitu OA yang kausanya tidak
diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal
pada sendi. OA sekunder adalah OA yang didasari oleh adanya kelainan endokrin, inflamasi,
metabolik, pertumbuhan, herediter, jejas mikro dan makro serta mobilisasi yang terlalu lama.
Osteoarthritis primer lebih sering ditemukan dibanding OA sekunder (Woodhead, 1989;
Sunarto, 1990; Rahardjo, 1994).
Selama ini OA sering dipandang sebagai akibat dari satu proses ketuaan yang tidak
dapat dihindari. Para pakar yang meneliti penyakit ini sekarang berpendapat bahwa OA
ternyata merupakan penyakit gangguan homeostasis dari metabolisme kartilago dengan
kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang penyebabnya belum jelas diketahui (Woodhead,
1989). Jejas mekanis dan kimiawi pada sinovial sendi yang terjadi multifaktorial antara lain
karena faktor umur, stres mekanis atau penggunaan sendi yang berlebihan, efek anatomik,
obesitas, genetik, humoral dan faktor kebudayaan (Moskowitz, 1990). Jejas mekanis dan
kimiawi ini diduga merupakan faktor penting yang merangsang terbentuknya molekul
abnormal dan produk degradasi kartilago di dalam cairan sinovial sendi yang mengakibatkan
terjadinya inflamasi sendi, kerusakan kondrosit dan nyeri (Ghosh, 1990; Pelletier, 1990).
Osteoarthritis ditandai dengan fase hipertrofi kartilago yang berhubungan dengan satu
peningkatan terbatas dari sintesis matriks makromolekul oleh kondrosit sebagai kompensasi
perbaikan (repair) (Brandt, 1993). Osteoarthritis terjadi sebagai hasil kombinasi antara
degradasi rawan sendi, remodeling tulang dan inflamasi cairan sendi (Woodhead, 1989).
Osteoarthritis