Anda di halaman 1dari 1

Nama : Deden Kustiawan Setiabudi

NIM : 125030400111048

Bagaimana jika pajak dipungut dengan seikhlasnya wajib pajak?

Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang teruyang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasakan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk kepentingan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Sudah
terlihat jelas dalam kalimat tersebut bahwa pajak adalah pungutan yang bersifat wajib dan
memaksa.

Pertanyaannya adalah kenapa pajak harus bersifat wajib dan memaksa?

Kembali lagi ada pertanyaan, adakah orang yang ikhlas membayar pajak dengan suka rela?

Jelas jawabannya tidak ada, kenapa saya berasumsi demikian? Melihat situasi yang
terjadi dilapangan masih banyak orang yang tidak membayar pajak, menghindari pajak bahkan
menggelapkan pajak. Hal tersebut terjadi karena wajib pajak tidak ingin mengeluarkan hartanya
untuk membayar pajak padahal pajak bersifat wajib dan memaksa yang pemungutannya telah
diatur dalam Undang-undang dan terdapat sanksi pada wajib pajak yang tidak membayarnya.
Bisa di bayangkan jika pajak hanya dibayar dengan seikhlasnya oleh wajib pajak dengan kata
lain dihapuskannya Undang-Undang yang mengatur tentang perpajakan. Tidak adanya paksaan
untuk membayar pajak akan menyebabkan wajib pajak semakin enggan untuk membayar pajak,
hal ini akan mengurangi pendapatan Negara yang sangat besar yang akan merugikan wajib pajak
sendiri karena secara tidak langsung hal tersebut mengurangi kemakmuran hidupnya sendiri.
Fungsi pajak sebagai stab ilitas perkonomian Negara akan hilang dan hal tersebut banyak
mengakibatkan kerugian bagi seluruh rakyat, pengagguran, sarana prasarana tidak memadai, dan
kemiskinan akan menjadi hal yang biasa. Oleh karenanya pajak diatur dalam Undang-Undang
karena keberadaannya sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup sebuah Negara.

Anda mungkin juga menyukai