Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

TEKNIK TENAGA LISTRIK

DISUSUN OLEH
JOHAN PRANATA BARUS
DBD 115 031

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
2017
Berikut ini adalah beberapa cara untuk memaksimalkan energi listrik pada beberapa
sistem pembangkit tenaga listrik, yakni
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan produksi listrik adalah
sebagai berikut
1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Sebelum mengetahui bagaimana cara memaksimalkan produksi energi listik
itu, maka kita harus tahu terlebih dahulu pengertian dari pembangkit energi
listrik itu sendiri.
PLTU adalah singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap.
Pembangkit ini memiliki alat pembakaran yang dinamakan dengan Boiler
sehingga dihasilkan uap panas kering (steam) yang akan digunakan untuk
memutar sudu-sudu turbin. Sudu-sudu turbin yang berputar akan memutar
poros turbin yang terhubung langsung dengan poros generator, sehingga
akan menghasilkan energi listrik. Seperti yang kita ketahui bahwa generator
berfungsi untuk mengubah energi mekanik (poros turbin yang berputar)
menjadi energi listrik yang nantinya akan disalurkan ke gardu induk melalui
transformator.PLTU pada umumnya menggunakan bahan bakar minyak dan
batubara. PLTU yang menggunakan minyak sebagai bahan bakarnya
memiliki gas buang yang relatif bersih dibandingkan dengan PLTU yang
menggunakan batubara. PLTU batubara lebih cocok dipakai pada wilayah
yang memiliki kandungan batubara yang banyak seperti daerah sumatera.

Skema Proses Kerja PLTU


Berikut ini adalah beberapa cara untuk memaksimalkan Pembangkit Listrik Tenaga
Uap,

1.1 Pemantauan temperatur dengan alat pengukur suhu

Penggunaan thermograph membantu kita menentukan adanya


kebocoran isolasi pada dinding turbin, boiler sehingga kerugian panas dapat
dicegah. Disamping itu hot spot pada isolator penghantar atau circuit
breaker 6 kV maupun 150 kV dapat dideteksi. Pemantauan ini berguna
untuk memaksimalkan kerja mesin, karena kinerja mesin sangat
dipengaruhi oleh temperatur suhu yang terdapat pada mesin.

1.2 Pemantauan Minyak Pelumas

Pemantauan minyak pelumas untuk mesin-mesin yang berputar


seperti pompa dan turbin, dilakukan secara rutin setiap bulan. Dengan
mengambil sedikit sample minyak maka dilakukan pemeriksaan minyak
pelumas seperti kandungan logam, keasaman, viskositas dan busa.
Kemudian pencatatan rekam pelumas untuk masing-masing peralatan
dilakukan dengan rapi dan disimpan dalam file database. Hal ini untuk
memudahkan pemantauan keadaan pelumas setiap bulan. Dengan
memonitor setiap bulan keausan yang terjadi pada mesin dapat diperkecil
bahkan bisa dihindari. Grafik untuk kondisi pelumas suatu mesin membantu
kita untuk mengetahui kecenderungan kapan pelumas tersebut harus
diganti.

1.3 Pemantauan Vibrasi

Saat ini pemantauan vibrasi banyak dilakukan untuk memonitor


kondisi peralatan. Dengan melakukan pengukuran vibrasi pada titik titik
yang telah ditentukan maka spectrum vibrasi yang terukur selanjutnya
dianalisa untuk mengetahui adanya kelainan atau kerusakan yang mulai
terjadi.
1.4 Peralatan Penunjang
Peralatan penjunjang adalah, peralatan yang dipakai untuk memaksimalkan
kinerja sistem yang telah dipakai sebelumnya. Berikut ini adalah contoh contoh
perlatan penunjang yang dapat diapakai demi memperoleh kinerja mesin yang
maksimal.

a. Condensate Pump
Berfungsi sebagai pemompa air kondensat untuk diproses di low
pressure heater. Tersedia 1 unit condensate pump yang digunakan
pada PLTU Energi Alamraya Semesta dengan kapasitas 53 m3/jam
dan daya yang dibutuhkan untuk masing-masing unit adalah 15 KW

b. Circulating Water Pump (CWP)


Berfungsi untuk memompa air masuk ke condenser sebagai arus
pendingin, tersedia 1 unit dengan daya yang dibutuhkan sebesar 90 KW
dengan menggunakan 1 unit ejection water pump yang membutuhkan
daya sebesar 18.5 KW.

c .Make Up Water Tank


Berfungsi sebagai tempat untuk menampung air yang dihasilkan
oleh water treatment equipment. Make up water transfer pump
membutuhkan daya sebesar 30 KW serta memiliki fungsi untuk
memompa air dan make up water tank ke kondenser sebagai air
penambah.

d. Boiler Feed Pump (BFP)

Berfungsi untuk memompa air dari daerator menuju boiler


dengan pressure 57 bar, membutuhkan daya sebesar 15 kW dan 1 unit
spray raw water pump yang membutuhkan daya 22 KW.

e. Vacuum Pump
Berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terjebak di dalam air
pendingin kondensor, sehingga sistem pendingin dalam kondensor
menjadi sempurna. Daya yang dibutuhkan 18.5 KW
f. Steam jet Air Ejector

Berfungsi untuk mempertahankan kondisi vakum tekanan uap


dalam kondensor.
g. Economizer

Berfungsi untuk memanaskan air pengisi boiler yang lewat di


dalamnya.
h. Daerator

Berfungsi untuk memanaskan air pengisi boiler dan untuk


menghilangkan udara yang terkandung didalam air.

i. Main Stop Valve

Berfungsi untuk membuka dan menutup uap yang masuk ke


dalam turbin dan dilengkapi dengan bypass main stop valve.

j. High Pressure heater (HP Heater)

Berfungsi untuk memanaskan air pengisi boiler yang dilewatkan


ke dalamnya. Panas tersebut berasal dari uap ekstraksi pertama dan
kedua.

k. FD Fan

Berfungsi untuk mensupply udara guna proses pembakaran


bahan bakar dan mendorong flue gas keluar dari ruang bakar
(burner) dan ditempatan pada lubang-lubang udara ke pemanas
awal udara sehingga keseluruhan sistem sampai lubang masuk
cerobong berada pada tekanan positif. IDF=315 KW, PAF=250
KW, SAF=160 KW

l. Cooling Tower

Berfungsi untuk mendinginkan uap dan turbin yang telah


dikondensasi dari condenser. Pompa membutuhkan daya 2x160 KW
2. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan salah satu pembangkit
listrik yang menggunakan energi terbarukan berupa air. Salah satu keunggulan dari
pembangkit ini adalah responnya yang cepat sehingga sangat sesuai untuk kondisi
beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan. Selain kapasitas daya
keluarannya yang paling besar diantara energi terbarukan lainnya, pembangkit
listrik tenaga air ini juga telah ada sejak dahulu kala. Berikut ini merupakan
penjelasan singkat mengenai pembangkit listrik tenaga air serta keberadaan potensi
energi air yang masih belum digunakan.
Berikut ini adalah beberapa cara untuk memaksimalkan energi listrik pada
sistem Pembangkit listrik tenaga air (PLTA)

2.1 Pemeliharaan rutin


Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilakukan pada waktu atau
frekuensi kurang dari 1 (satu) tahun.Sesuai rentang waktu dan lingkup
pekerjaannya, pada pemeliharaan rutin dapat dikelompokkan menjadi 4
macam, yaitu:
A. Pemeliharaan Harian
Pemeliharaan harian, antara lain meliputi: memantau parameter dan
kondisi selama operasi, pembersihan, melakukan tindakan ringan
setelah memeriksa kondisi operasi, dan lain-lain yang dilakukan setiap
hari.

B. Pemeliharaan Mingguan
Pada pemeliharaan mingguan, kegiatan yang dilakukan antara lain
mengulang pemeliharaan harian, dilanjutkan pada pemeriksaan Grease
Lubrucation, pembersihan filter-filter, dan cooler sesuai kebutuhan.

C. Pemeliharaan Bulanan
Pada pemeliharaan bulanan merupakan kegiatan yang mengulang
pekerjaan pemeliharaan harian, mingguan dan melakukan perbaikan
yang diperlukan.
D. Pemeliharaan Triwulan
Pada pemeliharaan Triwulan merupakan kegiatan yang mengulang
pekerjaan pemeliharaan bulanan yang harus dilakukan sesuai dengan
instruksi pada manual dan maintenance book.

2.2 Pemeliharaan Perodik


Pemeliharaan periodik atau berkala yang dilakukan berdasarkan jumlah jam
operasi mesin. Pemeliharaan periodik dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
1) Anual Inspection (AI)
Pemeliharaan yang dilakukan sekali dalam setahun, pada umumnya
mesin jumlah jam operasinya mencapai 6.000 jam sampai dengan 8.000 jam
(dihitung sejak mesin atau alat beroperasi baru atau sejak overhoal).
2) General Inspection (GI)
Pemeliharaan dilakukan jika jumlah jam operasi telah mencapai
20.000 (dua puluh ribu) jam terhitung sejak mesin beroperasi baru atau sejak
overhoal.
3) Mayor Overhoal (MO)
Pemeliharaan dilakukan jika jumlah jam operasi telah mencapai
40.000 (empat puluh ribu) jam, terhitung sejak mesin beroperasi baru atau
sejak mesin overhoal.

3. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)


Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu mengubah
cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu
bentuk energi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak
digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya. Sel
surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas
langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak
memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih dan
ramah lingkungan.
Berikut ini ada beberapa cara untuk memaksimalkan kinerja Pembangkit
listrik Tenaga Surya (PLTS)
3.1 Tegangan listrik yang dihasilkan oleh panel surya
Tidak selamanya stabil. Hal ini dikarenakan produksi tegangan
tergantung pada tingkat penyinaran radiasi matahari. Oleh karena itu , turun
naiknya tegangan ini harus menjadi perhatian untuk memaksimalkan energi
listrik yang dihasilkan oleh PLTS. Jadi agar hasil listrik yang dihasilkan
oleh PLTS menjadi maksimal maka idealnya setiap peralatan yang
digunakan , seperti inverter , memiliki jarak batas kerja yang cukp tinggi.
Misalnya inverter dapat bekerja pada jarak batas ( range ) 150 800 VDC.
3.2 Semakin besar intensitas penyinaran matahari
Maka semakin tinggi kinerja solar panel. Secara umum untuk
memaksimalkan penyerapan penyinaran matahari di Indonesia agar energi
listrik yang dihasilka dari PLTS menjadi maksimal, panel harus di letakkan
dengan kaidah sebagai berikut :
Jika lokasi pemasangan panel surya berada di bawah garis
khatulistiwa , maka panel di arahkan condong 15 derajat ke arah
utara.
Jika lokasi pemasangan panel surya berada di atas garis khatulistiwa
, maka panel di arahkan condong 15 derajat ke arah utara.
3.3 Tingkat suhu juga mempengaruhi kinerja solar panel.
Idealnya solar panel bekerja pada temperatur standard 25 derajat.
Seiring dengan meningkatnya suhu , maka efisiensi kinerja solar panel juga
menurun .untuk rata rata suhu di indonesia sebesar 25 derajat 35 derajat
celcius. Panel surya mengalami degradasi efisiensi produk hingga 10%.
Untuk mengatasi hal ini agar energi listrik yang dihasilkan PLTS menjadi
maksimal , cara pemasangan solar panel harus di perhatikan. Berikan ruang
yang cukup di bawah solar panel, sehingga aliran udara dapat menurunkan
suhu solar panel pada saat suhu udara dalam puncak tertinggi.
3.4 Perhatikan posisi perletakan solar panel.
Lokasi yang terbaik adalah lokasi yang tidak memiliki objek
penghalang yang dapat menghasilkan bayangan pada solar panel yang
terpasang. Untuk kinerja solar panel terbaik agar energi listrik yang
dihasilkan maksimal, pastikan sudut terjauh dari objek sekitar lokasi
pemasangan solar panel , tidak jatuh pada solar panel. Pastikan jika ada
tanaman , baik yang kecil ataupun sudah tinggi , pergerakan bayangannya
tidak menutupi solar panel. Pangkas dan rapikan tanaman tersebut , jika
sampai bayangannya menutupi solar panel.
DAFTAR PUSTA

http://id.wikipedia.org/wiki/
http://www.greenpeace.org
http://id.wikipedia.org/
http://www.panelsurya.com/index.php/id/home

Anda mungkin juga menyukai