Anda di halaman 1dari 30

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR


NOMOR 10 TAHUN 2006

TENTANG

TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN ATAU PENGANGKATAN DAN


PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLITAR,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26 ayat (4)


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun
2005 tentang Desa, maka perlu ditetapkan pedoman yang
mengatur tentang Perangkat Desa ;
b. bahwa untuk melaksanakan sebagaimana dimaksud huruf a,
perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan


Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa
Timur(Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Nomor 9) ;
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
-2-

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan
Lembaran Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah
ditetapkan dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi sebagai Daerah Otonom ( Lembaran Negara Republik
Indoensia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3952) ;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun
2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4587) ;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun
2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593) ;
8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomr 8 Tahun 2001 tentang
Pedoman Pegawai Negeri Sipil Yang Dipilih Menjadi Kepala
Desa Atau Dipilih / Diangkat Menjadi Perangkat Desa.

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BLITAR
dan
BUPATI BLITAR
-3-

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG TATA CARA PENCALONAN,


PEMILIHAN ATAU PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
PERANGKAT DESA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Daerah, adalah Pemerintah Kabupaten Blitar.
2. Pemerintahan Daerah, adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Daerah, adalah Daerah Kabupaten Blitar.
4. Bupati, adalah Bupati Blitar .
5. Kecamatan, adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten.
6. Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Pemerintahan Desa, adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
8. Pemerintah Desa, adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan Desa.
9. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang
merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
10. Peraturan Daerah, adalah Peraturan Daerah Kabupaten Blitar.
11. Peraturan Desa, adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD
bersama Kepala Desa.
12. Dusun, adalah bagian wilayah dalam Desa yang merupakan lingkungan Kerja
Pelaksanaan Pemerintah Desa.
-4-

13. Penjaringan, adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan dan atau
Pengangkatan Perangkat Desa untuk mendapatkan Bakal Calon dari warga
masyarakat Desa setempat .
14. Penyaringan, adalah seleksi yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan dan atau
Pengangkatan Perangkat Desa baik dari segi administrasi.
15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APBDes, adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui
bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan
Desa.

BAB II
KEDUDUKAN PERANGKAT DESA
Pasal 2
(1) Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa lainnya.
(2) Perangkat Desa lainnya terdiri dari :
a. sekretariat desa ;
b. pelaksana teknis lapangan ;
c. unsur kewilayahan.

Pasal 3
(1) Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) diisi dari Pegawai
Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan, yaitu :
a. berpendidikan paling rendah lulusan SMU atau sederajat ;
b. mempunyai pengetahuan tentang teknis pemerintahan ;
c. mempunyai kemampuan di bidang administrasi perkantoran ;
d. mempunyai pengalaman dibidang administrasi keuangan dan dibidang
perencanaan ;
e. memahami sosial budaya masyarakat setempat ;
f. bersedia tinggal di desa yang bersangkutan.
(2) Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat oleh Sekretaris
Daerah atas nama Bupati.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Sekretaris Desa diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 4
(1) Sekretariat Desa berkedudukan sebagai pembantu Kepala Desa dalam bidang
administrasi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
(2) Sekretariat Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf a dipimpin
oleh Sekretaris Desa dan dibantu oleh para Kepala Urusan.
-5-

(3) Jumlah Kepala Urusan sekurang-kurangnya 3 (tiga ) dan sebanyak-banyaknya 5


(lima) yang disesuaikan dengan beban tugas dan kondisi keuangan Desa
bersangkutan.

Pasal 5
Pelaksana teknis lapangan berkedudukan sebagai pembantu Kepala Desa dalam
tugas-tugas teknis lapangan sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 6
(1) Unsur kewilayahan terdiri dari para Kepala Dusun, yang
jumlahnya disesuaikan dengan jumlah dusun yang ada di desa bersangkutan.
(2) Kepala Dusun berkedudukan sebagai pelaksana tugas Kepala
Desa dalam wilayah kerjanya.

BAB III
PENGISIAN LOWONGAN JABATAN PERANGKAT DESA
SELAIN SEKRETARIS DESA
Pasal 7
Jabatan Perangkat Desa dinyatakan lowong jika Perangkat Desa berhenti atau
diberhentikan oleh Kepala Desa.

Pasal 8
(1) Dalam waktu 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya batas usia
maksimal Perangkat Desa, Kepala Desa wajib memberitahukan kepada yang
berasangkutan perihal akan berakhirnya masa bakti Perangkat Desa yang
bersangkutan.
(2) Sekurang-kuranganya dalam waktu 3 (tiga) bulan sebelum
berakhirnya batas usia maksimal Perangkat Desa, harus sudah dimulai persiapan
pengisian lowongan jabatan Perangkat Desa.
(3) Jika Perangkat Desa berhenti atau diberhentikan bukan karena
telah mencapai usia 60 tahun, maka selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu)
bulan sejak terjadinya kekosongan jabatan Perangkat Desa, harus sudah dimulai
persiapan pelaksanaan pengisian lowongan jabatan Perangkat Desa.

Pasal 9
-6-

(1) Pengisian lowongan jabatan Kepala Urusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (2) dan lowongan jabatan Pelaksana Teknis Lapangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 dilaksanakan melalui ujian.
(2) Pengisian jabatan Perangkat Desa lainnya unsur kewilayahan yaitu Kepala Dusun
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dilaksanakan melalui pemilihan.

Bagian 1
Kepanitiaan
Pasal 10
Untuk pengisian jabatan kepala urusan dan jabatan pelaksana teknis lapangan,
dibentuk Panitia Pengangkatan Perangkat Desa yang ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Desa.

Pasal 11
(1) Untuk pengisian jabatan Kepala Dusun dibentuk Panitia Pencalonan dan Pemilihan
Kepala Dusun yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
(1) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dari unsur Tokoh Masyarakat,
Perangkat Desa, dan Pengurus Lembaga Kemasyarakatan yang ada di Desa.
(1) Susunan kepengurusan Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
sebagai berikut :
a. Ketua ;
b. Wakil Ketua ;
c. Sekretaris ;
d. Bendahara ;
e. Seksi-seksi ;
f. Anggota, yang jumlahnya disesuaikan kebutuhan.
(5) Kepala Desa, dan Anggata BPD tidak diperbolehkan duduk dalam susunan
kepengurusan Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).
(6) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dalam melaksanakan
tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Desa.

Pasal 12
Panitia pencalonan dan pemilihan kepala dusun mempunyai tugas :
a. menyusun rencana pelaksanaan pemilihan Kepala Dusun ;
b. menetapkan rencana anggaran biaya pemilihan Kepala Dusun ;
II. melaksanakan pendaftaran pemilih dan mengesahkan daftar pemilih sementara
maupun daftar pemilih tetap ;
III. mengumumkan adanya lowongan jabatan Kepala Dusun ;
-7-

IV. mengadakan penjaringan Bakal Calon Kepala Dusun ;


V. menerima pendaftaran Bakal Calon Kepala Dusun ;
VI. mengadakan penyaringan terhadap persyaratan administrasi Bakal Calon Kepala
Dusun ;
VII. melaporkan hasil penyaringan kepada Kepala Desa ;
VIII. melaksanakan pemilihan Calon Kepala Dusun
IX. membuat dan menandatangani Berita Acara ;
X. melaporkan hasil pelaksanaan pemilihan kepala dusun kepada Kepala Desa.
XI. Panitia Pengangkatan Perangkat Desa untuk Jabatan Kepala Urusan dan Pelaksana
Teknis Lapangan mempunyai tugas sebagai berikut :
XII. menyusun rencana pelaksanaan pengangkatan Perangkat Desa ;
XIII. menetapkan rencana anggaran biaya pengangkatan Perangkat Desa ;
XIV. mengumumkan adanya lowongan jabatan Perangkat Desa ;
XV. menerima pendaftaran Calon Perangkat Desa ;
XVI. mengadakan penyaringan terhadap persyaratan administrasi Calon Perangkat
Desa ;
XVII. melaporkan hasil penyaringan administrasi kepada Kepala Desa ;
XVIII. melaksanakan ujian seleksi pengangkatan Perangkat Desa ;
XIX. membuat dan menandatangani Berita Acara ;
XX. melaporkan hasil pelaksanaan ujian seleksi pengangkatan Perangkat Desa kepada
Kepala Desa.

Pasal 13
(1) Dalam pelaksanaan pmilihan dan/atau pngangkatan Perangkat Desa, BPD dan
Kepala Desa berperan sebagai Pengawas.
(2) Pengawas sebagaimana dimaksud ayat (1) mempunyai tugas dan wewenang :
a. mengesahkan besarnya biaya pemilihan dan pengangkatan Perangkat Desa ;
b. mengawasi penggunaan biaya pemilihan dan pengangkatan Perangkat Desa ;
c. bersama-sama dengan Panitia Pemilihan dan Pengangkatan Perangkat Desa
melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat, berkaitan dengan pelaksanaan
pemilihan dan atau pengangkatan Perangkat Desa ;
d. mengawasi jalannya proses pencalonan, pemilihan dan pengangkatan
Perangkat Desa ;
e. memberikan saran dan masukan kepada Panitia Pemilihan dan Pengangkatan
Perangkat Desa ;
f. mengusulkan penundaan pelaksanaan pemilihan dan pengangkatan
Perangkat Desa, jika diperlukan.
-8-

Pasal 14
Apabila diantara anggota Panitia Pencalonan dan Pemilihan kepala dusun atau Panitia
Pencalonan dan Pengangkatan Perangkat Desa ada yang ditetapkan sebagai Calon
Perangkat Desa atau berhalangan, maka keanggotaannya digantikan oleh Tokoh
Masyarakat, Perangkat Desa atau Pengurus Lembaga Kemasyarakatan yang lain dan
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

Bagian 2
Persyaratan Calon Perangkat Desa
Pasal 15
(1) Yang dapat mencalonkan diri sebagai Perangkat Desa selain Sekretaris Desa
adalah Warga Negara Republik Indonesia yang :
a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;
b. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 ;
c. tidak pernah terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam kegiatan yang
mengkhianati Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 ;
d. berpendidikan dan berijazah serendah-rendahnya Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama ;
e. pada saat pendaftaran berumur sekurang-kurangnya 20 tahun ;
f. sehat rokhani serta nyata-nyata tidak terganggu jiwa/ingatannya ;
g. tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana kejahatan
berdasarkan Keputusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap
dengan ancaman hukuman 5 (lima) tahun penjara atau lebih ;
h. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap ;
i. terdaftar sebagai penduduk dan tinggal di desa yang bersangkutan sekurang-
kurangnya 1 tahun tanpa terputus-terputus ;
j. bersedia dicalonkan sebagai Perangkat Desa
(2) Pegawai Negeri Sipil yang mencalonkan diri sebagai Perangkat Desa selain
Sekretaris Desa, selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), juga harus mendapatkan surat keterangan persetujuan dari
atasannya yang berwenang untuk itu.
(3) Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) serendah-rendahnya
berpangkat :
a. Pengatur Muda (II/a) untuk Pegawai Negeri Sipil ;
b. Sersan Dua untuk TNI ;
c. Brigadir Dua untuk Polri.
-9-

(4) Perangkat Desa yang mencalonkan diri dalam jabatan lain dalam Perangkat Desa,
selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga
harus mendapatkan ijin tertulis dari Kepala Desa dan diberhentikan sementara
dari jabatannya.
(5) Anggota BPD yang mencalonkan diri sebagai Perangkat Desa, selain harus
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga harus
mengajukan permohonan berhenti sementara kepada Bupati melalui Camat.
(6) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) yang terpilih dan/atau
diangkat sebagai Perangkat Desa dalam jabatan lain diberhentikan dari dari
jabatannya sebagai Perangkat Desa yang lama, terhitung sejak tanggal
pelantikannya sebagai Perangkat Desa dalam jabatan baru.
(7) Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (5) yang terpilih dan/atau diangkat
sebagai Perangkat Desa diberhentikan dari jabatannya sebagai anggota BPD
terhitung sejak tanggal pelantikannya sebagai Perangkat Desa.
(8) Bagi Calon Perangkat Desa yang terpilih dan/atau diangkat sebagai Perangkat
Desa, terhitung sejak tanggal pelantikannya, wajib bertempat tinggal di Desa
dan/atau Dusun yang bersangkutan.

Bagian 3
Penjaringan dan Penyaringan
Pasal 16
(1) Penjaringan Bakal Calon Perangkat Desa dilaksanakan dengan cara :
a. mengumumkan secara resmi dibukanya pendaftaran Bakal Calon Perangkat
Desa ;
b. menerima Pendaftaran Bakal Calon Perangkat Desa.
(2) Jika sampai batas waktu pendaftaran ditutup, belum ada Bakal Calon Perangkat
Desa yang mendaftarkan diri, maka pendaftaran diulang sampai ada yang
mendaftarkan diri.
(3) Hasil penjaringan sebagaimana dimaksud ayat (1) setelah dilengkapi dengan
persyaratan administrasi, selanjutnya dilakukan penyaringan.

Pasal 17
Penyaringan dilakukan berdasarkan persyaratan administrasi dari masing-masing
Calon Perangkat Desa

Bagian 4
Kepala Dusun
- 10 -

Pasal 18
(1) Hasil penyaringan Bakal Calon Kepala Dusun, paling sedikit 2 (dua) orang.
(2) Pelaksanaan Pemilihan Kepala Dusun dengan Calon Tunggal pada prinsipnya tetap
dimungkinkan sepanjang :
a. calon kepala dusun tersebut tidak sengaja dikondisikan, dalam arti sengaja
digiring dan diupayakan sebagai Calon Tunggal ;
b. calon kepala dusun tersebut benar-benar tunggal, dalam arti setelah beberapa
kali dibuka pendaftaran, ternyata tetap saja tidak ada Calon lain lagi yang
berminat.
(3) Penetapan calon tunggal harus dituangkan dalam Berita Acara yang
ditandatangani oleh Panitia dengan menyebutkan sebab-sebab terjadinya calon
tunggal.

Pasal 19
(1) Bakal calon kepala dusun yang memenuhi persyaratan, ditetapkan dalam Berita
Acara Penyaringan Bakal Calon Kepala Dusun
(2) Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan
a. surat pernyataan kesediaan menjadi Calon Kepala Dusun ;
b. surat pernyataan tidak pernah terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dalam kegiatan yang mengkhianati Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 ;
c. surat pernyataan setia dan taat kepada Pancasila, Undang-undang Dasar
1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia ;
d. surat Ijin dari pejabat yang berwenang, bagi Calon Kepala Dusun yang
berasal dari Pegawai Negeri Sipil ;
e. surat pernyataan tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan
Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap ;
f. surat keterangan kesehatan yang dikeluarkan oleh dokter pemerintah ;
g. surat keterangan berkelakuan baik dari Kepolisian ;
h. daftar riwayat hidup ;
i. salinan ijazah pendidikan terakhir yang telah dilegalisir oleh Pejabat yang
berwenang;
j. salinan Akte Kelahiran/Surat Kenal Lahir yang telah dilegalisir oleh pejabat
yang berwenang.

(3) Berdasarkan Berita Acara kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada


ayat (2) Kepala Desa menetapkan Calon Kepala Dusun yang berhak dipilih
dengan Keputusan Kepala Desa.
- 11 -

Paragraf 1
Persyaratan Pemilih
Pasal 20
Yang dapat memilih Calon Kepala Dusun adalah Warga Negara Republik Indonesia
adalah :
a. pada waktu pendaftaran pemilih telah terdaftar sebagai penduduk Dusun yang
bersangkutan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan terakhir, dibuktikan dengan
Kartu Tanda Penduduk ;
b. pada waktu pendaftaran pemilih sudah mencapai usia 17 (tujuh belas) tahun atau
pernah kawin ;
c. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap ;
d. Terdaftar dalam daftar pemilih yang sudah disyahkan oleh Panitia Pencalonan dan
Pemilihan Kepala Dusun.

Paragraf 2
Kampanye
Pasal 21
(1) Jadwal kampanye diselenggarakan oleh Panitia Pemilihan Kepala Dusun paling
lama 5 (lima) hari dengan mempertimbangkan aspek keamanan dan masa tenang
selama 2 (dua) hari sebelum hari H Pemilihan.
(2) Kampanye dilaksanakan secara dialogis, terkendali, aman, tentram dan tertib
dengan dipandu oleh Panitia Pemilihan Kepala Dusun.
(3) Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), adalah merupakan
forum penyampaian program yang akan dilaksanakan apabila yang bersangkutan
terpilih menjadi Kepala Dusun dan tidak dibenarkan dilaksanakan dalam bentuk :
XXI. mempersoalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 ;
XXII. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan Calon Kepala Dusun lainnya
;
XXIII. menghasut atau mengadu domba perseorangan, dan/atau kelompok
masyarakat ;
- 12 -

XXIV. menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan atau menganjurkan pengunaan


kepada perseorangan, dan/atau kelompok masyarakat ;
XXV. mengganggu keamanan, ketentraman dan ketertiban umum ;
XXVI. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga calon Kepala Dusun yang lain ;
XXVII. menggunakan tempat ibadah dan tempat pendidikan ;
XXVIII. melakukan pawai dan/atau arak-arakan yang dilakukan dengan berjalan
kaki atau dengan kendaraan di jalan raya ;
XXIX. memberikan dan/atau menjajikan akan memberikan sesuatu, baik langsung
maupun tidak langsung, dengan nama atau dalih apapun dalam usaha untuk
memenangkan dirinya dalam pemilihan Kepala Dusun.
(4) Bagi Calon Kepala Dusun yang terbukti melanggar ketentuan dimaksud pada ayat
(3), dapat berakibat gugurnya pencalonan bagi Calon Kepala Dusun yang
bersangkutan.
(5) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk, memberikan bimbingan mengenai pelaksanaan
kampanye para Calon Kepala Dusun termasuk tempat, batas waktu, pengawasan
dan sistem pelaksanaan kampanye.

Paragraf 3
Pemilihan
Pasal 22
(1) Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pemungutan suara dilaksanakan,
Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Dusun memberitahukan kepada
masyarakat tetang tempat dan waktu pelaksanaan pemilihan Calon Kepala
Dusun.
(2) Surat Undangan harus sudah disampaikan kepada pemilih selambat-lambatnya 2
(dua) hari sebelum hari pelaksanaan pemungutan suara.
(3) Surat Undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan nomor urut sesuai
dengan nomor urut pada daftar pemilih yang sudah disahkan.
(4) Setiap Pemilih hanya mempunyai 1 (satu) hak suara dan tidak boleh diwakilkan.

Pasal 23
(1) Calon Kepala Dusun wajib hadir dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Dusun
(2) Calon Kepala Dusun yang berhalangan hadir dalam pelaksanaan pemilihan Kepala
Dusun karena sakit dan dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Dokter
Pemerintah, tetap sah sebagai Calon Kepala Dusun dan kehadirannya digantikan
dengan gambar foto yang bersangkutan ukuran minimal 10 R.

(3) Calon Kepala Dusun yang tidak dapat hadir dalam pelaksanaan pemilihan Kepala
- 13 -

Dusun bukan karena sakit atau alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,
dinyatakan gugur.

Pasal 24
Pelaksanaan pemilihan Calon Kepala Dusun dihadiri oleh Panitia Pencalonan dan
Pemilihan Kepala Dusun.

Pasal 25
(1) Pemilihan Calon Kepala Dusun dianggap sah apabila diikuti lebih dari 50% dari
jumlah pemilih tetap yang telah disahkan oleh Panitia.
(2) Apabila pada saat berakhirnya batas waktu pemungutan suara yang telah
disepakati antara Calon Kepala Dusun dengan Panitia Pemilihan Kepala Dusun,
quorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum tercapai, pemungutan suara
dapat diundur paling lama 2 (dua) jam.
(3) Apabila sampai batas waktu pengunduran sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
quorum belum juga tercapai, maka pemilihan Calon Kepala Dusun dinyatakan
batal dan Panitia Pemilihan Kepala Dusun membuka pendaftaran ulang Bakal
Calon Kepala Dusun.

Pasal 26
(1) Pemilihan Calon Kepala Dusun dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur dan adil.
(2) Pemberian suara dilakukan dengan mencoblos foto atau gambar dari Calon Kepala
Dusun yang berhak dipilih dalam bilik suara yang telah disediakan oleh Panitia
Pemilihan Kepala Dusun.
(3) Seorang Pemilih hanya memberikan suaranya kepada satu orang Calon Kepala
Dusun yang berhak dipilih.
(4) Pemilihan Calon Kepala Dusun dilaksanakan pada hari, tanggal dan tempat yang
telah ditetapkan oleh Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Dusun.

Pasal 27
(1) Untuk kelancaran pelaksanaan Pemilihan Calon Kepala Dusun, Panitia Pencalonan
dan Pemilihan Kepala Dusun menyediakan :
a. papan pengumuman yang memuat nama-nama Calon Kepala Dusun yang
berhak dipilih berikut tanda gambar dari Calon Kepala Dusun ;

b. surat suara yang memuat foto atau gambar Calon Kepala Dusun yang berhak
dipilih yang telah ditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan Kepala Dusun
- 14 -

dan dibubuhi cap atau stempel Panitia Pemilihan Kepala Dusun sebagai tanda
surat suara yang sah ;
c. kotak suara berikut kuncinya dengan jumlah dan ukuran disesuaikan dengan
kebutuhan ;
d. bilik suara atau tempat khusus untuk pelaksanaan pemberian suara ;
e. alat pencoblos didalam bilik suara ;
f. papan tulis untuk menghitung perolehan suara.
(2) Bentuk dan model serta ukuran surat suara, kotak suara, bilik suara, dan alat
pencoblos sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kebutuhan.

Paragraf 4
Pemungutan Suara
Pasal 28
(1) Sebelum melaksanakan pemungutan suara, Panitia Pencalonan dan Pemilihan
Kepala Dusun membuka kotak suara yang akan dipergunakan dalam Pemilihan
Kepala Dusun dan memperlihatkannya kepada pemilih yang hadir bahwa kotak
suara dalam keadaan kosong, selanjutnya menutupnya kembali, mengunci dan
menyegel dengan menggunakan kertas yang dibubuhi cap atau stempel Panitia
Pemilihan Kepala Dusun.
(2) Pemilih yang hadir diberikan 1 (satu) lembar surat suara, dengan cara
menukarkan surat undangan dengan surat suara.
(3) Jika surat suara yang diterima pemilih dalam keadaan cacat atau rusak, maka
pemilih berhak meminta ganti surat suara yang baru setelah menyerahkan
kembali surat suara yang cacat atau rusak kepada Panitia Pemilihan Kepala
Dusun.

Pasal 29
Pemungutan suara dilaksanakan dengan cara mencoblos salah satu foto atau gambar
dari Calon Kepala Dusun yang berhak dipilih yang terdapat pada surat suara.
Pencoblosan surat suara dilaksanakan didalam bilik suara dengan menggunakan alat
yang telah disediakan oleh Panitia Pencalonan Pemilihan Kepala Dusun.
Pemilih yang telah masuk ke bilik suara dianggap telah menggunakan hak pilihnya.

Pemilih yang keliru mencoblos surat suara, dapat meminta surat suara yang baru
setelah menyerahkan surat suara yang keliru kepada Panitia Pencalonan dan
Pemilihan Kepala Dusun.
Setelah surat suara dicoblos, pemilih memasukkan surat suara kedalam kotak suara
- 15 -

yang telah disediakan, dalam keadaan terlipat.

Pasal 30
(1) Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, Panitia Pencalonan dan Pemilihan
Kepala Dusun berkewajiban untuk menjamin agar pelaksanaan pemungutan suara
berjalan secara demokratis, lancar, tertib, aman dan teratur.
(2) Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, para Calon Kepala Dusun yang
berhak dipilih harus berada ditempat yang telah ditentukan untuk mnegikuti
jalannya pemungutan suara.
(3) Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Dusun wajib menjaga agar setiap
pemilih hanya memberikan satu suara dan wajib menolak pemberian suara yang
diwakilkan dengan alasan apapun.
(4) Pada waktu berakhirnya batas waktu pemungutan suara, Panitia Pencalonan dan
Pemilihan Kepala Dusun menyusun Berita Acara jalannya proses pemungutan
suara, yang menyatakan bahwa proses pemungutan suara berjalan secara
demokratis, lancar, tertib, aman dan teratur.
(5) Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditandatangani oleh Panitia
Pencalonan dan Pemilihan Kepala Dusun dan para Calon Kepala Dusun yang
berhak dipilih.

Paragraf 5
Penghitungan Suara
Pasal 31
(1) Setelah berakhirnya batas waktu pemungutan suara, Panitia Pencalonan dan
Pemilihan Kepala Dusun meminta kepada masing-masing Calon Kepala Dusun
yang berhak dipilih agar menunjuk 1 (satu) orang pemilih untuk menjadi Saksi
dam penghitungan suara.
(2) Penunjukan saksi oleh Calon Kepala Dusun yang berhak dipilih, dilakukan secara
tertulis dengan menggunakan formulir yang disediakan oleh Panitia Pencalonan
dan Pemilihan Kepala Dusun.
- 16 -

Pasal 32
(1) Penghitungan suara dapat dilaksanakan jika batas waktu pemungutan suara yang
sudah ditetapkan oleh Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Dusun atas
kesepakatan para Calon Kepala Dusun yang berhak dipilih telah berakhir.
(2) Penghitungan suara dilaksanakan dengan meneliti satu persatu suarat suara
untuk mengetahui suara yang diberikan kepala Calon Kepala Dusun yang berhak
dipilih, kemudian Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Dusun menyebutkan
foto atau gambar dari Calon Kepala Dusun serta mencatatnya pada papan tulis
yang ditempatkan sedemikian rupa, sehingga dapat disaksikan dengan jelas oleh
Calon Kepala Dusun, saksi dan pemilih yang hadir.
(3) Pembacaan surat suara dilakukan oleh Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala
Dusun secara tegas dan jelas kemudian ditunjukkan kepada para Calon Kepala
Dusun dan para saksi dihadapan seluruh pemilih yang hadir.

Pasal 33
(1) Surat suara dianggap tidak sah, apabila :
a. tidak menggunakan surat suara yang telah ditentukan oleh Panitia Pemilihan
Kepala Dusun ;
b. tidak terdapat tanda tangan Ketua Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala
Dusun dan cap atau stempel Panitia Pemilihan Kepala Desa ;
c. ditandatangani atau memuat tanda yang menunjukkan identitas pemilih ;
d. mencoblos surat suara lebih dari 1 (satu) tanda gambar ;
e. mencoblos tidak didalam kotak tanda gambar yang telah disediakan ;
f. mencoblos surat suara tidak dengan alat yang telah disediakan oleh Panitia
Pemilihan Kepala Dusun ;
g. surat suara cacat atau rusak.
(2) Ketentuan-ketentuan tentang surat suara yang tidak sah, diumumkan sebelum
pelaksanaan penghitungan suara..

Pasal 34
(1) Setelah penghitungan suara selesai, Panitia menyusun dan membacakan Berita
Acara Hasil Penghitungan Suara.
(2) Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh Panitia
Pencalonan dan Pemilihan Kepala Dusun, para Calon Kepala Dusun dan para
saksi.
(3) Apabila terdapat Calon Kepala Dusun dan/atau saksi yang tidak mau
menandatangani Berita Acara Penghitungan Suara atau terdapat Calon Kepala
- 17 -

Desa dan/atau Saksi yang meninggalkan tempat pemilihan sebelum proses


penghitungan suara selesai, maka Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala
Dusun berhak untuk meneruskan proses Penghitungan Suara dan menyatakan
bahwa proses penghitungan suara dianggap sah.

Pasal 35
(1) Calon Kepala Dusun yang yang dinyatakan terpilih adalah calon yang
mendapatkan dukungan suara terbanyak.
(2) Apabila Calon Kepala Dusun yang memperoleh suara terbanyak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) lebih dari 1 (satu) calon dengan jumlah suara yang sama,
maka untuk menetukan Calon Kepala Dusun terpilih harus diadakan pemilihan
ulang.
(3) Pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan selambat-
lambatnya 15 (lima belas hari) hari sejak penandatanganan Berita Acara
Penghitungan Suara.
(4) Pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya diikuti oleh calon
kepala Dusun yang mendapt suara terbanyak dalam jumlah yang sama dan
apabila dalam pemilihan ulang hasilnya tetap sama diadakan pemilihan ulang lagi
sampai terjadi selisih.

Bagian 5
Penyelesaian Sengketa Hasil Pemilihan
Calon Kepala Dusun
Pasal 36
(1) Sengketa hasil pemilihan Kepala Dusun diselesaikan secara musyawarah mufakat.
(2) Apabila proses musyawarah mufakat tidak tercapai maka gugatan terhadap hasil
pemilihan Kepala Dusun diajukan oleh calon Kepala Dusun selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari sejak pengesahan hasil pemilihan Kepala Dusun.
(3) Gugatan dapat diajukan hanya berkaitan dengan sengketa hasil pemilihan Kepala
Dusun.
(4) Pengadilan Negeri memeriksa dan memutus sengketa hasil pemilihan Kepala
Dusun selambat-lambatnya 14 hari.
(5) Putusan Pengadilan Negeri bersifat final dan mengikat.

Bagian 6
Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan
Pasal 37
(1) Pengisian lowongan Perangkat Desa untuk jabatan Kepala Urusan dan Pelaksana
- 18 -

Teknis Lapangan dilaksanakan melalui ujian.


(2) Materi ujian untuk Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
:
a. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 ;
b. Bahasa Indonesia ;
c. berhitung/matematika ;
d. pengetahuan umum ;
e. pengetahuan tentang administrasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang
sesuai dengan lowongan jabatan Perangkat Desa yang bersangkutan.
(3) Materi Ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disetarakan dengan ujian
setingkat SLTP.
XXX. Panitia Pencalonan dan Pengangkatan Perangkat Desa berkewajiban menjaga
kerahasiaan materi ujian dan bertanggungjawab terhadap adanya kebocoran soal
ujian.

Pasal 38
XXXI. Calon Perangkat Desa yang dapat diangkat sebagai Perangkat Desa adalah
yang memperoleh nilai tertinggi.
XXXII. Apabila dalam ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat lebih
dari satu Calon Perangkat Desa yang lulus dan memperoleh nilai tertinggi
dengan nilai yang sama, maka Panitia mengadakan ujian ulang yang
dilaksanakan pada hari itu juga, dan hanya diikuti oleh Calon Perangkat Desa
yang memperoleh nilai tertinggi yang sama.
XXXIII. Apabila dalam ujian ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) masih
memperoleh nilai yang sama, maka untuk menentukan Calon Perangkat Desa
yang berhak diangkat sebagai Perangkat Desa, diserahkan kepada Kepala Desa.
XXXIV. Kepala Desa dalam hal menetapkan calon yang dinyatakan diangkat
sebagai Perangkat Desa, terlebih dahulu mendengar pertimbangan Panitia
Pencalonan dan Pemilihan Perangkat Desa dan memperhatikan hasil dari
penjaringan dan penyaringan calon Perangkat Desa.

Bagian 7
Pengangkatan dan Pelantikan Perangkat Desa
Pasal 39
- 19 -

XXXV. Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Dusun dan/atau Panitia


Pencalonan dan Pengakatan Perangkat Desa melaporkan secara tertulis hasil
pelaksanaan Pemilihan Kepala Dusun dan/atau hasil ujian Perangkat Desa
dilampiri dengan Berita Acara-Berita Acara dalam proses pelaksanaan Pemilihan
Kepala Dusun dan/atau ujian Perangkat Desa.
XXXVI. Selambat-lambatnya 15 (limabelas) hari setelah diterimanya laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa menetapkan Keputusan
Kepala Desa tentang Pengangkatan Perangkat Desa.

Pasal 40
XXXVII. Perangkat Desa dilantik oleh Kepala Desa paling lama 15 (limabelas) hari
terhitung tanggal penerbitan Keputusan Kepala Desa.
XXXVIII. Sebelum memangku jabatannya, Perangkat Desa mengucapkan
sumpah/janji.
XXXIX. Susunan kata-kata sumpah/janji Kepala Desa dimaksud adalah sebagai
berikut :
Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi
kewajiban saya selaku Perangkat Desa dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya
dan seadilnya-adilnya ; bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan
mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara ; dan bahwa saya akan
menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-undang Dasar 1945 serta
melaksanakan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya
yang berlaku bagi Desa, Daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia .
(4) Pengucapan sumpah/janji dan pelantikan Perangkat Desa, diselenggarakan
dalam suatu upacara yang dihadiri oleh BPD, perangkat desa, tokoh masyarakat
dan undangan lainnya.

Pasal 41
Perangkat Desa dapat menjabat sampai dengan usia 60 tahun

Pasal 42
Perangkat Desa dilarang :
- 20 -

XL. menjadi pengurus partai politik ;


XLI. merangkap jabatan sebagai ketua dan atau anggota BPD, dan lembaga
kemasyarakatan di desa yang bersangkutan ;
XLII. merangkap jabatan sebagai anggota DPR/DPRD ;
XLIII. terlibat dalam kampanye pemilihan umum, pemilihan presiden dan pemilihan
kepala daerah ;
XLIV. merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat, dan
mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain ;
XLV. melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme, menerima uang, barang dan/atau
jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang
akan dilakukannya ;
XLVI. menyalahgunakan wewenang ;
XLVII. melanggar sumpah/janji jabatan.

BAB IV
PEMBERHENTIAN SEMENTARA DAN PEMBERHENTIAN
PERANGKAT DESA SELAIN SEKRETARIS DESA
Pasal 43
XLVIII. Perangkat Desa yang dinyatakan sebagai tersangka dalam suatu tindak
pidana, diberhentikan sementara oleh Kepala Desa.
XLIX. Pemberhentian sementara ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
L. Selama Perangkat Desa dikenakan pemberhentian sementara, maka pekerjaan
sehari-hari Perangkat Desa yang bersangkutan dilakukan oleh seorang Penjabat
Perangkat Desa yang diangkat oleh Kepala Desa.
LI. Apabila berdasarkan pemberitahuan dari penyidik atau berdasarkan Putusan
Pengadilan Tingkat Pertama dinyatakan bahwa Perangkat Desa yang
bersangkutan tidak terbukti melakukan tindak pidana , maka Kepala Desa
mencabut Keputusannya tentang pemberhentian sementara.
LII. Perangkat Desa lainnya diberhentikan sementara oleh Kepala Desa apabila
dinyatakan melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling
singkat 5 (lima) tahun berdasarkan putusan pengadilan yang belum memperoleh
kekuatan hukum tetap.
LIII. Perangkat Desa lainnya diberhentikan oleh Kepala Desa apabila dinyatakan
melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 44
- 21 -

LIV. Tindakan penyidikan terhadap Perangkat Desa dilaksanakan setelah adanya


pemberitahuan tertulis kepada Kepala Desa.
LV. Hal-hal yang dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), adalah :
LVI. tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan;
LVII. dituduh telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan
hukuman mati.
LVIII. Tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan kepada
Kepala Desa selambat-lambatnya 2 x 24 jam.

Pasal 45
Perangkat Desa berhenti atau diberhentikan karena :
LIX. meninggal dunia ;
LX. mengajukan permohonan berhenti atas permohonan sendiri ;
LXI. tidak lagi memenuhi syarat ;
LXII. mencapai usia 60 tahun ;
LXIII. melanggar sumpah/janji ;
LXIV. melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42.

Pasal 46
LXV. Bagi Perangkat Desa yang tidak dapat menjalankan tugas,wewenang dan
kewajibannya karena sakit atau mengalami kecelakaan dalam menjalankan
tugasnya sampai dengan 6 (enam) bulan berturut-turut, maka Sekretaris Desa
atau salah satu Perangkat Desa ditunjuk oleh Pejabat yang berwenang, untuk
menjalankan tugas, wewenang dan kewajiban sebagai Perangkat Desa.
LXVI. Apabila setelah 6 (enam) bulan berdasarkan keterangan Dokter Pemerintah
bahwa Perangkat Desa yang bersangkutan belum dapat menjalankan tugas,
wewenang dan kewajibannya, maka Kepala Desa, memberhentikan yang
bersangkutan dari jabatannya dan menetapkan Penjabat Perangkat Desa.

Pasal 47
LXVII. Perangkat Desa dari Pegawai Negeri yang belum berakhir masa jabatannya,
tidak dapat diberhentikan dengan alasan bahwa yang bersangkutan memasuki
usia pensiun atau sudah pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil.
LXVIII. Perangkat Desa dari Pegawai Negeri yang berhenti atau diberhentikan oleh
Kepala Desa, dikembalikan ke instansi induknya.

BAB V
PENGANGKATAN PENJABAT PERANGKAT DESA
- 22 -

Pasal 48
LXIX. Pengangkatan Penjabat Perangkat Desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Desa.
LXX. Yang dapat diangkat sebagai Penjabat Perangkat Desa adalah salah satu
Perangkat Desa dari Desa yang bersangkutan.

BAB VI
BIAYA PEMILIHAN DAN ATAU PENGANGKATAN PERANGKAT DESA
Pasal 49
LXXI. Besarnya biaya pemilihan Kepala Dusun dan atau Pengangkatan Perangkat
Desa ditetapkan oleh Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Dusun dan /atau
Panitia Pencalonan dan Pengangkatan Perangkat Desa setelah mendapat
pengesahan dari Kepala Desa.
LXXII. Biaya pemilihan Perangkat Desa diusahakan seminimal mungkin dan
sehemat mungkin.
LXXIII. Sumber dana untuk biaya pemilihan dan atau pengangkatan Perangkat
Desa berasal dari :
LXXIV. APBDes yang besarnya disesuaikan dengan kemampuan keuangan desa ;
LXXV. sumbangan dari donatur yang bersifat tidak mengikat.

BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 50
Perangkat Desa yang pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini telah habis masa
kerjanya atau telah berusia 60 tahun dapat menjalankan tugas sampai terpilihnya
Perangkat Desa yang baru.

Pasal 51
LXXVI. Peraturan Desa yang mengatur tentang Tatacara Pencalonan, Pemilihan
dan atau Pengangkatan Perangkat Desa dan Pemberhentian Perangkat Desa,
diadakan penyesuaian berdasarkan Peraturan Daerah ini.
LXXVII. Selama belum ditetapkannya peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah
ini, seluruh instruksi, petunjuk atau pedoman yang ada jika tidak bertentangan
dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap berlaku.
LXXVIII. Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Daerah ini, Bupati dapat menerbitkan
petunjuk pelaksanaan atau pedoman.

BAB VIII
- 23 -

KETENTUAN PENUTUP
Pasal 52
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Blitar
Nomor 4 Tahun 2000 tentang Tatacara Pencalonan, Pemilihan dan atau Pengangkatan
Perangkat Desa sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Blitar Nomor 14 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten
Blitar Nomor 2 Tahun 2001 tentang tentang Tatacara Pencalonan, Pemilihan dan atau
Pengangkatan Perangkat Desa dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

Pasal 53
Peraturan Daerah ini berlaku sejak tanggal diundangkan
Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Blitar

Ditetapkan di Blitar
pada tanggal 18 Desember 2006
BUPATI BLITAR,
ttd
HERRY NOEGROHO

Diundangkan di Blitar
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BLITAR,

BACHTIAR SUKOKARJADJI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2007 NOMOR


- 24 -

PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR
NOMOR 10 TAHUN 2006
TENTANG
TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN DAN ATAU PENGANGKATAN SERTA
PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LXXIX. UMUM
Bahwa dengan telah diterbitkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, sebagai tindak lanjut dari Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Daerah, maka ketentuan-ketentuan
yang terdapat pada Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 4 Tahun 2000
tentang Tata cara Pencalonan, Pemilihan dan atau Pengangkatan serta Pelantikan
dan Pemberhentian Perangkat Desa perlu diadakan penyesuaian.
Sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
72 Tahun 2005 bahwa Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat
Desa lainnya, hal ini dikarenakan jabatan Sekretaris Desa diisi dari unsur Pegawai
Negeri Sipil.
Selanjutnya untuk pengisian lowongan jabatan Perangkat Desa selain Sekretaris
Desa diberlakukan sebagai berikut (1) pengisian lowongan Kepala Dusun
dilaksanakan melalui pemilihan karena jabatan Kepala Dusun lebih menonjolkan
unsur kepemimpinan (2) pengisian lowongan Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis
Lapangan dilaksanakan melalui ujian karena yang dibutuhkan dalam jabatan Kepala
Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan adalah kemampuan dan skill sesuai
dengan kompetensi dalam bidang tugasnya.
Sekretaris Desa diangkat atau diberhentikan oleh Sekretaris Daerah atas nama
Bupati, sedangkan Perangkat Desa lainnya diangkat atau diberhentikan oleh Kepala
Desa.

LXXX. PASAL DEMI PASAL


Pasal 1
Cukup jelas.
- 25 -

Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Yang dimaksud dengan jabatan Pelaksana Teknis Lapangan diantaranya adalah
Jogoboyo, Jogotirto, Modin, Bayan dan lain sebagainya. Penempatan jabatan
Pelaksana Teknis Lapangan dalam Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah
Desa harus disertai dengan tugas, pokok dan fungsi.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
yang dibuktikan dengan foto copy ijazah yang dilegalisir dan atau surat
- 26 -

keterangan dari pejabat yang berwenang untuk itu.


Huruf e
Yang dibuktikan dengan Foto Copy akte Kelahiran atau Surat Kenal
Lahir.

Huruf f
Yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter yang ditunjuk oleh
Pemerintah Daerah.
Huruf g
Yang dibuktikan dengan surat Keterangan dari Pengadilan Negeri .
Huruf h
Yang dibuktikan dengan surat Keterangan dari Pengadilan Negeri.
Huruf i
Yang dibuktikan dengan Foto Copy KTP.
Huruf j
Yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari calon.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Pasal 16
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan mengumumkan adalah agar khalayak ramai mengerti
bahwa ada pembukaan lowongan jabatan Perangkat Desa. Pengumuman
dapat melalui selebaran yang ditempel ditempat-tempat yang mudah dilihat
atau sering dikunjungi masyarakat atau melalui lembaga-lembaga adat yang
ada di Desa yang bersangkutan.
Ayat (2)
Batas waktu pengumuman atau berapa kali pengulangan pengumuman
- 27 -

dilaksanakan diatur dalam Peraturan Desa.


Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Calon Perangkat Desa dapat dinyatakan gugur pencalonannya setelah
terbukti berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum
tetap.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Apabila Calon yang tidak hadir tersebut memperoleh suara terbanyak, maka
perolehan suaranya dianggap batal, dan dimungkinkan calon yang mendapat
dukungan suara terbanyak kedua sebagai calon terpilih.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
- 28 -

Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.

Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
- 29 -

Cukup jelas.

Pasal 45
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Harus ada bukti berupa putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap .
Huruf f
Harus ada bukti berupa putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap.
Pasal 46
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud setelah 6 (enam) bulan adalah bilamana Perangkat Desa
yang bersangkutan tidak dapat menjalankan tugas, wewenang dan kewa-
jibannya dihitung sejak diterbitkannya keterangan majelis penguji kesehatan
pegawai, sehingga secara efektif tidak dapat melaksanakan tugasnya selama
1 (satu) tahun. Kepala Desa dapat memberhentikan Perangkat Desa yang
bersangkutan.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52
- 30 -

Cukup jelas.
Pasal 53
Cukup jelas.

Anda mungkin juga menyukai