Anda di halaman 1dari 10

P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No.

1, April 2017

PENGUJIAN NITROGEN TOTAL, KANDUNGAN AIR DAN CEMARAN


LOGAM TIMBAL PADA PUPUK ANORGANIK NITROGEN PHOSPOR
KALIUM (NPK) PADAT
1B. Wiyantoko, 2P. Kurniawati, 3T.E. Purbaningtias

Prodi DIII Analis Kimia Fakultas MIPA


Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta, Indonesia

e-mail: bayuwiyantoko@uii.ac.id

Abstrak
Telah dilakukan pengujian kualitas pupuk anorganik NPK padat meliputi kandungan
nitrogen total, kandungan air dan cemaran logam timbal (Pb). Pengujian kualitas pupuk
NPK padat dan standar mutu hasi pengujian berdasarkan metode standar SNI 2803 tahun
2010. Pengujian nitrogen total menggunakan metode Kjledahl, kandungan air
menggunakan metode Aufhauser dan cemaran logam timbal secara spektrofotometri
serapan atom (AAS). Pengujian nitrogen dengan metode Kjledahl meliputi tiga tahapan
yaitu destruksi, destilasi dan titrasi. Kadar nitrogen total yang diperoleh sebesar 10.50%
dengan batas minimal yaitu 8%. Pengujian kandungan air diperoleh hasil yaitu 2,67% yang
masih dibawah batas maksimal sebesar 3%. Untuk kadar cemaran logam berat Pb
diperoleh sebesar 16,03 mg/kg yang memenuhi syarat mutu yaitu maksimal 500 mg/kg.

Kata kunci: timbal, metode Aufhauser, metode Kjeldahl, pupuk NPK padat,

Abstract
The quality of solid inorganic fertilizer NPK including total nitrogen content, moisture
content and metal contamination of lead have been done. The determination of NPK
fertilizer and quality standards results based on the standard method SNI 2803:2010. The
total nitrogen content using Kjledahl method, the water content using the Aufhauser
method and lead metal contamination by atomic absorption spectrophotometry
(AAS).Quantitative determination of nitrogen content using Kjledahl method includes three
stages namely digestion, distillation and titration. The total nitrogen content obtained
10.50% with a minimum limit of 8%. The water content resulted 2.67% which is below the
maximum limit of 3%. For the contamination levels of heavy metals Pb obtained around
16.03 mg/kg which meet the quality requirements for a maximum of 500 mg/kg.

Keywords: Lead, Aufhauser method, Kjeldahl method, solid NPK fertilizers

PENDAHULUAN yang tersusun atas materi makhluk hidup


Pupuk merupakan suatu bahan yang seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan
ditambahkan ke dalam tanah untuk dan manusia, sedangkan pupuk organik
menyediakan unsur hara yang penting bagi dapat berbentuk padat atau cair yang
pertumbuhan tanaman.Pupuk juga dapat digunakan untuk memperbaiki sifat fisika,
didefinisikan sebagai suatu material yang kimia, dan biologi tanah.Pupuk organik
ditambahkan pada media tanam atau mengandung banyak bahan-bahan organik
tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara daripada unsur haranya.Sumber pupuk
yang diperlukan tanaman sehingga mampu organik dapat berupa kompos, pupuk hijau,
berproduksi dengan baik (Rinsema, 1993). pupuk kandang, sisa panen (bagas tebu,
Pupuk dapat dibagi menjadi 2 jenis brangkasan, jerami, tongkol jagung, dan
yaitu pupuk organik dan pupuk sabut kelapa, serta limbah ternak). Untuk
anorganik.Pupuk organik adalah jenis pupuk pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat

Jurnal Sains dan Teknologi | 51


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu dan titrasi. Untuk pengujian kadar air
bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara menggunakan metode Aufhauser,
tinggi seperti urea, NPK, dan lain-lain sedangkan cemaran logam Pb dianalisis
(Lingga & Marsono, 2000). menggunakan spektrofotometer serapan
Pupuk NPK adalah jenis pupuk atom (SSA). Pengujian logam Pb
buatan yang berbentuk cair atau padat yang menggunakan AAS karena pengukurannya
memiliki kandungan unsur hara nitrogen, langsung terhadap contoh atau spesifik
fosfor dan kalium.Pupuk NPK merupakan pada logam Pb, mempunyai kepekaan yang
salah satu jenis pupuk anorganik yang tinggi, pelaksanaannya relatif sederhana,
paling umum digunakan oleh masyarakat akurat, dan dapat diaplikasikan pada banyak
dalam bidang pertanian maupun unsur.
perkebunan. Kandungan unsur hara pada Penelitian ini bertujuan untuk
pupuk NPK adalah nitrogen 15% dalam menguji parameter penyusun pupuk NPK
bentuk NH3, fosfor 15% dalam bentuk P2O5, padat khususnya kandungan nitrogen, kadar
dan kalium 15% dalam bentuk K2O. Sifat air dan cemaran logam Pb. Pengujiian ini
nitrogen (pembawa nitrogen) terutama sangat penting dilakukan untuk mengetahui
dalam bentuk amoniak menambah sifat kualitas pupuk NPK padat yang dijual di
keasaman tanah yang dapat menunjang pasaran agar memenuhi standar yang telah
pertumbuhan tanaman (Hardjowigeno, ditetapkan.Parameter yang melebihi standar
2003) yang telah ditetapkan akan menurunkan
Secara umum parameter kualitas kualitas produk selain juga berpengaruh
pupuk NPK padat seperti kandungan terhadap media tanah. Unsur nitrogen yang
nitrogen, fosfor, kadar air, cemaran logam berlebih pada pupuk akan menghambat
(Pb, Cd, Hg) dan arsen (As). Nitrogen pertumbuhan bunga dan pembuahan,
merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan melambat serta daun
tumbuhan yang pada umumnya sangat menguning (klorosis). Kadar air yang tinggi
diperlukan untuk pembentukan atau akan mempengaruhi tekstur pupuk NPK
pertumbuhan bagian-bagian tanaman sedangkan kadar Pb yang melebihi standar
seperti daun, batang, dan akar tetapi jika akan memberikan pengaruh toksik pada
jumlahnya terlalu banyak dapat proses fotosintesis dan pertumbuhan
menghambat pembungaan dan pembuahan tanaman. Pengujian pada penelitian ini
pada tanaman.Kadar air merupakan dilakukan berdasarkan metode standar SNI
persentase banyaknya air yang terkandung 2803:2010 tentang pupuk NPK padat yang
dalam pupuk yang dinyatakan dalam satuan juga digunakan sebagai acuan standar hasil
persen.Logam Pb adalah salah satu pengujian.
cemaran logam yang ada dalam pupuk NPK
padat.Dari beberapa unsur ini memiliki
dampak yang berbeda-beda yang dapat METODE
mempengaruhi pertumbuhan dan Alat dan Bahan
perkembangan tanaman dan bahkan dapat Alat-alat yang dipakai dalam
mempengaruhi kesehatan manusia. penelitian ini meliputi peralatan gelas,
Nitrogen juga memiliki peranan yaitu seperangkat alat uji Kjeldahl, magnetic
merangsang pertumbuhan tanaman secara stirrer, seperangkat alat destilasi Aufhauser,
keseluruhan, khususnya batang, cabang penangas listrik dan spektrofotometer
dan daun (Lindawati, Izhar, & Syafira, 2000) serapan atom (AAS) Perkin Elmer PinAcle
Nitrogen penting dalam hal pembentukan 900T.
hijau daun yang berguna sekali dalam Bahan-bahan yang digunakan pada
proses fotosintesis. Unsur fosfor merupakan penelitian ini antara lain pupuk anorganik
bahan pembentuk sel inti, selain itu NPK padat, larutan asam sulfat salisilat,
mempunyai peranan penting bagi H2SO4 pekat, HCl pekat, HNO3 pekat,
pembelahan sel meristematik. Pengujian larutan asam borat 1%, Na2S2O3.5H2O,
kandungan nitrogen total dalam pupuk NPK larutan H 2SO4 0.05N, indikator Conway,
dilakukan menggunakan metode Kjeldahl larutan NaOH 40%, akuabides, ksilena dan
yang terdiri dari proses destruksi, destilasi larutan induk Pb 1000 mg/L. Sampel pupuk

Jurnal Sains dan Teknologi | 52


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

NPK padat yang digunakan hanya satu jenis


dari merk tertentu yang banyak dijual dan
digunakan oleh masyarakat.

Penentuan Nitrogen Total


Pupuk NPK padat dihaluskan
terlebih dahulu kemudian ditimbang
sebanyak 0,5 g. Sampel pupuk NPK
dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl
ditambahkan 25 mL larutan asam sulfat-
salisilat dan dibiarkan semalam. Esok hari
ditambahkan 4 g Na2S2O3.5H2O dan
dipanaskan pada suhu rendah hingga
gelembung habis. Temperatur dinaikkan
secara bertahap hingga maksimum 300 C Keterangan: 1 dan 2 = statif klem
dan dibiarkan kembali ke temperatur ruang. 3 = labu Kjeldahl
4 = pemanas
Bagan proses destruksi sampel pupuk 5 = labu alas bulat
seperti ditunjukkan pada Gambar 1. 6 = kondensor liebig
7 = pipa bengkok
8 = erlenmeyer
Gambar 2. Rangkaian proses destilasi

Destilat hasil proses penyulingan dititrasi


dengan larutan H 2SO4 0,5 N. Prosedur yang
serupa dilaksanakan terhadap blanko.
Bagan rangkaian alat proses titrasi
ditunjukkan pada Gambar 3.

Keterangan: 1 dan 2 = Statif klem


3 = labu Kjeldahl
4 = pemanas
Gambar 1.Rangkaian proses destruksi

Ekstrak dipindahkan ke dalam labu


takar 500 mL dan diencerkan dengan air
suling. Sampel dipipet sebanyak 25 mL,
dimasukkan ke dalam labu alas bulat,
ditambahkan 150 mL akuabides, 10 mL
larutan NaOH 40% dan batu didih. Proses Keterangan: 1 dan 2 = statif klem
penyulingan berlangsung hingga destilat 3 = buret
mencapai 75 mL yang ditampung dalam 4 = erlenmeyer
wadah berisi asam borat 1% dan indikator Gambar 3. Rangkaian proses titrasi
Conway. Bagan proses destilasi pada Volume titrasi sampel maupun
pengujian nitrogen dengan metode Kjeldahl blanko digunakan untuk menghitung
ditunjukkan Gambar 2. kandungan nitrogen total pada sampel
pupuk NPK padat. Untuk mengetahui
kandungan nitrogen total digunakan rumus
seperti tertera pada persamaan 1.
(V1-V2) x N x 14,008 x p x 100 x fk
C (%)= (1)
W

Jurnal Sains dan Teknologi | 53


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

Keterangan: dilakukan sebagai sebuah kontrol kualitas


C = kadar nitrogen total produk yang digunakan secara luas oleh
V1 = volume titrasi sampel konsumen. Jenis pupuk yang lazim
V2 = volume titrasi blangko digunakan yaitu pupuk organik dan pupuk
N = normalitas H2SO4
anorganik yang keduanya memiliki fungsi
14,008 = berat atom nitrogen
W = berat sampel sama yaitu menyediakan unsur hara yang
p = faktor pengenceran penting untuk memperbaiki sifat fisik, kimia
Fk = faktor koreksi kadar air dan biologi tanah.
Pupuk organik yang selama ini
Penentuan Kadar Air digunakan masih belum mampu untuk
Sampel pupuk NPK sebanyak 15 g memenuhi kebutuhan unsur hara essensial
dimasukkan ke dalam labu didih 100 mL karena kandungannya yang jauh lebih
ditambahkan 30 mL ksilena dan batu didih. rendah dari pupuk anorganik, meskipun
Setting alat Aufhauser (Gambar 4) kemudian ketersedian unsur hara lambat sehingga
dipanaskan selama 1 jam. Alat pendingin tidak mudah hilang.Ketersediaan unsur hara
dibilas dengan ksilena setelah proses essensial seperti nitrogen, fosfor dan unsur
pemanasan selesai. Jumlah volume air pada lainnya yang rendah pada pupuk organik
alat ditentukan dengan seksama. karena unsur-unsur tersebut dalam bentuk
senyawa komplek organik protein atau
senyawa asam humat atau lignin yang sulit
terdekomposisi. Oleh karena itu pemakaian
pupuk anorganik sangat penting bagi tanah
untuk membantu ketersediaan unsur hara
dengan jumlah yang sesuai agar tidak
menghambat pertumbuhan tanaman.
Standar mutu hasil pengujian
mengacu kepada SNI 2803:2010 seperti
tertera pada Tabel 1.

Penentuan Nitrogen Total


Penentuan kandungan nitrogen
dalam sampel pupuk anorganik NPK padat
disebut sebagai nitrogen total karena yang
ditentukan adalah unsur nitrogen secara
Gambar 4. Rangkaian alat metode
keseluruhan yaitu nitrogen dalam bentuk ion
Aufhauser(Nielsen, 2003) nitrat (NO3-), amonium (NH4+) dan NH3 yang
dapat diserap oleh tanaman.
Penentuan Kandungan Pb
Sebagian besar nitrogen diserap
Sampel pupuk NPK ditambahkan 30
dalam bentuk ion nitrat karena anion selalu
mL HCl pekat kemudian didestruksi selama berada didalam larutan tanah dan mudah
30 menit hingga sampel kering. Selanjutnya
terserap oleh akar.Oleh karena ion nitrat
ditambahkan kembali HCl pekat dan
selalu berada didalam larutan tanah, maka
dipanaskan kembali hingga larut semua.
ion nitrat lebih mudah tercuci oleh aliran
Larutan sampel dipindahkan dan diencerkan tanah. Sebaliknya untuk ion amonium yang
ke labu takar 100 mL.
bermuatan positif terikat oleh koloid tanah.
Larutan standar kerja Pb dibuat
Ion amonium dapat dimanfaatkan oleh
sebanyak 10 mL dengan konsentrasi 0, 1, 5,
tanaman setelah melalui proses pertukaran
10, 15 dan 20 mg/L. Larutan sampel dan kation. Oleh karena ion amonium bermuatan
standar kerja selanjutnya dianalisis positif, maka ion ini tidak mudah hilang oleh
menggunakan instrumentasi AAS yang telah
proses pencucian. Penentuan nitrogen total
dioptimasi.
dalam sampel pupuk anorganik dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan metode Kjeldahl, yang terdiri dari
Pengujian pupuk anorganik NPK tiga proses yaitu destruksi, destilasi dan
padat pada penelitian ini sangat penting
titrasi (Novizan, 2002). Prinsip penentuan

Jurnal Sains dan Teknologi | 54


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

nitrogen total dengan metode Kjeldahl yaitu senyawa amonium disuling dalam
adalah nitrogen dalam contoh pupuk NPK suasana alkali yang ditampung dengan
padat dihidrolisis dengan asam sulfat asam borat. Destilat yang dihasilkan dititrasi
membentuk senyawa amonium sulfat. dengan larutan asam sulfat sampai terjadi
Senyawa nitrat dengan asam salisilat perubahan warna hijau menjadi merah
membentuk nitrosalisilat kemudian direduksi muda.
dengan natrium tiosulfat membentuk
senyawa amonium. Produk hasil destruksi

Tabel 1. Spesifikasi Persyaratan Mutu dan Hasil Pengujian


No Jenis Uji Satuan Persyaratan Batas Toleransi Hasil
Minimal yang Pengujian
Dipersyaratkan
1 Nitrogen total %, b/b 8 10,50
2 Fosfor total sebagai %, b/b
8
P2O5 Sesuai formula
3 Kalium sebagai %, b/b yang ada di
8
K2O label
4 Jumlah kadar N, %, b/b
8
P2O5, K2O
5 Kadar air %, b/b Maksimal 3 2,67
6 Cemaran logam
- Raksa (Hg) mg/kg Maksimal 10
- Kadmium (Cd) mg/kg Maksimal 100
- Timbal (Pb) mg/kg Maksimal 500 16,03
7 Arsen (As) mg/kg Maksimal 100

Proses pengujian nitrogen diawali dibawah 300 C untuk menghindari lepasnya


dengan preparasi sampel pupuk anorganik senyawa NO2 yang dapat mengakibatkan
NPK padat yang dihaluskan dengan mortar. sebagian unsur nitrogen dalam sampel
Sampel pupuk perlu dihaluskan agar dapat turut menghilang. Proses destruksi
menghasilkan luas permukaan yang lebih dihentikan apabila warna larutan sampel
besar sehingga mampu berinteraksi dengan menjadi jernih (tidak keruh) yang
reagen-reagen pereaksi lebih optimal. menandakan bahwa senyawa-senyawa
Sampel pupuk direaksikan dengan larutan yang ada didalam sampel telah terurai atau
asam sulfat-salisilat untuk menguraikan terdestruksi menjadi pertikel terlarut tanpa
senyawa nitrogen menjadi amonium sulfat adanya partikel yang tersisa.
dan senyawa nitrat terurai menjadi Proses destruksi yang dilakukan
nitrosalisilat oleh asam salisilat. Tahap pada penelitian ini adalah jenis destruksi
destruksi sampel memiliki tujuan agar basah dengan menggunakan asam kuat
sampel pupuk tersebut mudah larut dan sebagai oksidator yaitu asam sulfat. Proses
menghilangkan senyawa-senyawa yang destruksi berlangsung sempurna apabila
tidak diperlukan dalam sampel. dihasilkan produk berupa larutan jernih yang
Sampel hasil proses destruksi mengindikasikan semua komponen telah
direaksikan dengan reagen natrium tiosulfat larut sempurna atau senyawa-senyawa
untuk mengkonversi senyawa nitrosalisilat organik telah mengalami perombakan
menjadi amonium sulfat. Reaksi yang terjadi secara sempurna. Parameter yang menjadi
pada proses destruksi yaitu sebagai berikut: titik kritis saat proses destruksi adalah sifat
N-Organik(s) + H2SO4(l) (NH4)2SO4(aq) + matriks dan konstituen yang terkandung di
dalam sampel pupuk. Komponen penyusun
H2O(l) + CO2(g) + SO2(g)
serta matriks sampel pupuk NPK padat yang
Proses destruksi dilanjutkan dengan heterogen membutuhkan kondisi reaksi
pemanasan pada temperatur rendah yaitu yang spesifik seperti zat pengoksidasi kuat

Jurnal Sains dan Teknologi | 55


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

dan energi pemanasan yang tinggi untuk menjadi merah muda. Reaksi yang terjadi
mendegradasi zat-zat-zat organic (Raimon, pada proses titrasi adalah sebagai berikut:
1993). 2NH4H2BO3(aq) + H2SO4(aq) (NH4)2SO4(aq) +
Ekstrak yang diperoleh dari proses H3BO3(aq)
destruksi selanjutnya dilakukan proses Dari pengujian yang telah dilakukan
penyulingan (destilasi). Prinsip destilasi diperoleh volume titrasi sampel secara duplo
adalah memisahkan cairan atau larutan masing-masing yaitu 4 mL dan 3.5 mL
berdasarkan perbedaan titik didih dimana sehingga didapat volume rata-rata adalah
semakin tinggi titik didihnya maka proses 3,75 mL. Sementara untuk titrasi blanko
destilasi akan berjalan lebih cepat. Tujuan diperoleh volume titrasi yaitu sebesar 0,1
destilasi pada pengujian ini yaitu memecah mL. Kadar nitrogen total pada sampel pupuk
amonium sulfat menjadi gas amonia (NH3) NPK padat adalah sebesar 10,50%. Hasil
dengan menambahkan NaOH 40% hingga pengujian tersebut masih sesuai dengan
kondisi reaksi tepat basa, lalu larutan baku mutu menurut SNI 2803:2010 yaitu
dipanaskan. batas minimal kadar nitrogen total dalam
Kristal NaOH apabila ditambahkan sampel pupuk NPK padat yaitu 8%.
dengan akuades juga dapat menghasilkan Unsur nitrogen pada pupuk
panas, meski energinya tidak terlalu besar anorganik NPK sangat dibutuhkan oleh
jika dibandingkan dengan pemanasan dari tanaman namun pada takaran yang sesuai.
alat destilasi. Energi panas yang dihasilkan Kelebihan unsur nitrogen mengakibatkan
alat destilasi juga berasal dari reaksi antara proses pertumbuhan bunga dan buah
NaOH dengan (NH 4)2SO4 yang merupakan terhambat, menurunkan kualitas bulir,
reaksi eksotermis melepaskan sejumlah pertumbuhan vegetatif memanjang (lambat
energi. Penambahan batu didih bertujuan panen). Apabila tanaman kekurangan atau
agar pemanasan berlangsung merata dan defisiensi unsur nitrogen maka pertumbuhan
meminimalisir terjadi letupan pada saat melambat serta daun menguning atau
pemanasan.Larutan NaOH 40% mengalami klorosis karena nitrogen
ditambahkan secara berlebih saat proses merupakan unsur dalam molekul klorofil.
destilasi untuk memberikan suasana basa Unsur nitrogen dalam bentuk amonia
agar unsur nitrogen yang dilepaskan dibutuhkan oleh tanah untuk menambah
secepatnya membentuk gas amonia. Reaksi kondisi keasaman atau pH yang dapat
yang terjadi pada selama proses destilasi menunjang pertumbuhan tanah.
berlangsung adalah sebagai berikut.
(NH4)2SO4(aq) + 2NaOH(aq) Na2SO4(g) + Penentuan Kadar Air
Kadar air dalam sampel pupuk
2H2(g) + 2NH3(g)
ditentukan menggunakan metode destilasi
2NH3(g) + 2H3BO3(aq) 2NH4H2BO3(aq) (Aufhauser). Pada penentuan kadar air ini
mula-mula sampel pupuk NPK padat
Gas amonia yang dibebaskan akan dijerap
dihaluskan agar mendapatkan kadar air
dalam larutan asam borat 1% dalam volume
yang lebih akurat. Semakin kecil ukuran
yang berlebih. Agar gas amonia dapat
sampel yang digunakan untuk destilasi,
dijerap secara maksimal, maka ujung pipa
maka semakin besar rendemen air yang
bengkok diusahakan tercelup sedalam
akan dihasilkan. Sebanyak 15 g sampel
mungkin dalam larutan asam borat yang
dimasukkan dalam labu bundar lalu
telah ditambahkan dengan indikator
ditambahkan dengan pelarut ksilena
Conway. Fungsi indikator Conway untuk
sebanyak 30 mL. Penambahan ksilena
mengetahui titik akhir gas amonia yang telah
berfungsi untuk membawa uap air dalam
terjerap yang ditandai oleh perubahan warna
bahan dan secara bersama masuk ke dalam
larutan menjadi hijau kebiruan.
kondensor dan diembunkan kemudian
Destilat yang diperoleh dihitung
ditampung dalam tabung penampung
volume akhirnya untuk selanjutnya dititrasi
sehingga terbentuk dua lapisan yaitu air dan
menggunakan larutan H2SO4 0,05 N.Titik
ksilena.
akhir titrasi ditunjukkan oleh perubahan
Selanjutnya dimasukkan batu didih
warna larutan sampel dari hijau kebiruan
ke dalam campuran sampel dan ksilena. Hal

Jurnal Sains dan Teknologi | 56


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

ini bertujuan untuk mencegah terjadinya ini ada dua tahap yang dilakukan yaitu
bumping atau letupan pada saat proses destruksi sampel dan penentuan cemaran
pemanasan dan supaya pemanasan logam Pb menggunakan spektrofotometer
berlangsung merata. Campuran sampel serapan atom.
pupuk dan pelarut ksilena dipanaskan untuk Proses destruksi sampel menggunakan
menguapkan pelarut bersama-sama dengan campuran asam pekat yaitu asam klorida
air. Pelarut ksilena tergolong senyawa non dan asam nitrat. Destruksi sampel ini
polar, sedangkan air adalah senyawa polar. bertujuan untuk menghilangkan senyawa-
Proses penguapan kedua campuran senyawa yang tidak diperlukan dalam
pelarut akan melewati kondensor dan sampel, melarutkan logam timbal dalam
mengalami kondensasi yaitu perubahan sampel pupuk NPK dan agar sampel mudah
wujud dari gas atau uap menjadi cairan. larut. Destruksi menggunakan asam kuat
Kondensasi terjadi pada saat uap agar logam timbal dapat terpisah dari
didinginkan menjadi cairan (Guenther, sampel, dan dilakukan pemanasan untuk
1987). Selanjutnya uap dari campuran mendapatkan hasil analisis yang maksimal.
pelarut akan mengembun dan masuk ke Sampel hasil destruksi kemudian disaring
dalam tabung Aufhauser yang berskala. menggunakan kertas saring whatman 41
Pada suhu rendah, air dan ksilena dalam untuk memisahkan filtrat dan residu agar
tabung Aufhauser akan kembali terpisah larutan ekstrak bisa dianalisis menggunakan
karena kedua pelarut tersebut memiliki spektrofotometer serapan atom.
kepolaran dan berat jenis yang berbeda. Pengukuran logam dengan
Oleh karena berat jenis air lebih besar spektrofotometer serapan atom yang
daripada pelarut ksilena, maka air berada di pertama kali dilakukan adalah optimasi alat,
bagian bawah pada tabung penampung. pengukuran larutan standar Pb, dan
Tabung penampung yang dipergunakan pengukuran larutan sampel. Pengukuran
saat analisis dilengkapi dengan skala larutan standar timbal diukur absorbansinya
sehingga volume air yang tertampung pada panjang gelombang 283,3 nm. Hasil
merupakan volume air yang diperoleh dan pengukuran absorbansi larutan standar Pb
digunakan untuk menentukan kadar air dari ditunjukkan pada Gambar 5.
sampel pupuk NPK padat. Pelarut yang 0.2
dapat dipergunakan dalam analisa kadar air
dengan metode destilasi ini adalah pelarut
dengan titik didih yang lebih tinggi dari pada 0.15
air, dan tidak bercampur dengan air serta
mempunyai berat jenis yang lebih rendah 0.1
A

dari air seperti toluena, ksilena, benzena,


ksilol, dan lain-lain. Dari pengujian yang 0.05
dilakukan diperoleh volume air sebanyak 0,4
mL dan kandungan air sebesar 2,67%
0
sehingga dapat diketahui bahwa kadar air
0 10 20 30
dalam sampel pupuk NPK padat memenuhi
standar mutu yaitu maksimal 3% (b/b). C Pb (mg/L)

Penentuan Kadar Pb Gambar 5. Kurva larutan standar Pb


Penentuan kandungan logam timbal Untuk memperoleh kadar logam
(Pb) dalam sampel pupuk NPK padat timbal pada sampel pupuk anorganik NPK
dilakukan menggunakan spektrofotometer padat digunakan rumus pada persamaan 2.
serapan atom (SSA).Langkah awal yaitu mg C xP x V
kadar Pb ( ) = (2)
preparasi sampel dengan menghaluskan kg W
sampel pupuk NPK menggunakan mortar.
Keterangan: C = konsentrasi Pb (mg/L)
Tujuan penghalusan ini yaitu untuk P = faktor pengenceran
membuat luas permukaan lebih besar dan V = volume (mL)
mempermudah sampel larut dalam proses W = berat sampel (g)
destruksi. Pada penentuam kandungan Pb

Jurnal Sains dan Teknologi | 57


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

Konsentrasi logam Pb dalam sampel bantuannya di laboratorium.Selain juga


hasil pengujian menggunakan AAS kepada laboratorium kimia terapan DIII
diperoleh sebesar 0,481 mg/L. sehingga Analis Kimia FMIPA UII dan laboratorium
kadar Pb yang diperoleh sebesar 16,03 terpadu UII untuk fasilitas pengujian.
mg/kg. Dari hasil yang didapat dapat
diketahui bahwa kadar Pb yang diperoleh DAFTAR PUSTKA
memenuhi syarat mutu berdasarkan SNI Agustina, L., 1990, Dasar Nutrisi Tanaman.
2803:2010 yaitu maksimal 500 mg/kg. Jakarta: Rineka Cipta.
Logam Pb sebagian besar Andarwulan, N., Kusnandar, F., dan
diakumulasikan oleh tanaman pada bagian Herawati, D., 2011, Analisa Pangan,
batang, daun dan akar. Proses sirkulasi Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.
logam Pb dari tanah ke tanaman sangat Achorn, F. P., dan Balay, 1997, Produksi,
tergantung pada komposisi dan pH tanah. Pemasaran, dan Penggunaan
Proses fotosintesis dan pertumbuhan pada Pupuk-pupuk Padat, Larutan, dan
tanaman akan terganggu apabila tanah Suspensi dalam Teknologi dan
terpapar konsentrasi timbal yang tinggi yaitu Penggunaan Pupuk, Edisi ketiga.
1001000 mg/kg (Charlene, 2004). Logam Penerjemah D.H Gunadi.
timbal dapat diserap oleh tanaman saat Yogyakarta: Gajah Mada University
kondisi kesuburan serta kandungan bahan Press Hal 724-751.
organik tanah sangat rendah sehingga Buckman, H. O., dan Brady, 1982, Ilmu
logam timbal dapat terlepas pada larutan Tanah. Bharata Karya Aksara:
tanah. Logam timbal pada pupuk anorganik Jakarta.
NPK padat berikatan dengan unsur hara Buckle, K A, Edward, R.A., Fleet, G.H., dan
mikro seperti ion nitrat membentuk timbal Wootton, M., 2008, Food Science,
nitrat atau [Pb(NO3)2] yang mengindikasikan Penerjemah Hari Purnomo dan
bahwa logam timbal di dalam tanah selalu Adiono dalam Ilmu Pangan
terikat kuat pada bahan organik atau koloid Universitas Indonesia: Jakarta.
yang terpresipitasi. BSN, 2010, SNI 2803:2010 Pupuk NPK
Padat, Badan Standardisasi
SIMPULAN Nasional, Jakarta.
Kesimpulan yang diperoleh dari Charlene., 2004, Pencemaran Logam Berat
penentuan nitrogen total, kadar air, dan Timbal(Pb) dan Cadmium (Cd) pada
kandungan cemaran logam Pb dalam Sayur-Sayuran. Falsafah Sains. IPB:
sampel pupuk anorganik NPK padat adalah Bogor.
kandungan nitrogen total 10,50%, kadar air Chorn, A., dan Ta'minuddin, 1978, Penuntun
2,67%, kandungan cemaran logam Pb 16,03 Praktikum Khusus.Sekolah Analis
mg/kg. Kandungan nitrogen total, kadar air Kimia Menengah Bogor: Pusat
dan cemaran logam Pb dalam sampel pupuk Pendidikan dan Latihan.
anorganik NPK padat memenuhi Departemen Perindustrian.
persyaratan baku mutu SNI 2803:2010. Damanik, M. B., 2011, Kesuburan Tanah
dan Pemupukan. Medan: USU
SARAN Press.
Berdasarkan hasil pengujian yang Darmono., 1995, Logam dalam Sistem
diperoleh saran yang dapat diberikan yaitu Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: UI
penentuan kadar air dapat menggunakan Press.
metode yang lain seperti Karl Fischer dan Day, R. A dan Underwood., 2002, Analisis
gravimetri. Selain itu perlu pengujian kadar Kuantitatif diterjemahkan oleh Lis
fosfor, kalium dan logam berat yang lain Sopyan, Edisi Ke Enam. Jakarta:
sebagai bagian dari kualitas pupuk Erlangga.
anorganik NPK padat. Day, R. A dan Underwood., 1989, Analisis
Kimia Kuantitaif Edisi keenam.
UCAPAN TERIMAKASIH Jakarta: Erlangga.
Ucapan terimakasih disampaikan
kepada Denda Fitria Hidayah atas

Jurnal Sains dan Teknologi | 58


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

Elfiati, D., 2005, Peranan Mikroba Pelarut Kerjasama Kimia Analitik Indonesia,
Fosfat Terhadap Pertumbuhan Yogyakarta.
Tanaman. USU e-repository: Medan Rauf, A. W., 2000, Peranan Pupuk NPK
Fifield, F. W., 1983, Principle and Practice Of pada Tanaman Padi. Irian Jaya:
Analytical Chemistry, Edisi Ke Dua, Departemen Pertanian (Badan
London: International Textbook Penelitian dan Pengembangan
Company Limited. Pertanian).
Guenther, E., 1987, Minyak Atsiri I, Rinsema, W.T., 1993, Pupuk dan Cara
diterjemahkan S. Ketaren, Jilid I, Pemupukan, Jakarta: Bharata Cipta.
Penerbit UI Press, Jakarta. Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis,
Hadisuwito, S., 2012, Membuat Pupuk Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Organik Cair, Jakarta: PT Agromedia Santoso, B.B., 2010, Faktor-Faktor
Pustaka. Pertumbuhan dan Penggolongan
Hardjowigeno, S. 2003, Ilmu Tanah, Jakarta: Tanaman Hias. Fakultas Pertanian,
Akademiko Pressindo. Universitas Gajah Mada,
Hasibuan, B., 2006, Pupuk dan Pemupukan, Yogyakarta.
Medan: USU Press. Saribun, D.S., 2008, Pengaruh Pupuk
Khopkar, S., 2007, Konsep Dasar Analitik, Majemuk NPK pada Berbagai Dosis
Jakarta: UI Press. terhadap H, P- Potensial dan
Khopkar, S.,1990, Konsep Dasar Kimia P-Tersedia serta Hasil CAYSIN
Analitik. Jakarta: UI Press. (Brassicia juncea) pada Fluventic
Lindawati, N., Izhar, dan Syafira, H., 2000, Eutrudepts Jatinangor. Skripsi,
Pengaruh Pemupukan Nitrogen dan Fakultas Pertanian UNPAD,
Interval Pemotongan Terhadap Jatinangor.
Produktivitas dan Kualitas Rumput Sastrohamidjojo, H., 1991, Spektroskopi,
Lokal Kumpai pada Tanah Podzolik Edisi Kedua, Liberty: Yogyakarta.
Merah Kuning, JPPTP 2(2):130-133 Simpson, K., 1986, Fertilizer and Manures,
Lingga, P. D., dan Marsono, 2000, Petunjuk Longman Group Limited: New York.
Penggunaan Pupuk, Jakarta: Skoog, D., West, D.M., dan Holler, F.J.,
Penebar Swadaya. 2000.Fundamentals of Analytical
Madjid, A., 2009, Dasar-Dasar Ilmu Chemistry. Brooks/Cole Publishing
Tanah.Unsri : Malang. Company, USA.
Makiyah, M., 2001, Penentuan Kadar N, P Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi.,
dan K pada Pupuk Cair Limbah Tahu 2003, Analisa Bahan Makanan dan
dengan Penambahan Tanaman Pertanian (edisi kedua). Yogyakarta:
Matahari Meksiko (Thitonia Penerbit Liberty.
Diversivolia), Skripsi. Kimia FMIPA Sumadinata, C.K., 1997, Penggunaan
Universitas Negeri Semarang: Kotoran Sapi, Dolomit dan Zeolit
Semarang. Pada Oxyc Dystropepts Darmaga
Mulja, M. D., 1995, Analisis Instrumental. yang diberi Perlakuan Logam Berat
Surabaya: Airlangga University pada Taraf Meracun dan
Press. Pengaruhnya terhadap Pertum-
Nielsen, S.S., 2003, Food Analysis 3 rd buhan Vegetatif Jagung. Skripsi,
edition, Kluwer Academic, New York. Fakultas Pertanian, IPB Bogor.
Novizan, 2002, Petunjuk Pemupukan yang Sumardi, 1981, Metode Destruksi Contoh
Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta: Secara Kering Dalam Analisa Unsur-
Hal: 23-24 Unsur Fe-Cu-Mn dan Zn Dalam
Palar, H., 1994, Pencemaran dan Contoh-Contoh Biologis, Prosiding
Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Seminar Nasional Metode Analisis,
Rineka Cipta. Lembaga Kimia Nasional. Jakarta:
Raimon, 1993, Perbandingan Metoda LIPI.
Destruksi Basah dan Kering Secara Suriadikarta, D. A., 2006, Pupuk Organik dan
Spektrofotometri Serapan Atom, Pupuk Hayati, Organic Fertilizer and
Lokakarya Nasional, Jaringan Biofertilizer. Balai Besar Litbang

Jurnal Sains dan Teknologi | 59


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

sumber Daya Lahan Pertanian, Widiyandari., 2006, Penetapan Kadar


Badan Penelitian dan Nitrogen yang Terkandung dalam
Pengembangan Pertanian:Bogor. Pupuk Nitrogen, Phospor, Kalium
Sutejo, M., 2002, Pupuk dan Cara (NPK) di PT Rispa Medan. Medan:
Pemupukan. Rineka Cipta: Jakarta. Karya Ilmiah Universitas Sumatera
Syukur, A., Harsono E.S. &Sulakhudin., Utara.
2007, Pengaruh Pemberian Pupuk Widodo, A. H., 2007, Perbandingan
Kandang dan NPK Terhadap Penggunaan Pupuk Organik dan
Beberapa Sifat Kimia dan Fisika Anorganik Terhadap Sifat Kimia
Pasir Pantai Samas Bantul. Jurnal Tanah Sawah di Desa Segaran
Tanah dan Air, 8(1), 35-44. Kecamatan Dlanggu Kabupaten
Svehla., 1990, Analisis Anorganik Kualitatif Klaten, Jurnal Tanah dan Air Vol
Makro dan Semimikro. Jakarta: PT 8(1), 56-65.
Kalman Media Pustaka. Winarno, F.G., 2002, Kimia Pangan dan Gizi,
Svehla., 1979, Buku Ajar Kimia Analisis PT Gramedia Pustaka Utama,
Kuantitatif Anorganik, diterjemahkan Jakarta.
oleh H. Pudjaatmaka dan Setiono. Wiryanta, B., 2008, Budidaya Cabai Merah
Jakarta: Buku Kedokteran EGC. pada Musim Hujan, Agro Media
Tan, K. H., 1996, Soil Sampling, Preparation Pustaka: Jakarta.
and Analysis, New York: Penerbit Yuwono., 2004,(Rinsema, 1993).
Marcel Dekker, Inc. Yogyakarta: Penerbit UGM Press.

Jurnal Sains dan Teknologi | 60

Anda mungkin juga menyukai