1, April 2017
e-mail: bayuwiyantoko@uii.ac.id
Abstrak
Telah dilakukan pengujian kualitas pupuk anorganik NPK padat meliputi kandungan
nitrogen total, kandungan air dan cemaran logam timbal (Pb). Pengujian kualitas pupuk
NPK padat dan standar mutu hasi pengujian berdasarkan metode standar SNI 2803 tahun
2010. Pengujian nitrogen total menggunakan metode Kjledahl, kandungan air
menggunakan metode Aufhauser dan cemaran logam timbal secara spektrofotometri
serapan atom (AAS). Pengujian nitrogen dengan metode Kjledahl meliputi tiga tahapan
yaitu destruksi, destilasi dan titrasi. Kadar nitrogen total yang diperoleh sebesar 10.50%
dengan batas minimal yaitu 8%. Pengujian kandungan air diperoleh hasil yaitu 2,67% yang
masih dibawah batas maksimal sebesar 3%. Untuk kadar cemaran logam berat Pb
diperoleh sebesar 16,03 mg/kg yang memenuhi syarat mutu yaitu maksimal 500 mg/kg.
Kata kunci: timbal, metode Aufhauser, metode Kjeldahl, pupuk NPK padat,
Abstract
The quality of solid inorganic fertilizer NPK including total nitrogen content, moisture
content and metal contamination of lead have been done. The determination of NPK
fertilizer and quality standards results based on the standard method SNI 2803:2010. The
total nitrogen content using Kjledahl method, the water content using the Aufhauser
method and lead metal contamination by atomic absorption spectrophotometry
(AAS).Quantitative determination of nitrogen content using Kjledahl method includes three
stages namely digestion, distillation and titration. The total nitrogen content obtained
10.50% with a minimum limit of 8%. The water content resulted 2.67% which is below the
maximum limit of 3%. For the contamination levels of heavy metals Pb obtained around
16.03 mg/kg which meet the quality requirements for a maximum of 500 mg/kg.
oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu dan titrasi. Untuk pengujian kadar air
bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara menggunakan metode Aufhauser,
tinggi seperti urea, NPK, dan lain-lain sedangkan cemaran logam Pb dianalisis
(Lingga & Marsono, 2000). menggunakan spektrofotometer serapan
Pupuk NPK adalah jenis pupuk atom (SSA). Pengujian logam Pb
buatan yang berbentuk cair atau padat yang menggunakan AAS karena pengukurannya
memiliki kandungan unsur hara nitrogen, langsung terhadap contoh atau spesifik
fosfor dan kalium.Pupuk NPK merupakan pada logam Pb, mempunyai kepekaan yang
salah satu jenis pupuk anorganik yang tinggi, pelaksanaannya relatif sederhana,
paling umum digunakan oleh masyarakat akurat, dan dapat diaplikasikan pada banyak
dalam bidang pertanian maupun unsur.
perkebunan. Kandungan unsur hara pada Penelitian ini bertujuan untuk
pupuk NPK adalah nitrogen 15% dalam menguji parameter penyusun pupuk NPK
bentuk NH3, fosfor 15% dalam bentuk P2O5, padat khususnya kandungan nitrogen, kadar
dan kalium 15% dalam bentuk K2O. Sifat air dan cemaran logam Pb. Pengujiian ini
nitrogen (pembawa nitrogen) terutama sangat penting dilakukan untuk mengetahui
dalam bentuk amoniak menambah sifat kualitas pupuk NPK padat yang dijual di
keasaman tanah yang dapat menunjang pasaran agar memenuhi standar yang telah
pertumbuhan tanaman (Hardjowigeno, ditetapkan.Parameter yang melebihi standar
2003) yang telah ditetapkan akan menurunkan
Secara umum parameter kualitas kualitas produk selain juga berpengaruh
pupuk NPK padat seperti kandungan terhadap media tanah. Unsur nitrogen yang
nitrogen, fosfor, kadar air, cemaran logam berlebih pada pupuk akan menghambat
(Pb, Cd, Hg) dan arsen (As). Nitrogen pertumbuhan bunga dan pembuahan,
merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan melambat serta daun
tumbuhan yang pada umumnya sangat menguning (klorosis). Kadar air yang tinggi
diperlukan untuk pembentukan atau akan mempengaruhi tekstur pupuk NPK
pertumbuhan bagian-bagian tanaman sedangkan kadar Pb yang melebihi standar
seperti daun, batang, dan akar tetapi jika akan memberikan pengaruh toksik pada
jumlahnya terlalu banyak dapat proses fotosintesis dan pertumbuhan
menghambat pembungaan dan pembuahan tanaman. Pengujian pada penelitian ini
pada tanaman.Kadar air merupakan dilakukan berdasarkan metode standar SNI
persentase banyaknya air yang terkandung 2803:2010 tentang pupuk NPK padat yang
dalam pupuk yang dinyatakan dalam satuan juga digunakan sebagai acuan standar hasil
persen.Logam Pb adalah salah satu pengujian.
cemaran logam yang ada dalam pupuk NPK
padat.Dari beberapa unsur ini memiliki
dampak yang berbeda-beda yang dapat METODE
mempengaruhi pertumbuhan dan Alat dan Bahan
perkembangan tanaman dan bahkan dapat Alat-alat yang dipakai dalam
mempengaruhi kesehatan manusia. penelitian ini meliputi peralatan gelas,
Nitrogen juga memiliki peranan yaitu seperangkat alat uji Kjeldahl, magnetic
merangsang pertumbuhan tanaman secara stirrer, seperangkat alat destilasi Aufhauser,
keseluruhan, khususnya batang, cabang penangas listrik dan spektrofotometer
dan daun (Lindawati, Izhar, & Syafira, 2000) serapan atom (AAS) Perkin Elmer PinAcle
Nitrogen penting dalam hal pembentukan 900T.
hijau daun yang berguna sekali dalam Bahan-bahan yang digunakan pada
proses fotosintesis. Unsur fosfor merupakan penelitian ini antara lain pupuk anorganik
bahan pembentuk sel inti, selain itu NPK padat, larutan asam sulfat salisilat,
mempunyai peranan penting bagi H2SO4 pekat, HCl pekat, HNO3 pekat,
pembelahan sel meristematik. Pengujian larutan asam borat 1%, Na2S2O3.5H2O,
kandungan nitrogen total dalam pupuk NPK larutan H 2SO4 0.05N, indikator Conway,
dilakukan menggunakan metode Kjeldahl larutan NaOH 40%, akuabides, ksilena dan
yang terdiri dari proses destruksi, destilasi larutan induk Pb 1000 mg/L. Sampel pupuk
nitrogen total dengan metode Kjeldahl yaitu senyawa amonium disuling dalam
adalah nitrogen dalam contoh pupuk NPK suasana alkali yang ditampung dengan
padat dihidrolisis dengan asam sulfat asam borat. Destilat yang dihasilkan dititrasi
membentuk senyawa amonium sulfat. dengan larutan asam sulfat sampai terjadi
Senyawa nitrat dengan asam salisilat perubahan warna hijau menjadi merah
membentuk nitrosalisilat kemudian direduksi muda.
dengan natrium tiosulfat membentuk
senyawa amonium. Produk hasil destruksi
dan energi pemanasan yang tinggi untuk menjadi merah muda. Reaksi yang terjadi
mendegradasi zat-zat-zat organic (Raimon, pada proses titrasi adalah sebagai berikut:
1993). 2NH4H2BO3(aq) + H2SO4(aq) (NH4)2SO4(aq) +
Ekstrak yang diperoleh dari proses H3BO3(aq)
destruksi selanjutnya dilakukan proses Dari pengujian yang telah dilakukan
penyulingan (destilasi). Prinsip destilasi diperoleh volume titrasi sampel secara duplo
adalah memisahkan cairan atau larutan masing-masing yaitu 4 mL dan 3.5 mL
berdasarkan perbedaan titik didih dimana sehingga didapat volume rata-rata adalah
semakin tinggi titik didihnya maka proses 3,75 mL. Sementara untuk titrasi blanko
destilasi akan berjalan lebih cepat. Tujuan diperoleh volume titrasi yaitu sebesar 0,1
destilasi pada pengujian ini yaitu memecah mL. Kadar nitrogen total pada sampel pupuk
amonium sulfat menjadi gas amonia (NH3) NPK padat adalah sebesar 10,50%. Hasil
dengan menambahkan NaOH 40% hingga pengujian tersebut masih sesuai dengan
kondisi reaksi tepat basa, lalu larutan baku mutu menurut SNI 2803:2010 yaitu
dipanaskan. batas minimal kadar nitrogen total dalam
Kristal NaOH apabila ditambahkan sampel pupuk NPK padat yaitu 8%.
dengan akuades juga dapat menghasilkan Unsur nitrogen pada pupuk
panas, meski energinya tidak terlalu besar anorganik NPK sangat dibutuhkan oleh
jika dibandingkan dengan pemanasan dari tanaman namun pada takaran yang sesuai.
alat destilasi. Energi panas yang dihasilkan Kelebihan unsur nitrogen mengakibatkan
alat destilasi juga berasal dari reaksi antara proses pertumbuhan bunga dan buah
NaOH dengan (NH 4)2SO4 yang merupakan terhambat, menurunkan kualitas bulir,
reaksi eksotermis melepaskan sejumlah pertumbuhan vegetatif memanjang (lambat
energi. Penambahan batu didih bertujuan panen). Apabila tanaman kekurangan atau
agar pemanasan berlangsung merata dan defisiensi unsur nitrogen maka pertumbuhan
meminimalisir terjadi letupan pada saat melambat serta daun menguning atau
pemanasan.Larutan NaOH 40% mengalami klorosis karena nitrogen
ditambahkan secara berlebih saat proses merupakan unsur dalam molekul klorofil.
destilasi untuk memberikan suasana basa Unsur nitrogen dalam bentuk amonia
agar unsur nitrogen yang dilepaskan dibutuhkan oleh tanah untuk menambah
secepatnya membentuk gas amonia. Reaksi kondisi keasaman atau pH yang dapat
yang terjadi pada selama proses destilasi menunjang pertumbuhan tanah.
berlangsung adalah sebagai berikut.
(NH4)2SO4(aq) + 2NaOH(aq) Na2SO4(g) + Penentuan Kadar Air
Kadar air dalam sampel pupuk
2H2(g) + 2NH3(g)
ditentukan menggunakan metode destilasi
2NH3(g) + 2H3BO3(aq) 2NH4H2BO3(aq) (Aufhauser). Pada penentuan kadar air ini
mula-mula sampel pupuk NPK padat
Gas amonia yang dibebaskan akan dijerap
dihaluskan agar mendapatkan kadar air
dalam larutan asam borat 1% dalam volume
yang lebih akurat. Semakin kecil ukuran
yang berlebih. Agar gas amonia dapat
sampel yang digunakan untuk destilasi,
dijerap secara maksimal, maka ujung pipa
maka semakin besar rendemen air yang
bengkok diusahakan tercelup sedalam
akan dihasilkan. Sebanyak 15 g sampel
mungkin dalam larutan asam borat yang
dimasukkan dalam labu bundar lalu
telah ditambahkan dengan indikator
ditambahkan dengan pelarut ksilena
Conway. Fungsi indikator Conway untuk
sebanyak 30 mL. Penambahan ksilena
mengetahui titik akhir gas amonia yang telah
berfungsi untuk membawa uap air dalam
terjerap yang ditandai oleh perubahan warna
bahan dan secara bersama masuk ke dalam
larutan menjadi hijau kebiruan.
kondensor dan diembunkan kemudian
Destilat yang diperoleh dihitung
ditampung dalam tabung penampung
volume akhirnya untuk selanjutnya dititrasi
sehingga terbentuk dua lapisan yaitu air dan
menggunakan larutan H2SO4 0,05 N.Titik
ksilena.
akhir titrasi ditunjukkan oleh perubahan
Selanjutnya dimasukkan batu didih
warna larutan sampel dari hijau kebiruan
ke dalam campuran sampel dan ksilena. Hal
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya ini ada dua tahap yang dilakukan yaitu
bumping atau letupan pada saat proses destruksi sampel dan penentuan cemaran
pemanasan dan supaya pemanasan logam Pb menggunakan spektrofotometer
berlangsung merata. Campuran sampel serapan atom.
pupuk dan pelarut ksilena dipanaskan untuk Proses destruksi sampel menggunakan
menguapkan pelarut bersama-sama dengan campuran asam pekat yaitu asam klorida
air. Pelarut ksilena tergolong senyawa non dan asam nitrat. Destruksi sampel ini
polar, sedangkan air adalah senyawa polar. bertujuan untuk menghilangkan senyawa-
Proses penguapan kedua campuran senyawa yang tidak diperlukan dalam
pelarut akan melewati kondensor dan sampel, melarutkan logam timbal dalam
mengalami kondensasi yaitu perubahan sampel pupuk NPK dan agar sampel mudah
wujud dari gas atau uap menjadi cairan. larut. Destruksi menggunakan asam kuat
Kondensasi terjadi pada saat uap agar logam timbal dapat terpisah dari
didinginkan menjadi cairan (Guenther, sampel, dan dilakukan pemanasan untuk
1987). Selanjutnya uap dari campuran mendapatkan hasil analisis yang maksimal.
pelarut akan mengembun dan masuk ke Sampel hasil destruksi kemudian disaring
dalam tabung Aufhauser yang berskala. menggunakan kertas saring whatman 41
Pada suhu rendah, air dan ksilena dalam untuk memisahkan filtrat dan residu agar
tabung Aufhauser akan kembali terpisah larutan ekstrak bisa dianalisis menggunakan
karena kedua pelarut tersebut memiliki spektrofotometer serapan atom.
kepolaran dan berat jenis yang berbeda. Pengukuran logam dengan
Oleh karena berat jenis air lebih besar spektrofotometer serapan atom yang
daripada pelarut ksilena, maka air berada di pertama kali dilakukan adalah optimasi alat,
bagian bawah pada tabung penampung. pengukuran larutan standar Pb, dan
Tabung penampung yang dipergunakan pengukuran larutan sampel. Pengukuran
saat analisis dilengkapi dengan skala larutan standar timbal diukur absorbansinya
sehingga volume air yang tertampung pada panjang gelombang 283,3 nm. Hasil
merupakan volume air yang diperoleh dan pengukuran absorbansi larutan standar Pb
digunakan untuk menentukan kadar air dari ditunjukkan pada Gambar 5.
sampel pupuk NPK padat. Pelarut yang 0.2
dapat dipergunakan dalam analisa kadar air
dengan metode destilasi ini adalah pelarut
dengan titik didih yang lebih tinggi dari pada 0.15
air, dan tidak bercampur dengan air serta
mempunyai berat jenis yang lebih rendah 0.1
A
Elfiati, D., 2005, Peranan Mikroba Pelarut Kerjasama Kimia Analitik Indonesia,
Fosfat Terhadap Pertumbuhan Yogyakarta.
Tanaman. USU e-repository: Medan Rauf, A. W., 2000, Peranan Pupuk NPK
Fifield, F. W., 1983, Principle and Practice Of pada Tanaman Padi. Irian Jaya:
Analytical Chemistry, Edisi Ke Dua, Departemen Pertanian (Badan
London: International Textbook Penelitian dan Pengembangan
Company Limited. Pertanian).
Guenther, E., 1987, Minyak Atsiri I, Rinsema, W.T., 1993, Pupuk dan Cara
diterjemahkan S. Ketaren, Jilid I, Pemupukan, Jakarta: Bharata Cipta.
Penerbit UI Press, Jakarta. Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis,
Hadisuwito, S., 2012, Membuat Pupuk Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Organik Cair, Jakarta: PT Agromedia Santoso, B.B., 2010, Faktor-Faktor
Pustaka. Pertumbuhan dan Penggolongan
Hardjowigeno, S. 2003, Ilmu Tanah, Jakarta: Tanaman Hias. Fakultas Pertanian,
Akademiko Pressindo. Universitas Gajah Mada,
Hasibuan, B., 2006, Pupuk dan Pemupukan, Yogyakarta.
Medan: USU Press. Saribun, D.S., 2008, Pengaruh Pupuk
Khopkar, S., 2007, Konsep Dasar Analitik, Majemuk NPK pada Berbagai Dosis
Jakarta: UI Press. terhadap H, P- Potensial dan
Khopkar, S.,1990, Konsep Dasar Kimia P-Tersedia serta Hasil CAYSIN
Analitik. Jakarta: UI Press. (Brassicia juncea) pada Fluventic
Lindawati, N., Izhar, dan Syafira, H., 2000, Eutrudepts Jatinangor. Skripsi,
Pengaruh Pemupukan Nitrogen dan Fakultas Pertanian UNPAD,
Interval Pemotongan Terhadap Jatinangor.
Produktivitas dan Kualitas Rumput Sastrohamidjojo, H., 1991, Spektroskopi,
Lokal Kumpai pada Tanah Podzolik Edisi Kedua, Liberty: Yogyakarta.
Merah Kuning, JPPTP 2(2):130-133 Simpson, K., 1986, Fertilizer and Manures,
Lingga, P. D., dan Marsono, 2000, Petunjuk Longman Group Limited: New York.
Penggunaan Pupuk, Jakarta: Skoog, D., West, D.M., dan Holler, F.J.,
Penebar Swadaya. 2000.Fundamentals of Analytical
Madjid, A., 2009, Dasar-Dasar Ilmu Chemistry. Brooks/Cole Publishing
Tanah.Unsri : Malang. Company, USA.
Makiyah, M., 2001, Penentuan Kadar N, P Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi.,
dan K pada Pupuk Cair Limbah Tahu 2003, Analisa Bahan Makanan dan
dengan Penambahan Tanaman Pertanian (edisi kedua). Yogyakarta:
Matahari Meksiko (Thitonia Penerbit Liberty.
Diversivolia), Skripsi. Kimia FMIPA Sumadinata, C.K., 1997, Penggunaan
Universitas Negeri Semarang: Kotoran Sapi, Dolomit dan Zeolit
Semarang. Pada Oxyc Dystropepts Darmaga
Mulja, M. D., 1995, Analisis Instrumental. yang diberi Perlakuan Logam Berat
Surabaya: Airlangga University pada Taraf Meracun dan
Press. Pengaruhnya terhadap Pertum-
Nielsen, S.S., 2003, Food Analysis 3 rd buhan Vegetatif Jagung. Skripsi,
edition, Kluwer Academic, New York. Fakultas Pertanian, IPB Bogor.
Novizan, 2002, Petunjuk Pemupukan yang Sumardi, 1981, Metode Destruksi Contoh
Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta: Secara Kering Dalam Analisa Unsur-
Hal: 23-24 Unsur Fe-Cu-Mn dan Zn Dalam
Palar, H., 1994, Pencemaran dan Contoh-Contoh Biologis, Prosiding
Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Seminar Nasional Metode Analisis,
Rineka Cipta. Lembaga Kimia Nasional. Jakarta:
Raimon, 1993, Perbandingan Metoda LIPI.
Destruksi Basah dan Kering Secara Suriadikarta, D. A., 2006, Pupuk Organik dan
Spektrofotometri Serapan Atom, Pupuk Hayati, Organic Fertilizer and
Lokakarya Nasional, Jaringan Biofertilizer. Balai Besar Litbang