Anda di halaman 1dari 21

BAHAN AJAR 5

Program Studi : Kimia


Nama Mata Kuliah/Kode : Kinetika Kimia dan Katalisis / 302H3112
Jumlah SKS : 2 (dua)
Pengajar : 1. Dr. Muhammad Zakir, M.Si
2. Dr. Paulina Taba, M.Phill
3. Ir. Abd. Hayat Kasim, MT
Sasaran Belajar : Kemampuan menjelaskan: (i) defenisi laju dan persamaan
laju serta aplikasinya dalam desain, konstruksi persamaan
laju, dan interpretasi data eksperimen kinetik; (ii) konsep
teoretik fundamental dari kinetika yang mencakup teori
tumbukan dan teori keadaan transisisi; dan (iii) konsep
kinetik dasar dari reaksi kompleks, katalisis homogen dan
heterogen, serta adsorpsi
Mata Kuliah Prasyarat : Kesetimbangan dan Dinamika Kimia
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah Kinetika Kimia dan Katalisis merupakan bagian
dari mata kuliah kimia fisika yang membahas tentang
kinetika yang melingkupi suatu reaksi kimia. Secara umum,
pembelajaran Kinetika Kimia dan Katalisis memiliki
kompetensi: (i) membekali mahasiswa tentang konsep dan
prinsif dasar kinetika kimia (sebagai bagian dari cabang
ilmu Kimia Fisika) termasuk di dalamnya interpretasi
mekanisme reaksi kimia dan katalis; (ii) memiliki
kemampuan untuk mempresentasikan dan memberikan
argumentasi secara jelas dan benar dalam bidang kimia
(untuk mendukung pemahaman terhadap cabang ilmu kimia
lainnya). Matakuliah ini bersifat dinamik dan interdisipliner.
Bersifat dinamik berarti bahwa konsep, metode dan teknik
yang digunakan dalam mengolah dan mendapatkan data
selalu berkembang dari waktu ke waktu mengikuti
perkembangan IPTEK. Bersifat interdisipliner dalam arti

1
kemajuan ruang lingkup kinetika suatu reaksi kimia
berkembang bersinergi dengan perkembangan ilmu-ilmu
lain, baik dalam lingkup Kimia, maupun bidang lain seperti
Fisika, Matematika dan Komputer.

I. PENDAHULUAN
1.1. Cakupan ruang lingkup
Mata kuliah ini membahas konsep sains dasar kinetika kimia, konsep teori tumbukan dan
teori keadaan transisi, reaksi kompleks, reaksi homogen katalisis dan non katalisis, serta
kinetika katalisis reaksi heterogen (adsorpsi).
1.2. Sasaran Pembelajaran (GBRP)
Menjelaskan konsep dasar kinetika katalisis heterogen; menjelaskan pengertian, jenis dan
proses adsorpsi.
1.3. Perilaku awal mahasiswa
Mahasiswa harus mampu menuliskan reaksi kimia dan mengetahui arah reaksi, memahami
konsep kalkulus sederhana dalam integral dan diferensial yang sudah diperkenalkan pada
tahun pertama perkuliahan.
1.4. Manfaat mata kuliah
Mata kuliah ini bermanfaat dalam: (i) memberikan pengetahuan tentang konsep dasar
kinetika reaksi kimia; (ii) memberikan pengetahuan mengenai hubungan fundamental antara
kinetika kimia dengan cabang-cabang ilmu kimia lainnya; (iii) membekali mahasiswa
dengan pengetahuan tentang variabel yang mempengaruhi kinetika reaksi kimia; (iv) melatih
mahasiswa dalam menurunkan persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk
menyelesaikan permasalahan kinetika kimia; (v) memberikan pengetahuan mengenai
metode pengumpulan dan analisis data kinetika kimia; (vi) mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan tentang konsep dasar kinetika dan penerapannya pada reaksi sederhana maupun
pada beberapa reaksi kompleks, (vii) melatih kemampuan untuk mepresentasikan dan
memberikan argumentasi secara jelas dan benar dalam bidang kinetika kimia

2
1.5. Urutan pembahasan
Menjelaskan konsep dasar: adsorpsi fisika, adsorpsi kimia, energi aktivasi dan katalisis,
isoterm adsorpsi , isoterm Freundlich , isoterm Tempkin, kalor adsoprsi, ikatan permukaan
dan cara pengukuran kalor adsorpsi.
1.6. Petunjuk belajar
(1) Setiap bacaan sebagaimana disebut kontrak perkuliahan harus sudah dibaca sebelum
mengikuti kuliah; (2) Mahasiswa diwajibkan mencari isu-isu di jurnal atau internet berkaitan
dengan topik/materi yang diberikan; (3) Mahasiswa diwajibkan menyerahkan jawaban dan
penyelesaian tugas individu yang diberikan paling lambat 1 (satu) minggu setelah tugas
diberikan; (4) Ujian dan evaluasi akan ditentukan oleh dosen yang bersangkutan.
menggunakan soal bentuk pilihan ganda dan/atau essai.

II. PENYAJIAN
5. KINETIKA REAKSI HETEROGEN

A. REAKSI HETEROGEN KATALISIS

Reaksi heterogen adalah reaksi yang berlangsung dalam suatu sistem yang heterogen,
yaitu sistem yang di dalamnya terdapat dua atau lebih fasa. Banyak reaksi-
reaksi kimia fasa cair maupun gas yang hanya dapat berlangsung
pada permukaan padatan. Karena sifat reaksinya hanya bergantung pada fasa padat,
maka reaksi tersebut dikatakan berkatalisis dengan fasa padat sebagai katalisnya.
Ada lima tahapan dalam reaksi heterogen (Rahayu, Susanto Imam, 1995) :

a. Difusi molekul-molekul pereaksi menuju permukaan,

b. Adsorpsi molekul-molekul pereaksi pada permukaan,

c. Reaksi berlangsung di permukaan,

d. Desorpsi hasil reaksi dari permukaan,

e. Difusi hasil-hasil reaksi meninggalkan permukaan menuju sistem keseluruhan.

3
B. KATALIS

Penggunaan katalis dalam reaksi kimia bertujuan untuk mempercepat jalannya reaksi. Katalis
berperan dalam pembentukan senyawa antara reaktan-reaktan yang bereaksi. Katalis berfungsi
untuk menurunkan energi aktivasi dan meningkatkan frekuensi reaksi. Sifat-sifat katalis yang
penting adalah sebagai berikut :

Aktivitas : Kemampuan katalis untuk mengubah bahan mentah menjadi produk, misalnya
dinyatakan dalam kg reaktan yang terkonversi per kg (atau per lt) katalis per jam; persen reaktan
yang berubah (konversi); jumlah molekul yang bereaksi per detik.

Selektivitas : Kemampuan katalis untuk menghasilkan produk yang diinginkan, terhadap


semua produk yang mungkin dihasilkan.

Umur : Umur dimana katalis dapat mempertahankan tingkat aktivitas dan / atau selektivitas
yang cukup.

C. Katalis Heterogen

Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam
reaksi yang dikatalisisnya. Penggunaan katalis heterogen biasanya pada suhu dan tekanan
tinggu. Umumnya katalis heterogen berupa zat padat yang terdiri dari logam atau oksida logam.
Keuntungan penggunaan katalis heterogen adalah katalisnya dapat
dipisahkan dengan penyaringan dari produk bila reaksi telah selesai. Banyak proses
industri yang menggunakan katalis heterogen, sehingga proses dapat berlangsung lebih cepat
dan biaya produksi dapat dikurangi. Beberapa logam ada yang dapat mengikat cukup banyak
molekul-molekul gas pada
permukannya, misalnya Ni, Pt, Pd dan V. Gaya tarik menarik antara atom logam
dengan molekul gas dapat memperlemah ikatan kovalen pada molekul gas, dan
bahkan dapat memutuskan ikatan itu. Satu contoh sederhana untuk katalisis
heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi

4
(atau substrat) untuk sementara terjerap. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi
sedemikian lemah sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis
lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas.

Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau mengabsorpsi zat yang
direaksikan. Sehingga katalis dapat meningkatkan laju reaksi, sementara katalis
itu sendiri tidak mengalami perubahan kimia secara permanen. Cara kerjanya yaitu
dengan menempel pada bagian substrat tertentu dan pada akhirnya dapat menurunkan energi
pengaktifan dari reaksi, sehingga reaksi berlangsung dengan cepat.
Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi katalis dan prosesnya disebut
katalisme. misalnya :

2 KClO3 (g) 2KCl (s) + 3 O2 (g)

H2 (g) + Cl2 (g) arang 2 HCl(g)

Secara umum proses suatu reaksi kimia dengan penambahan katalis dapat dijelaskan sebagai
berikut. Zat A dan zat B yang direaksikan membentuk zat AB dimana zat C sebagai
katalis. A + B AB (reaksi lambat)

Bila tanpa katalis diperlukan energi pengaktifan yang tinggi dan terbentuknya zat AB la
mbat. Namun, dengan adanya katalis C, maka terjadilah reaksi :

A + C AC (reaksi cepat) Energi pengaktifan diturunkan, maka


AC terbentuk cepat dan seketika itu juga AC bereaksi dengan B membentuk
senyawa ABC. AC + B ABC (reaksi
cepat). Energi pengaktifan reaksi ini rendah sehingga dengan cepat terbentuk ABC yang
kemudian mengurai menjadi AB dan C. sesuai reaksi ABC AB + C (reaksi
cepat)

Ada dua macam katalis, yaitu katalis positif (katalisator) yang berfungsi
mempercepat reaksi, dan katalis negatif (inhibitor) yang berfungsi memperlambat laju
reaksi. Katalis positif berperan menurunkan energi pengaktifan, dan membuat

5
orientasi molekul sesuai untuk terjadinya tumbukan. Akibatnya molekul gas yang
teradsorpsi pada permukaan logam ini menjadi lebih reaktif daripada molekul gas
yang tidak terabsorbsi. Prinsip ini adalah kerja dari katalis heterogen, yang banyak
dimanfaatkan untuk mengkatalisis reaksi-reaksi gas.

D. KATALIS PADAT

Logam transisi yang dapat mengkatalis reaksi kimia merupakan dasar yang sangat penting
dalam proses industri seperti pada reaksi hidrogenasi, karbonilasi dan
reaksi polimerisasi bertekanan rendah untuk etilena dan propena. Semua proses ini
berlangsung secara heterogen dimana suatu bahan yang padat digunakan sebagai katalis.

Unsur unsur transisi mempunyai sifat-sifat tertentu yaitu :

1 Semua unsur transisi adalah logam.

2 Hampir semua unsur transisi bersifat keras, kuat, titik lelehnya tinggi, titik didih tinggi serta
penghantar panas dan listrik yang baik.

3 Unsur tansisi dapat membentuk campuran satu dengan yang lain dan dengan unsur yang
mirip logam

4 Banyak diantaranya cukup elektropositif sehingga dapat larut dalam asam


mineral, walau beberapa diantaranya bersifat mulia sehingga tidak terpengaruh oleh asam.

5 Senyawa unsur transisi umumnya berwarna dengan valensi yang beragam dan memiliki
beberapa macam valensi.

6 Karena kulit yang terisi elektron sebagian, maka unsur ini kebanyakan bersifat
paramagnetik.

Pada beberapa kasus, logam transisi yang memiliki berbagai valensi dapat
membentuk suatu senyawa intermediet yang tidak stabil, pada kasus lain, logam
transisi memberikan reaksi permukaanyang sesuai. sehingga banyak logam logam unsur

6
transisi dan senyawanya bersifat katalitik. Beberapa logam transisi yang berguna sebagai katalis
adalah sebagai berikut :

Ni Raney nikel, pada proses reduksi seperti pembuatan heksametilendiamin,


pembuatan H2 dari NH3 dan mereduksi antraquinon menjadi antraquinol pada H2O2.

Komplek Ni digunakan pada sintesis Reppe ( polimerisasi alkena menghasilkan benzene


atau siklooktatetraena).

Pd Digunakan untuk reaksi hidrogenasi

PdCl2 Pada proses Wacker untuk mengubah etilena menjadi methanol

Cu Digunakan pada proses langsung untuk pembuatan (CH3)2SiCl2

CuCl2 Pada proses Deacon untuk membuat Cl2 dari HCl

Salah satu kegunaan yang penting dari unsur-unsur transisi dalam reaksi katalitik adalah
untuk mengatomisasi molekul-molekul diatomik dan menyalurkan atom-atom
tersebut pada reaktan yang lain dan reaksi intermediet.Gas H2, O2, N2 dan Co adalah
molekul diatomik yang penting. Kekuatan ikatan H, O, N dan C pada
permukaan logam-logam transisi memberikan daya dorong temodinamik untuk atomisasi
dan juga untuk pelepasan atom dalam reaksi dengan molekul-molekul yang
lain. Permukaan logam juga memiliki sifat-sifat yang unik lainnya yang dapat
mengkatalisis serangkaian reaksi-reaksi kompleks yang dimulai dengan disosiasi
adsorbsi yang diikuti dengan penataan ulang kompleks melalui formasi dan pemutusan
ikatan, yang terakhir proses adsorbsi dari produk.

E. MEKANISME KATALIS HETEROGEN

Adapun mekanisme reaksi katalisis heterogen secara umum adalah sebagai

berikut:

1. Difusi molekul reaktan ke permukaan katalis

7
2. Adsorpsi reaktan pada permukaan katalis.

3. Reaksi difusi reaktan pada permukaan katalis.

4. Reaksi dalam lapisan adsorpsi.

5. Desorpsi produk reaksi dari permukaan katalis.

6. Abfusi pada produk keluar dari permukaan katalis

Mekanisme katalisis heterogen menurut Langmuir-hinshelwood

1. Atom A dan B teradsorpsi kepermukaan katalis.

2. Atom A dan B berdifusi melalui permukaan.

3. Atom A dan B berinteraksi satu sama lain.

4. Sebuah molekul terbentuk dan terjadi desorpsi

Mekanisme katalisis heterogen menurut Rideal-Eley

1. Atom A diadsorpsi oleh permukaan katalis (k).

Difusi adalah peristiwa mengalirnya / berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian berkonsentrasi rendah. Proses difusi molekul reaktan
kepermukaan atau difusi pada produk desorpsi merupakan proses yang paling lambat dan tidak
dapat ditentukan kecuali pada penentuan proses teknik yang melibatkan penyerapan katalis.

2. Atom B lewat, kemudian berinteraksi dengan atom A yang ada dipermukaan katalis (k).
Katalis menyediakan suatu permukaan dimana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara
terjerap.

3. Atom A dan B saling berinteraksi satu sama lain

4. Sebuah molekul terbentuk dan terjadi desorpsi.

8
Terbentuk molekul produk dalam permukaan katalis kemudian terlepas molekul produk dari
permukaan katalis. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sehingga memadai
terbentuknya produk baru. Ikatan antara produk baru dan katalis lebih lemah sehingga akhirnya
terlepas.

Permukaan padatan yang kontak dengan suatu larutan cenderung untuk menghimpun lapisan dari
molekul-molekul zat terlarut pada permukaannya akibat ketidakseimbangan gaya-gaya pada
permukaan. Difusi adalah peristiwa mengalirnya / berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Proses difusi

molekul reaktan kepermukaan atau difusi pada produk desorpsi kedalam gas utama merupakan
proses yang paling lambat dan tidak dapat ditentukan kecuali pada penentuan proses teknik yang
melibatkan penyerapan katalis.

Permukaan spesifik, Specific surface yang besar lebih diharapkan karena laju perpindahan
massa akan meningkat sehingga akan meningkatkan laju reaksi kimia secara keseluruhan.
Permukaan spesifik yang besar ini berhubungan dengan diameter partikel yang kecil dan seluruh
permukaan porinya. Pori yang kecil membatasi kemampuan senyawa mendifusi ke dalam
permukaan sebelah dalam, internal surface, demikian juga difusi produk keluar dari

pori. Sehingga didalam pemilihan diameter pori dan keseragaman diameter pori untuk
menyediakan specific surface dan tahanan difusi didalam permukaan sebelah dalam perlu
diperhatikan. Tahanan difusi yang terjadi di dalam katalis disebabkan karena gesekan antar
molekul maupun dengan dinding pori. Proses heterogen selalu melibatkan energi aktivasi yang
cukup besar sedang difusi dalam gas tidak melibatkan energi aktivasi. Didalam adsorpsi dan
desorpsi sangat lambat didalam poses heterogen karena keduanya melibatkan energi aktivasi
yang cukup besar.

Secara umum, apabila suatu partikel padat terdispersi dalam suatu media cair, maka partikel
tersebut dapat melalui beberapa mekanisme, yaitu :

1. Terjadinya peristiwa adsorpsi yang bersifat selektif terhadap spesies bermuatan yang terdapat
didalam dispersi tersebut.

9
2. Terjadinya peristiwa ionisasi gugus-gugus yang terdapat pada permukaan padatan, sehingga
meninggalkan muatan tertentu pada permukaan padat tersebut. Mekanisme ini sering terjadi
ketika pada suatu permukaan partikel padat terdapat gugus yang mudah terionisasi, misalnya
COOH.

Adsorpsi kimia menghasilkan pembentukan lapisan monomolekular adsorbat pada


permukaan melalui gaya-gaya dari valensi sisa dari molekul-molekul pada
permukaan. Adsorpsi fisika diakibatkan kondensasi molekular dalam kapiler-kapiler dari
padatan. Secara umum, unsur-unsur dengan berat molekul yang lebih besar akan lebih mudah
diadsorpsi. Terjadi pembentukan yang cepat sebuah kesetimbangan konsentrasi antar-muka,
diikuti dengan difusi lambat ke dalam partikel-partikei. Laju adsorpsi keseluruhan dikendalikan
oleh kecepatan difusi dari molekul-moleku l zat terlarut dalam pori-pori kapiler dari partikel.

Bila digunakan logam atau oksidanya sebagai katalis maka kita berusaha untuk membuat
permukaan yang dapat bekerja secara katalisis sebesar-besarnya. Untuk keperluan itu sering kali
dipergunakan pendukung. Pendukung disini adalah dengan permukaan yang besar seperti batu
apung, arang aktif oksida, aluminium, kalium oksida dan silikat oleh pelekatan bagian-bagian
logam diatas bahan pendukung ini. Permukaan aktif kadang-kadang diperbesar sampai seratus
kali lipat atau lebih. Karena itu bobot dari katalis dari yang sesungguhnya kadang-kadang hanya
berjumlah sebagaian kecil dari seluruh bobot dari katalis yang sesungguhnya. Pada umumnya
inhibitor adalah suatu zat kimia yang dapat menghambat atau memperlambat suatu reaksi kimia.
Reaksi permukaan katalis dapat terhambat jika suatu substansi asing berikatan pada sisi aktif
katalis sehingga memblok kepada subtrat molekul-molekul. Jenis penghambatan ini disebut
peracunan dan penghambat atau katalis negatif tersebut merupakan racun katalis. Suatu katalis
jika sudah terpakai beberapa kali maka aktivitasnya akan berkurang. Ini berarti bahwa
kemampuan untuk mempercepat reaksi tertentu telah berkurang. Gejala ini dapat disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya oleh suhu yang terlalu tinggi katalis dapat lumer sebagaian atau
disenter, penyebab lain yaitu katalis dapat bereaksi dengan produk atau kotoran yang terdapat
didalam bahan dasar. Penyebab yang terkenal dari pengurangan aktivitas katalis adalah
belerang dan persenyawaan belerang, air lembab (vouch) dan uap minyak dapat dapat
dimasukkan kedalam kelompok ini yang dikenal dengan racun katalis atau poisoning catalyst.
Bila setelah beberapa waktu, aktivitas katalis telah turun sampai dibawah minimum yang dapat

10
diterima, katalis itu harus apkir atau berhenti. Beberapa katalis yang tidak aktif dapat diperbaiki
kembali dengan jalan regenerasi. Dalam hal ini dipergunakan uap, zat cair, zat asam atau gas
lain. Katalis sering juga digenerasi dengan pengolahan memakai asam mineral, dimana
logamnya dapat larut.

Didalam dunia industri katalis yang digunakan:

1. Harus murni

2. Stabil tehadap panas

3. Memiliki waktu hidup yang panjang

4. Dapat diregenerasi

5. Tahan terhadap keracunan

6. Kesederhanaan dalam cara pembuatannya

7. Mudah didapat

8. Harganya murah

Adsorpsi

Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Adsorpsi adalah suatu proses
yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat pada suatu padatan dan akhirnya
membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan padatan tersebut. Berbeda dengan
absorpsi dimana fluida terserap oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu larutan.

Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut (soluble) yang ada
dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia
fisika antara substansi dengan penyerapnya.

11
Definisi lain menyatakan adsorpsi sebagai suatu peristiwa penyerapan pada lapisan
permukaan atau antar fasa, dimana molekul dari suatu materi terkumpul pada bahan
pengadsorpsi atau adsorben.

Adsorpsi adalah pengumpulan dari adsorbat diatas permukaan adsorben, sedang absorpsi
adalah penyerapan dari adsorbat kedalam adsorben dimana disebut dengan fenomena
sorption. Materi atau partikel yang diadsorpsi disebut adsorbat, sedang bahan yang berfungsi
sebagai pengadsorpsi disebut adsorben.

Adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu adsorpsi fisika (disebabkan oleh gaya Van Der
Waals (penyebab terjadinya kondensasi gas untuk membentuk cairan) yang ada pada
permukaan adsorbens) dan adsorpsi kimia (terjadi reaksi antara zat yang diserap dengan
adsorben, banyaknya zat yang teradsorbsi tergantung pada sifat khas zat padatnya yang
merupakan fungsi tekanan dan suhu)

1.Adsorpsi fisika
Berhubungan dengan gaya Van der Waals. Apabila daya tarik menarik antara zat
terlarut dengan adsorben lebih besar dari daya tarik menarik antara zat terlarut dengan
pelarutnya, maka zat yang terlarut akan diadsorpsi pada permukaan adsorben.
Adsorpsi ini mirip dengan proses kondensasi dan biasanya terjadi pada temperatur
rendah pada proses ini gaya yang menahan molekul fluida pada permukaan solid
relatif lemah, dan besarnya sama dengan gaya kohesi molekul pada fase cair (gaya
van der waals) mempunyai derajat yang sama dengan panas kondensasi dari gas
menjadi cair, yaitu sekitar 2.19-21.9 kg/mol. Keseimbangan antara permukaan solid
dengan molekul fluida biasanya cepat tercapai dan bersifat reversibel.

2. Adsorpsi Kimia
Yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dengan zat terlarut yang teradsorpsi.
Adsorpsi ini bersifat spesifik dan melibatkan gaya yang jauh lebih besar daripada
Adsorpsi fisika. Panas yang dilibatkan adalah sama dengan panas reaksi kimia.
Menurut Langmuir, molekul teradsorpsi ditahan pada permukaan oleh gaya valensi
yang tipenya sama dengan yang terjadi antara atom-atom dalam molekul. Karena

12
adanya ikatan kimia maka pada permukaan adsorbent akan terbentuk suatu lapisan
atau layer, dimana terbentuknya lapisan tersebut akan menghambat proses
penyerapan selanjutnya oleh batuan adsorbent sehingga efektifitasnya berkurang.

Kinetika Adsorpsi

Seperti halnya kinetika kimia, kinetika adsorpsi juga berhubungan dengan laju reaksi.
Hanya saja, kinetika adsorpsi lebih khusus, yang hanya membahas sifat penting dari
permukaan zat. Kinetika adsorpsi yaitu laju penyerapan suatu fluida oleh adsorben dalam
suatu jangka waktu tertentu. Kinetika adsorpsi suatu zat dapat diketahui dengan mengukur
perubahan konsentrasi zat teradsorpsi tersebut, dan menganalisis nilai k (berupa
slope/kemiringan) serta memplotkannya pada grafik. Kinetika adsorpsi dipengaruhi oleh
kecepatan adsorpsi. Kecepatan adsorpsi dapat didefinisikan sebagai banyaknya zat yang
teradsorpsi per satuan waktu. Kecepatan atau besar kecilnya adsorpsi dipengaruhi oleh
beberapa hal, diantaranya :

Macam adsorben
Macam zat yang diadsorpsi (adsorbate)
Luas permukaan adsorben
Konsentrasi zat yang diadsorpsi (adsorbate)
Temperatur
Adsorben

Adsorben ialah zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain (baik cairan maupun gas)
pada proses adsorpsi. Umumnya adsorben bersifat spesifik, hanya menyerap zat tertentu.
Dalam memilih jenis adsorben pada proses adsorpsi, disesuaikan dengan sifat dan keadaan
zat yang akan diadsorpsi. Adsorben yang paling banyak dipakai untuk menyerap zat-zat
dalam larutan adalah arang. Karbon aktif yang merupakan contoh dari adsorpsi, yang
biasanya dibuat dengan cara membakar tempurung kelapa atau kayu dengan persediaan udara
(oksigen) yang terbatas. Tiap partikel adsorben dikelilingi oleh molekul yang diserap karena
terjadi interaksi tarik menarik. Zat ini banyak dipakai di pabrik untuk menghilangkan zat-zat
warna dalam larutan. Penyerapan bersifat selektif, yang diserap hanya zat terlarut atau pelarut

13
sangat mirip dengan penyerapan gas oleh zat padat. Beberapa jenis adsorben yang biasa
digunakan yaitu :

a. Karbon aktif/ arang aktif/ norit

Sejak perang dunia pertama arang aktif produksi dari peruraian kayu sudah dikenal sebagai
adsorben atau penyerap yang afektif sehingga banyak dipakai sebagai adsorben pada topeng
gas Arang aktif adalah bahan berupa karbon bebas yang masing-masing berikatan secara
kovalen atau arang yang telah dibuat dan diolah secara khusus melalui proses aktifasi,
sehingga pori-porinya terbuka dan dengan demikian mempunyai daya serap yang besar
terhadap zat-zat lainnya, baik dalam fase cair maupun dalam fase gas. Dengan demikian,
permukaan arang aktif bersifat non-polar. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan,
dimana semakin kecil pori-pori arang aktif, mengakibatkan luas permukaan semakin besar.
Dengan demikian kecepatan adsorpsi bertambah. Untuk meningkatkan kecepatan adsorpsi,
dianjurkan menggunakan arang aktif yang telah dihaluskan. Karbon aktif ini cocok
digunakan untuk mengadsorpsi zat-zat organik. Komposisi arang aktif terdiri dari silika
(SiO2), karbon, kadar air dan kadar debu. Unsur silika merupakan kadar bahan yang keras
dan tidak mudah larut dalam air, maka khususnya silika yang bersifat sebagai pembersih
partikel yang terkandung dalam air keruh dapat dibersihkan sehingga diperoleh air yang
jernih.

Bahan baku yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, limbah maupun mineral yang
mengandung karbon dapat dibuat menjadi arang aktif yaitu dibuat melalui proses
pembakaran secara karbonisasi (aktifasi) dari semua bahan yang mengandung unsur karbon
dalam tempat tertutup dan dioksidasi/ diaktifkan dengan udara atau uap untuk
menghilangkan hidrokarbon yang akan menghalangi/ mengganggu penyerapan zat organik
Bahan tersebut antar lain tulang, kayu lunak maupun keras, sekam, tongkol jagung,
tempurung kelapa, ampas penggilingan tebu, ampas pembuatan kertas, serbuk gergaji, dan
batubara.

Pembuatan arang aktif


Secara umum dan sederhana, proses pembuatan arang aktif terdiri dari 3 tahap, yaitu :

14
1. Dehidrasi : proses penghilangan air dimana bahan baku dipanaskan sampai temperatur
170C.
2. Karbonisasi : pemecahan bahan-bahan organik menjadi karbon. Suhu diatas 170C akan
menghasilkan CO dan CO2. Pada suhu 275C, dekomposisi menghasilkan tar,
methanol dan hasil samping lainnya. Pembentukan karbon terjadi pada temperatur 400-
600C.
3. Aktifasi : dekomposisi tar dan perluasan pori-pori. Dapat dilakukan dengan uap atau CO2
sebagai aktifator.

Yang dimaksud dengan aktifasi adalah suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk
memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi
molekul-molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun
kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi.

Arang aktif mempunyai warna hitam, tidak berasa dan tidak berbau, berbentuk bubuk dan
granular, mempunyai daya serap yang jauh lebih besar dibandingkan dengan arang yang
belum mengalami proses aktifasi, mempunyai bentuk amorf yang terdiri dari plat-plat dasar
dan disusun oleh atom-atom karbon C yang terikat secara kovalen dalam suatu kisi yang
heksagon. Plat-plat ini bertumpuk satu sama lain membentuk kristal-kristal dengan sisa-sisa
hidrokarbon yang tertinggal pada permukaan. Dengan menghilangkan hidrokarbon tersebut
melalui proses aktifasi, akan didapatkan suatu arang atau karbon yang membentuk struktur
jaringan yang sangat halus atau porous sehingga permukaan adsorpsi atau penyerapan yang
besar dimana luas permukaan adsorpsi dapat mencapai 300-3500 cm2/gram.

Proses pembuatan arang aktif dibagi menjadi 2, yaitu :

1) Proses Kimia
Bahan baku dicampur dengan bahan-bahan kimia tertentu, kemudian dibuat padat.
Selanjutnya padatan tersebut dibentuk menjadi batangan dan dikeringkan serta dipotong-

15
potong. Aktifasi dilakukan pada temperatur 100C. Arang aktif yang dihasilkan dicuci
dengan air selanjutnya dikeringkan pada temperatur 300C. Dengan proses kimia, bahan
baku dapat dikarbonisasi terlebih dahulu, kemudian dicampur dengan bahan-bahan kimia.

2) Proses Fisika
Bahan baku terlebih dahulu dibuat arang. Selanjutnya arang tersebut digiling, diayak
untuk selanjutnya diaktifasi dengan cara pemanasan pada temperatur 1000C yang
disertai pengaliran uap.

Penyerapan Bahan - bahan Terlarut Dengan Arang Aktif


Sifat arang aktif yang paling penting adalah daya serap. Untuk menghilangkan bahan-bahan
terlarut dalam air, biasa menggunakan arang aktif dengan mengubah sifat permukaan partikel
karbon melalui proses oksidasi. Partikel ini akan menyerap bahan-bahan organik dan akan
terakomulasi pada bidang permukaannya. Pada umumnya ion organik dapat diturunkan
dengan arang aktif.

Adsorpsi oleh arang aktif akan melepaskan gas, cairan dan zat padat dari larutan dimana
kecepatan reaksi dan kesempurnaan pelepasan tergantung pada pH, suhu, konsentrasi awal,
ukuran molekul, berat molekul dan struktur molekul. Penyerapan terbesar adalah pada pH
rendah. Dalam Laboratorium Manual disebutkan bahwa pada umumnya kapasitas
penyerapan arang aktif akan meningkat dengan turunnya pH dan suhu air. Pada pH rendah
aktifitas dari bahan larut dengan larutan meningkat sehingga bahan-bahan larut untuk
tertahan pada arang aktif lebih rendah.

Proses adsorpsi arang aktif dapat digambarkan sebagai molekul yang meninggalkan zat
pengencer yang terjadi pada permukaan zat padat melalui ikatan kimia maupun fisika.
Molekul tersebut digunakan sebagai adsorbat dan zat padat disebut adsorben arang aktif.
Adapun adsorpsi yang terjadi pada arang aktif dapat bersifat :

1. Adsorpsi Fisika
Adsorpsi fisika terjadi berdasarkan ikatan fisika antara zat-zat dengan arang aktif dalam
keadaan suhu rendah dengan penyerapan relative kecil.

2. Adsorpsi Kimia

16
Adsorpsi kimia terjadi berdasarkan ikatan kimia antara adsorben (arang aktif) dengan zat-
zat teradsopsi. Dijelaskan pula bahwa bahan dalam larutan yang bersifat elektrolit akan
diserap lebih efektif dalam suasana basa oleh arang aktif. Sedangkan bahan dalam larutan
yang bersifat non elektrolit penyerapan arang aktif tidak dipengaruhi oleh sifat keasaman
atau sifat kebasaan larutan.

Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu:

Sifat serapan
banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh arang aktif, tetapi kemampuannya untuk
mengadsorpsi berbeda untuk masing-masing senyawa. Adsorpsi akan bertambah
besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari struktur yang sama,
seperti dalam deret homolog. Adsorpsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi
gugus fungsi, ikatan rangkap, dan struktur rantai dari senyawa serapan.

Temperatur
Dalam pemakaian arang aktif dianjurkan untuk mengamati temperatur pada saat
berlangsungnya proses. Faktor yang mempengaruhi temperatur proses adsorpsi
adalah viskositas dan stabilitas senyawa serapan. Jika pemanasan tidak
mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna maupun
dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya. Untuk senyawa volatil,
adsorpsi dilakukan pada temperatur kamar atau bila memungkinkan pada temperatur
yang lebih rendah.

pH (derajat keasaman)
Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan
penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral
untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya apabila pH asam
organik dinaikkan yaitu dengan penambahan alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai
akibat terbentuknya garam.

17
Waktu singgung
Bila arang aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai
kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang
yang digunakan.

Selisih ditentukan oleh dosis arang aktif, pengadukan juga mempengaruhi waktu
singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada partikel arang
aktif untuk bersinggungan dengan senyawa serapan.

Secara garis besar penyerapan arang aktif terhadap zat yang terlarut adalah:

1. Zat teradsorpsi berpindah dari larutannya menuju lapisan luar dari adsorben (arang).
2. Zat teradsorpsi diserap oleh permukaan arang aktif.
3. Zat teradsorpsi akhirnya diserap oleh permukaan dalam atau permukaan porous arang.

Adapun secara umum faktor yang menyebabkan adanya daya serap dari arang aktif adalah :

1. Adanya pori-pori mikro yang jumlahnya besar pada arang aktif sehingga menimbulkan
gejala kapiler yang menyebabkan adanya daya serap.
2. Adanya permukaan yang luas (300 3500 cm2/gram) pada arang aktif sehingga
mempunyai kemampuan daya serap yang besar.

Menurut SII No.0258-79, arang aktif yang baik mempunyai persyaratan seperti yang
tercantum pada tabel dibawah ini :

Tabel1. Spesifikasi karbon aktif

JENIS PERSYARATAN
Bagian yang hilang pada pemanasan 950C Maks. 15%
Air Maks. 10%
Abu Maks. 2,5%

18
Bagian yang tidak diperarang Tidak nyata
Daya serap terhadap larutan Min. 20%

b. Gel Silika
Merupakan bahan yang terbuat dari add treatment dari larutan sodium silikat yang
dikeringkan. Luas permukaanya 600-800 m2/g dengan diameter pori antara 20-50. Gel
silika cocok digunakan untuk mengadsorpsi gas dehidrat dan untuk memisahkan
hidrokarbon.

c. Alumina Aktif
Alumina aktif cocok digunakan untuk mengadsorpsi gas kering dan Liquid. Luas
permukaannya 200-500 m2/g dan diameter porinya 20-140.

III. PENUTUP
3.1. Rangkuman
Reaksi heterogen adalah reaksi yang berlangsung dalam suatu sistem yang heterogen,
yaitu sistem yang di dalamnya terdapat dua atau lebih fasa. Banyak reaksi-reaksi kimia
fasa cair maupun gas yang hanya dapat berlangsung pada permukaan padatan.

Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam
reaksi yang dikatalisisnya. Penggunaan katalis heterogen biasanya pada suhu dan tekanan
tinggi. Umumnya katalis heterogen berupa zat padat yang terdiri dari logam atau oksida
logam. Keuntungan penggunaan katalis heterogen adalah katalisnya dapat dipisahkan
dengan penyaringan dari produk bila reaksi telah selesai.

19
Adsorpsi kimia menghasilkan pembentukan lapisan monomolekular adsorbat pada
permukaan melalui gaya-gaya dari valensi sisa dari molekul-molekul pada permukaan.
Adsorpsi fisika diakibatkan kondensasi molekular dalam kapiler-kapiler dari padatan.

3.2. Soal Tes Formatif

Soal 1. Jelaskan pengertian pseudofirst-order kinetics. Tunjukkan dengan rumus,


persamaan reaksi dll. sehingga anggapan tersebut dianggap logis.

Soal 2. Data di bawah ini diambil dari reaksi oksidasi senyawa Azo dalam larutan
berdasarkan waktu reaksi dan konsentrasi awalnya.

t (menit) 0 2 4 5 6 8 10 12 14 15 20 25 30

C1 (M) 12.8 9.8 8.6 - 6.7 5.9 4.0 3.5 2.8 - - - -

C2 (M) 25.7 - - 17.4 - - 13.0 - - 10.5 6.9 5.7 3.5

C3 (M) 58.6 - - 47.0 - - 41.8 - - 33.7 28.8 23.3 21.0

Pertanyaan: (a) Tentukan laju awal (initial rate) masing-masing kondisi C1, C2 dan C3.

(b) Reaksi tersebut dianggap mengikuti kinetika orde satu. Jelaskan apakah anggapan
tersebut benar atau salah.

kK[ N N ]
Soal 3. Turunkan persamaan r ([-N=N-] = konsentrasi awal senyawa
1 K [ N N ]
Azo) dengan menggunakan pendekatan Langmuir-Hinshelwood. Tunjukkan dengan
gambar terutama untuk proses adsorpsi-desorpsi.

Soal 4. Dengan memanfaatkan jawaban Sdr. pada soal (3), tunjukkan bahwa reaksi pada
soal (2) berlangsung dalam system yang heterogen.

20
3.3. Daftar Pustaka
1. E. T. Denisov, G. I. Likhtenshtein, O.Sarkisov, Chemical Kinetics: Fundamentals and
New Developments, 2003, Elsevier Science & Technology Books
2. Chorkendorff, J.W. Niemantsverdriet, Concepts of Modern Catalysis and Kinetics,
2003 WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim
3. J. E. House, Principles of chemical kinetics, 2007, Elsevier Inc.
4. K. J. Laidler, Reaction Kinetics:Volume II-Reactions in Solution, 1963, Pergamon
Press.
5. L. Arnaut,S. Formosinho, H. Burrows, Chemical Kinetics; From Molecular Structure
to Chemical Reactivity, 2007 Elsevier B.V.
6. M. A. Vannice, Kinetics of Catalytic Reactions, 2005 Springer ScienceBusiness
Media, Inc.
7. M. R. Wright, An Introduction to Chemical Kinetics, 2004, John Wiley & Sons, Ltd.
ISBNs: 0-470-09058-8 (hbk) 0-470-09059-6 (pbk)

21

Anda mungkin juga menyukai