Anda di halaman 1dari 3

Tonsilitis

Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Cincin
Waldeyer terdiri dari susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga mulut, yaitu: tonsil
faringeal (adenoid), tonsil palatina, tonsil lingual, tonsil tuba Eustachius.
Penyebaran infeksi melalui udara (air borne droplets), tangan, dan ciuman. Dapat terjadi pada
semua umur, terutama pada anak.
Tonsilitis akut
o Tonsilitis viral
Etiologi : Penyebab yang paling sering adalah virus Epstein Barr. Jika terinfeksi
virus coxschakie, maka pada pemeriksaan rongga mulut akan tampak luka-luka
kecil pada palatum dan tonsil yang sangat nyeri dirasakan pasien.
Gejala : tonsilitis viral lebih menyerupai common coldI yang disertai rasa nyeri
tenggorok.
Terapi : istirahat, minum cukup, analgetika, dan antivirus diberikan jika gejala
berat.
o Tonsilitis bakterial
Etiologi : Bekteri group A Streptococcus beta hemoliticus yang dikenal sebagai
strept throat, pneumococcus, Streptococcus viridans, Streptococcus pyogens.
Patogenesis : Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil akan
menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya leukosit polimorfonuklear sehingga
terbentuk detritus. Detrirus ini merupakan kumpulan leukosit, bakteri yang mati,
dan epitel yang terlepas. Secara klinis detritus ini mengisi kriptus tonsil dan
tampak sebagai bercak kuning. Detritus ini tidak berdarah jika dilakukan insisi.
Gejala dan tanda : masa inkubasi 2-4 hari. Gejala dan tanda yang sering ditemui
adalah nyeri tenggorok dan nyeri waktu menelan, demam dengan suhu tubuh yang
tinggi, rasa lesu, nyeri sendi, tidak nafsu makan, dan nyeri di telinga.
Terapi : Antibiotika spektrum luas seperti penisilin, eritromisin. Bisa juga
diberikan antipiretik dan obat kumur yang mengandung desinfektan.
Komplikasi : Otitis media akut, sinusitis, abses peritonsil, abses parafaring,
bronkitis, glomerulonefritis akut, miokarditis, artritis, septikemia, Obstructive
Sleep Apneu Syndrome.
o Tonsilitis difteri
Etiologi : Bakteri Corynebacterium diphteriae, kuman yang termasuk gram positif
dan hidup di saluran nafas bagian atas.
Gejala dan tanda : Kenaikan suhu tubuh biasanya subfebris, nyeri kepala, tidak
nafsu makan, badan lemah, nadi lemah, nyeri menelan. Gekala lokal yang
ditimbulkan berupa tonsil membesar ditutupi bercak putih kotor yang makin mala
makin meluas dan bersatu membentuk pseudomembran. Pseudomembran ini
melekat erat pada dasarnya, sehingga bila diangkat mudah berdarah. Pada
perkembangannya juga menyebabkan membengkaknya kelenjar getah bening
sehingga didapatkan Bull neck.
Diagnosis : Berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan preparat langsung.
Terapi : Anti Difteri Serum (ADS), Antibiotika, Kortikosteroid
Tonsilitis kronik
Etiologi : Kuman penyebabnya sama dengan tonsilitis akut, kadang kuman berubah
menjadi gram negatif
Faktor predisposisi : rangsangan menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, higiene
mulut yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik, dan pengobatan tonsilitis akut yang
tidak adekuat.
Patogenesis : Karena proses radang yang berulang yang timbul maka selain epitel mukosa
juga jaringan limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid
diganti oleh jaringan parut yang akan mengalami pengerutan sehingga kripti melebar.
Gejala dan tanda : Tonsil membesar dengan permukaan yang tidak rata, kriptus melebar
dan beberapa kripti terisi oleh detritus, rasa yang mengganjal di tenggorok, rasa kering di
tenggorok, dan nafas bau.
Terapi : Terapi lokal ditujukan pada higiene mulut dengan berkumur atau obat isap,
Tonsilektomi diperlukan jika serangan tonsilitis lebih dari tiga kali pertahun walaupun
sudah mendapat terapi tonsilitis yang adekuat.
Bronkitis
Proses inflamasi selintas yang mengenai trakea, bronkus utama dan menengah yang
bermanifestasi sebagai batuk. Bronkitis tidak dijumpai sebagai wujud klinis tersendiri akibat
keadaan lain saluran napas atas atau bawah. Tampilan klinis sulit dibedakan sehingga diagnosis
harus dipertimbangkan secara matang.
Bronkitis akut
o Bronkitis akut viral
Penyebab terbanyak bronkitis. Biasanya mengikuti infeksi saluran nafas seperti
rhinitis atau faringitis.
Gejala : Batuk 3-4 hari setelah rhinitis. Dapat terjadi muntah dan keluhan nyeri
dada. Gejala hilang dalam 10-14 hari.
Patogenesis : Belum diketahui secara jelas. Yang nampak adalah aktivitas
kelenjar mukus yang meningkat, deskuamasi sel-sel epitel bersilia, dan infiltrasi
leukosit radang.
Terapi : Suportif
o Bronkitis akut bakterial
Etiologi : Bakteri gram positif yaitu S. aureus, S. pneumonia, H. Influenza.
Pemeriksaan patologi : Didapatkan infiltrasi mukosa oleh limfosit dan leukosit
polimorfonuklear.
Diagnosis : Diagnosis pasti menggunakan kultur
Terapi : Antibiotik spektrum luas
Bronkitis kronis
Gejala : Pada dewasa didapatkan batuk produktif selama 3 bulan dalam setahun,
berlangsung minimal 2 tahun berturut-turut. Pada anak didapatkan Batuk Kronik
Berulang (BKB), yaitu berbagai penyebab dengan gejala batuk 2 minggu berturut-turut
dan atau berlangsung minimal 3 kali dalam 3 bulan.
Prognosis : Tergantung manajemen yang tepat dan assesment penyakit yang mendasari.
Komplikasi biasanya berasal dari penyakit yang mendasari.

Anda mungkin juga menyukai