Anda di halaman 1dari 15

Mpo.2.

KRITERIA PENGHAPUSAN OBAT :

Obat-obat yang jarang digunakan (slow moving) akan dievaluasi.

Obat-obat yang tidak digunakan (death stock) setelah waktu 3 (tiga) bulan maka akan diingatkan
kepada dokter-dokter terkait yang menggunakan obat tersebut. Apabila pada 3 (tiga) bulan
berikutnya tetap tidak/kurang digunakan, maka obat tersebut dikeluarkan dari buku
formularium.

Obat-obat yang dalam proses penarikan oleh Pemerintah/BPOM atau dari pabrikan.
PANDUAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

KEBIJAKAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI INSTALASI FARMASI

1. Tempelkan stiker obat high alert pada setiap dos obat

2. Beri stiker high alert pada setiap ampul obat high alert yang akan diserahkan kepada perawat

3. Pisahkan obat high alert dengan obat lain

4. Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat lainnya dan diberi stiker high alert

5. Simpan Obat Narkotika secara terpisah dalam lemari terkunci double, setiap pengeluaran harus
diketahui oleh penanggung jawabnya dan dicatat

6. Sebelum perawat memberikan obat high alert lakukan double check kepada perawat lain untuk
memastikan 5 benar (pasien, obat, dosis , rute, waktu)

7. Obat hig alert dalam infus: cek selalu kecepatan dan ketepatan pompa infus, tempel stiker label
nama obat pada botol infus. Dan di isi dengan catatan sesuai ketentuan.

PANDUAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Bahan berbahaya :

Simpan dalam tempat terpisah

Tersedia APR/pemadam api

Diberi label sesuaikan dengan klasifikasi B3

Gas Medis:

Disimpan terpisah dari tempat perbekalan farmasi

Bebas dari sumber api

Ventilasi harus baik

Obat Narkotika:

Disimpan dalam lemari khusus dengan pintu ganda dan terkunci


PANDUAN PENGELOLAAN OBAT EMERGENSI

Tempat menyimpan : TROLI/KIT/LEMARI/KOTAK OBAT EMERGENSI

Akses terdekat dan selalu siap pakai .

Terjaga isinya/aman kunci plastik dg no register

Isi sesuai standar di masing-masing unit

Tidak boleh dicampur obat lain

Dipakai hanya untuk emergensi saja dan sesudah akai harus melaporkan untuk segera diganti

Di cek secara berkala apakah ada yg rusak/kadaluwarsa


KEBIJAKAN PERESEPAN ATAU PEMESANAN

Hanya Yang Berhak Menulis Dan Memesan Resep Saja Yang dilayani

(Tersedia Daftar Staf Medis Yang Berhak Menulis Resep/ Daftar Petugas Yang Berhak Memesan
Resep Di Instalasi Farmasi)

Resep Harus Lengkap ( Tersedia Contoh Dan Keterangan Resep Yang Lengkap )

Sebelum Menulis Rerep Harus Melakukan Penyelarasan Obat (Medication Reconciliation) .


Penyelarasan Obat Adalah Membandingkan Antara Daftar Obat Yang Sedang Digunakan Pasien
Dan Obat Yang Akan Diresepkan Agar Tidak Terjadi Duplikasi Atau Terhentinya Terapi Suatu
Obat

Penulis Resep Harus Memperhatikan Tiga Kemungkinan :

1. Kontra indikasi

2. Interaksi Obat

3. Reaksi Alergi.

Tulisan Harus Jelas Dan Dapat Dibaca

Menggunakan Istilah Dan Singkatan Yang Ditetapkan RS Dan tidak Boleh Menggunakan
Singkatan Yang Dilarang (Tersedia Daftar Singkatan Yang Digunakan Di Rs Dan Daftar Singkatan
Yang Dilarang)

Kebijakan Penulisan Resep Yang Lengkap

a) Data identifikasi pasien yg akurat

b) Elemen-elemen dari pemesanan / penulisan resep

c) Bilamana nama generik atau nama dagang adalah akseptabel atau diperlukan

d) Bilamana indikasi untuk penggunaan diperlukan pada suatu PRN (pro re nata, atau bila
perlu) atau pesanan obat yang lain.

e) Prosedur khusus untuk pemesanan obat LASA//NORUM

f) Tindakan yang harus diambil bila pemesanan obat tidak lengkap, tidak terbaca atau tidak
jelas

g) Jenis pemesanan tambahan yang diijinkan seperti pada pesanan dan setiap elemen yang
dibutuhkan dalam pesanan yang emergensi, dalam daftar tunggu (standing), automatic stop dan
seterusnya.

h) Pesanan obat secara verbal atau melalui telpon : tulis lengkap, baca ulang dan konfirmasi

i) Jenis pesanan yang berdasarkan berat, seperti untuk kelompok pasien anak

PENELAAHAN RESEP

(oleh petugas dan tenaga terlatih)

1. Ketepatan dari obat, dosis , frekuensi dan rute pemberian

2. Duplikasi terapi

3. Alergi atau reaksi sensitivitas yang sesungguhnya maupun yang potensial

4. Interaksi yang sesungguhnya maupun potensial antara obat dengan obat-obatan lain atau
makanan
5. Variasi dari kriteria penggunaan yang ditentukan rumah sakit

6. Berat badan pasien dan informasi fisiologis lain dari pasien

7. Kontra indikasi yang lain.

Contoh Formulir telaah resep

NO TELAAH YA TDK KETERANGAN/TINDAK


RESEP LANJUT

1 KEJELASAN
TULISAN
RESEP

2 TEPAT OBAT

3 TEPAT DOSIS

4 TEPAT RUTE

5 TEPAT
WAKTU

6 DUPLIKASI

7 ALERGI

8 INTERAKSI
OBAT

9 BERAT
BADAN
(PASIEN
ANAK)

10 KONTRA
INDIKASI
LAINNYA
PANDUAN INTERAKSI OBAT

SEPULUH OBAT TERATAS INTERAKSI OBAT BERBAHAYA DALAM TERAPI JANGKA PANJANG

TOP TEN DANGEROUS DRUG INTERACTION IN LONG TERM CARE


MPO. 6.2

KEBIJAKAN ETIKET OBAT

Identitas Pasien

Nama Obat

Dosis/Konsentrasi

Tanggal Penyiapan

Tanggal Kadaluwarsa

Contoh
Tabel Pecatatan Obat

Label identitas pasien

No Nama Dosis Rute Nama Diperiksa Diberikan Waktu Keterangan


Obat Dr Oleh Oleh Pemberian
/Tanda
Tangan

1 Misal : Bila
perlu

3
KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI

1. Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian meliputi seleksi, perencanaan, pengadaan, produksi,


penyimpanan, distribusi atau penyaluran, pelayanan sediaan farmasi dan pemantauan.
2. Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap semua sediaan farmasi/ perbekalan farmasi yang
beredar di rumah sakit.
3. Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan rumah sakit yang
utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk
pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
4. Pelayanan farmasi dilaksanakan dengan sistem satu pintu.
5. Instalasi Farmasi dipimpin oleh Apoteker, berijazah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai
apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker, yang telah memilliki Surat Tanda
Registrasi Apoteker dan Surat Izin Kerja.
6. Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan peraturan-peraturan
farmasi baik terhadap administrasi sediaan farmasi dan pengawasan distribusi .
7. Sediaan farmasi / perbekalan farmasi terdiri dari obat, bahan obat, alat kesehatan, reagensia,
radiofarmasi, dan gas medis.
8. Mengenai pelaksanaan pekerjaan kefarmasian dalam distribusi atau penyaluran sediaan farmasi
kepala instalasi sebagai penanggung jawab dapat dibantu oleh apoteker pendamping dan / atau
tenaga tehnis kefarmasian.
9. Obat hanya dapat diberikan berdasarkan resep atau pesanan dari dokter, dan apoteker menganalisa
secara kefarmasian.
10. Lembaran resep dilayani apabila sudah memenuhi persyaratan administrasi, meliputi :
Nama , umur, jenis kelamin, berat badan pasien
Nama, nomor izin, alamat dan paraf dokter
Tanggal resep
11. Obat pasien rawat inap dikembalikan jika alergi atau pasien meninggal dunia atau hal lain dengan
persetujuan dokter.
12. Penyediaan obat didasarkan pada formularium rumah sakit dan standar obat karyawan.
13. Setiap ruang rawat harus mempunyai penanggung jawab obat.
14. Besarnya persediaan obat/ alkes di logistik farmasi ditentukan maksimum untuk pemakaian satu
bulan, kecuali untuk obat-obat yang dikategorikan fast moving persediaan dapat ditingkatkan
sampai dengan maksimum untuk tiga bulan.
15. Formulir pemakaian obat pengganti resep harus ditandatangani oleh Kepala Instalasi farmasi.
16. Jumlah persediaan obat / alkes ditentukan maksimum untuk penjualan satu minggu.
17. Penerimaan obat / alkes dari logistik farmasi dengan kadaluarsa paling lambat satu tahun hanya
untuk obat-obat yang digolongkan cito dan segera pakai.
18. Untuk penagihan resep pasien rekanan dan pasien karyawan diperlukan selain foto cofy resep juga
tanda tangan asli dari cetakan slip pembelian obat (SPO) atau dari kuitansi manual.
19. Jika harga obat / alkes di atas Rp. 100.000,00 perlu persetujuan dari pasien / keluarga pasien dengan
menandatangani di belakang resep bahwa obat tidak dapat dikembalikan.
20. Untuk menjaga kualitas, semua obat atau alkes dari pedagang besar farmasi (PBF) yang resmi.
21. Permintaan narkotika di tulis dokter atau dokter yang berwenang dengan mencantumkan nomor
Surat Izin Praktek (SIP) dan alamat lengkap.
22. Tidak menyediakan alkohol 70% dijual bebas.
23. Memberikan pelayanan selama 24 jam terus menerus ke seluruh unit kerja terkait seperti IGD, rawat
inap, rawat jalan, dan rawat intensif.
Tidak menyediakan susu bayi (< 6 bulan ) untuk dijual bebas.
PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI FARMASI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Tujuan pelayanan farmasi
a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa
maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun
fasilitas yang tersedia
b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur
kefarmasian dan etik profesi
c. Melaksanakan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) mengenai obat
d. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku
e. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan
evaluasi pelayanan
f. Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan
evaluasi pelayanan
g. Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metoda
2. Fungsi pelayanan farmasi
1) Pengelolaan Perbekalan Farmasi
a. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit
b. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal
c. Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah
dibuat sesuai ketentuan yang berlaku
d. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan di rumah sakit
e. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang
berlaku
f. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan
kefarmasian
g. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit

2) Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan


a. Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien
b. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat
kesehatan
c. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat
kesehatan
d. Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan
e. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga
f. Memberi konseling kepada pasien/keluarga
g. Melakukan pencampuran obat suntik
h. Melakukan penyiapan nutrisi parenteral
i. Melakukan penanganan obat kanker
j. Melakukan penentuan kadar obat dalam darah
k. Melakukan pencatatan setiap kegiatan
l. Melaporkan setiap kegiatan

B. Ruang Lingkup
C. Batasan Operasional
D. Landasan Hukum

BAB II STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi sumber daya manusia


B. Distribusi ketenagaan

BAB III STANDAR FASILITAS

A. Denah ruang
B. Standar fasilitas
a. Ruang kantor/administrasi
b. Ruang produksi
c. Ruang Penyimpanan
d. Ruang distribusi/pelayanan
e. Ruang konsultasi
f. Ruang Informasi Obat
g. Ruang arsip dokumen

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pengelolaan Perbekalan Farmasi


a. Pemilihan/seleksi perbekalan farmasi
b. Perencanaan perbekalan farmasi
c. Pengadaan perbekalan farmasi
d. Pengemasan perbekalan farmasi
e. Penerimaan perbekalan farmasi
f. Penyimpanan perbekalan farmasi
g. Sistem distribusi perbekalan farmasi
h. Penghapusan perbekalan farmasi

B. Pelayanan Kefarmasian
a. Pengkajian resep rawat jalan
b. Pengkajian resep rawat inap
c. Dispensing
1) Dispensing sediaan farmasi khusus
Dispensing sediaan farmasi parenteral nutrisi
Dispensing sediaan farmasi pencampuran obat steril
2) Dispensing Sediaan Farmasi Berbahaya
d. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat
e. Pelayanan informasi obat
f. Konseling
g. Pemantauan Kadar Obat Dalam Darah
h. Ronde/Visite Pasien
i. Pengkajian Penggunaan Obat

BAB V KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
B. Tujuan
C. Tata laksana keselamatan pasien

BAB VI KESELAMATAN KERJA

BAB VII PENGENDALIAN MUTU

BAB VIII PENUTUP


PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI FARMASI

BAB I Pendahuluan

BAB II Gambaran umum RS

BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan RS

BAB IV Struktur Organisasi RS

BAB V Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Unit Kerja

BAB VI Struktur Organisasi Unit Kerja

BAB VII Uraian Jabatan

Nama jabatan
Hasil kerja
Uraian tugas
Tanggung jawab
Wewenang
Syarat jabatan

BAB VIII Tata hubungan kerja

Unit Kerja 3

Unit Kerja 1 Unit Kerja Unit Kerja 2

Unit Kerja 4

Hubungan kerja dengan Instalasi Farmasi :

Permintaan perbekalan farmasi untuk emergency stock, menggunakan formulir


RS../Form/IGD/023
Pengajuan permintaan perbekalan farmasi sesuai dengan SPO RS../SPO/IGD/012

BAB VIII Pola ketenagaan dan kualifikasi personil

Jumlah
Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi
Kebutuhan
Ka Instalasi APOTEKER 1
Ka Ruang APOTEKER
Pelaksana APOTEKER 4
S1 FARMASI 3
ASISTEN 4
APOTEKER
BAB IX Penilaian karya*

BAB X Kegiatan orientasi

Hari Penanggung
Ke Materi Waktu Metoda Jawab

BAB XI Pertemuan/rapat

Rapat berkala terdiri dari :


1. Rapat Rutin
2. Rapat Insidentil

Rapat Rutin diselenggarakan pada :


Waktu : Setiap Kamis ke dua setiap bulan
Jam : 12.00 - selesai
Tempat : Ruang Rapat Unit Kerja
Peserta : Kepala instalasi, Kepala ruangan, kepala kepala gudang,
Pelaksana yang tidak bertugas.
Materi : * Evaluasi kinerja mutu
* Masalah dan pemecahannya
* Evaluasi dan rekomendasi

Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu


hal yang perlu dibahas segera.

BAB XII Pelaporan

1. Laporan harian
2. Laporan bulanan
3. Laporan tahunan
PANDUAN PELAYANAN INFORMASI OBAT DAN KONSELING

Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara
akurat, tidak bias dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.

Tujuan :

Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di lingkungan
rumah sakit.
Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang behubungan dengan obat,
terutama bagi panitia/komite farmasi dan terapi.
Meningkatkan profesioalisme apoteker
Menunjang terapi obat yang rasional

Kegiatan :

Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara aktif dan pasif
Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalaui telepon, surat atau tatap
muka
Membuat buletin, leaflet, label obat
Menyediakan informasi bagi komite/panitia farmasi dan terapi sehubungan denga penyusunan
formularium rumah sakit.
Bersama dengan PKMRS melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat
inap
Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga farmasi dan tenaga kesehatan lainnya
Mengkoordinasi penelitian tentang obat dan kegiatan pelayanan kefarmasian.

Prosedur tetap pelayanan informasi obat

a. dalam pelayanan resep

memberi informasi kepada pasien saat menyerahkan obat, terdiri dari :

waktu penggunaan obat, mislanya beberapa kali obat digunakan dalam sehari, apakah di waktu pagi,
siang, sore atau malam.

- Dalam hal ini termasuk apakah obat diminum sebelum atau sesudah makan
- Tetes lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada atau harus dihabiskan untuk
mencegah timbulnya resistensi
- Cara penggunaan obat yang benar akan menentuka keberhasilan pengobatan. Oleh karna itu,
pasien harus mendapat penjelasan mengenai cara penggunaan obat yang benar terutama untuk
sediaan farmasi tertentu seperti obat oral, obat mata, salep mata, obat tetes hidung, tetes
telinga, suppositoria dan krim atau salep rektal atau vagina.
- Efek yang akan timbul dari penggunaan obat, misalnya berkeringat, mengantuk, kurang
waspada, tinja berubah warna, air kencing berubah warna dan sebagainya
- Hal-hal yang mungkin timbul, misalnya interaksi obat dengan obat lain atau makanan tertentu
dengan diet rendah kalori, kehamilan dan menyususi.

b. menerima dan menjawab pertanyaan

- menjawab pertanyaa baik lisa maupun tertulis, langsung atau tidak langsung dengan jelas dan mudah
dimengerti , tidak bias, etis dan bijkasana melalui penelusuran literatur secara sistematis untuk memberi
informasi yang dibutuhkan.

- mendokumentasikan setiapa kegiatan pelayanan i nformasi obat secara sistematis.


KONSELING

Merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang
berkaitan dengan pengambilan dan penggunaan obat pasien rawat jalan dan pasien rawat inap.

Tujuan :

Memberikan pemahaman yang benar mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan mengenai
nama obat, tujuan pegobatan, jadwal pengobatan, cara menggunakan obat, lama penggunaan obat,
efek samping obat, tanda-tada toksisitas, cara penyimpanan obat dan penggunaan obat-obat lain.

Kegiatan:

- Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien


- Menanyakan hal-hal yang menyangkut obat yang dikatakan oleh dokter kepada pasien denga
metode open-ended question
- Apa yang dikatakan dokter mengenai obat
- Bagaimana cara pemakaian
- Efek yang diharapakan dari obat tersebut
- Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan obat
- Verifikasi akhir : mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
yang berhubungan dengan cara penggunaan obat, untuk mengoptimalkna tujuan terapi.

Anda mungkin juga menyukai