Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ANALISIS

LAPORAN KEUANGAN

Kelompok 7

Disusun oleh :

I Made Fernando Tya Santika 13.0102.0103


Dian Novita Sari 15.0102.0174
Yuni Listiawati 15.0102.0158
Muhamad khadiq 15.0102.0203

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

Periode 2016/2017
BAB I

A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tidak bisa dipungkiri lagi perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin
kompetitif menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan melaksanakan manajemen
perusahaan menjadi lebih profesional. Bertambahnya pesaing disetiap saat, baik pesaing yang
berorientasi lokal maupun pesaing yang berorientasi international (multinational corporation),
maka setiap perusahaan harus berusaha menampilkan yang terbaik, baik dalam segi kinerja
perusahaan, juga harus ditunjang dengan strategi yang matang dalam segala segi termasuk
dalam manajemen keuangan.
Manajemen keuangan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan dan
eksistensi suatu perusahaan serta berpengaruh pula pada setiap individu yang ada dalam
perusahaan tersebut. Oleh karena itu, seorang manajer keuangan dituntut untuk dapat
menjalankan manajemen keuangan dengan baik, hal ini dilakukan agar perusahaan dapat
melaksanakan kegiatan operasional perusahaan dengan lebih efektif dan efisien, sehingga
perusahaan dapat mengembangkan dan mempertahankan aktivitas serta keberadaan
perusahaan.
Selain manajemen yang baik, dalam suatu perusahaan juga memerlukan analisis
terhadap laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi
masalah-masalah keuangan perusahaan serta mengambil keputusan yang cepat dan tepat.
Melalui analisis laporan keuangan, manajemen dapat mengetahui posisi keuangan, kinerja
keuangan dan kekuatan keuangan (financial strength) yang dimiliki perusahaan. Selain
berguna bagi perusahaan dan manajemennya, analisis laporan keuangan juga diperlukan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan lain seperti kreditor, investor dan pemerintah untuk menilai
kondisi keuangan perusahaan dan perkembangan dari perusahaan tersebut.
Seorang akuntan dituntut untuk mempu menilai kondisi dan perkembangan
perusahaan melalui laporan keuangan agar dapat mempertahankan keberadaaan perusahaan
dan mampu meningkatkan pertumbuhan perusahaan ditengah pertumbuhan ekonomi yang
semakin pesat dan persaingan usaha yang semakin ketat.
BAB II

B. PEMBAHASAN
Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan
menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat
digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan
suatu keputusan serta tujuan lainnya. Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang
artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau
mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh
dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.

Akuntansi modern
Prinsip inti akuntansi keuangan modern ada pada sistem pembukuan berpasangan.
Sistem ini meliputi pembuatan paling tidak dua masukan untuk setiap transaksi:
satu debit pada suatu akun, dan satu kredit terkait pada akun lain. Jumlah keseluruhan debit
harus selalu sama dengan jumlah keseluruhan kredit. Cara ini akan memudahkan
pemeriksaan jika terjadi kesalahan. Cara ini diketahui pertama kali digunakan pada abad
pertengahan di Eropa, walaupun ada pula yang berpendapat bahwa cara ini sudah digunakan
sejak zaman Yunani kuno.
Kritik mengatakan bahwa standar praktik akuntansi tidak banyak berubah sejak dulu.
Reformasi akuntansi dalam berbagai bentuk selalu terjadi pada tiap generasi untuk
mempertahankan relevansi pembukuan dengan aset kapital atau kapasitas produksi.
Walaupun demikian, hal ini tidak mengubah prinsip-prinsip dasar akuntansi, yang memang
diharapkan tidak bergantung pada pengaruh ekonomi seperti itu.
Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik sekarang
dikenal sebagai pembukuan berpasangan (double-entry bookkeeping) sudah dipahami di
Italia sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 1517), yang juga dikenal sebagai Friar
(Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya tentang pembukuan di Venice. Buku
berbahasa Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough
pada tahun 1543.
Sebuah buku ringkas menampilkan instruksi akuntansi juga diterbitkan pada tahun
1588 oleh John Mellis dari Southwark, didalamnya memuat perkataannya, I am but the
renuer and reviver of an ancient old copie printed here in London the 14 of August 1543:
collected, published, made, and set forth by one Hugh Oldcastle, Scholemaster, who, as
appeareth by his treatise, then taught Arithmetics, and this booke in Saint Ollaves parish in
Marko Lane. John Mellis merujuk pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan
(yang merupakan sistem sederhana dari masukan ganda/double entry) adalah after the forme
of Venice.
Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan yang berpusat di London telah digunakan
dalam suatu penyelidikan seorang direktur South Sea Company, yang tengah
memperdagangkan bursa perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji
sedikitnya dua buku perusahaan para. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and
Company, oleh Charles Snell, Writing Master and Accountant in Foster Lane, London.
Amerika Serikat berhutang konsep tujuan Akuntan Publik terdaftar pada Inggris yang telah
memiiki Chartered Accountant di abad ke 19.

Siklus Akuntansi
a. Perusahaan jasa
Untuk membuat Laporan Keuangan, khususnya perusahaan jasa terdapat delapan
langkah, yang dikenal dengan Siklus Akuntansi. kedelapan langkah tersebut adalah:
1. Transaksi keuangan
2. Mencatat segala transaksi keuangan, berdasarkan bukti asli transaksi,
dalam satu periode akuntansi
3. Membuat Jurnal Umum berdasarkan catatan no.2
4. Membuat Buku Besar
5. Membuat Jurnal Penyesuaian
6. Membuat Laporan Keuangan: Laporan Laba rugi, Neraca, dan Leporan
Perubahan Modal
7. Membuat Jurnal Penutup
8. Membuat Neraca Saldo setelah penutupan

b. Perusahaan dagang
Untuk perusahaan dagang, sebenarnya juga hampir sama tetapi ada tambahan lain.
Langkah-langkah tersebut adalah:
Tahap Pencatatan
1. Transaksi (Transaksi Internal dan Transaksi Eksternal)
2. Pengumpulan Bukti Transaksi
3. Mencatat ke dalam Jurnal Umum, Jurnal Khusus dan ke dalam Buku Besar
Pembantu
4. Merekapitulasi Jurnal Umum dan Jurnal Khusus
5. Posting ke Buku Besar

Tahap Pengikhtisaran
1. Membentuk Neraca Saldo
2. Menyusun Ayat Jurnal Penyesuaian
3. Membentuk Kertas Kerja (Worksheet) dalam bentuk Neraca Lajur

Tahap Pelaporan Keuangan

a. Menyusun Laporan Keuangan


a. Laporan Laba Rugi
b. Laporan Perubahan Modal
c. Laporan Neraca
d. Laporan Arus Kas
e. Menyusun Ayat Jurnal Penutup
f. Membentuk Neraca Saldo setelah Penutupan
b. Menyusun Ayat Jurnal Pembalik

Pihak-pihak yang berkepentingan

Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi akuntansi adalah:

1. Para pemilik dan calon pemilik perusahaan


Para pemilik dan calon pemilik perusahaan berkepentingan untuk
mengetahui perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan.
2. Para pengelola perusahaan
Para pengelola perusahaan ini adalah para manajer, jajaran direksi.
Bagi pengelola perusahaan akuntansi digunakan untuk berbagai tujuan.
Diantaranya informasi bagi manajemen sebagai bahan analisa dan
interpretasi dalam melakukan evaluasi atas kegiatan dan pencapaian
hasil yang direncanakan perusahaan.
3. Para pegawai/karyawan perusahaan
Para pegawai/karyawan perusahaan sebenarnya sangat berkepentingan
untuk mendapatkan informasi keuangan perusahaan. Hal ini
dihubungkan dengan hak-hak pegawai dalam bidang penggajian,
gratifikasi ataupun bonus (jasa produksi) serta perangsang sosial
lainnya dari perusahaan untuk tujuan kesejahteraan perusahaan yang
pada akhirnya akan meningkatkan pengabdian pegawai pada
perusahaan.
4. Para investor
Para investor luar yang bermaksud menginvestasikan modalnya ke
dalam suatu perusahaan, untuk keamanan pelaksanaan investasinya
harus terlebih dahulu mengetahui kemampuan perusahaan yang
bersangkutan agar jangan sampai dananya terbuang sia-sia.
5. Para kreditor
Para kreditor seperti bank pemberi kredit sangat memerlukan laporan
keuangan perusahaan yang akan diberikan kredit untuk digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan keputusan penetapan
pemberian kredit. Sama seperti investor, para kreditor juga cuma mau
memberikan dananya pada perusahaan yang bonafid.
6. Pemerintah
Pemerintah sangat berkepentingan dalam menilai maju mundurnya
perusahaan yang ada di negaranya, misalnya saja untuk menentukan
kebijaksanaan sumber penerimaan negara dari sektor pajak atau
menentukan kebijaksanaan lain yang berkaitan dengan pemberian
fasilitas tertentu dari pemerintah.
7. Rekanan perusahaan
Rekanan perusahaan di sini ialah perusahaan-perusahaan lain yang
diajak kerja sama dalam suatu kegiatan atau proyek-proyek pekerjaan
tertentu yang sifatnya bekerja sama untuk saling mendukung dalam
penyelesaian kegiatan yang digarap bersama.

Prinsip Akuntansi

a. Entitas (Kesatuan Usaha)


Konsep ini sering disebut business entity concept. Konsep ini membatasi ruang
lingkup kepentingan. Dalam akuntansi keuangan, perusahaan dianggap sebagai
kesatuan ekonomi yang terpisah dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan
sumber-sumber perusahaan. Pemisahan ini ditujukan agar perusahaan berkewajiban
untuk mempertanggung jawabkan keuangan perusahaannya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
b. Going Concern (Kontinuitas Usaha)
Konsep ini mengasumsikan suatu entitas ekonomi akan terus melanjutkan usahanya
dan tidak akan dibubarkan, kecuali bila ada bukti sebaliknya.
c. Penggunaan Unit Moneter dalam Pencatatan
Semua transaksi-transaksi yang terjadi akan dinyatakan di dalam catatan dalam
bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter yang digunakan
adalah mata uang dari negara dimana perusahaan itu berdiri. Contoh : Indonesia unit
moneternya Rupiah, Australia unit moneternya Dollar Australia, dan sebagainya.
d. Time Period (Periode Waktu)
Adanya pembatasan waktu untuk dapat menilai dan melaporkan hasil dari usaha yang
dijalankan. Hal ini disebabkan karena perusahaan dianggap akan terus hidup dimasa
yang akan datang, sehingga tidak mungkin apabila untuk mengetahui keuntungan atau
kerugian dari usaha kita harus menunggu perusahaan ditutup terlebih dahulu.
e. Historical Cost (Biaya Hostoris)
Prinsip ini menetapkan nilai yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan. Ada
beberapa cara yang dapat digunakan dalam melaporkan nilai dalam laporan keuangan
diantaranya :
1. Nilai Buku (Book Value)
2. Nilai Tunai (Present Value)
c. Nilai Ganti (Replacement Value)
d. Nilai Pasar (Market Value)
f. Penetapan nilai yang dipakai dalam laporan keuangan dengan menggunakan harga
perolehan merupakan hal yang terbaik dibandingkan cara-cara yang lain. Harga
perolehan adalah merupakan jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan
untuk memperoleh suatu aktiva hingga siap pakai. Yang termasuk unsur harga
perolehan adalah harga beli aktiva tersebut ditambah biaya-biaya lainnya sehingga
aktiva tersebut siap digunakan.
g. Pengakuan Pendapatan (Recognition of Revenue)
Pendapatan adalah kenaikan bersih kekayaan perusahaan sebagai hasil dari kegiatan
perusahaan karena :
1. Penjualan barang / jasa kepada pelanggan
2. Penerimaan sewa, bunga, deviden, royalities dan pendapatan lainnya
3. Keuntungan dari penjualan aktiva
4. Keuntungan dari pelunasan hutang

Besarnya pendapatan diukur dengan nilai uang, yaitu sebesar nilai tunai dari hasil
penjualan barang / jasa atau aktiva lainnya. Untuk transaksi non kas harus ditentukan
berdasarkan harga perolehan atau harga pasarnya atau berdasarkan pertimbangan
lainnya yang dianggap terbaik. Pengakuan pendapatan dilakukan berdasarkan waktu
(accrual basic) yaitu berdasarkan saat terjadinya transaksi penjualan barang ataupun
jasa.

h. Mempertemukan Beban dan Pendapatan (Matching Cost and Revenue)


Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan
yang timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini sangat bermanfaat untuk menentukan
besarnya penghasilan bersih yang diperoleh perusahaan setiap periodenya. Karena
biaya harus dipertemukan dengan pendapatannya, maka pembebanan biaya sangat
tergantung pada saat pengakuan pendapatannya.
i. Konsistensi (Consistency)
Menurut prinsip ini, perusahaan dituntut untuk menerapkan prosedur dan metode
akuntansi yang sama (konsisten) dari satu periode ke periode berikutnya.
j. Full Disclousure (Pengungkapan Lengkap)
Dalam menyajikan data atau informasi keuangan suatu perusahaan harus secara
lengkap dan tidak boleh ada yang disembunyikan.
k. Materiil (Materiality)
Pada dasarnya akuntansi disusun berlandaskan dasar teori yang diterapkan untuk
mencatat transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu cara tertentu. Akan tetapi dalam
pelaksanaannya tidak semua transaksi diperlakukan sesuai dengan teori.
l. Konservatif (Konservatism)
Pada prinsip ini, laporan keuangan disusun sedemikian rupa dengan penilaian yang
direndahkan. Hal ini terjadi karena adanya sikap berhati-hati pihak manajemen yang
tercermin dalam laporan keuangan untuk mengantisipasi keadaan pada waktu tidak
diperoleh laba atau rugi.
m. Dasar Akrual (Accrual Basic)
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan
demikian, transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian, bukan pada saat kas
atau setara kas diterima atau dibayar. Kemudian, transaksi dicatat dalam catatan
akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang sama. Laporan
keuangan yang disusun atas dasar akrual tidak hanya memberikan informasi transaksi
masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas. Tetapi, kewajiban
pembayaran kas dan sumber daya yang menunjukkan kas yang akan diterima di masa
depan juga diinformasikan.

Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Ikatan Akuntan Indonesia:


(Revisi 2009) mengatakan bahwa :
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga
menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka.

Menurut Munawir dalam buku Analisa Laporan Keuangan (2004:5) mengatakan


bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah :

Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode suatu perusahaan. Kedua daftar itu
adalah Neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar Rugi-Laba. Pada
waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan
daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba yang ditahan).

Berdasarkan kutipan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan di


perusahaan yang utama yaitu Neraca dan Laporan Laba-Rugi, sedangkan laporan keuangan
lainnya hanya merupakan laporan pelengkap yang bersifat membantu untuk memperoleh
penjelasan lebih lanjut.

Skema Alur Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan bisa saja menyembunyikan sesuatu informasi yang salah tetapi
hasil analisis laporan keuangan tidak akan mungkin dapat menyembunyikan semua informasi
yang salah. Hal ini juga yang membuktikan bahwa akuntansi itu memiliki disiplin ilmu
tersendiri yang sifatnya objektif dan ilmiah.

Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir, dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan (2012; 11), berikut ini
beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu :

1. Memberikan informasi tentang jenis dan juga aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan
pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan julmlah pendapatan yang diperoleh pada
suatu periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
perusahaan pada periode tertentu
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada aktiva, pasiva
dan modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
8. Informasi keuangan lainnya.

Tujuan ALK adalah untuk membantu/ mempermudah pelaku-pelaku dunia usaha dalam
memperoleh informasi dari laporan keuangan suatu perusahaan guna pengambilan keputusan
ekonomi. Informasi tersebut dapat berupa: likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan stabilitas
usaha.

Likuiditas : kemampuan bayar pada jatuh tempo

Solvabilitas : kemampuan bayar pada saat dilikuidasi

Rentabilitas : kemampuan peroleh keuntungan

Stabilitas usaha : kemampuan stabilkan usaha

Tujuan analisis laporan keuangan secara lengkap adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari
laporan keuangan biasa.
2. Menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata ( explicit ) dari suatu laporan
keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan ( implicit )
3. Mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan
4. Membongkar hal hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu
laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun
kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan
5. Mengetahui sifat sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model model
dan teori teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan

Memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan, seperti :

a) Menilai prestasi keuangan


b) Memproyeksi keuangan perusahaan
c) Menilai kondisi keuangan masa lalu dan sekarang dari aspek tertentu
d) Menilai perkembangan dari waktu kewaktu
e) Melihat komposisi struktur keuangan dan arus dana
f) Menentukan peringkat perusahaan menurut criteria tertentu yang sudah dikenal
dalam dunia bisnis
g) Membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lainnya
h) Memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi
keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan lain lainnya
i) Memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang kan
datang.

Prosedur Analisis Laporan Kuangan

Penganalisis harus memenuhi syarat sbb.:

1. memahami laporan keuangan yang akan dianalisis


2. dapat menggambarkan aktivitas-aktivitas perusahaan
3. mempunyai kemampuan dalam pengambilan kesimpulan
4. mempertimbangkan perubahan kondisi perusahaan & perubahan tingkat harga

Prosedur analisis:

1. Pelajari menyeluruh dan bila perlu menyusun kembali laporan keuangan sesu-ai
dengan SAK yang berlaku dan tujuan analisis.
2. Adakan perhitungan analisis laporan keuangan
3. Interpretasi hasil analisis laporan keuangan.

Teknik Analisis Laporan Kuangan

1. Analisis perbandingan laporan keuangan


2. Analisis trend/ tendensi posisi dan kemajuan keuangan
3. Analisis laporan keuangan dengan persentasi per komponen
4. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja
5. Analisis sumber dan penggunaan kas
6. Analisis rasio
7. Analisis break event point
8. Analisis perubahan laba kotor

Sifat Laporan Keuangan

Sifat laporan keuangan menurut Munawir, dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan
(2007; 6), diantaranya :

Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran
kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan oleh pihak management yang
bersangkutan. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari kombinasi
antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi serta
pendapat pribadi.

1) Fakta-fakta yang telah dicatat (recorder fact)


Laporan keuangan dibuat berdasarkan fakta dari catatan akuntansi, pencatatan
dari pos-pos ini merupakan catatan historis dari peristiwa yang telah terjadi dimasa
lampau dan jumlah uang yang tercatat dinyatakan dalam harga pada waktu terjadinya
peristiwa tersebut. Dengan sifat yang demikian maka laporan keuangan tidak dapat
mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian
paling akhir.
2) Prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi
Data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan
tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, di dalam akuntansi
juga digunakan prinsip atau anggapan-anggapan yang melengkapi konvensi-konvensi
atau kebiasaan yang digunakan antara lain :
Bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern atau
kontinuitas usaha konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalan terus,
konsekwensinya bahwa jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan bukanlah nilai
realisasi jika aktiva tersebut dijual.
3) Pendapat pribadi, dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan akuntansi telah diatur
oleh dalil-dalil dasar yang telah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek
pembukuan, namun penggunaan tersebut tergantung oleh akuntan atau pihak
management perusahaan yang bersangkutan misalnya dalam menentukan nilai
persediaan itu tergantung pendapat pribadi management serta berdasar pengalaman
masa lalu.

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :

1) Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahmi peserta dan bentuk
serta istilahnya disesuaikan dengan batas para pengguna
2) Relevan
laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya dapat
mempengaruhi keputusan pengguna
3) Keandalan
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material
4) Dapat diperbandingkan
Informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat diperbandingkan dengan
laporan keuangan pada periode sebelumnya.
Keterbatasan laporan keuangan

Keterbatasan laporan keuangan menurut Munawir, dalam bukunya Analisa Laporan


Keuangan (2007; 9), diantaranya :

a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim
report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) bukan
laporan yang final. Laporan keuangan tidak menjunjukkan nilai likwidasi atau
realisasi dimana dalam pembuatannya terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah
dilakukan oleh akuntan atau management yang bersangkutan.
b. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatan bersifat pasti dan
tepat. Angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku
(book value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai
gantinya.
c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai
rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing
power) uang tersebut semakin menurun, dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya,
sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu
menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar.
d. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut
tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang (dikwantifisir).

Bentuk-bentuk laporan keuangan

1) Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


Pengertian neraca menurut Sofyan Syafri Harahap, dalam bukunya Analisis
Kritis atas Laporan Keuangan (2010, 107), adalah suatu laporan yang
menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada saat tertentu. Laporan ini
bisa disusun setiap saat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu.
Menurut Kasmir, dalam bukunya, Analisis Laporan Keuangan (2008; 35),
dalam menyusun neraca, perusahaan dapat menggunakan beberapa bentuk sesuai
dengan tujuan dan kebutuhannya. Disamping itu, bentuk neraca yang dipilih sesuai
dengan aturan dan kelaziman yang berlaku. Artinya penyusunan neraca didasarkan
kepada bentuk yang telah distandarisasi, terutama untuk tujuan pihak luar perusahaan.
Dalam praktiknya terdapat beberapa bentuk neraca, yaitu :
a. Bentuk Skontro (Account form), merupakan neraca yang bentuknya
seperti huruf T. Oleh karena itu sering juga disebut T Form. Dalam bentuk
ini neraca dibagi kedalam dua posisi, yaitu disebelah kiri berisi aktiva dan
sebelah kanan yang berisi kewajiban dan modal.
Bentuk Perkiraan Rekening atau Bentuk Skontro

PT BAGAS PERKASA JAYA

Neraca

Per 31 Desember 2001

(Bentuk Rekening)

AKTIVA KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Aktiva Lancar Rp 100.000,00 Kewajiban lancar Rp 250.000,00

Investasi 250.000,00 Kewajiban jk. panjang 200.000,00

Aktiva Tetap 1.000.000,00 Kewajiban lain-lain 50.000,00

Aktiva tak berwujud 100.000,00

Aktiva lain-lain 50.000,00 Total kewajiban 500.000,00

Modal Saham 800.000,00

Laba ditahan 200.000,00

Total aktiva Rp 1.500.000,00 Total kewajiban dan ekuitas Rp 1.500.000,00

Tabel 2.1 Neraca Bentuk Rekening PT. Bagas Perkasa Jaya

b. Bentuk Vertikal (Report form). Dalam bentuk laporan isi neraca disusun mulai
dari atas terus kebawah, yaitu mulai dari aktiva lancar seperti kas, bank, efek,
ialah komponen aktiva tetap,komponen aktiva lainnya, komponen kewajiban
lancar, komponen utang jangka panjang dan terakhir adalah komponen modal
(ekuitas).
Bentuk Perkiraan Laporan atau Bentuk Stafel

PT BAGAS PERKASA JAYA

Neraca

Per 31 Desember 2001

(Bentuk Laporan)

AKTIVA

Aktiva Lancar:

Kas Rp 25.400,00

Surat Berharga 15.200,00

Piutang Dagang 42.000,00

Persediaan Supplies 4.700,00

Persekot Biaya 4.900,00

Total Aktiva Lancar Rp 92.200,00

Investasi Rp
16.000,00

Aktiva Tetap:

Tanah Rp 60.500,00

Bangunan 882.400,00

Mesin 18.300,00

Meubel dan Peralatan 227.900,00

Akumulasi Depresiasi (422.000,00)

Total Aktiva Tetap Rp 767.000,00


Aktiva Tak Berwujud:

Patent Rp 10.000,00

Trade Mark 5.000,00

Total Aktiva Tak Berwujud Rp 15.000,00

Aktiva Lain-lain Rp
10.000,00

Total Aktiva Rp 900.300,00

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Kewajiban Lancar:

Utang Dagang Rp 16.500,00

Utang Wesel 4.200,00

Utang PPh 20.900,00

Utang Biaya 800,00

Utang jatuh tempo 26.000,00

Total Kewajiban Lancar Rp


68.400,00

Kewajiban Jangka Panjang-Obligasi 486.809,00

Kewajiban Lain-lain 25.000,00

Total Kewajiban Rp
580.200,00

EKUITAS

Modal Saham Rp 200.000,00

Laba Ditahan 120.100,00

Rp 320.100,00
Total Kewajiban dan Ekuitas Rp 900.300,00

Neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :

Aktiva

Pengertian aktiva menurut Munawir, Akuntan dalam bukunya Analisa Laporan


Keuangan (2007; 14), adalah aktiva yang tidak terbatas pada kekayaan perusahaan
yang belum dialokasikan (deffered charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan
pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya
(intangible assets).Aktiva diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :

a. Aktiva Lancar
Adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan
atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode
berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan
yang normal). Berikut ini terdapat lima unsur pokok dari aktiva lancar, yaitu :
i. Kas yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Dan
pengertian kas adalah check yang diterima dari para pelanggan dan
simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit,
yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan
menggunakan check atau bilyet) setiap saat diperlukan oleh
perusahaan.
ii. Investasi jangka pendek (surat-surat berharga) yang sifatnya sementara
(jangka pendek) dengan maksud memanfaatkan uang kas untuk
sementara belum dibutuhkan dalam operasi.
iii. Piutang penghasilan (tagihan) atau penghasilan yang harus diterima
adalah salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan
konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu perusahaan atau suatu
organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada
konsumen tersebut. Hal ini biasanya dilakukan dengan membuat
tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang akan
dibayar dalam suatu tanggal waktu yang disebut termin kredit atau
pembayaran.
iv. Persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang
sampai tanggal neraca masih di gudang atau masih belum laku terjual.
v. Persekot atau biaya dibayar dimuka adalah pengeluaran untuk
memperoleh jasa atau prestasi dari pihak lain.

b. Aktiva Tidak Lancar


Adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka
panjang (mempunyai unsur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan
habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan). Dan berikut ini terdapat
lima unsur pokok dari aktiva tidak lancar yaitu :
i. Investasi Jangka panjang, bagi perusahaan yang cukup besar dalam arti
mempunyai kekayaan atau modal yang cukup atau sering melebihi
yang dibutuhkan maka perusahaan ini dapat menanamkan modalnya
dalam investasi jangka panjang diluar usaha pokoknya, seperti : saham
dari perusahaan lain atau obligasi.
ii. Aktiva Tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang pisiknya
nampak (konkrit), seperti : tanah, bangunan, mesin, inventaris,
kendaraan dan kelengkapan lainnya.
iii. Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets), adalah
kekayaan perusahaan yang secara pisik tidak tampak, tetapi merupakan
suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan, seperti :
hak cipta, merk dagang, goodwill.
iv. Beban Yang Ditangguhkan adalah menunjukkan adanya pengeluaran
atau biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang (lebih dari satu
tahun), atau suatu pengeluaran yang akan dibebankan juga pada
periode-periode berikutnya, seperti : biaya pemasaran, biaya penelitian,
biaya pembukaan perusahaan.
v. Aktiva Lain-Lain adalah aktiva perusahaan yang tidak dapat atau
belum dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya.
Seperti : gedung dalam proses, tanah dalam penyelesaian.

Hutang

Menurut Munawir, dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan (2007; 18),


hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum
terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan
yang berasal dari kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu :

1. Hutang Lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan


perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka
pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar
yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar meliputi : hutang dagang,
hutang wesel, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, hutang jangka
panjang yang segera jatuh tempo, penghasilan yang diterima dimuka.
2. Hutang Jangka Panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu
pembayarannnya (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari satu
tahun sejak tanggal neraca), yang meliputi : hutang obligasi, hutang hipotik,
pinjaman jangka panjang yang lain.
Modal

Menurut Munawir, dalam bukunya, Analisa Laporan Keuangan (2007; 19),


modal adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang
ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), laba ditahan. Atau kelebihan nilai
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.

2) Laporan Rugi Laba (Income Statement)


Menurut Kasmir, dalam bukunya, Analisa Laporan Keuangan (2012; 58),
Laporan rugi laba merupakan laporan yang menunjukkan kondisi usaha dalam suatu
periode tertentu yang tergambar dari jumlah pendapatan yang diterima dan biaya yang
telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba
atau rugi. Dan menurut Munawir, dalam bukunya, Analisa Laporan Keuangan
(2007; 26), laporan rugi laba mempunyai prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan
adalah sebagai berikut :
1. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha
pokok perusahaan (penjualan barang dagang atau memberikan service) diikuti
dengan harga pokok dari barang / service yang dijual, sehingga diperoleh laba
kotor.
2. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya
penjualan dan biaya umum / administrasi (operating expenses).
3. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok
perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar usaha pokok
perusahaan (non operating / financial income and expenses).
4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil (extraordinary
gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak
pendapatan.

Bentuk Laporan Rugi Laba


Menurut Kasmir, dalam bukunya, Analisa Laporan Keuangan (2012; 49), bentuk
dari laporan rugi / laba yang bisa digunakan adalah sebagai berikut :
1. Bentuk Tunggal atau single step
yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan, baik pokok (operasional)
maupun diluar pokok (non operasional) dijadikan satu, kemudian jumlah biaya
pokok dan diluar pokok juga dijadikan satu. Dengan demikian, faktor
pengurangnya adalah jumlah seluruh penghasilan dengan jumlah seluruh
biaya. Artinya dalam bentuk ini laporan laba rugi disusun tanpa membedakan
pendapatan dan biaya usaha dan diluar usaha lain.
2. Bentuk Majemuk atau Multiple Step
merupakan pemisahan antara komponen usaha pokok (operasional) dengan
diluar pokok (non operasional). Artinya terlebih dahulu dikurangi antara
penghasilan pokok dengan biaya pokok, kemudian baru ditambah dengan hasil
pengurangan penghasilan dan biaya diluar pokok.
3) Laporan Laba Ditahan
Menurut Munawir, dalam bukunya, Analisa Laporan Keuangan (2007; 27),
Laba atau rugi yang timbul secara insidentil dapat diklasifikasikan tersendiri dalam
laporan rugi laba atau dicantumkan dalam Laporan Perubahan Modal (Retained
earning statement) atau Laporan Perubahan Modal, tergantung pada konsep yang
dianut perusahaan. Dalam laporan laba yang ditahan hanya berisi :
1. Net Income yang ditransfer dari laporan rugi laba.
2. Deklarasi (pembayaran) dividend.
3. Penyisihan dari laba (Appropriation of retained earning).
BAB III
PENUTUP
Daftar Pustaka
https://sitisarahadi.wordpress.com/2013/05/31/tugas-kuliah-makalah-akuntansi-teori-akuntansi-dan-
laporan-keuangan/

https://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/01/15/konsep-dasar-analisis-laporan-keuangan-2/

http://ariefmuliadi30.blogspot.co.id/2014/05/konsep-analisis-laporan-keuangan-kata.html

Anda mungkin juga menyukai