Anda di halaman 1dari 12

METODE PENELITIAN AKUNTANSI (EKA 400 BP2)

Data dan Metode Pengumpulan Data


Dosen: Dr. I Dewa Nyoman Badera, S.E., M.Si., Ak.

OLEH

Ketut Ita Diantari 1506305043 (05)

Chrismendo H C Paath 1506305163 (21)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................i

Data dan Metode Pengumpulan Data.........................................................................................1

9.1. Data dan Informasi..........................................................................................................1

9.2. Jenis Data.........................................................................................................................1

9.3. Sumber Data....................................................................................................................2

9.4. Metode Pengumpulan Data Sekunder.............................................................................3

9.5. Metode Pengumpulan Data Primer.................................................................................4

9.6. Metode Wawancara.........................................................................................................5

9.6.1. Langkah-langkah dan Alat yang Digunakan dalam Wawancara..............................6

9.7. Metode Observasi............................................................................................................7

9.8. Metode Angket atau Kuisioner........................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................10

1
Data dan Metode Pengumpulan Data

9.1. Data dan Informasi

Data adalah fakta mentah atau rincian peristiwa yang belum diolah, yang terkadang
tidak dapat diterima oleh akal pikiran dari penerima data tersebut, maka dari itu data harus
diolah terlebih dahulu menjadi informasi untuk dapat di terima oleh penerima. Sedangkan
informasi adalah hasil pengolahan data yang sudah dapat diterima oleh akal pikiran penerima
informasi yang nantinya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Definisi data
sebenarnya mirip dengan definisi informasi, hanya saja informasi lebih ditonjolkan segi
pelayanan, sedangkan data lebih menonjolkan aspek materi.
Dari kedua istilah ini contoh dari data misalnya Laba operasi perusahaan X tahun 2016
sebesar Rp70.000.000. Informasi dari data tersebut yaitu Laba yang diperoleh perusahaan
X pada tahun 2016 sebesar Rp70.000.000 merupakan hasil dari pendapatan yang diterima
perusahaan dikurangi dengan beban-beban perusahaan pada tahun 2016. Pendapatan
perusahaan berasal dari penjualan barang dagang yaitu kain batik Rp80.000.000 dan kain
endek Rp20.000.000. Kemudian, beban yang dikeluarkan perusahaan yaitu Rp30.000.000
yang tediri dari beban operasional (biaya gaji karyawan) dan beban non-operasional
(penyusutan peralatan) perusahaan pada tahun 2016.

9.2. Jenis Data

1. Data Menurut Jenisnya


Dilihat dari jenisnya, data dibedakan menjadi data kuantitatif dan data kualitatif.
Secara umum suatu penelitian sosial khususnya bidang ekonomi dalam
mengumpulkan data menggunakan kedua jenis data tersebut.
a. Data kuantitatif adalah data yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka, yang
termasuk dalam data kuantitatif adalah data yang berskala ukur interval dan rasio.
Data Interval adalah data yang diukur dengan jarak di antara dua titik pada skala
yang sudah diketahui. Data Rasio adalah data yang diukur dengan suatu proporsi.
b. Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja dan tidak
dapat diwujudkan dalam bentuk angka. Termasuk klasifikasi data kualitatif adalah
data yang berskala ukur nominal dan ordinal. Data Nominal adalah data yang
dinyatakan dalam bentuk kategori. Data Ordinal adalah data yang dinyatakan
dalam skala-peringkat.

1
2. Data Menurut Dimensi Waktu
Data juga dapat dibedakan menurut dimensi waktu, yaitu time series, cross
section, dan data pooling.
a. Data time series atau data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari
beberapa tahapan waktu secara kronologis. Data ini umumnya merupakan
kumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval
waktu tertentu.
b. Data cross section adalah data yang dikumpulkan pada titik waktu dan tempat
tertentu saja. Data ini umumnya mencerminkan suatu fenomena tertentu dalam satu
kurun waktu tertentu saja.
c. Data pooling adalah kombinasi antara data runtut waktu dan silang tempat.
Misalnya, peneliti ingin mengamati perilaku Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk
masing-masing kabupaten/kota selama 10 tahun terakhir.

3. Data Menurut Sumber

a. Data Internal (berasal dari dalam organisasi) atau eksternal (berasal dari luar
organisai)

b. Data Primer dan Data Sekunder

Data Primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer secara khusus
dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer
dapat berupa opini subyek (orang) secara individual atau kelompok, hasil
observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil
pengujian. Sedangkan Data Sekunder merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan
historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan tidak
dipublikasikan.

9.3. Sumber Data

1. Sumber Data Primer


Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Data ini diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Adapun manfaat
2
dari data primer adalah dikumpulkan untuk mencapai tujuan penelitian, tidak ada
risiko kedaluwarsa karena dikumpulkan setelah proyek penelitian dirumuskan, semua
data yang dipegang oleh peneliti, mengetahui kualitas dari metode-metode yang
dipakainya karena dialah yang mengatur sejak awal.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan sumber data
kepada pengumpul data. Misalnya lewat orang lain atau lewat lewat dokumen, data
dari biro statistik, majalah, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. Jadi data
sekunder berasal dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya. Bentuk data sekunder ada
yaitu:
a. Internal
Dokumen-dokumen akuntansi dan operasi yang dikumpulkan, dicatat dan
disimpan di dalam suatu organisasi merupakan tipe data internal. Beberapa contoh
data internal misalnya faktur penjualan, jurnal penjualan, laporan penjualan
periodik, surat-surat, notulen hasil rapat, dan memo manajemen.
b. Eksternal
Data sekunder eksternal umumnya disusun oleh satu entitas selain peneliti dari
organisasi yang bersangkutan. Data eksternal diperoleh dari sumber-sumber luar
misalnya data sensus penduduk dan registrasi. Data yang diperoleh dari badan
atau perusahaan yang aktivitasnya mengumpulkan keterangan-keterangan yang
relevan dalam berbagai masalah. Misalnya, indeks atau pedoman referensi, data
sensus, data statistik, data pasar, data industri, direktori perusahaan, data investasi.

9.4. Metode Pengumpulan Data Sekunder

Metode pengumpulan data sekunder dapat dilakukan melalui dua cara yaitu, secara
manual dan secara online.
1. Pencarian Secara Manual
Pencarian secara manual dilakukan apabila perusahaan tidak memiliki database terkait
dengan data yang diperlukan oleh peneliti. Penggunaan metode yang tidak tepat akat
mempersulit peneliti untuk menemukan data sekunder, karena perusahaan atau
organisasi memiliki banyak data sekunder. Cara yang paling efisien adalah dengan
melihat buku indeks, daftar pustaka, referensi, dan literatur yang sesuai dengan
persoalan yang akan diteliti. Jika dilakukan secara manual, maka peneliti harus

3
menentukan strategi pencarian dengan cara menspesifikasi lokasi data yang potensial,
yaitu lokasi internal dan / atau lokasi eksternal.

2. Pencarian Secara Online


Pencarian dilakukan seacara online jika perusahaan atau organisasi memiliki data base
terkait dengan informasi perusahaannya. Data base ini dikelola oleh sejumlah
perusahaan jasa yang menyediakan data dan informasi untuk kepentingan bisinis
maupun non-bisnis. Tujuan penyediaan data base adalah memudahkan perusahaan,
peneliti dan pengguna lainnya dalam mencari data. Pencarian secara online
memberikan banyak keuntungan bagi peneliti, diantaranya ialah:
a. Hemat waktu, karena dapat dilakukan hanya melalui computer atau perangkat lain
yang terkoneksi dengan internet.
b. Ketuntasan, melalui media Internet dan portal tertentu informasi yang tersedia
dapat diakses secara tuntas kapan saja tanpa dibatasi waktu.
c. Kesesuaian, peneliti dapat mencari sumber-sumber data dan informasi yang sesuai
dengan mudah dan cepat.
d. Hemat biaya, karena waktu untuk mengumpulkan data relative lebih cepat, maka
hal tersebut dapat menghemat biaya untuk penelitian yang dilakukan.
Setelah metode pencarian data sekunder ditentukan, selanjutnya dilakukan
penyaringan dan pengumpulan data. Penyaringan data dilakukan agar didapatkan data
sekunder yang sesuai. Setelah proses penyaringan selesai, maka pengumpulan data dapat
dilaksanakan. Data yang telah terkumpul perlu dievaluasi terlebih dahulu, khususnya
berkaitan dengan kualitas dan kecukupan data. Jika peneliti merasa bahwa kualitas data
sudah baik dan jumlah data sudah cukup, maka data tersebut dapat digunakan untuk
menjawab masalah yang akan diteliti.

9.5. Metode Pengumpulan Data Primer

Metode yang umum digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu, metode survey
dan metode observasi.
1. Metode Survey (Survey Methods)
Metode survey merupakan metode pengumpulan data primer yang menggunakan
pertanyaan lisan dan tertulis. Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan
antara peneliti dengan subyek (responden) penelitian untuk memperoleh data yang
diperlukan. Teknik yang digunakan pada metode survey ini adalah wawancara dan
kuesioner.
4
2. Metode Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur
sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk
mengamati dan mencatat berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi).

9.6. Metode Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin


melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit atau kecil. Teknik pengumpulan data ini didasarkan pada laporan
tentang diri sendiri atau self-report, atau setidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan
pribadi. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak tersetruktur dan dapat
dilakukan melalui tatap muka maupun dengan telepon.
1. Wawancara Terstruktur
Wawacara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif dan jawabannya telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap
responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. Berikut
Contoh wawancara terstruktur, tentang tanggapan masyarakat terhadap mobil X.
Pewawancara melingkati salah satu jawaba yang diberikan responden.
1. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap model mobil merk X?
a. Sangat Bagus b. Bagus c. Tidak Bagus d. Sangat Tidak Bagus
2. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap harga mobil tersebut?
a. Sangat Murah b. Murah c. Mahal d. Sangat Mahal
3. Bagaimanakah Perawatannya?
a. Sangat Mudah b. Mudah c. Sulit d. Sangat Sulit

2. Wawancara Tidak Terstruktur


Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa

5
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur
atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau untuk penelitian
yang lebih mendalam tentang responden. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti
belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih
banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden. Berdasarkan analisis
terhadap setiap jawaban dari responden tersebut, maka peneliti dapat mengajukan
pertanyaan yang lebih terarah pada tujuan.
Contohnya: bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu terhadap kebijakan pemerintah
tentang impor gula dan beras saat ini? Dan bagaimanakah dampaknya
terhadap pedagang dan petani?

9.6.1. Langkah-langkah dan Alat yang Digunakan dalam Wawancara

Dalam Sugiyono (2013), Licoln dan Guba menyatakan bahwa ada tujuh langkah
dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data yaitu: Menetapkan kepada siapa
wawancara akan dilakukan; menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan; Mengawali atau membuka alur wawancara; Melangsungkan alur wawancara;
Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya; Menuliskan hasil
wawancara ke dalam catatan lapangan; dan Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara
yang telah diperoleh.
Sugiyono (2013) menyatakan agar hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan
peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data,
maka dapat digunakan alat-alat seperti berikut.
1. Buku catatan
Buku catatan berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data.
2. Tape Recorder
Tape recorder berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan.
Penggunaan tape recorder dalam wawancara perlu meminta persetujuan kepada
informan, apakah diizinkan atau tidak.
3. Kamera
Kamera berfungsi untuk mengambil gambar saat peneliti melakukan wawancara
dengan informan atau sumber data. Dengan adanya foto, keabsahan data
penelitian akan lebih terjamin, karena peneliti benar-benar melakukan penelitian
yang didukung bukti dari foto tersebut.

6
9.7. Metode Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan kuesioner, jika wawancara dan
kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas hanya pada
orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain.
Dalam Sugiyono (2013), Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dari ingatan.
Observasi digunakan bila penilitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-
gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi dari segi proses
dapat dibedakan menjadi participant observation dan non participant observation dan
observasi dari segi instrumentasi yang digunakan dapat dibedakan menjadi observasi
terstruktur dan tidak tersetruktur.
1. Observasi dari segi proses
a. Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan penelitian,
peneliti ikut serta dalam melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Dalam
suatu perusahaan misalnya, peneliti dapat berperan sebagai karyawan, peneliti
dapat mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja, kesulitan yang
dihadapi, dan bagaimana hubungan kerja antara karyawan dengan karyawan
lainnya.
b. Non participant Observation
Dalam penelitian non participant observation, peneliti tidak terlibat langsung
dengan orang-orang yang sedang diamati, peneliti hanya sebagai pengamat
independen. Misalnya, dalam suatu pusat belanja, peneliti dapat mengamati
bagaimana perilaku pembeli terhadap barang-barang apa saja yang paling diminati
saat itu. Peneliti mencatat, menganalisis dna selanjutnya dapat membuat
kesimpulan tentang perilaku pembeli dan barang-barang apa saja yang paling
diminati pembeli.
2. Observasi dari segi instrumentasi yang digunakan
a. Observasi Terstruktur

7
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis,
tentang apa yang akan diamati dan tentang dimana tempatnya. Jadi observasi
terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti variabel apa yang
diamati. Misalnya peneliti akan melakukan pengukuran terhadap kinerja karyawan
bidang pemasaran melalui pengamatan, maka penelit dapat menilai setiap perilaku
dengan menggunakan instrument yang digunakan untuk mengukur kinerja
karyawan.
b. Observasi Tidak Terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak disiapkan secara sistematis
tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu
secara pasti tentang apa yang akan diamati. Misalnya dalam suatu pameran produk
industry dari berbagai negara, peneliti belum tahu pasti apa yang akan diamati.
Oleh karena itu peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang
tertarik, melakukan analisis, dan kemudian membuat kesimpulan.

9.8. Metode Angket atau Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumupulan data yang dilakukan dengan cara


memberikan seperangkat pertanyaan langsung atau pertanyaan tertulis kepada responden.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan
pasti variabel yang diukur dan tahu apa saja yang bisa diharapkan dari responden. Selain
itu, kuisioner juga cocok digunakan bila jumlah responden besar dan tersebar di wilayah
yang luas. Dalam Sugiyono (2013), Uma Sekaran mengemukakan beberapa prinsip dalam
penulisan kuesioner, yaitu prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.
1. Prinsip Penulisan Angket:
a. Isi dan tujuan pertanyaan. Yang dimaksud disini adalah apakah isi pertanyaan
tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan? Jika berbentuk pengukuran,
maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus dalam
bentuk skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur
variable yang teliti.
b. Bahasa yang digunakan. Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuisioner harus
sesuai dengan kemampuan berbahasa responden. Sekiranya responden tidak dapat
berbahasa Indonesia, maka kuesioner jangan disusun dengan bahasa Indonesia.
c. Bentuk dan tipe pertanyaan. Tipe pertanyaan dalam kuisioner dapat terbuka atau
tertutup (jika dalam wawancara, terstruktur dan tidak terstruktur) dan bentuknya

8
dapat digunakan dalam kalimat positif atau negatif. Pertanyaan terbuka adalah
pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya dalam
bentuk uraian tentang sesuatu hal. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang
mengarahkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah
satu alternative jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia.
d. Pertanyaan tidak mendua (double barreled). Pernyataan yang mendua dapat
menyulitkan responden untuk memberikan jawaban karena menanyakan tentang
dua hal sekaligus. Misalnya menanyakan tentang kualitas dan harga barang secara
bersamaan. Sebaiknya pertanyaan dibagi dua yaitu; bagaimanakah kualitas barang
tersebut? Bagaimanakah harga barang tersebut
e. Tidak menanyakan yang sudah lupa. Misalnya menanyakan bagaimanakah kinerja
perusahaan di Indonesia 30 tahun yang lalu?
f. Pertanyaan tidak menggiring. Dalam pertanyaan kuesioner sebaiknya tidak
menggiring jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
g. Panjang pertanyaan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan tidak terlalu panjang
karena akan membuat jenuh responden dalam mengisi. Bila jumlah variable
banyak, sehingga memerlukan instrument yang banyak maka instrument tersebut
dibuat bervariasi dalam penampilan, model, skala pengukuran yang digunakan
dan cara mengisinya. Disarankan empiric jumlah pertanyaan yang memadai
adalah antara 20 sampai dengan 30 pertanyaan.
h. Urutan pertanyaan, yaitu dimulai dari yang umum menuju yang spesifik, atau dari
yang mudah menuju kesulit. Hal ini perlu dipertimbangkan karena secara
psikologis akan mempengaruhi semangat responden menjawab.
2. Prinsip Pengukuran
Anggket yang diberikan merupakan instrument penelitian, yang digunakan untuk
mengukur variable yang akan diteliti. Oleh karena itu instrument angket tersebut
harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliable tentang
variable yang akan diukur. Untuk memperoleh data yang valid dan reliable, maka
sebelumnya instrument kuesioner tersebut diberikan pada responden peru diuji
validitas dan realibitasnya terlebih dahulu.
3. Penampilan Fisik Kuesioner
Penampilan ini digunakan sebagai alat pengumpul data yang akan mempengaruhi
respond atau keseriusan responden untuk keseriusan kuesioner. Kuesioner yang dibuat
dikertas buram, akan mendapatkan respon yang kurang menarik bila dibandingkan
dengan kuesioner yang dicetak dalam kertas yang bagus dan berwarn

9
DAFTAR PUSTAKA

Kuncoro, mudrajad. 2014. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Penerbit
Erlangga

Sugiyono. 2013. Metode Penelitin Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta CV.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitin Manajemen. Bandung: Alfabeta CV.

10

Anda mungkin juga menyukai