Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan keperawatan yang berkualitas mempunyai arti bahwa pelayanan
yang diberikan kepada individu, keluarga ataupun masyarakat haruslah baik
(bersifat etis) dan benar (berdasarkan ilmu dan hukum yang berlaku). Hukum
yang mengatur praktik keperawatan telah tersedia dengan lengkap, baik dalam
bentuk undang-undang kesehatan, maupun surat keputusan Menkes tentang
praktik keperawatan. Dengan demikian melakukan praktik keperawatan bagi
perawat di Indonesia adalah merupakan hak sekaligus kewajiban profesi untuk
mencapai visi Indonesia sehat tahun 2010.

Implementasi praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat


sebenarnya tidak harus dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun di gedung
puskesmas tetapi dapat juga dilaksanakan dimasyarakat maupun dirumah pasien.
Pelayanan keperawatan yang dilakukan dirumah pasien disebut Home Care.

Di awal perjalanannya home care nursing sesungguhnya merupakan bentuk


pelayanan yang sangat sederhana, yaitu kunjungan perawat kepada pasien tua atau
lemah yang tidak mampu berjalan menuju rumah sakit atau yang tidak memiliki biaya
untuk membayar dokter di rumah sakit atau yang tidak memiliki akses kepada
pelayanan kesehatan karena strata sosial yang dimilikinya. Pelaksanaannya juga
merupakan inisiatif pemuka agama yang care terhadap merebaknya kasus gangguan
kesehatan. Perawat yang melakukannya dikenal dengan istilah perawat kunjung
(visiting nurse). Bentuk intervensi yang diberikan berupa kuratif dan rehabilitatif.

Pada saat klien dan keluarga memutuskan untuk menggunakan sistem


pelayanan keperawatan dirumah (home care nursing), maka klien dan keluarga
berharap mendapatkan sesuatu yang tidak didapatkannya dari pelayanan keperawatan
dirumah sakit. Adapun klien dan keluarga memutuskan untuk tidak menggunakan
sistem ini, mungkin saja ada pertimbangan-pertimbangan yang menjadikan home care
bukan pilihan yang tepat. Oleh karena itu penyusun ingin menyampaikan beberapa isu
terkini tentang home care.

1
Di dalam makalah yang sederhana ini, saya akan memberikan
deskripsi/gambaran tentang konsep dasar Home Care dalam keperawatan yang
meliputi : pengertian, manfaat layanan Home Care, jenis institusi pemberi
layanan home care, tipe layanan home care, populasi layanan home care, pemberi
layanan home care, kontrak layanan home care, standar praktik layanan home
care, perencanaan institusi layanan home care swasta, dan mekanisme layanan
home care.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan menguasai serta mempermudah
konsep home care juga penerapannya pada saat praktek di lapangan.
2. Tujuan Khusus
a. Diharapkan makalah ini dapat menjadi salah satu media yang memudahkan
proses pembelajaran mahasiswa pada mata kuliah Keperawatan Keluarga.
b. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian atau definisi dari home care dalam
tindakan asuhan keperawatan.
c. Mahasiswa mampu memahami penerapan home care di dalam keperawatan
keluarga
d. Mahasiswa mampu memahami tujuan home care dalam asuhan keperawatan.

C. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penyusunan makalah ini kelompok menggunakan sistematika penulisan:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penulisan, tujuan


penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang konsep home care.

BAB III ISSU HOME CARE DIDALAM DAN DI LUAR NEGERI

BAB IV PENUTUP

Bab ini menjelaskan kesimpulan sesuai dengan bahasan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2
A. PENGERTIAN

Home Care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan


komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka
yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan
atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.
(Departemen Kesehatan, 2002).

Menurut Neis dan Mc Ewen (2001) menyatakan home health care adalah
sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada
orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi
kesehatannya.

Menurut Warhola (1980, dalam Smith & Maurer, 1995) perawatan kesehatan
rumah adalah suatu pelayanan kesehatan secara komprehensif yang diberikan kepada
klien individu dan atau keluarga ditempat tinggal mereka (di rumah), bertujuan untuk
memandirikan klien dalam pemeliharaan kesehatan, peningkatan derajat kesehatan,
upaya pencegahan penyakit dan resiko kekambuhan serta rehabilitasi kesehatan.

Pelayanan perawatan kesehatan rumah meliputi penyediaan pelayanan


keperawatan klien di rumah, rehabilitasi fisik, terapi diet, konseling psikolog
(Stanhope & Lancester, 1999). Pelayanan perawatan kesehatan rumah juga dapat
diartikan sebagai Medicare, antara lain :

1. pelayanan paruh waktu atau secara terus menerus, denagn perawatan yang
diberikan dibawah pengawasan seorang perawat profesional yang sudah
teregistrasi/terdaftar.
2. terapi fisik, terapi okupasional,dan terapi wicara

3. pelayanan kesehatan sosial berada di bawah pengawasan dokter

4. pelayanan paruh waktu atau secara terus menerusyang dilakukan oleh pembantu
perawatan kesehatan sesuai dengan ketentuan ynag berlaku

5. kebutuhan medis selain obat-obatan, benda biologis seperti serum dan vakssin
yang penggunaannya dalam aplikasi medis/kedokteran.

3
6. pelayanan medis diberikan oleh seseorang yang sudah mendapat izin praktek
perawatan kesehatan rumah melalui agency atau suatu program dari rumah sakit.

Selanjutnya perawatan kesehatan rumah juga dapat diartikan sebagai kesatuan


yang memungkinkan pelayanan kesehatan dilakukan secara bersamaan ataupun
kombinasi dari berbagai profesi kesehatan dalam kesatuan tim untuk mencapai dan
mempertahankan status kesehatan klien secara optimal. Khususnya pada klien yang
memerlukan pelayanan akibat penyakit yang akut, kronik, atau terminal yang
memburuk.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan rumah


diberikan kepada individu dan keluarga di rumah tinggal mereka yang melibatkan
berbagai disiplin ilmu atau profesi dalam suatu tim kesehatan untuk melakukan
perawatan kesehatan dirumah. Dengan tujuan untuk memberikan kondisi yang sehat
secara optimal dan terbebasnya klien dari penyakit yang diderita.

B. MANFAAT HOME CARE

Akhir-akhir ini Home Care (HC) mendapat perhatian karena berbagai


alasan, antara lain yaitu :

1. Bagi Klien dan Keluarga


a. Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan biaya rawat inap
yang makin mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien,
transportasi dan konsumsi keluarga
b. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat
anggota keluarga ada yang sakit
c. Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri
d. Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas
merawat orang sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena
itu kehadiran perawat untuk menggantikannya
2. Bagi Perawat
a. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan
lingkungan yang tetap sama
b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga
pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi
rumah klien, dengan begitu kepuasan kerja perawat akan meningkat.

4
Berbagai alasan tersebut membuat program layanan Home Care (HC)
mulai diminati baik oleh pihak klien dan keluarganya, oleh perawat maupun pihak
rumah sakit.

C. JENIS INSTITUSI LAYANAN HOME CARE

Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan Home Care
(HC), antara lain:
1. Institusi Pemerintah
Di Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama berlangsung
dilakukan adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik
ibu, bayi, balita maupun lansia) yang akan dilaksanakan oleh tenaga
keperawatan puskesmas (digaji oleh pemerintah). Klien yang dilayani oleh
puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke bawah. Di Amerika hal ini
dilakukan oleh Visiting Nurse (VN)
2. Institusi Sosial
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dengan sukarela dan
tidak memungut biaya. Biasanya di lakukan oleh LSM atau organisasi
keagamaan dengan penyandang dananya dari donatur, misalnya Bala
Keselamatan yang melakukan kunjungan rumah kepada keluarga yang
membutuhkan sebagai wujud pangabdian kepadan Tuhan.
3. Institusi Swasta
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dalam bentuk praktik
mandiri baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan
pelayanan HC dengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien
maupun pembayaran melalui pihak ke tiga (asuransi). Sebagaimana layaknya
layanan kesehatan swasta, tentu tidak berorientasi not for profit service
4. Home Care (HC) Berbasis Rumah Sakit (Hospital Home Care)
Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah dirawat dirumah sakit,
karena masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan
dirumah.
Alasan munculnya jenis program ini selain apa yang telah
dikemukakan dalam alasan Home Care (HC) diatas, adalah :
a. Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat, sehingga
kesempatan untuk melakukan pendidikan kesehatan sangat kurang
(misalnya ibu post partum normal hanya dirawat 1-3 hari, sehingga untuk
mengajarkan bagaimana cara menyusui yang baik, cara merawat tali pusat

5
bayi, memandikan bayi, merawat luka perineum ibu, senam post partum,
dll) belum dilaksanakan secara optimum sehingga kemandirian ibu masih
kurang.
b. Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada klien yang
dirawat dirumah sakit.
c. Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di RS tentu
memerlukan biaya yang besar
d. Perlunya kesinambungan perawatan klien dari rumah sakit ke rumah,
sehingga akan meningkatkan kepuasan klien maupun perawat. Hasil
penelitian dari Suharyati staf dosen keperawatan komunitas PSIK Univ.
Padjajaran Bandung di RSHS Bandung menunjukkan bahwa konsumen
RSHS cenderung menerima program HHC (Hospital Home Care) dengan
alasan ; lebih nyaman, tidak merepotkan, menghemat waktu & biaya serta
lebih mempercepat tali kekeluargaan (Suharyati, 1998)

D. TIPE LAYANAN HOME CARE


1. Perawatan Berdasarkan Penyakit
Program pelayanan kesehatan yang memerlukan perawatan kesehatan,
pemantauan proses penyembuhan dan mengupayakan untuk tidak terjadi
kekambuhan dan perawatan ulang ke rumah sakit. Umumnya dikoordinasikan
dengan tim kesehatan dari beberapa disiplin ilmu atau profesi kesehatan, misal :
dokter, fisioterapi, gizi dan lain-lain.
2. Pelayanan Kesehatan Umum
Pelayanan kesehatan ini berfokus pada pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit, termasuk penyuluhan kesehatan kepada ibu nifas pasca melahirkan,
perawatan luka dengan klien DM, konsultasi gizi pada klien dengan penyakit dan
masalah kesehatan tertentu,masalah kesehatan lansia, dan lain-lain.

3. Pelayanan Kesehatan Khusus


Pelayanan kesehatan khusus pada kondisi klien yang memerlukan teknologi
tinggi, misalnya : pediatric care, chemoterapi, hospice care, psychiatric mental
health care. Melalui persiapan teknologi medis dan keperawatan memungkinkan
situasi rumah sakit dapat dilakukan dirumah. Disamping itu pelayanan ini akan
memberikan efisiensi biaya pengobatan dan perawatan dirumah sakit.

E. POPULASI LAYANAN HOME CARE


Populasi layanan Home Care (HC) di Amerika didominasi oleh wanita
(66,8%). Meskipun program Home Care (HC) diperuntukkan untuk semua umur,
tetapi mayoritas klien berusia 65 tahun atau lebih (Allender & Spradley, 2001).
6
Pengalaman Home Health Care (HHC) oleh Suharyati staf dosen
keperawatan komunitas PSIK Univ. Padjajaran Bandung di RS Al-Islam Bandung
(yang dimulai sejak 1995) juga menunjukkan kondisi yang sama, dimana pada
triwulan I tahun 2002 klien wanita lebih banyak dari pria dan kelompok usia
lanjut juga mendominasi layanan HHC di RS Al-Islam Bandung (Maya H, 2002).
Hal ini mungkin disebabkan karena populasi wanita lebih banyak dan
umur harapan hidup wanita lebih panjang dari pria serta para lansia yang
cenderung untuk lebih mudah terserang penyakit.

F. PEMBERI LAYANAN HOME CARE


1. Perawat
Pelayanan kesehatan rumah dilakukan terhadap klien sesuai dengan
kebutuhannya oleh perawat professional yang sudah dan masih terdaftar memiliki
izin dan izin praktek dengan kemampuan keterampilan asuhan keoerawatan klien
di rumah. Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang
registrasi dan praktek perawat bahwa : praktek keperawatan merupakan tindakan
asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat secara mandiri dan professional
melalui kerjasama bersifat kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya
sesuai ruang lingkup wewenang dan tanggung jawab. Lingkup kewenangan
perawat dalam praktek keperawatan professional terhadap klien individu,
keluarga, kelompok khusus dan masyarakat dengan rentang sehat sakit sepanjang
daur kehidupan.
Asuhan keperawatan diberikan dengan menggunakan proses keperawatan
yang terdiri dari pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan tindakan keperawatan, dan evaluasi keperawatan yang dapat
diterapkan pada asuhan keperawatan gerontik pada pasien usia 60 tahun ke atas
yang mengalami proses penuaan dan masalahnya baik ditatanan pelayanan
kesehatan maupun di wilayah binaan di masyarakat (asuhan keperawatan
komunitas pada kelompok khusus). Dalam perawatan kesehatan di rumah,
perawat akan melakukan kunjungan rumah (home visit) dan melakukan catatan
perubahan dan evaluasi terhadap perkembangan kesehatan klien. Peran perawat
dalam perawatan kesehatan rumah berupa koordinasi dan pemberi asuhan
keperawatan (1) coordinator, (2) pemberi pelayanan kesehatan dimana perawat
memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarganya, (3) pendidik,
perawat mengadakan penyuluhan kesehatan dan mengajarkan cara perawatan
secara mandiri, (4) pengelola, perawat mengelola pelayanan kesehatan/
7
keperawatan klien, (5) sebagai konselor, dengan memberikan
konseling/bimbingan kepada klien dan keluarga berkaitan dengan masalah
kesehatan klien, (6) advokat (pembela klien) yang melindungi dalam pelayanan
keperawatan, dan (7) sebagai peneliti untuk mengembangkan pelayanan
keperawatan. Pada keadaan dan kebutuhan tertentu perawata dapat
koordinsai/kolaborasi dengan dokter untuk tindakan diluar kewenangan perawat,
berupa pengobatan dan tindak lanjut perawatan klien maupun melakukan rujukan
pada profesi lain.
2. Dokter
Program perawat rumah umumnya berada dibawah pengawasan seorang
dokter untuk memastikan masalah kesehatan klien. Dokter berperan dalam
memberikan informasi tentang diagnosa medis klien, tes-diagnostik, rencana
pengobatan dan perawatan rumah, penentuan keterbatasan kemampuan, upaya
perawat, pencegahan, lama keperawatan, terapi fisik dan lain-lain. Bila diperlukan
kolaborasi dengan perawat, dimana perawat yang melakukan kunjungan rumah
harus mendapat iin dan keterangan dari dokter ynag bersangkutan sebagai
penanggung jawab terapi program. Program keperawatan dirumah harus
dilakukan follow up oleh dokter tersebut minimal setelah 60 hari kerja, sehingga
dapat disepakati apakah program dilanjutkan/tidak.

3. Speech Therapist
Merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan bagi klien dengan
gangguan atau kesulitan dalam berbicara dan berkomunikasi, dengan tujuan untuk
membantu klien agar dapat mengoptimalkan fungsi-fungsi otot bicara agar
memilki kemampuan dalam berkomunikasi melalui latihan berbicara.
4. Fisioterapist
Program yang dilakukan adalah tindakan berfokus pada pemeliharaan,
pencegahan, dan pemulihan kondisi klien dirumah. Aktivitas keperawatan
kesehatan rumah yang dilakukan adalah melakukan latihan penguatan otot
ekstremitas, pemulihan mobilitas fisik, latihan berjalan, aktif-pasif, atau tindakan
terapi postural drainase klien (COPD). Latihan lain berhubungan dengan
penggunaan alat kesehatan tertentu, seperti : pemijatan, stimulasi listrik saraf,
terapi panas, air, dan penggunaan sinar ultraviolet. Dalam hal ini ahli fisioterapist
juga mempunyai kewajiban mengajarkan klien atau keluarganya tentang langkah-
langkah dalam latihan program yang diberikan.
5. Pekerja Sosial Medis

8
Pekerja sosial medis yang sudah mendapatkan trening/pelatihan dapat
diperbentukkan dalam perawatan klien dan keluarganya utnuk jangka waktu
panjang, khususnya pada klien dengan penyakit kronis (long term care). Pekerja
sosial sangat berguna pada masa transisi dari peran perawatan medis atau perawat
kepada klien/keluarga.

G. KONTRAK LAYANAN HOME CARE

Kontrak atau perjanjian antara yayasan/pemberi jasa layanan/agency dengan


klien keluarga merupakan aspek penting dalam pelayanan perawatan kesehatan
dirumah. Adapun hal-hal yang berhubungan dengan kontrak adalah:

1. Persetujuan atau kesepakatan antara yayasan/agency dengan klien dan keluarga


tentang pelaksanaan dan perencanaan perawatan di rumah dan catatan medis.
Kontrak tersebut memperbolehkan klien dan keluarga untuk menyususn tujuan
sendiri ataupun membantu memecahkan masalah keperawatan klien sesuai
rencana keperawatan/pengobatan dokter dalam kesepakatan yang tercantum (yang
dibuat).
2. Kontrak berhubungan langsung denga proses keperawatan dan dapat diselesaikan
sesuai tahap proses keperawatan, yaitu : pengkajian, perumusan masalah/diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan. Dimana dalam
setiap tindakan berkaitan dengan asuahan keperawatan tersebut akan dilakukan
atas persetujuan klien/keluarga
3. Jika selama kunjungan atau keperawatan dirumah ada kesesuaian kesepakatan
antara yayasan/pemberi layanan/agency dank lien/keluarga, maka kontrak tersebut
dapat dilakukan pada kunjungan berikutnya, akan tetapi bila tidak
memungkinkan/tidak ada kesesuaian maka kontrak dapat ditinjau kembali.
4. Pembuatan kontrak dapat dilakukan secara non formal (lisan) ataupun secara
formal (tulisan), tergantung dari persetujuan dan kesepakatan bersama kedua
belah pihak antara yayasan/pemberi jasa layanan/agency dengan klien dan
keluarga.
Kolaborasi interdisiplin ilmu atau profesi yang efektif dalam perawatan
kesehatan rumah akan memberikan kesinambungan pelayanan lesehatan yang dapat
memberikan kesadaran/kemandirian klien dan keluarga, sehingga program perawata
kesehatan dapat dilaksanakan secara komperhensif. Secara umum proses kolaborasi

9
untuk perawatan kesehatan rumah diawali dengan adanya rencana pulang discharge
plan dari rumah sakit. Perawat dirumah sakit mengidentifikasi kebutuhan klien untuk
perawat dirumah kemudian mengkoordinasikan tentang perancanaan pulang atau
discharge plan dengan dokter untuk diminta persetujuannya. Kemudian dilanjutkan
koordinasi kepada yayasan/agency terkait yang akan melakukan perawatan dirumah,
khususnya pelayanana keperawatan yang diminta oleh dokter. Dalam hal ini dapat
berasal dari berbagai disiplin ilmu (profesi kesehatan lain seperti : dokter, terapi fisik,
perawat, bidan, ahli gizzi dan lain-lain). Dokter akan menjelaskan rencana program
pengobatan, perawatan, pragnosis, terapi dan biaya yang dibutuhkan klien dan
keluarganya.

H. STANDAR PRAKTIK LAYANAN HOME CARE

Asosiasi perawat Amerika (1999) telah menetapkan lingkungan dan


standar Home Health Nursing yang meliputi standar asuhan keperawatan dan
standar kinerja professional (Allender & Spradley, 2001)

Standar I Organisasi pelayanan kesehatan rumah

Semua pelayanan kesehatan di rumah di rencanakan, di susun dan


dipimpin oleh seorang kepala/manajer perawat professional yang telah
dipersiapkan dengan kompetensi dalam pemberian pelayanan/asuahan
keperawatan dalam kesehatan masyarakat dan termasuk proses
administrasi dan pendokumentasian.

Standar II Teori

Perawat menetapkan konsep teoritis sebagai dasar keputusan dalam


melaksanakan praktek/ asuhan keperawatan.

Standar III Pengumpulan data

Perawat secara terus menerus mengumpulkan,dan mendokumentasikan


data yang luas, akurat dan sistematis.

Standar IV Diagnosa

10
Perawat menggunakan data dari hasil observasi dan penilaian untuk
menentukan diagnosa keperawatan.

Standar V Perencanaan

Perawat mengembangkan rencana-rencana tindakan guna menentukan


tujuan pemberian asuhan keperawatan. Rencana didasarkan pada
perumusan diagnosa keperawatan dan menggabungkan nilai-nilai
dalam upaya pencegahan penyakit, tindakan pengobatan/kuratif dan
tindakan rehabilitasi perawatan.

Standar VI Intervensi

Perawat di pedomani oleh intervensi keperawatan untuk memberikan


rasa kepuasan, memulihkan status kesehatan, memperbaiki, dan
memajukan kesehatan, serta mencegah komplikasi dan penyakit
lanjutan yang memerlukan tindakan rehabilitasi.

Standar VII Evaluasi

Perawat secara terus menerus mengevaluasi respon klien dan keluarga


dalam penanganan guna menetapkan kemajuan terhadap hasil yang
telah dicapai dan meninjau kembali data dasar diagnosa perawatan dan
perencanaan yang telah disusun.

I. PERENCANAAN INSTITUSI HOME CARE SWASTA


Institusi HC swasta dapat didirikan baik secara individu maupun
kelompok, baik untuk satu jenis layanan maupun layanan yang bervariasi. Untuk
itu diperlukan perencanaan yang berdasarkan kebutuhan pasar.
Perencanaan berdasarkan kebutuhan pasar mengharuskan kita untuk
melakukan analisa eksternal dan internal.
1. Analisa eksternal, memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar baik
jenis maupun jumlahnya. Misalnya bila kita berada di daerah yang
penduduknya kebanyakan berusia produktif, maka sudah dapat diperkirakan
bahwa pasar membutuhkan layanan keperawatan yang berhubungan persoalan
reproduksi, bayi serta balita. Analisa eksternal juga melihat pesaing yang ada
disekitar daerah tersebut, baik dalam jumlah, jenis maupun kondisinya.

11
2. Analisa internal, melihat pada ketersediaan sumber (alam, manusia dan dana)
baik yang actual maupun potensial. Selain ketersediaan dana juga perlu
dianalisa komitmen personil yang ada terhadap rencana pembentukan institusi
HC. Komitmen personil merupakan persyaratan mutlak yang harus di mililki
untuk mengawali suatu bisnis yang baru.
Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi HC, maka HC harus
memperhatikan hal-hal berikut :
a. Kemudahan (untuk dihubungi , untuk mendapatkan informasi, untuk
membuat janji)
b. Selalu tepat janji, penting untuk membina kepercayaan masyarakat pada
institusi HC
c. Sesuai dengan standar yang telah di tetapkan, hal ini merupakan ciri
professional
d. Bersifat responsive terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan klien
e. Mengembangkan hubungan kerja sama secara internal dan eksternal untuk
memperbaiki kualitas layanan

J. MAKANISME LAYANAN HOME CARE

Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat


merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit,
maupun puskesmas . namun pasien/ klien dapat langsung menghubungi agensi
pelayanan keperawatan di rumah atau praktek keperawatan per orangan untuk
memperoleh pelayanan.
Mekanisme yang harus di lakukan adalah sebagai berikut:
1. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih
dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di
rawat di rumah atau tidak.
2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di
rumah, maka dilakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang
merupakan staf dari pengelola atau agensi perawatan kesehatan dirumah,
kemudian bersama-sama klien dan keluarga, akan menentukan
masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat
kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien,
kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis
sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.

12
3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan
keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau
pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan dirumah. Pelayanan
dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang
dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh
koordinator kasus.
4. Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan
kesepakatan.
Persyaratan pasien / klien yang menerima pelayanan perawatan
dirumah
a. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggungjawab atau
menjadi pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola
b. Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi
(Informed consent)
c. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan
kesehatan dirumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan
haknya dalam menerima pelayanan.

13
BAB III

ISSU-ISSU HOME CARE DI DALAM DAN DI LUAR NEGERI

A. DI DALAM NEGERI
Di Indonesia, layanan Home Care (HC) sebenarnya bukan merupakan hal
yang baru, karena merawat pasien di rumah baik yang dilakukan oleh anggota
keluarga yang dilatih dan atau oleh tenaga keperawatan melalui kunjungan rumah
secara perorangan, adalah merupakan hal biasa sejak dahulu kala.
Sebagai contoh dapat dikemukakandalam perawatan maternitas, dimana
RS Budi Kemulyaan di Jakarta yang merupakan RS pendidikan Bidan tertua di
Indonesia, sejak berdirinya sampai sekitar tahun 1975 telah melakukan program
Home Care (HC) yang disebut dengan Partus Luar. Dalam layanan Partus
Luar, bidan dan siswa bidan RS Budi Kemulyaan melakukan pertolongan
persalinan normal dirumah pasien, kemudian diikuti dengan perawatan nifas dan
neonatal oleh siswa bidan senior (kandidat) sampai tali pusat bayi puput (lepas).
Baik bidan maupun siswa bidan yang melaksanakan tugas Partus Luar
dan tindak lanjutnya, harus membuat laporan tertulis kepada RS tentang kondisi
ibu dan bayi serta tindakan yang telah dilakukan. Kondisi ini terhenti seiring
dengan perubahan kebijakan Depkes yang memisahkan organisasi pendidikan
dengan pelayanan.

B. DI LUAR NEGERI

14
Di Amerika, Home Care (HC) yang terorganisasikan dimulai sejak sekitar
tahun 1880- an, dimana saat itu banyak sekali penderita penyakit infeksi dengan
angka kematian yang tinggi. Meskipun pada saat itu telah banyak didirikan rumah
sakit modern, namun pemanfaatannya masih sangat rendah, hal ini dikarenakan
masyarakat lebih menyukai perawatan dirumah. Kondisi ini berkembang secara
professional, sehingga pada tahun 1900 terdapat 12.000 perawat terlatih di
seluruh USA (Visiting Nurses / VN ; memberikan asuhan keperawatan dirumah
pada keluarga miskin, Public Health Nurses, melakukan upaya promosi dan
prevensi untuk melindungi kesehatan masyarakat, serta Perawat Praktik Mandiri
yang melakukan asuhan keperawatan pasien dirumah sesuai kebutuhannya).
(Lerman D. & Eric B.L, 1993).
Sejak tahun 1990-an institusi yang memberikan layanan Home Care terus
meningkat sekitar 10% perthun dari semula layanan hanya diberikan oleh
organisasi perawat pengunjung rumah (VNA = Visiting Nurse Association) dan
pemerintah, kemudian berkembang layanan yang berorientasi profit (Proprietary
Agencies) dan yang berbasis RS (Hospital Based Agencies) Kondisi ini terjadi
seiring dengan perubahan system pembayaran jasa layanan Home Care (dapat
dibayar melalui pihak ke tiga / asuransi) dan perkembangan spesialisasi di
berbagai layanan kesehatan termasuk berkembangnya Home Health Nursing yang
merupakan spesialisasi dari Community Health Nursing (Allender & Spradley,
2001)

15
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

16

Anda mungkin juga menyukai