Sap 6 Dan 7 Fix Fix
Sap 6 Dan 7 Fix Fix
6.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi atau studi populasi atau study sensus. Sedangkan menurut Sugiyono (2013) populasi
diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dibedakan antara populasi sampling dan populasi sasaran. Untuk membedakan
populasi sampling dengan populasi sasaran dimisalkan peneliti mengambil rumah tangga sebagai
sampling, sedangkan yang diteliti adalah anggota rumah tangga yang bekerja sebagai petani.
Dalam hal ini seluruh rumah tangga dalam wilayah penelitian adalah populasi sampling,
sedangkan seluruh petani dalam wilayah penelitian disebut populasi sasaran. Lebih jelas
perbedaan populasi sampling dan populasi sasaran ditunjukkan seperti Gambar berikut ini:
Populasi sasaran
Populasi sampling
6.2. Sampel
Sugiyono (2013) sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh
populasi terst. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan
1
mengambil sampel dari populasi. Untuk pengambilan sampel dari suatu populasi maka,
sampel yang diambil dari populasi diusahakan adalah sampel representatif. Beberapa alasan
utama penggunaan sampel dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kendala sumber daya
Penggunaan sampel akan menghemat sumber daya untuk menghasilkan penelitian
yang lebih dapat dipercaya.
2. Ketepatan
Melalui desain sampel yang tepat, peneliti dapat memperoleh data yang akurat dengan
tingkat kesalahan yang relative rendah.
3. Pengukuran destruktif
Kadang-kadang pengukuran yang dilakukan bersifat destruktif, seperti pengukuran ban
dengan cara memompa atau meniup ban sampai meletus. Dalam hal ini penggunaan
sampel untuk pengukuran sampel untuk pengukuran ban justru menguntungkan.
4
2. Kesalahan Pemilihan Sampel. Kesalahan dalam pemilihan sampel dapat disebabkan
oleh berbagai kemungkinan pada setiap prosedur dalam pemilihan sampel yaitu:
a. Kesalahan kerangka sampel Disebabkan oleh adanya perbedaan antara elemen-
elemen dalam kerangka sampel dengan elemen-elemen populasi target
b. Kesalahan Unit Sampel. Penentuan elemen-elemen dalam suatu unit sampel
kemungkinan kurang mewakili karakteristik populasinya.
c. Kesalahan Pemilihan Sampel Secara Acak Terjadi karena kemungkinan adanya
variasi dalam pemilihan subjek sampel secara acak.
d. Kesalahan Sistemati Merupakan kesalahan yang disebabkan oleh faktor-faktor
diluar proses pemilihan sampel. Ada dua faktor yang mempengaruhi kesalahan
sistematis yaitu
i. Kesalahan Responden, kesalahan responden terdiri atas dua jenis kesalahan
yaitu: Nonresponse bias (error) dan Response bias (error).
ii. Kesalahan Administratif, adalah kesalahan yang disebabkan oleh kelemahan
administrasi atau pelaksanaan pekerjaan penilitian. Ada tida tipe kesalahan
administrative yaitu: Kesalahan pemrosesan data, kemungkinan terjadi karena
kesalahan dalam proses prosedural atau aritmatik melalui computer;
Kesalahan pewawancara adalah tipe kesalahan yang disebabkan oleh
keteledoran pewawancara; dan Kecurangan pewawancara. Kesalahan
administratif kemungkinan disebabkan oleh kecurangan pewawancara yang
dengan sengaja melompati butir pertanyaan mengenai topik yang sensitif agar
wawancara cepat selesai
5
3. Menentukan metode pemilihan sampel
Metode-metode pemilihan sampel secara garis besar dikelompokkan menjadi dua :
a. Metode pemilihan sampel probabilitas (probability sampling methods) atau
metode pemilihan sampel secara acak (randomly sampling method), yaitu terdiri
atas metode-metode: pemilihan sampel acak sederhana (simple random
sampling), pemilihan sampel sistematis (systematic sampling), pemilihan sampel
acak berdasarkan strata (stratified random sampling), pemilihan sampel
berdasarkan kelompok (cluster sampling), dan area sampling.
b. Metode pemilihan sampel non probabilitas (non-probability sampling methods)
disebut juga dengan metode pemilihan sampel secara tidak acak (non-randomly
sampling method), yang terdiri atas metode-metode: pemilihan sampel berdasarkan
kemudahan (convenience sampling), pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan
(judgement sampling), dan pemilihan sampel berdasarkan kuota (quota sampling).
4. Merencanakan prosedur penentuan unit sampel
Unit sampel adalah suatu elemen atau sekelompok elemen yang menjadi dasar untuk
dipilih sebagai sampel. Pemilihan sampel berdasarkan kerangka sampel dapat
dilakukan melalui prosedur satu tahap atau beberapa tahap.
5. Menentukan ukuran sampel
6. Menentukan unit sampel
7
2. Teknik Pengambilan Sampel Secara Tidak Acak (Non Random Sampling)
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Teknik pemilihan sampel ini meliputi: sampling sistematis, sampling
kuota, sampling insidental, sampling purposive, sampling jenuh dan sampling
snowball.
a. Sampling sistematis. Sampling sistematis ialah teknik pengambilan sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberikan nomor urut.
Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu
diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan 100. Pengambilan sampel dapat
dilakukan dengan cara mengambil nomor ganjil saja, mgenap saja
b. Sampling Kuota. Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan. Sebagai contoh penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap
pelayanan masyarakat dalam urusan Ijin Mendirikan Bangunan. Misalnya jumlah
sampel yang ditentukan 500 orang. Bila pengumpulan data belum sampai 500
orang, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota
yang ditentukan.
c. Sampling insidental. Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan atau accidental sampling. Siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang/subjek itu cocok sebagai sumber data.
d. Sampling Purposive. Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan pada tujuan tertentu. Sebagai contoh peneliti memilih guru SMK
untuk memperoleh infotrmasi tentang efektivitas praktek di sekolahnya
e. Sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel.
f. Sampling Snowball. Sampling snowball adalah teknik penentuan sampel yang
mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Dalam penentuan sampel,
pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini
sebelum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka penelitian mencari
orang lain yang dipandang lebih tau dan dapat melengkapi data yang diberikan
oleh dua orang sebelumnya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2013. Metode Penelitin Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta CV.