A. Takwa
1. Pengertian dan Kedudukan Takwa
Kata takwa berasal dari bahasa Arab, Ittaqa-Yattaqi-Ittiqaan, yang
1
berarti takut, keinsyafan (Consciousness).2 Lebih luas pengertian takwa
adalah memelihara diri dari ancaman siksaan Allah dengan mengikuti
segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.3 Dapat dikatakan juga
bahwa takwa adalah keinsyafan mengikuti dengan kepatuhan dan ketaatan,
melaksanakan perintah-perintah Allah serta menjauhi larangan-larangan-
Nya.4
Menurut Imam al-Qusyairy an-Naisabury dalam bukunya
Risalatul Qusyairiah disebutkan bahwa takwa merupakan seluruh
kebaikan, dan hakikatnya adalah seseorang melindungi dirinya dari
hukuman Tuhan dengan ketundukan kepada-Nya. Asal usul takwa adalah
menjaga dari syirik, dosa dan kejahatan, dan hal-hal yang meragukan
(syubhat), serta kemudian meninggalkan hal-hal utama (yang
5
menyenangkan).
Sedangkan menurut Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani, orang yang
bertakwa adalah orang yang tidak lepas dari perbuatan mensucikan diri;
orang yang selalu berusaha membenamkan dirinya dalam semua hal yang
diridhai Allah serta menjauhkan diri dari semua perbuatan yang dimurkai
Allah.6
1
Abboed S. Abdullah, Kamus Istilah Agama Islam, (Jakarta: Ikhwan, 1988), hlm. 50.
2
Nazwar Syamsu, Kamus Al-Quran, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1977), hlm. 82.
3
Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,
1994), hlm. 735.
4
Abu Ahmadi dan Abdullah, Kamus Pintar Agama Islam, (Solo: Aneka, 1991), hlm. 227.
5
Imam al Qusairy an Naisabury, Risalatul Qusyairiyah, Terj. Moh. Lukman Hakiem, Ar-
Risalatul Qusyairiyyah fi Ilmi at-Tashawwufi, (Surabaya: Risalah Gusti, 1999), Cet.3, hlm. 97.
6
Syeikh Abdul Qadir al Jailani, Rahasia Sufi,Terj. Abdul Majid dan Khatib, Ar-Risalatul
as-Sufiyyah, (Yogyakarta: Pustaka Sufi, 2002), Cet.3, hlm. 51.
14
15
7
Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, Juz I, (Beirut : Darul Fikr, 1368), hlm.
109.
8
Ahmad Ibrahim Mughni, At-Tarbiyah fi al Islam, (Kairo: Dar As-Syabi, 1982), hlm. 39
16
9
A. Hasjmy, Dustur Dawah Menurut Al Quran, (Jakarta: Bulan Bintang, 1985/1986),
hlm. 60.
10
Syeikh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Ikhtisar Ulumul Quran, Terj. Muh. Qadirun Nur,
Al-Ikhtisar fi Ulum al-Quran, (Jakarta: Pustaka Amani, 2001), hlm. 3.
11
Zakiah Daradjat, dkk, op.cit., hlm. 19-20.
12
M. Quraish Shihab, Wawasan Al- Quran, (Bandung: Mizan, 2000), Cet.XI, hlm. 12-13
17
(56 : )
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku (QS. Adz-Dzariyat : 56).
(21 : )
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS. Al-
Ahzab : 21).
(4 : )
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung
(QS. Al-Qalam : 4).
13
Hery Noor Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 33
19
b. Al-Hadits
(44 : )
Keterangan-keterangan (mujizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan
kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia
apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan (QS. Al-Nahl : 44).
14
M. Hasbi Ash-Shidieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, (Semarang: Pustaka Rizki
Putra, 1999), Cet.4, hlm. 3.
15
Zakiah Daradjat, dkk, op.cit., hlm. 20-21.
16
Isngadi, Islamologi Populer, (Surabaya: Bina Ilmu, 1996), hlm. 83.
20
(4 : )
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung
(QS. Al-Qalam : 4).
(59 : )
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan
Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan heri
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya (QS. An-Nisa : 59).
:
:
( )
"Dari Abi Dzar, Nabi bersabda : taqwalah engkaulah kepada Allah di
mana saja engkau berada, dan ikutkanlah (iringilah) suatu perbuatan
jahat dengan kebaikan, niscaya kebaikan akan menghapus kejahatan itu.
Dan berakhlaklah dengan sesama manusia dengan cara berakhlak yang
baik" (HR. Al-Tirmidzi).
21
17
Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqih, Terj. Moh.Zuhri, dkk, Ilmu Ushul al-Fiqh
(Semarang: Dina utama, 1994), hlm. 47-48.
18
Kaelany. HD, Islam Dan Aspek-aspek Kemasyarakatan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),
hlm. 76-77.
22
19
Moh. Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm.
368.
20
Syamsul Arifin dan Ahmad Barizi, Paradigma Pendidikan Berbasis Pluralisme dan
Demokras, (Malang: UMM Press, 2001), Cet. I, hlm. 103.
23
21
Zakiah Daradjat, op. cit., hlm. 18.
22
Sofyan Sauri, op. cit., hlm. 125.
24
23
Zakiyah Daradjat, op. cit., hlm. 11.
24
Moh. Daud Ali, op. cit., hlm 371.
25
Syamsul Arifin dan Ahmad Barizi, op. cit., hlm. 102.
25
26
Ahmad D. Marimba, op.cit., hlm. 39.
27
Hasan Langgulung, op. cit., hlm. 67.
28
Abdurrahman an-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, Terj.
Shihabudin, Ushul At-Tarbiyah wa Asalibuha fi Al-Baiti wa Al-Madrasati wal Mujtama, (Jakarta:
Gema Insani Press, 1995), hlm. 117.
29
M. Athiyah al- Abrasy, op.cit., hlm. 60.
30
Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1994), hlm. 30.
26
31
Hasan Langgulung, op. cit., hlm. 305.
32
Syamsul Arifin dan Ahmad Barizi, op. cit., hlm. 147.
33
Tayar Yusuf dan Syaeful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hlm. 11.
34
Zakiah Daradjat, op. cit., hlm. 35.
35
Muh. Nur Syam, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Malang: FIP-IKIP, 1973), hlm. 76.
36
F.J. Mc Donald, Educational Psychology, (California : Wadsworth Publishing
Company, 1959) hlm. 4
27
37
Abdul Fatah Jalal, Azas-azas Pendidikan Islam, Terj. Herry Noer Ali, Minal Ushul
Tarbiyah Fil Islam, (Bandung: Diponegoro, 1988), hlm. 128.
38
Ahmad Warid Khan, Membebaskan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Istawa, 2002), hlm.
179.
39
Abdul Munir Mulkhan, Nalar Spiritual Pendidikan Solusi Problem Filosofis
Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002), hlm. 366.
40
John Dewey, Democracy And Educations, (New York: The Macmillan Company,
1964), hlm. 104-105.
28