PENDAHULUAN
1
1.2.4. Apakah faktor yang mempengaruhi anak sakit?
1.2.5. Apa sajakah jenis-jenis penyakit pada anak?
1.2.6. Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4) Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup
yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan
dan perkembangannya dengan wajar.
Konvensi Hak-Hak Anak yang disetujui oleh Perserikatan Bangsa-
Bangsa pada tanggal 20 November 1989 dan telah ditandatangani oleh
Pemerintah Republik Indonesia di New York pada tanggal 26 Januari 1990
melalui Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan
Convention on The Rights of The Child. Seluruh bagian dalam Konvensi
ini mengatur pemenuhan hak-hak anak. Ada 4 prinsip dasar hak anak yang
terkandung di dalam Konvensi Hak Anak, yaitu:
1. Non-diskriminasi.
2. Kepentingan yang terbaik bagi anak.
3. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan.
4. Penghargaan terhadap pendapat anak.
Setiap orang dewasa, masyarakat dan pemerintah berkewajiban
untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak anak sejak anak
masih di dalam kandungan, memenuhi kebutuhan dasar anak dalam bentuk
asih (kebutuhan fisik biologis termasuk pelayanan kesehatan), asah
(kebutuhan kasih saying dan emosi), dan asuh (kebutuhan stimulasi dini)
agar anak bertumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Di samping memenuhi hak-hak yang sudah melekat pada
anak, pembinaan anak perlu pula diarahkan untuk menggugah dan
meningkatkan kesadaran akan kewajiban dan tanggung jawab anak kepada
orang tua, masyarakat, bangsa dan negara.
Batasan Usia Anak Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pasal 1 Ayat 1, Anak
adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk
anak yang masih dalam kandungan. Sedangkan menurut definisi WHO,
batasan usia anak adalah sejak anak di dalam kandungan sampai usia 19
tahun. Berdasarkan Konvensi Hak-hak Anak yang disetujui oleh Majelis
Umum Perserikatan Bangsa-bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989 dan
diratifikasi Indonesia pada tahun 1990, Bagian 1 pasal 1, yang dimaksud
4
Anak adalah setiap orang yang berusia di bawah 18 tahun, kecuali
berdasarkan undang-undang yang berlaku bagi anak ditentukan bahwa usia
dewasa dicapai lebih awal.
5
Campak, dan melalui mulut seperti vaksin Polio. Tujuan diberikan imunisasi
adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi
kecacatan akibat penyakit tertentu.
6
dengan keluarga akan mempengaruhi interaksi anak
diluar rumah.
b). Lingkungan Eksternal
1. Kebudayaan
Budaya keluarga /masyarakat mempengaruhi bagaiman
anak mempersepsikan dan memahami kesehatan
berprilaku hidup sehat.
2. Status sosial ekonomi keluarga
Anak yang berada dan dibesarkan dalam lingkungan
keluarga yang sosial ekonomi yang rendah serta banyak
punya keterbataan untuk memenuhi kebutuhan
primernya.
3. Nutrisi
Untuk tumbang anak secara optimal memerlukan nutrisi
adekuat yang didapat dari makanan bergizi
4. Iklim/cuaca
Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan
anak
5. Olahraga/latihan fisik
Olahraga berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan psikososial anak.
6. Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, sulung, anak tengah,
anak bungsu akan mempengaruhi pola anak setelah
diasuh dan dididik dalam keluarga
7
rohani dan sosial. (Menurut Perkins). Sakit sebagai suatu keadaan dari badan
atau sebagian dari organ badan dimana fungsinya terganggu atau
menyimpang. (Menurut Oxford English Dictionary).
Lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa emas. Namun, selama
masa tersebut, sistem kekebalan tubuhnya belum berkembang sempurna
sehingga rentan terhadap serangan berbagai penyakit. Sakit adalah hal wajar
terutama bagi balita karena sistem kekebalan tubuhnya belum berkembang
secara sempurna sehingga masih rentan terhadap serangan berbagai kuman.
Seorang anak dapat dikategorikan sakit yang dianggap wajar apabila sakit
minimal 4-8 kali dalam setahun. Anak dikatakan sakit ringan ketika jarak
waktu anak sakit tidak terlalu dekat, misalnya sekitar 2 bulan serta ketika
anak sakit tidak mengalami durasi yang panjang, misalnya hanya berlangsung
3-7 hari. Begitu pula dengan jenis penyakit yang diderita masih tergolong
ringan dan mudah diatasi.
Kondisi sakit anak yang harus dikhawatirkan adalah ketika anak menjadi
lebih sering sakit bahkan dalam satu bulan dapat mengalami 2-3 kali sakit.
Sakit yang dialami anak dapat terjadi karena flu, diare ataupun batuk
meskipun penyakit yang umum dialami oleh anak-anak akan tetapi apabila
sering terjadi harus dilakukan pemeriksaan terhadap kondisi anak. Bila dalam
sebulan balita terserang flu dua kali, terkena diare lebih dari seminggu atau
batuk lebih dari 2 minggu, itu termasuk sering dan harus segera dicari
penyebabnya. Jika tidak segera diatasi, anak bisa mengalami gangguan
asupan nutrisi di mana zat-zat gizi yang dibutuhkan tidak terpenuhi dengan
baik. Hal tersebut dapat menghambat perkembangan dan pertumbuhan anak.
(Sehat Fresh Menyehatkan Indonesia Dalam Kesehatan Anak).
Menurut Hidayat (2008), Rentang sehat-sakit merupakan batasan yang
dapat diberikan bantuan pelayanan keperawatan pada anak sakit, adalah
kondisi anak berada dalam status kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat
optimal, sehat, sakit, sakit kronis,, dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur
dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dalam setiap waktu.
Selama dalam batas rentang tersebut anak membutuhkan bantuan perawat
baik secara langsung maupun tidak langsung. Seperti apabila anak berada
8
pada rentang sehat. Maka upaya perawat untuk meningkatkan derajat
kesehatan sampai mencapai taraf kesejahteraan baik fisik, sosial maupun
spiritual. Demikian sebaliknya apabila kondisi anak dalam kondisi kritis atau
meninggal maka perawat selalu memberikan bantuan dan dukungan pada
keluarga. Jadi batasan secara umum dapat diartikan suatu keadaan yang
sempurna baik fisik, mental, dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit
dari kelemahan (WHO, 1974) yang memiliki ciri sebagaimana berikut
memiliki kemampuan merefleksikan perhatian individu sebagai manusia,
memilki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan baik secara
internal maupun eksternal dan memiliki hidup yang kreatif dan produktif.
9
gangguan gizi. Bahkan anak yang sedang sakit seringkali nafsu makan
menurun sehingga menjadi susah makan sedangkan makanan adalah
sumber nutrisi untuk memenuhi kebutuhan perkembangan dan
pertumbuhan anak.
5) Riwayat Penyakit tertentu
Anak yang sering sakit dapat pula dihubungkan dengan riwayat penyakit
misalnya anak pernah mengalami penyakit tipus yang harus diberikan
perhatian berlebih agar tidak mengalami kondisi yang serupa dalam rentan
waktu yang singkat.
10
Kasus ini banyak terjadi di beberapa negara berkembang dengan
standar hidup yang rendah. Dehidrasi akibat diare merupakan salah
satu penyebab kematian pada anak-anak.
1) Identitas klien :
Nama : An Y
Umur : 1 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Pendidikan : Belum Sekolah
Alamat : Muara Enim
Tanggal Masuk : 02-10-2016
No. Register : 28.38.81
Diagnosa Medis : Gastroenteritis
Tanggal Pengkajian : 02-10-2016
11
2) Penanggung Jawab
Nama : Tn I
Umur : 28 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : S2
Pekerjaan : Dosen
Hubungan Dengan Pelatihan : Ayah
3) Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Saat pengkajian dilakukan pada tanggal 02-10-2016 ibu klien
mengatakan klien diare 6 kali sehari dan sudah berlangsung
selama 3 hari.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu klien mengatakan sebelum dibawa kerumah sakit 3 hari
mencret dandalam satu hari An. Y mencret lebih dari 6 kali cair
dan muntah. Sudah diperiksakan ke dokter spesialis anak tidak
ada perubahan lalu keluarga membawa anak kerumah sakit
tanggal 02-10-2016, diperiksa oleh dokter dan disarankan
untuk rawat inap.
3. Riwayat Perawatan dan Kesehatan Dahulu
Ibu klien mengatakan An. Y sebelumnya belum pernah
menderita diare ataupun gastroenteritis dan baru kali ini An. Y
dirawat dirumah sakit.
12
Keluarga mengatakan anak sudah mendapat imunisasi BCG,
DPT, Polio, Hepatitis. Sebenarnya pada bulan ini An. Y
mendapat imunisasi Campak, karena kondisinya yang sakit
maka imunisasinya ditunda sampai An. Y sembuh.
6. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Pre natal : saat hamil ibu sering memeriksakan
kehamilannya pada bidan mendapat imunisasi TT 1x,
vitamin dan penambahan darah.
b. Riwayat persalinan : An. Y lahir dengan BB 2900 gram,
panjang badan 48 cm lahir dengan normal dirumah
bersalin dengan umur kehamilan 9 bulan.
c. Post natal : tidak ada kelainan pada An. Y setelah
kelahiran, anggota tubuh lengkap, anus ada, genitalia
ada.
7. Riwayat tumbuh kembang
Pertumbuhan : barat badan saat ini : 8.6 kg Gigi sudah
tumbuh. Perkembangan : Umur 3 bulan anak sudah bisa
mengangkat kepala memasukkan tangan kemulut. Umur 6
bulan anak sudah bisa duduk dengan kepala tegak, anak 8
bulan mulai merangkak. Umur 12 bulan klien sudah bisa
berdiri dan berjalan sendiri. Hospitalisasi: Anak takut apabila
berpisah dengan orang tuanya.
4) Kesehatan Fungsional
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Kelurga klien mengatakan bahwa kesehatan sangatlah penting
khususnya An. Y karena masih balita, upaya keluarga untuk
mempertahankan kesehatannya yaitu dengan memberikan
makanan yang bergizi serta nutrisi tambahan bagi An.Y serta
selalu menjaga lingkungan tempat tinggalnya dan peralatan
bermain anaknya.
2. Pola Nurisi dan Metebolik
13
Sebelum sakit An.Y makan sesuai porsi yang diberikan ibunya
3x/hari dan terkadang lebih, jenisnya nasi yang dihaluskan,
kuah sayuran, lauk dan susu. Selama sakit An. Y mengalami
penurunan BB yang sebelunya 10 kg menjadi 8,6 kg nafsu
makan An. Y juga menurun, pada saat makan disuapi ibunya
An. Y selalu muntah.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit An. Y BAB secara normal dan tidak ada
gangguan dalam satu hari 1kali dengan konsistensi kuning
kecoklatan lembek, selama sakit An. Y BAB lebih dari 10 kali
dalam sehari dengan konsistensi cair. Untuk BAK An. Y tidak
mengalami masalah, dalam satu hari 2 kali BAK.
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit klien melakukan aktivitasnya tanpa ada masalah
yaitu bermain-main dengan teman-temannya dan selama sakit
klien banyak tiduran didampingi oleh ibunya, ketika jenuh An.
Y minta untuk digendong untuk jalan-jalan keluar bangsal.
5. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit An. Y tidur selalu nyenyak tidak ada gangguan,
selama sakit klien mengalami gangguan dalam tidurnya karena
rewel selalu menangis dan dalam satu hari mencret lebih dari
10 kali.
6. Pola Persepsi dan Kognitif
Klien tidak ada keluhan yang berkenaan dengan kemampuan
sensasi yaitu penglihatan, pendengaran, pengciuman, pengecap
maupun sensasi perubahan. Klien juga tidak menggunakan alat
bantu pendengaran maupun alat bantu penglihatan.
14
An. Y tidak merasa takut dengan petugas perawat klien selalu
tenang dan tidak menangis.
8. Pola Reproduksi dan Seksual
An. Y berjenis kelamin perempuan dengan umur 1 tahun, tidak
ada gangguan diorgan reproduksinya.
9. Persepsi dan Konsep Diri
An. Y tidak mengalami ketakutan pada perawat ataupun
petugas kesehatan lainnya. Setiap dilakukan tindakan
keperawatan pada An. Y selalu tenang.
10. Pola Mekanisme Koping
An. Y ketika merasa takut hanya memandangi petugas perawat
yang merawatnya sambil memegangi tangan ibunya.
11. Pola Nilai Kepercayaan / keyakinannya
Keluarga An. Y beragama islam dan dalam keluarga klien
tidak ada keyakinan / kebudayaan yang bertentangan dengan
kesehatan maupun dalam pengobatan yang dijalani.
5) Pengkajian Fisik
1. Penampilan/ keadaan umum : Klien terlihat lemah
2. Tingkat kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda Vital
Suhu : 37,5 C
Respirasi rate : 36x/menit
Nadi : 118x/menit
4. Pengukuran Autopometri
Berat Badan : 8,6 kg
Tinggi Badan : 78 cm
Lingkar Lengan Atas : 14 cm
15
anemis, ada sedikit sekret
Hidung : Tidak ada sekret, memakai
selang oksigen
Telinga : Kemampuan mendengar
normal, simetris tubuh,
tidak ada nyeri, tidak ada
sekret
Mulut : Selaput mukosa kering,
kebersihan gigi bersih
Leher : Tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid
Dada dan Thoraks : Pergerakan dada dan thorak
sama
Abdomen : Kembung, tidak ada
luka,bentuk simetris
Genital : Tidak menggunakan kateter
Anal : Tidak ada kemerahan
maupun lecet.
Ekstremitas : Kuku bersih, turgor jelek,
capilary refill time > 3
detik, untuk mobilitas dan
keamanan (koordinasi otot,
pergerakan tubuh) di semua
ekstremitas baik, terpasang
infus RL di ekstremitas atas
dekstra
16
1 Data Subyektif : Kekurangan volume Kehilangan cairan
Ibu klien mengatakan cairan aktif
An. Y mencret 3 hari
dan dalam satu hari
mencret lebih dari 6
kali cair.
Data Obyektif :
Turgor jelek
Mukosa bibir kering
CRT > 3 detik
Suhu : 37,5 oC
Nadi: 118 x/menit
2 Data Subjektif : Diare Peningakatan
peristaltik usus
Ibu klien mengatakan
An. Y mencret 3 hari
dan dalam satu hari
mencret lebih dari 6
kali cair.
Data Obyektif :
Abdomen kembung
Peristaltik usus ( 30
kali/menit
17
3 Data Subyektif : Ketidakseimbangan Penurunan intake
Ibu klien mengatakan, nutrisi kurang dari makanan.
An. Y sesaat setelah kebutuhan tubuh
disuapi makan olehnya
langsung muntah
Data Obyektif :
BB sebelum sakit
:10kg
BB selama sakit : 8,6kg
LILA : 14 cm
Mual-muntah
Konjungtiva anemis
18
hasil: dan monitor status klien
a. Tekanan darah dan pasien. b. Memantau status
denyut nadi dalam b. Monitor status hidrasi
batas normal hidrasi (kelembaban c. Memantau keadaan
b. Tidak ada tanda- membran mukosa, umum klien
tanda dehidrasi, denyut nadi d. Memantau
elastisitas turgor adekuat, tekanan kecukupan nutrisi
kulit baik dan darah ortostatik) dan cairan tubuh
membran mukosa jika diperlukan. e. Membantu
lembab. c. Monitor tanda-tanda memenuhi
c. Berat badan stabil. vital pasien. kebutuhan cairan
d. Monitor status dan elektrolit klien
nutrisi. f. Untuk membantu
e. Tingkatkan asupan memenuhi
oral kebutuhan nutrisi
f. Dukung pasien dan pasien
keluarga untuk
membantu dalam
pemberian makan
dengan baik.
19
secara bertahap
c. Monitor tanda dan e. Menghilangkan
gejala dari diare risiko terjadinya
d. Ukur diare atau kesalahan makanan
output pencernaan
e. Monitor persiapan
makanan yang aman.
20
V. Implementasi Keperawatan
Pukul 09.00 Mengobservasi tetesan infus Infuse masuk dan lancar 15 tpm
Pukul 09.25 Mengkaji keluhan klien DS : ibu Klien mengatakan bahwa BAB 6
kali sehari,feses cair,lemas dan mengeluh
sakit pada perut
DO : Turgor kulit menurun,mulut kering,
mata cowong, dan menahan kesakitan
Pukul 14.20 Memberikan obat: Klien tampak takut saat akan diberikan
o Injeksi Novalgin 1 amp obat injeksi
o Injeksi Ulsikur 1 amp
o Injeksi Cefotaxime 1
amp
21
Pukul 15.25
Memonitor lingkungan yang Ibu klien mengatakan lingkungan sudah
sehat bersih
Pukul 20.30 Menyuruh klien banyak Ibu klien kooperatif dan klien mau minum
minum agar tidak dehidrasi air dengan cukup
Pukul 21.00
Jelaskan pada keluarga tanda Ibu klien paham mengenai tanda dan
tanda kekurangan cairan gejala penyakit anaknya
Pukul 21.30 Monitor diare output Urine keluar 1000cc, BAB 6 kali sehari
22
dengan konsistensi feses cair,warna feses
kuning
Selasa,3
Oktober 2016
Pukul 05.00 Memberikan obat: Klien tampak takut saat diinjeksi
o Injeksi Dexa 1 amp
o Injeksi Ulsikur 1 amp
o Injeksi Cefotaxime 1
amp
Pukul 07.00 Mengobservasi tanda tanda Turgor mulai membaik,mukosa bibir agak
dehidrasi kering
Pukul 09.45 Monitor tanda dan gejala dari Ds: ibu klien mengatakan px mengeluh
diare sakit perut
Do : pasien tampak lemas
Operan shift sore Operan shift diterima
23
Pukul 13.00 Mengobservasi TTV setiap 8 S=37,00 C; N=90x/menit; RR=32x/menit
jam
Pukul 14.00 Memberikan obat: Klien tampak takut saat akan diberikan
o Injeksi Novalgin 1 amp obat injeksi
o Injeksi Ulsikur 1 amp
o Injeksi Cefotaxime 1
amp
Pukul 15.20 Mengkaji pola eliminasi klien Ibu Klien mengatakan anaknya diare 6
kali sehari dan BAK normal 2 kali
sehari
Pukul 16.00 Anjurkan keluarga membawa Klien mau makan dengan porsi sedikit
makanan favorit klien
Pukul 18.30 Memberikan obat: Klien tampak takut saat diberikan obat
o Injeksi Ulsikur 1 amp
o Injeksi Cefotaxime 1
amp
Pukul 19.00 Menganjurkan makan dalam Ibu klien kooperatif dan klien mau makan
porsi sedikit tapi sering.
Pukul 20.30 Monitor status hidrasi Turgor kulit mulai membaik,mukosa bibir
24
mulai lembap
Pukul 06.00 Mengopservasi tanda tanda Turgor mulai membaik,mukosa bibir agak
dehidrasi kering
Pukul 10.00 Monitor tanda dan gejala dari Do : ibu klien mengatakan px mengeluh
diare sakit perut
Ds : pasien tampak lemas
25
Pukul 11.00 Mengobservasi TTV setiap 8 S=37,00 C; N=90x/menit; RR=32x/menit
jam
Pukul 12.00 Memberikan obat: Klien tampak takut saat akan diberikan
o Injeksi Novalgin 1 amp obat injeksi
o Injeksi Ulsikur 1 amp
o Injeksi Cefotaxime 1
amp
Pukul 15.00 Mengkaji pola eliminasi klien Ibu Klien mengatakan anaknya diare 3
kali sehari dan BAK normal 2 kali
sehari
Pukul 19.00 Menganjurkan makan dalam Ibu klien kooperatif dan klien mau makan
porsi sedikit tapi sering. sedikit
26
Pukul 20.00 Menyuruh klien banyak Ibu klien kooperatif dan klien mau minum
minum agar tidak dehidrasi air dengan cukup
Pukul 20.30 Monitor status hidrasi Turgor kulit mulai membaik,mukosa bibir
mulai lembap
Pukul 09.00 Monitor tanda dan gejala dari Ibu klien mengatakan pasien sudah mulai
diare membaik
27
Operan shift sore Operan shift diterima
Pukul 15.00 Mengkaji pola eliminasi klien Ibu Klien mengatakan anaknya BAB
normal 1 kali sehari dan BAK normal 2
kali sehari
Pukul 15.50 Memberikan obat: Klien tampak takut saat diberikan obat
o Injeksi Ulsikur 1 amp
o Injeksi Cefotaxime 1
amp
Pukul18.30 Menyuruh klien banyak Ibu klien kooperatif dan klien mau minum
minum agar tidak dehidrasi air dengan cukup
Pukul 19.00 Menganjurkan makan dalam Klien menghabiskan satu porsi makanan
porsi dikit tapi sering
28
VI.EVALUASI
No Hari/
Dx Tanggal/ Evaluasi Paraf
Waktu
1 Kamis, 05 S : Keluarga Klien mengatakan anaknya BAB normal 1 kali
Oktober 2016 sehari dan BAK normal, anak sudah mau makan
21.00
O : Pasien tampak baik dengan bentuk feses lunak,konsistensi
padat ,warna coklat kekuningan, porsi makan habis 1 porsi, BB
pasien meningkat menjadi 9 kg, turgor kulit membaik, dan
mukosa bibir lembab
A : Tujuan tercapai
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anak adalah aset bangsa dan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa
yang akan menentukan masa depan bangsa dan negara kita. Tumbuh
kembang adalah suatu kesatuan proses dimana seseorang anak tidak hanya
tumbuh menjadi besar tapi berkembang menjadi lebih terampil yang
mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan
sulit dipisahkan.Dalam Tumbang anak perlu dilakukan berbagai macam
imunisasi, dimana imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada
bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh
membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Tujuan
diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit
sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat
mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu. Adapun pengaruh factor
lingkungan dan factor keturunan mempengaruhi tumbuh kembang anak.
periode perkembangan anak dimulai pada periode prenatal,periode
bayi,periode kanak-kanak awal, periode kanak-kanak pertengahan, periode
kanak-kanak akhir. Periode penting dalam tumbang anak adalah masa balita.
Perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, dan keadaan social
emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat dan merupakan landasan
perkembangan berikutnya.
Dalam melakukan asuhan keperawatan pada anak sakit,perawat
menggunakan tahap-tahap seperti tahap pengkajian keperawatan meliputi
identitas anak dan orang tua, genogram, alasan masuk rumah
sakit,pemeriksaan fisik, riwayat keluarga,riwayat bio psikososial dan
spiritual,pengkajian nutrisi, pengkajian pertumbuhan dan perkembangan
anak, tahap diagnosa keperawatan, tahap intervensi keperawatan, tahap
implementasi dan tahap evaluasi.
30
3.2 Saran
Melalui makalah ini kami ingin menyampaikan saran kepada pembaca
khususnya kepada mahasiswa agar dapat memahami materi mengenai asuhan
keperawatan pada anak sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta:
EGC.
31
Nurarif, H.A. dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic Noc. Jogjakarta: Mediaction
Publishing.
Nursalam dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi & Anak (Untuk Perawat Bidan).
Jakarta: Salemba Medika.
Supartini, Yupi. 2007. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
EGC.
32