Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN “MA” DENGAN

PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU BPK


RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI DI BANGLI
TANGGAL MARET 2011

PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Maret 2012 pukul 08.00 wita di Ruang
Abimanyu BPK Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali di Bangli. Data diperoleh melalui
wawancara dengan klien, observasi, pemeriksaan fisik, dan catatan medik.

Identitas Klien Penanggung


Nama : “MA” “NK”
Umur : 37 tahun -
Jenis kelamin : Laki-laki Laki-laki
Pendidikan : Tamat SMA SD
Pekerjaan :- Buruh
Agama : Hindu Hindu
Status perkawinan : Menikah Menikah
Suku / bangsa : Bali / Indonesia Bali / Indonesia
Alamat : Br. Uma Buluh, Canggu, Kuta, Badung

Hubungan dengan klien : Ayah

Alasan Masuk Rumah Sakit


Klien dibawa oleh orangtuanya ke BPK Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali di
Bangli pada tanggal 10 Februari 2012 pada pukul 09.30. Klien datang diantar
keluarga memakai baju kaos abu-abu dan celana panjang coklat, tampak menunduk,
tidak mau menatap mata pemeriksa. Pasien hanya berbisik-bisik sendiri, tidak jelas
apa yang dikatakan. Pasien tidak mau menyahut dan asik bicara sendiri dengan
suara pelan. Tiba-tiba tersenyum dan tertawa sendiri. Pasien dikeluhkan memukul
ibunya ± 7 hari SMRS secara tiba-tiba tanpa sebab. Muka merah dan tegang, bicara
kasar, mengancam secara verbal dan fisik. Sebelumnya pasien sudah terlihat aneh
sejak pulang dari RS tahun ± 2009. Pasien hanya berdiam diri di rumah,
mengumpulkan barang-barang dan menyusun bambu di bale-bale sekitar rumah.
Pasien sudah 3x masuk RSJ. Pertama sakit sekitar tahun 2001. Awalnya pasien
jatuh dari motor sebanyak 2x pada tahun 2000 dan mengalami patah kaki dan
dioperasi. ± 7 bulan kemudian pasien mulai aneh seperti mengumik dan mengamuk.
Setelah pulang pada tahun 2009, pasien tidak pernah kontrol, hanya dicarikan obat,
akan tetapi pasien tidak mau minum obat. Pasien pernah disuntik @ 1 bulan tetapi
karena tidak adsa biaya akhirnya pasien tidak pernah lagi diberikan obat.

Faktor Predisposisi
Klien mengatakan “Sudah tiga kali saya ke sini”.
Klien sebelumnya pernah dirawat di RSJ sebanyak 3 kali.
Klien tidak kontrol secara rutin ke Rumah Sakit Jiwa. Klien juga dikatakan tidak
minum obat secara rutin.
Masalah keperawatan : Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif
Ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa yaitu paman pasien.
Masalah keperawatan : Mekanisme koping keluarga tidak efektif
Pengalaman masa lalu klien : “Saya pernah mukul ibu saya”, kata klien. Saat
ditanya kenapa klien melakukan hal itu klien mengatakan “Tidak tahu”.
Klien juga pernah mengamuk di rumahnya. Klien mengamuk karena merasa
“inguh”.
Masalah keperawatan : Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan.

Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 72 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 36,20C
Ukuran
Tinggi badan :-
Berat badan :-

Keluhan fisik
“Tidak ada badan saya yang sakit, mual juga gag”, kata klien.
Klien tidak mengeluhkan rasa nyeri pada anggota tubuh, tidak merasa mual, dan
tidak mengalami luka.
Masalah keperawatan : tidak ada
Psikososial
Genogram

Keterangan :
: Klien
: Laki-laki
: Tinggal serumah
: Perempuan
: Orang yang terdekat
: Meninggal
dengan klien

: Abortus

Klien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Klien tinggal dengan
kedua orang tuanya, saudara laki-laki, kedua paman beserta istri dan masing-
masing anak mereka. Di dalam keluarga klien ada yang memiliki riwayat
gangguan jiwa, yaitu paman klien (kakak dari ibu klien). Orang yang terdekat
dengan klien adalah istrinya.
Masalah keperawatan : Mekanisme koping keluarga tidak efektif
Konsep diri
Citra tubuh
“Semua saya sukai, yang paling disuka itu alis”, kata klien.
Klien menyukai semua bagian tubuh, tetapi bagian tubuh yang paling disukai
klien adalah alisnya.
Identitas diri
“Kalau di rumah saya biasanya memelihara ayam, burung, dan kura-kura.
Kalau tidak, saya jalan-jalan naik motor. Trus kalau ada odalan saya ke
pura.”, kata klien. Dari wawancara klien juga mengatakan “Saya senang
menjadi laki-laki”.
Sebelum dirawat klien kuliah di salah satu Universitas di Singaraja. Klien
merasa senang bisa kuliah di sana. Klien mengatakan senang menjadi seorang
laki-laki.
Peran diri
Klien mengatakan “Saya punya saudara 3 orang, 1 cowok dan 1 lagi sudah
meninggal karena digugurkan oleh ibu saya.” Klien merupakan anak pertama
dari 3 bersaudara.
Ideal diri
“Saya pingin cepat sembuh biar bisa pulang ke rumah”, kata klien. Klien juga
mengatakan “Bosen disini gag bisa jalan-jalan naik motor”.
Klien berharap klien masih mampu melakukan aktivitas seperti sebelum sakit,
klien juga berharap agar bisa cepat pulang ke rumahnya.
Harga diri
Klien mengatakan “Di rumah saya punya banyak teman, sering saya jalan-
jalan sama teman saya”.
Klien merasa tidak memiliki masalah dalam berhubungan dengan anggota
keluarga dan orang lain, dibuktikan dengan klien tidak takut ketika bertemu
dengan perawat dan kontak mata cukup baik.
Masalah keperawatan : tidak ada
Hubungan sosial
Orang terdekat klien adalah ibunya.
Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : klien mengatakan “Sebelum
kesini saya senang di rumah, bisa ke banjar, sembahyang ke pura, dan jalan-
jalan”.
Sebelum sakit, klien aktif dalam kegiatan banjar di rumahnya. Setelah di
rawat di Rumah Sakit Jiwa klien tidak dapat beraktivitas seperti sebelum
dirawat.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien tidak memiliki
kesusahan untuk berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya dapat dilihat
dari klien mau untuk berbicara dengan orang lain dan klien mengatakan
“Saya punya temen banyak di rumah”.
Masalah keperawatan : tidak ada
Spiritual
Nilai dan keyakinan : klien mengatakan “Beragama Hindu”. Klien juga
mengatakan “Sang Hyang Widhi itu ada”.
Klien beragama Hindu dan yakin dengan adanya Ida Sang Hyang Widhi
Wasa.
Kegiatan ibadah : Klien mengatakan “saya sembahyang pernah pas purnama,
sembahyangnya di padmasana, habis itu dapat jajan”.
Masalah keperawatan : tidak ada

Status Mental
Penampilan
Klien berpakaian bersih, klien menggunakan baju kaos putih, celana pendek
jeans, dan rambut klien tersisir rapi. “Saya sudah mandi kok, sudah juga ganti
baju”, kata klien. Walaupun klien mengatakan seperti itu tapi badan klien agak
bau keringat dan klien tampak memakai baju yang sudah dipakainya kemarin.
Badan klien yang bau itu dikarenakan klien tidak mengganti pakaian secara
teratur.
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri mandi dan berpakaian

Pembicaraan
Klien berbicara dengan pelan dan keras. Selama proses wawancara klien
berbicara tentang satu topik.
Masalah keperawatan : tidak ada.

Aktivitas motorik
Saat wawancara klien tampak tenang .
Masalah keperawatan : tidak ada.

Alam perasaan
Klien tidak menunjukkan ekspresi yang berlebihan saat senang ataupun sedih.
Masalah keperawatan : tidak ada

Afek
Dari hasil observasi, afek yang ditunjukkan klien labil. Emosi klien berubah
dengan cepat.
Masalah keperawatan : tidak ada.

Interaksi selama wawancara


Selama proses wawancara klien mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan oleh perawat dengan singkat. Kontak mata klien saat wawancara
baik.
Masalah keperawatan : tidak ada.

Persepsi
Ketika perawat bertanya pada klien “Apakah Eka pernah melihat sesuatu yang
aneh atau mendengar hal yang aneh seperti suara-suara ?” klien mengatakan
“Tidak”.
Masalah keperawatan : tidak ada.

Proses pikir
Selama proses wawancara, pembicaraan klien jelas dan tidak berbelit-belit,
tidak diulang-ulang.
Masalah keperawatan : tidak ada.
Isi pikir
Klien mengatakan “Bapak saya bersaudara berdelapan, bapak saya anak ke
enam, saudaranya dua cewek dan enam cowok sama bapak saya. Kalau Ibu
bersaudara berlima, 3 adiknya cowok dan satu cewek. Ada saudara bapak saya
meninggal karena cetik, kakaknya bapak”. Klien meyakini ada saudara dari
bapak yang meninggal karena “cetik”. Ini menunjukkan kalau klien memiliki
pikiran magis.
Masalah keperawatan : Gangguan proses pikir

Tingkat kesadaran
Saat klien ditanya berada di mana sekarang klien mengatakan “Di Rumah Sakit
Jiwa”. Saat ditanya “Sekarang hari apa dan jam berapa ?” klien mengatakan
“Sekarang jumat, jam setengah sebelas”
Klien menyadari bahwa dia sedang berada di Rumah Sakit Jiwa, klien juga
sadar dan mengenal dengan siapa dia berbicara dan siapa saja yang ada di
lingkungannya. Orientasi klien terhadap waktu, orang dan tempat baik.
Masalah keperawatan : tidak ada

Memori
Klien mampu mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya baik di masa lalu
maupun saat ini dibuktikan dengan perkataan klien “Saya pernah kecelakaan
tahun 2000 dan kaki kiri saya patah. Saya sudah 3x masuk sini” kata klien .
Masalah keperawatan : tidak ada

Tingkat konsentrasi dan berhitung


Selama wawancara tingkat konsentrasi klien kurang. Kien mampu
menyelesaikan hitungan sederhana tapi pada bilangan kecil saja.
Masalah keperawatan : Gangguan proses pikir

Kemampuan penilaian
Saat diberikan kesempatan pada klien untuk memilih apakah klien
mendahulukan mandi atau bersembahyang, klien mengatakan “Mandi dulu
baru sembahyang”. Klien memilih untuk mandi dahulu sebelum sembahyang.
Masalah keperawatan : tidak ada

Daya tilik diri


Saat ditanya “Kenapa bapak di bawa ke sini ?” Klien mengatakan “Saya tidak
rutin minum obat, saya juga pernah ngamuk di rumah,”. “Saya tidak gila
cuman mau menenangkan pikiran supaya tidak ngamuk di rumah lagi”.
Klien tidak mau mengakui atau dibilang memiliki gangguan jiwa. Klien
mengatakan dirinya di Rumah Sakit Jiwa untuk menenangkan diri supaya tidak
ngamuk lagi.
Masalah keperawatan : Gangguan proses pikir

Kebutuhan Persiapan Pulang


Makan
Klien dapat makan dan mengambil makanan secara mandiri. Dalam 1 hari klien
makan sebanyak 3 kali.
Defekasi / berkemih
Klien mengatakan “Buang air besar 1 kali sehari dan kencing kurang lebih 5-7
kali sehari”. Saat ditanya waktu kencing atau buang air besar dibantu apa
tidak ? klien menjawab “Gag, bisa sendiri”. Klien dapat buang air besar dan
kencing secara mandiri.
Mandi
Saat ditanya “Berapa kali bapak mandi ? Pake handuk dan sabun ga ? Klien
mengatakan “mandi 2 kali. Kadang-kadang saja pake handuk dan sabun”.
Klien dalam sehari mandi dua kali terkadang dengan menggunakan sabun dan
dapat mandi secara mandiri. Tetapi kadang-kadang klien masih bau walaupun
klien mengatakan sudah mandi dikarenakan cara mandi klien yang tidak benar.
Berpakaian / berhias
Klien dapat mengambil pakaian dan berpakaian secara mandiri. Klien
mengatakan mengganti pakaian 1 kali sehari. Kadang-kadang klien tidak
mengganti baju dengan alasan baju bersih klien habis. Dibuktikan dengan klien
tampak memakai baju yang sama di hari besoknya dan baju yang dipakai klien
agag bau keringat.

Istirahat dan tidur


“Saya tidur siang jam satu bangunnya jam 3 kalau malam tidur jam setengah
sembilan dan bangun jam 6”, kata kien. Klien tidur malam dari pukul 20.30
sampai 06.00 Wita. Setelah bangun tidur pagi klien biasanya cuci muka,
kemudian membersihkan tempat tidur.

Penggunaan obat
Klien selalu meminum obat yang diberikan oleh perawat sebanyak dua kali
sehari. Klien mampu untuk minum obat secara mandiri tetapi masih dalam
pengawasan perawat.

Pemeliharaan kesehatan
Klien tidak rutin melakukan kontrol ke Rumah Sakit Jiwa dan minum obat
kalau sudah pulang ke rumah.

Aktivitas di dalam rumah


Klien mengatakan kebiasaan di dalam rumah yaitu Pasien hanya berdiam diri
di rumah, mengumpulkan barang-barang dan menyusun bambu di bale-bale
sekitar rumah.
Aktivitas di luar rumah
Klien mengatakan suka pergi jalan-jalan.
Masalah keperawatan : tidak ada.

Mekanisme Koping
Klien mengatakan jika ia memiliki masalah ia kadang menceritakan pda istrinya.
Terkadang klien memendamnya sendiri.
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif

Aspek medis
Perilaku kekerasan
Koping
Risiko mencederai diri individu
Gangguan tidakpikir
proses
sendiri, orang efektif
lain, dan lingkungan
Defisit perawatan diri mandi dan berpakaian
aan regimen terapeutik tidak efektif
me koping keluarga tidak efektif

Diagnosa medis : Skizofrenia hebefrenik


Therapy medik : Cpz 1 x 100 mg
Txp 1 x 2 mg
Haloperidol 2 x 5 mg

Daftar masalah
Perilaku kekerasan
Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif
Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
Defisit perawatan diri mandi dan berpakaian
Koping individu tidak efektif
Gangguan proses pikir
Mekanisme koping keluarga tidak efektif

Pohon masalah

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perilaku kekerasan
Gangguan proses pikir
Koping individu tidak efektif
Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
Defisit perawatan diri mandi dan berpakaian
Mekanisme koping keluarga tidak efektif
Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif

PERENCANAAN (INTERVENSI)

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN “MA” DENGAN


PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU BPK
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI DI BANGLI
PADA TANGGAL

Hari/
tgl/ Dx. Kep. Perencanaan

jam
Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi Rasional
Kamis, Perilaku TUM :
26 Mei kekerasan Klien tidak
2011 mencederai diri
Pukul sendiri, orang
09.00 lain, dan
Wita lingkungan-
nya.
TUK 1 :
Klien dapat Setelah diberikan Berikan salam Pembinaan
membina tindakan terapeutik setiap hubungan
hubungan keperawatan 1 x interaksi. saling
saling percaya 15 menit selama 6 Perkenalkan nama percaya
dengan jam diharapkan perawat, nama merupakan
perawat. klien panggilan, dan dasar
menunjukkan tujuan interaksi. terjalinnya
tanda-tanda Tanyakan nama komunikasi
percaya pada lengkap klien terbuka
perawat : dan nama sehingga
Klien tersenyum panggilan meningkat-
saat disapa. kesukaan klien. kan rasa
Klien mau Buatlah kontrak komunikasi
membalas tempat, waktu, klien.
salam perawat. dan topik yang
Klien mau jelas dengan
menyebutkan klien.
nama sambil Tunjukkan sikap
berjabat jujur dan
tangan. menepati janji
Kontak mata setiap kali
klien baik berinteraksi.
dengan Pertahankan kontak
perawat. mata dengan
Klien bersikap klien saat bicara.
kooperatif. Bicara dengan
sikap tenang,
rileks, dan tidak
menantang.

Perilaku TUK 2 : Setelah diberikan Beri kesempatan


kekerasan Klien dapat tindakan mengungkapkan
mengiden- keperawatan 1 x penyebab klien
tifikasi 15 menit selama 6 melakukan
penyebab jam diharapkan perilaku
perilaku klien dapat kekerasan.
kekerasan. menjelaskan Bantu klien
penyebab perilaku mengungkapkan
kekerasan yang perasaan
dialami klien. jengkel/kesal.
Dengarkan klien
tanpa menyela
saat klien
mengungkapkan
perasaannya.

Perilaku TUK 3 : Setelah diberikan Motivasi klien


kekerasan Klien dapat tindakan untuk
mengidenti- keperawatan 1 x mengungkap-
fikasi tanda- 15 menit selama 6 kan kondisi
tanda perilaku jam diharapkan fisik (tanda-
kekerasan. klien dapat tanda fisik)
menyebutkan yang klien
tanda-tanda rasakan ketika
perilaku perilaku
kekerasan. kekerasan
terjadi.
Observasi tanda
perilaku
kekerasan.
Simpulkan
bersama klien
tanda-tanda
perilaku
kekerasan yang
dialami klien.

Perilaku TUK 4 : Setelah diberikan Motivasi klien


kekerasan Klien dapat tindakan untuk
mengidenti- keperawatan 1 x mengungkap-
fikasi perilaku 15 menit selama 6 kan tindakan-
kekerasan yang jam diharapkan tindakan
biasa klien dapat kekerasan yang
dilakukan. memyebutkan selama ini
perilaku sudah
kekerasan yang dilakukan.
biasa dilakukan Motivasi klien
klien. untuk
mengungkap-
kan perasaan
yang klien
rasakan setelah
melakukan
tindakan
kekerasan itu.
Bantu bermain
peran sesuai
dengan
perilaku
kekerasan yang
biasa
dilakukan.
Tanyakan
"Apakah
dengan cara
yang dilakukan
masalahnya
selesai ?"

Perilaku TUK 5 : Setelah diberikan Bicarakan dengan


kekerasan Klien dapat tindakan klien apa yang
mengidenti- keperawatan 1 x dirasakan klien
fikasi akibat 15 menit selama 6 setelah klien
dari perilaku jam diharapkan dapat
kekerasan. klien dapat melakukan
menyebutkan perilaku
akibat yang kekerasan.
ditimbulkan dari Bersama dengan
perilaku klien simpulkan
kekerasan. dampak dari
perilaku
kekerasan baik
itu pada diri
sendiri, orang
lain, dan
lingkungan.

Perilaku TUK 6 : Setelah diberikan Motivasi klien


kekerasan Klien dapat tindakan untuk
mengidenti- keperawatan 1 x mempelajari
fikasi cara 15 menit selama 6 cara baru
konstruktif jam diharapkan mengungkap-
dalam berespon klien dapat kan marah yang
terhadap menyebutkan sehat.
kemarahan. cara-cara dalam Jelaskan berbagai
berespon terhadap alternatif
kemarahan. pilihan untuk
mengungkap-
kan marah
selain perilaku
kekerasan yang
diketahui klien.
Jelaskan cara-cara
sehat untuk
mengungkap-
kan marah,
antara lain :
Cara fisik: nafas
dalam, pukul
bantal atau
kasur, atau olah
raga.
Verbal:
mengungkap-
kan bahwa
dirinya sedang
kesal kepada
orang lain.
Sosial: latihan
asertif dengan
orang lain.
Spiritual:
sembahyang/
doa, zikir,
meditasi, dan
sebagainya
sesuai
keyakinan
agamanya
masing-masing.
Beri pujian jika
mengetahui
cara lain yang
sehat.

Perilaku TUK 7 : Setelah diberikan Diskusikan cara


kekerasan Klien dapat tindakan yang mungkin
mengidenti- keperawatan 1 x dipilih dan
fikasi cara 15 menit selama 6 anjurkan klien
mengontrol jam diharapkan memilih cara
perilaku klien dapat yang mungkin
kekerasan. menyebutkan untuk
cara-cara untuk mengungkap-
mengontrol kan kemarahan.
perilaku Latih klien
kekerasan. memperagakan
cara yang
dipilih.
Peragakan cara
mengontrol
perilaku
kekerasan yang
dipilih klien.
Jelaskan manfaat
dari cara yang
dipilih klien.
Anjurkan klien
menirukan
peragaan yang
sudah
dilakukan.
Beri penguatan
pada klien,
perbaiki cara
yang masih
belum
sempurna.
Anjurkan klien
menggunakan
cara yang sudah
dilatih saat
marah/jengkel.

Perilaku TUK 8 : Setelah diberikan Diskusikan


kekerasan Klien tindakan pentingnya
mendapat keperawatan 1 x peran serta
dukungan dari 15 menit selama 6 keluarga
keluarga. jam diharapkan sebagai
klien mendapat pendukung
dukungan dari klien untuk
keluarga. mengatasi
perilaku
kekerasan
Diskusikan potensi
keluarga untuk
membantu klien
mengatasi
perilaku
kekerasan
Jelaskan
pengertian,
penyebab,
akibat dan cara
merawat klien
perilaku
kekerasan yang
dapat
dilaksanakan
oleh keluarga.
Peragakan cara
merawat klien
(menangani
perilaku
kekerasan).
Beri kesempatan
keluarga untuk
memperagakan
ulang.
Beri pujian kepada
keluarga setelah
peragaan.
Tanyakan perasaan
kelurga setelah
mencoba cara
yang dilatih.

Perilaku TUK 9 : Setelah diberikan Diskusikan


kekerasan Klien dapat tindakan dengan klien
menggunakan keperawatan 1 x tentang obat
obat dengan 15 menit selama 6 (nama, dosis,
benar (sesuai jam diharapkan frekuensi, efek
program). klien dapat dan efek
menggunakan samping).
obat sesuai Anjurkan
program. untuk klien
agar meminum
obatnya.
Bantu klien
mengungkap-
kan obat
dengan prinsip
5 benar (nama
klien, obat,
dosis, cara dan
waktu).
Anjurkan untuk
membicarakan
efek dan efek
samping obat
yang
dirasakan.
PELAKSANAAN (IMPLEMENTASI)
IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN “EJ”
DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SRI KRESNA BPK
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI DI BANGLI
PADA TANGGAL 26 MEI – 1 JUNI 2011

Hari /
No. Dx. Paraf
tgl / Implementasi Evaluasi formatif
/ TUK
jam
Kamis, 1/1 “Selamat Pagi, Adik” S : “Ya..panggil saja Mhs
26 Mei “Perkenalkan saya Putu Trisma Eka”.
2011 Prathama Dewi, biasanya saya O : Klien mengulurkan
Pukul dipanggil Trisma. Saya tangannya ntuk
09.00 mahasiswa Poltekkes berjabat tangan
Wita Denpasar Jurusan sambil melihat
Keperawatan. Selama kurang perawat.
lebih 7 hari kedepan saya yang
akan merawat Adik. Jika nanti
Adik membutuhkan bantuan,
Adik bisa memanggil saya.
Apakah benar Adik bernama
Eka Januarsa ? Adik suka
dipanggil siapa ?”

“Bagaimana perasaan Eka hari


ini?” S : “Baik”.

“Eka, bagaimana kalau


sekarang kita mengobrol S : “Ya..ya”.
tentang keadaan Eka ? Apakah O : Klien menjawab
Eka mau mengobrol dengan sambil menoleh ke
saya ?” arah perawat.

“Bagaimana kalau kita


mengobrolnya selama 15 S : “Ya..”.
menit ?”
“Dimana Eka ingin mengobrol
dengan saya ? apakah di S : “Di ruangan sini saja
ruangan ini atau di luar Mbok Trisma”.
ruangan saja ?”

“Tadi Eka sudah menyebutkan


nama Eka, kalau boleh saya S : “19 tahun”.
tahu berapa umur Eka
sekarang ?”

“Eka berasal dari mana ?”


S : “Dari Banjar Kawan,
Desa kawan,
Bangli”.
“Apa pekerjaan Eka ?
S : “Saya masih
mahasiswa, kuliah di
suatu Universitas di
Singaraja”.
“Apa hal yang Eka senangi ?”
S : “Saya senang jalan-
jalan naik motor”.
“Kemana saja Eka jalan-jalan?”
S : “Kadang-kadang ke
pantai sama ke
“Wah…bagus sekali Eka rumah teman”.
menyukai hal itu. Bagaimana
perasaan Eka jika Eka bisa S : “Senang”.
melakukan hal yang disenangi
?”

“Apakah ada hal lain yang Eka


senangi ?”
S : “Gag, itu saja”.
“Bagaimana awal mulanya Eka
sampai bisa dirawat disini ?”
S : “Saya pernah ngamuk
dirumah”.
“Apa Eka masih ingat, siapa
yang membawa Eka ke sini ?”
S : “Masih, saya kesini
sama orang tua
“Selama disini hal apa saja saya”.
yang sudah Eka lakukan ?”

S : “Ya, gitu aja, nyapu,


main tenis meja,
main bulu tangkis,
makan, sembahyang,
“Baiklah Eka, sudah 15 menit gitu jak”.
kita mengobrol. Saya sudahi
dulu mengobrolnya. Jika S : “Oh ya..ya”.
masih ada yang ingin Eka
ceritakan, Eka bisa ceritakan
lagi pada saya saat kita
bertemu lagi. Sekarang Eka
istirahat dulu ya.,”.

“Bagaimana perasaan Eka


setelah mengobrol dengan
saya ?” S ; “Baik”.

“Eka, besok saya dinas pagi,


saya ada di sini dari pukul
08.30 sampai 13.30 wita. S : “Oh ya…Mbok
Bagaimana kalau besok pagi Trisma”.
sekitar pukul 09.00 Wita kita
mengobrol tentang keadaan
Eka lagi, Apakah Eka mau
mengobrol dengan saya
lagi ?”

“Berapa lama Eka mau


mengobrol dengan saya ?”
S : “Sama seperti
“Berarti selama 15 menit ya ?” sekarang saja”.

“Dimana Eka ingin mengobrol S : “Ya”.


dengan saya ?”
S : “Di sini, Mbok”.
“Baiklah Ka, sampai besok ya”

S : “Oh ya..”
O : Klien tampak
kooperatif. Klien
menjawab dengan
singkat pertanyaan
yang diberikan dan
dengan suara agak
keras.

Jumat, 1/1 “Selamat pagi Eka” S : “Pagi”. Mhs


27 Mei O : Klien mau menjawab
2011 sapaan dan melihat
Pukul ke arah perawat.
09.00
Wita “Apa Eka masih ingat dengan S : “Oh..siapa ya?
saya ?” Mbok Trisma ya ?”
“Ya Eka, benar sekali saya
Trisma. Bagus sekali Eka
masih ingat dengan saya”.

“Bagaimana keadaan Eka S : “Baik-baik saja


sekarang ?” Mbok”.

“Eka, sesuai janji saya kemarin, S : “Oh..ya..ya. Di sini


sekarang kita akan mengobrol saja Mbok”.
tentang keadaan Eka kurang O :Klien kooperatif dan
lebih selama 15 menit di klien duduk sofa.
ruangan sini saja. Apakah Eka
setuju ?”.

“Eka, coba ceritakan tentang S : “Saya punya adik 2


keluarga Eka !. Dari jumlah orang, 1 cowok dan
saudara Eka. satu lagi sudah
meninggal”.

“Kalau Bapak sama Ibunya Eka S : “Bapak saya


bersaudara berapa ? bersaudara
berdelapan, bapak
saya anak ke enam,
saudaranya dua
cewek dan enam
cowok sama bapak
saya dan saudara
yang ketiga sudah
meninggal karena
“cetik”. Kalau Ibu
bersaudara berlima,
3 adiknya cowok dan
satu cewek. Ada
saudara ibu yang
keempat juga
mengalami
gangguan jiwa”.
O : Klien tampak
bersemangat untuk
memulai ceritanya.

“Kalau di rumah, Eka dekat S : “Sama Ibu saya”.


dengan siapa ?”

“Kalau di rumah apa saja S : “Kalau di rumah saya


kegiatan Eka?” cuman memberi
makan binatang
peliharaan, kalau gag
jalan-jalan naik
motor. Kalau ada
odalan saya ke
pura”.

“Eka, apa masih ingat kejadian S : “Masih, saya dulu


yang lalu ?” pernah mukul temen
saya waktu kecil,
waktu ini juga saya
ngamuk, makanya
saya di bawa ke sini
untuk menenangkan
diri”.

“Kapan Eka dibawa kesini ?”. S : “Tanggal 24 Mei


2011”.

“Dari bagian tubuh, yang mana S : “Saya suka bagian


yang paling Eka disukai ?” wajah”
“Yang paling Eka sukai yang
mana?” S : “Alis saya”.
O : Klien tampak berpikir
dan sedikit
mengerutkan alisnya.

S : “Senang, tapi
“Sebelum Eka dirawat, apa Eka sekarang sudah gag
seneng jalan-jalan dengan bisa jalan-jalan
motor?”. dengan motor”.

S : “Saya ingin cepat


“Apa harapan Eka sekarang ?”. sembuh dan bisa
pulang ke rumah
lagi”.

S : “Ya..perasaan saya
“Eka, sudah 15 menit kita baik”.
mengobrol tentang keadaan
Eka. Saya sudahi dulu
mengobrolnya ya”.
“Bagaimana perasaan Eka
setelah mengobrol dengan
saya ?”
S : “Oh..ya.. Saya mau”
“Eka, besok saya dinas pagi
lagi, bagaimana kalau besok
kita mengobrol lagi tentang
penyebab Eka mengamuk?
Apakah Eka mau mengobrol
dengan saya lagi ?”.
S : “Jam 10 ya”.
“Jam berapa Eka ingin
mengobrol dengan saya dan
berapa lama?’
S : “Di sini aja lagi”.
“Dimana Eka ingin mengobrol
dengan saya ?”
S : “Ya..ya”.
“Baiklah Eka, besok jam 10
pagi kita mengobrol lagi,
sampai besok ya Eka”.
Sabtu, 1/2 “Selamat pagi, Eka” S :” Pagi” Mhs
28 Mei
“Apakah Eka masih ingat S : “Mbok Trisma kan ?”
2011
dengan saya ?” O : Klien tampak sedang
Pukul “Ya Ka, benar sekali”. mengingat-ingat.
10.00 “Wah….Bagus sekali Eka
masih ingat dengan saya”.
Wita
“Bagaimana keadaan Eka S : “Baik”.
sekarang ?”

“Eka, sesuai dengan janji saya S : “Ya..saya mau”.


kemarin, sekarang kita akan O : Klien kooperatif dan
mengobrol tentang apa yang kontak mata klien
menyebabkan Eka mengamuk sudah baik.
(perilaku kekerasan). Apakah
Eka setuju ?”

“Sesuai dengan janji saya S : “Baik…disini saja ya


kemarin, sekarang kita ngobrolnya”.
mengobrolnya selama 15
menit di ruangan ini ya, Ka ?
Setuju ?”

“Eka, apa yang menyebabkan S : “Inguh tidak dikasi


Eka mengamuk ?” uang, makanya saya
ngamuk”.

“Apakah sebelumnya Eka S : “Dulu pernah, itu dah


pernah marah dan karena inguh dan
mengamuk ? Terus apa yang terkadang karena
menyebabkan Eka seperti pusing”.
itu ?” O : O : Klien mengulang
lagi jawaban yang
sudah dikatakan.
Kontak mata masih
baik.

“Apakah sebelum Eka S : “Gag”.


mengamuk punya masalah
dengan orang atau kesal S : “Gag ada”.
dengan orang lain ?”
“Eka, biasanya berapa lama S : “Sebentar jak, paling
perasaan marah atau perilaku beberapa menit saja”.
mengamuk itu Eka rasakan ?
Kira-kira sampai berbulan-
bulan atau dalam hitungan
menit ?”

“Baiklah Eka, sudah 15 menit S : “Oh ya..”


kita mengobrol. Saya sudahi “Saya merasa baik dan
dulu mengobrolnya. Jika seneng”.
masih ada yang ingin Eka O : “Klien mau
ceritakan, Eka bisa ceritakan menjawab pertanyaan
lagi pada saya saat kita perawat, kontak mata
bertemu lagi”. sudah lebih baik.
“Bagaimana perasaan Eka Klien mau menatap
setelah mengobrol dengan perawat yang diajak
saya ?”. bicara.”.

“Eka, besok saya libur. Hari S : “Oh..besok libur ya..


senin saya dinas pagi lagi. Ya hari senin lagi
Saya ada di sini dari pukul ngobrolnya”.
08.30 sampai 13.30 wita. O : Klien bersedia
Bagaimana kalau hari senin mengobrol lagi
sore sekitar pukul 10.00 Wita dengan perawat,
kita mengobrol tentang tanda- kontak mata pun
tanda perilaku kekerasan atau sudah baik.
tanda-tanda saat Eka
mengamuk. Apakah Eka mau
mengobrol dengan saya
lagi ?”

“Berapa lama Eka mau S : “Sama ja kayak


mengobrol dengan saya ?” sekarang”.

“Dimana Eka ingin mengobrol S : “Di sini ja ya”.


dengan saya ?

“Baiklah Eka, hari senin pagi S : “Baik Bli ”.


kita akan mengobrol lagi
sekitar jam 10.00 ya ?”
Senin, 1/3 “Selamat pagi, Eka” S : “Pagi. Oh..nyenyak”. Mhs
30 Mei “Bagaimana tidurnya kemarin
malam ? Nyenyak atau tidak?”
2011
Pukul “Bagaimana keadaan Eka
15.00 sekarang ?” S : “Baik”.

Wita
“Eka, sesuai janji saya kemarin
sekarang kita mengobrol S : “Oh..setuju”.
tentang tanda-tanda perilaku
kekerasan ? Apakah Eka
setuju ?”

“Kita akan mengobrol kurang


lebih selama 15 menit ya, S : “Baik”.
Ka?”.

“Kita mengobrolnya di sini


saja?” S : “Di sini saja”.

“Eka, jika Eka merasa marah


atau ingin mengamuk apa saja S : “Inguh dan kepala
yang Eka rasakan?” saya pusing”.

“Selain inguh dan kepala


pusing, apa ada hal lain yang S : “Badan saya
dirasakan ?” gemetaran juga, Mbok”.

“Apakah saat Eka ingin


mengamuk Eka merasa muka S : “Itu dah, saya
merah, rahang mengatup gemetaran, mengepalkan
dengan kuat, mengepalkan tangan juga, dan ingin
tangan, bicara kasar, suara merusak barang-barang
meninggi, dan ingin yang ada”.
melempar atau memukul
benda atau orang lain ?”
“Apakah ada hal lain yang Eka
rasakan jika ingin S : “Gag, itu aja”.
mengamuk ?”

“Jadi kalau Eka melakukan


perilaku kekerasan atau S : “Iya (gemetaran,
mengamuk tanda-tandanya tangan mengepal dan
ada 3 ya ?” ingin merusak barang-
barang yang ada)”.
O: Klien berusaha
menyebutkan tanda-tanda
yang klien alami.

“Baiklah Eka, sudah 15 menit


kita mengobrol. Saya sudahi O : S : “Oya..ya”.
dulu mengobrolnya. Jika O : Klien kooperatif dan
masih ada yang ingin Eka kontak mata klien sudah
ceritakan, besok kita baik.
mengobrol lagi”.

“Bagaimana perasaan Eka


setelah mengobrol dengan S “Senang”.
saya ?”.
“Eka, besok saya dinas sore,
saya ada di sini dari pukul 13.30 S : “Jam 3 sore ya.., Ya
sampai 19.30 wita. Bagaimana kita mengobrol lagi”.
kalau besok pagi sekitar pukul
15.00 Wita kita mengobrol
tentang perilaku kekerasan yang
biasa Eka lakukan. Apakah Eka
mau mengobrol dengan saya
lagi ?”

“Berapa lama Eka mau


mengobrol dengan saya ?” S : “Sama seperti
sekarang ya”.
“Dimana Eka ingin mengobrol
dengan saya ? S : “Dimana aja boleh”.

“Kalau begitu di dalam


ruangan ya, disofa depan S : “Boleh”.
televisi itu, mau Ka ?”
“Baiklah Eka, sampai besok
ya”.
S : “Ya”.
Selasa, 1/4 “Selamat sore, Ka” S : “Sore. Tidurnya Mhs
“Bagaimana tidur siangnya, nyenyak.”
31 Mei
nyenyak gak? ” O : “Klien tampak
2011 antusias dan
Pukul kooperatif, kontak
mata klien juga baik.
15.00
Wita S : “Baik.”
“Bagaimana keadaan Eka
sekarang ?”
S : “Ya..ya”
“Eka, sesuai janji saya kemarin, O : Kontak mata klien
sekarang kita akan mengobrol baik.klien mau
tentang perilaku kekerasan menoleh kea rah
yang biasa Eka lakukan. perawat.
Apakah Eka mau mengobrol
dengan saya?”
S : “Ya..saya setuju.”
“Kita mengobrolnya selama 15
menit ya Ka, Apa Eka
setuju ?”

S : “Ya. Di sini saja”


“Eka, kita mengobrol di sofa ini
saja ya ? Sesuai dengan
permintaan Eka kemarin”.
S : “Dulu pernah mukul
“Eka, apa Eka masih ingat orang waktu kecil,
tindakan kekerasan apa saja mengamuk di rumah
yang pernah Eka lakukan ?”. dan merusak meja.”
O : Klien mengingat-
ingat kejadian yang
pernah terjadi.

S : “Biasa saja.”
“Bagaimana perasaan Eka
setelah melakukan hal
tersebut ?”.
S : “Tidak.”
“Oh..biasa saja, apa tidak
merasa bersalah ?”. S : “Saya pukul-pukul
“Coba Eka tunjukkan kepada meja sampai rusak.”
saya contoh dari tindakan O : Klien menunjukkan
perilaku kekerasan yang pernah cara memukul meja
dilakukan ! Apa Eka mau dengan tangan
mencontohkan- nya ?” mengepal.

S : “Tidak. Saya kan


“Apakah dengan cara yang tidak punya
dilakukan masalah Eka bisa masalah.”
diselesaikan ?” S : “Oh…sudah ya.”
“Baiklah Eka, sudah 15 menit
kita mengobrol. Saya sudahi
dulu mengobrolnya. Jika
masih ada yang ingin Eka
ceritakan, Eka bisa ceritakan
lagi pada saya saat kita
bertemu lagi”.

“Bagaimana perasaan Eka S : “Baik”


setelah mengobrol dengan
saya ?”.
S : “Baik…baik”
“Eka, besok saya dinas sore,
saya ada di sini dari pukul
13.30 sampai 19.30 wita.
Bagaimana kalau besok sore
di jam yang sama sekitar
pukul 15.00 Wita kita
mengobrol tentang akibat dari
perilaku kekerasan yang Eka
lakukan. Apakah Eka mau
mengobrol dengan saya
lagi ?”

“Berapa lama Eka mau S : “Kayak sekarang jak”


mengobrol dengan saya ?” S : “Ya.”
“Berarti 15 menit ya ?”
S : “Di luar saja.”
“Dimana Eka ingin mengobrol
dengan saya ?
S : “Ya.”
“Baiklah Eka, sampai besok
pagi ya”.
Rabu, 1 1/5 “Selamat sore, Eka” S : “Sore, Baik” Mhs
Juni “Bagaimana suasana hati Eka S : “Ya sudah tadi”.
sekarang ? Sudah melakukan
2011
tugas dapurnya?”
Pukul
15.00 “Bagaimana keadaan Eka S : “Baik, Mbok”.
sekarang ?”
Wita
”Eka, sesuai janji saya kemarin, S : “Oh ya, mau”.
sekarang kita akan mengobrol
tentang akibat dari perilaku
kekerasan yang biasa Eka
lakukan. Apakah Eka mau
mengobrol dengan saya?”

“Kita mengobrolnya selama 15


menit ya Ka, Apa Eka S : “Setuju”.
setuju ?” O : Klien menjawab
pertanyaan perawat
dengan jelas dan
kontak mata baik.
“Eka, kita mengobrol di luar
sini saja ya ? Sesuai dengan S : “Ya, Mbok, di sini
permintaan Eka kemarin”. saja”

“Eka, apa yang Eka rasakan


setelah melakukan tindakan S : “Biasa saja, tidak ada
kekerasan atau mengamuk ?” yang aneh”

“Apa dengan mengamuk, inguh


yang Eka rasakan bisa
hilang ?”. S : “Tidak, masih inguh”.
O : Klien menjawab
dengan mengerutkan
alisnya.
“Bisa Eka sebutkan akibat dari S : “Barang-barang
perilaku kekerasan yang telah dirumah saya rusak”.
Eka lakukan ?”
S : “Hmm, tangan saya
“Ada lagi gag, Ka ? juga sakit setelah
merusak meja”.

S : “Apa ?”
EVALUASI
EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN JIWAPADA KLIEN “EJ” DENGAN
PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SRI KRESNA BPK
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI DI BANGLI
PADA TANGGAL 26 MEI – 1 JUNI 2011

Hari / tgl / No. Dx. / Paraf


Evaluasi Sumatif
jam TUK
Kamis, 1/1 S : “Ya..panggil saja Eka” Mhs
26 Mei “Baik”.
“Ya..ya”.
2011
“Ya..”.
Pukul “Di sini saja Mbok”.
13.30 Wita “19 tahun”.
“Dari Banjar Kawan, Desa Kawan, Bangli”.
“Saya masih mahasiswa, kuliah di suatu Universitas
di Singaraja”.
“Saya senang jalan-jalan naik motor”.
“Kadang-kadang ke pantai sama ke rumah teman”.
“Senang”.
“Gag, itu saja”.
“Saya pernah ngamuk dirumah”.
“Masih, saya kesini sama orang tua saya”.
“Ya, gitu aja, nyapu, main tenis meja, main bulu
tangkis, makan, sembahyang, gitu jak”.
“Oh ya..ya”.
“Baik”.
“Oh ya…Mbok Trisma”.
“Sama seperti sekarang saja”.
“Ya”.
“Di sini, Mbok”.
“Oh ya..”
O : Klien mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan
sambil melihat perawat.
Klien tampak kooperatif.
Klien menjawab dengan singkat pertanyaan yang
diberikan dan dengan suara agak keras.
Klien menjawab sambil menoleh ke arah perawat.
A : Tujuan tercapai sebagian.
P : Ulangi TUK 1.
Jumat, 1/1 S : “Pagi”. Mhs
27 Mei “Oh..siapa ya?
Mbok Trisma ya ?”
2011
“Baik-baik saja Mbok”.
Pukul “Oh..ya..ya. Di sini saja Mbok”.
13.30 Wita “Saya punya adik 2 orang, 1 cowok dan satu lagi
sudah meninggal”.
“Bapak saya bersaudara berdelapan, bapak saya
anak ke enam, saudaranya dua cewek dan enam
cowok sama bapak saya dan saudara yang ketiga
sudah meninggal karena “cetik”.Kalau Ibu
bersaudara berlima, 3 adiknya cowok dan satu
cewek. Ada saudara ibu yang keempat juga
mengalami gangguan jiwa”..
“Sama Ibu saya”.
“Kalau di rumah saya cuman memberi makan
binatang peliharaan, kalau gag jalan-jalan naik
motor. Kalau ada odalan saya ke pura”.
“Masih, saya dulu pernah mukul temen saya waktu
kecil, waktu ini juga saya ngamuk, makanya saya
di bawa ke sini untuk menenangkan diri”.
“Tanggal 24 Mei 2011”.
“Saya suka bagian wajah”
“Alis saya”.
“Senang, tapi sekarang sudah gag bisa jalan-jalan
dengan motor”.
“Saya ingin cepat sembuh dan bisa pulang ke rumah
lagi”.
“Ya..perasaan saya baik”.
“Oh..ya.. Saya mau”
“Jam 9 ya”.
“Di sini aja lagi”.
“Ya..ya”.
O : Klien mau menjawab sapaan dan melihat ke arah
perawat.
Klien kooperatif dan klien duduk di atas tempat
tidur.
Klien tampak bersemangat untuk memulai ceritanya.
Klien tampak berpikir dan sedikit mengerutkan
alisnya.
A : TUK 1 tercapai.
P : Lanjutkan TUK 2.
Sabtu, 1/2 S : “Pagi.”
28 Mei “Mbok Trisma kan ?”
2011 “Baik”.
Pukul “Ya..saya mau”.
13.30 Wita “Baik…disini saja ya ngobrolnya”.
“Inguh tidak dikasi uang, makanya saya ngamuk”.
“Gak..kalau tidak pusing saya tidak ngamuk”.
“Dulu pernah, itu dah karena inguh dan terkadang
karena pusing”.
“Gag”.
“Gag ada”.
“Sebentar jak, paling beberapa menit saja”.
“Oh ya..”
“Saya merasa baik dan seneng”.
“Oh..besok libur ya.. Ya hari senin lagi ngobrolnya”.
“Sama ja kayak sekarang”.
“Di luar ja ya”.
“Baik Mbok”.
O : Klien tampak sedang mengingat-ingat.
Klien kooperatif dan kontak mata klien sudah baik.
Klien mengulang lagi jawaban yang sudah
dikatakan. Kontak mata masih baik.
Klien mau menjawab pertanyaan perawat, kontak
mata sudah lebih baik. Klien mau menatap perawat
yang diajak bicara.
Klien bersedia mengobrol lagi dengan perawat,
kontak mata pun sudah baik.
A : TUK 2 tercapai.
P : Lanjutkan TUK 3.
Senin, 1/3 S : “Pagi. Oh..nyenyak”. Mhs
30 Mei “Baik”.
“Oh..setuju”.
2011
“Baik”.
Pukul “Di sini saja, lebih suka disini”.
13.30 Wita “Inguh dan kepala saya pusing”.
“Badan saya gemetaran juga, Mbok”.
“Itu dah, saya gemetaran, mengepalkan tangan juga,
dan ingin merusak barang-barang yang ada”.
“Gag, itu aja”.
“Iya (gemetaran, tangan mengepal, dan ingin
merusak barang-barang yang ada)”.
“Oya..ya”.
“Senang”.
“Jam 3 sore ya.., Ya kita mengobrol lagi”.
“Sama seperti sekarang ya”.
“Dimana aja boleh”.
“Boleh”.
“Ya”.
O : Klien berusaha menyebutkan tanda-tanda yang klien
alami.
Klien kooperatif dan kontak mata klien sudah baik.
A : TUK 3 tercapai.
P : Lanjutkan TUK 4.
Selasa, 1/4 S : “Sore. Tidurnya nyenyak.” Mhs
31 Mei “Baik”.
“Ya..ya”
2011
“Ya..setuju”
Pukul “Ya, di sini saja”
19.30 Wita “Dulu pernah memukul orang waktu kecil,
mengamuk dirumah, dan merusak meja”.
“Biasa saja”.
“Tidak”.
“Saya pukul-pukul meja sampai rusak”
“Tidak, saya kan tidak punya masalah”.
“Oh..sudah ya”.
“ Baik”.
“Baik..baik”.
“Kayak sekarang jak”
“Ya”
“Di luar jak”.
“Ya”.
O : Klien tampak antusias dan kooperatif, kontak mata
klien juga baik.
Kontak mata klien baik. Klien mau menoleh ke arah
perawat.
Klien duduk dengan posisi tegap, dan kontak mata
baik”.
Klien mengingat-ingat kejadian yang pernah terjadi.
“Klien menunjukkan cara memukul meja dengan
tangan mengepal”.
A : “TUK 4 tercapai.
P : Lanjutkan TUK 5.
Rabu, 1/5 S : “Sore, Baik” Mhs
1 Juni “Ya sudah tadi.”
“Baik, Mbok.”
2011
“Oh ya, mau”.
Pukul “Setuju”.
19.30 Wita “Ya, Mbok, di sini saja”
“Biasa saja, tidak ada yang aneh”
“Tidak, masih inguh”.
“Barang-barang dirumah saya rusak”.
“Hmm, tangan saja juga sakit setelah merusak
meja”.
“Apa ?”
“Oh gitu ya. Nanti saya coba”.
“Oh ya”.
“Baik-baik”
“Oh ya..ya..”
O : Klien menjawab pertanyaan perawat dengan jelas
dan kontak mata baik.
Klien menjawab dengan mengerutkan alisnya.
Kontak mata klien baik.
Klien mau menjawab pertanyaan perawat, kontak
mata baik dan menoleh ke arah perawat
A : TUK 5 tercapai.
P : Pertahankan kondisi pasien.
Mengetahui Bangli, Juni 2011
Pembimbing Praktek Mahasiswa

Putu Trisma Prathama Dewi


NIP. NIM. P07120008007

Mengetahui
Pembimbing Akademik

NIP.

Anda mungkin juga menyukai