Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TEORI EKONOMI MAKRO

DATA MAKROEKONOMI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Ekonomi Makro

Dosen Pengampu : Fernaldi Anggadha Ratno, M.Si.

Disusun Oleh :
1. Ana Nur Jannah (63020160093)
2. Khafsatun Nikmah (63020160108)
3. Fathiyatur Rizqiyyah (63020160158)

KELAS C
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN AKADEMIK 2017
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur selalu kami haturkan kehadirat penguasa seluruh alam yang tiada
lain dan tak ada yang lain kecuali Allah SWT. Karena berkat limpahan rahmat, taufik,
hidayah, serta inayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini. Selain
itu, kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Fernaldi Anggadha Ratno, M.Si. selaku dosen
pengampu mata kuliah Teori Ekonomi Makro yang telah memberikan bimbingan dan arahan
kepada kami dalam penyusunan makalah ini.
Meskipun demikian, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan segala
kerendahan hati, saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca
demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa yang akan datang. Dan
saya berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi penyusun dan
para pembaca serta referensi bagi penyusun makalah yang senada diwaktu yang akan datang.
Amin.

Salatiga, 14 September 2017


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB 1PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 1
C. TUJUAN ..................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
A. Produk Domestik Bruto (PDB) / Gross Domestic Product (GDP) ............................. 3
1. Pendapatan, Pengeluaran dan Aliran Sirkuler ......................................................................... 3
2. Beberapa Kaidah untuk menghitung GDP .............................................................................. 4
3. GDP Riil versus GDP Nominal .............................................................................................. 6
4. Deflator GDP .......................................................................................................................... 7
5. Ukuran Rantai-Tertimbang GDP Riil ..................................................................................... 7
6. Komponen-komponen Pengeluaran ........................................................................................ 8
7. Ukuran-ukuran pendapatan lain .............................................................................................. 8
8. Penyesuaian Musiman........................................................................................................... 10
B. Mengukur Biaya Hidup : Indeks Harga Konsumen .................................................. 11
1. Harga Sekelompok Barang ................................................................................................... 11
2. CPI versus Deflator GDP ...................................................................................................... 11
C. Mengukur Tuna Karya : Tingkat Pengganguran ....................................................... 11
1. Survei Rumah Tangga........................................................................................................... 12
2. Survei Perusahaan ................................................................................................................. 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 13
A. KESIMPULAN ......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... iv

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmuwan, ekonomom, dan detektif memiliki banyak kesamaan: semuanya
ingin mengambarkan apa yang sedang terjadi di dunia sekeliling mereka. Untuk
melakukannya, mereka mengandalkan kombinasi teori dan pengamatan. Mereka
membangun teori dalam upaya menyelami apa yang sedang terjadi. Setelah
mengembangkan teori, mereka kembali ke pengamatan yang sistematik untuk
mengevaluasi validitas teori. Hanya ketika teori dan data sesuai, mereka merasa dapat
memahami situasi itu.

Satu bada yang lalu,para ekonom yang mengamati perekonomian melakukan


kurang lebih sama dengan pegamatan sepintas. Informasi yang hanya sepenggal ini
mengakibatkan kebijkan ekonomi lebih sulit dibuat.

Data ekonomi merupakan sumber informasi yang sistematik dan obyektif,


serta hampir setiap hari surat kabar menulis statis yang baru, yang umumnya
dikeluarkan oleh pemerintah. Pemerintah secara reguler mensurvei rumah tangga dan
perusahaan untuk mempelajari aktivitas ekonomi mereka. Dari survei ini, dihitung
berbagai statis yang meringkas kondisi perekonomian. Statistik ini digunakan oleh
para ahli ekonomi untuk mempelajari perekonomian oleh para pengambil keputusan
untuk mengawasi pembangunan ekonomi dan merumuskan kebijakan-kebijakan yang
tepat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Data makroekonomi mencakup 3 statistik ekonomi penting meliputi Produk
Domestik Bruto, Indeks Harga Konsumen, dan pengangguran. Bagaimana
penjelasan mengenai ketiga statistik ekonomi tersebut ?
2. Bagaimana kaidah dalam perhitungan Produk Domestik Bruto ?
3. Apa perbedaan Produk Domestik Bruto riil dan Produk Domestik Bruto nominal ?
4. Bagaimana cara menghitung deflator Produk Domestik Bruto ?
5. Apa saja komponen komponen pengeluaran Produk Domestik Bruto ?
6. Bagaimana mengukur indeks harga konsumen dan tingkat pengangguran ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui fungsi data makroekonomi.

1
2. Dapat memahami Produk Domestik Bruto, Indeks Harga Konsumen, dan Tingkat
Pengangguran.
3. Untuk mengetahui kaidah perhitungan Produk Domestik Bruto
4. Dapat membedakan Produk Domestik Bruto riil dan Produk Domestik Bruto
nominal.
5. Mengetahui cara menghitung deflator Produk Domestik Bruto.
6. Dapat memahami komponen-komponen pengeluaran Produk Domestik Bruto.
7. Dapat mengetahui cara mengukur Indeks Harga Konsumen dan tingkat
pengangguran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Pada bab ini memfokuskan pada tiga statistik ekonomi yang sering digunakan para ahli
ekonomi yang sering digunakan para ahli ekonomi dan para pengambil keputusan. Produk
domestic bruto (Gross domestik Products, GDP), menyatakan pendapatan total dan
pengeluaran total nasional pada output barang dan jasa. Indeks harga konsumen (konsumer
price index, CPI), mengukur tingkat harga. Tingkat pengangguran (unemployment rate)
menyatakan jumlah pekerja yang tidak memiliki pekerjaan.
A. Produk Domestik Bruto (PDB) / Gross Domestic Product (GDP)
Produk domestik bruto sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja
perekonomian.Statistik ini dihitung setiap tiga bulan oleh Biro Analisis Ekonom (bagian
dari Departemen Perdagangan AS) dari segudang sumber data primer .Gross Domestic
Product (GDP) adalah nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam
perekonomian selama kurun waktu tertentu. Tujuan GDP adalah meringkas aktivitas
ekonomi dalam suatu nilai uang tertentu selama periode waktu tertentu. Ada dua cara
untuk melihat statistik ini. Salah satunya adalah dengan melihat GDP sebagai pendapatan
total dari setiap orang di dalam perekonomian. Untuk memahami arti lebih jelas lagi,
mari beralih ke akuntansi pendapatan nasional (National income accounting), yaitu
sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur GDP dan banyak sistem terkait.
1. Pendapatan, Pengeluaran dan Aliran Sirkuler

3
Dari diagram diatas, lingkaran dalam menunjukkan aliran dari suatu barang dan
tenaga kerja. Dengan demikian, tenaga kerja mengalir dari rumah tangga ke
perusahaan, dan produk mengalir dari perusahaan ke rumah tangga.
Sedangkan, lingkaran luar menunjukkan aliran uang. Pengeluaran atas suatu
barang mengalir dari rumah tangga ke perusahaan, dan pendapatan dalam bentuk upah
dan laba mengalir dari perusahaan ke rumah tangga.
GDP mengukur aliran uang yang dapat kita lakukan dengan dua cara. Pertama,
GDP adalah pendapatan total dari produksi suatu barang yang sama dengan jumlah
upah dan laba. Kedua, GDP merupakan pengeluaran total pada pembelian suatu
barang
2. Beberapa Kaidah untuk menghitung GDP
Perekonomian sebuah negara meliputi produksi dan penjualan dari sejumlah besar
barang dan jasa yang berbeda. Untuk menginterpretasikan secara benar apa ukuran
GDP, kita harus memahami beberapa yang diikuti oleh para ekonom dalam
membentuk statistik ini.

a) Menjumlahkan GDP
Perekonomian AS memproduksi banyak barang dan jasa yang berbeda
hamburger, mobil, komputer dan lain-lain. GDP mengkombinasikan nilai barang dan
jasa ini menjadi sebuah ukuran tunggal. Keanekaragaman produk dalam
perekonomian menyulitkan perhitungan GDP karena produk yang berbeda
mempunyai nilai berbeda. Misalnya perekonomian memproduksi empat apel dan
tiga jeruk. Bagaimana menghitung GDP ?
Untuk menghitung nilai total dari barang dan jasa yang berbeda, pos
pendapatan nasional (national income accounts) menggunakan harga pasar karena
mencerminkan banyaknya orang yang bersedia membayar untuk barang atau jasa.
.GDP dapat dicari dengan mengkalikan harga nilai output dengan jumlah nilai
ouput.Jadi, jika harga apel $0,50 dan harga jeruk $1,00, GDP akan menjadi
GDP = (Harga Apel x Jumlah Apel ) + (Harga Jeruk x Jumlah Jeruk)
= ($0,50 x 4) + ($1,00 x 3)
= $5,00
GDP sama dengan $5,00, yaitu nilai seluruh apel, $ 2,00 ditambah nilai sebuah
jeruk, $3,00
b) Barang Bekas

4
GDP mengukur nilai barang dan jasa yang baru diproduksi. Jadi, penjualan barang-
barang bekas pakai tidak menjadi bagian dari GDP. Misalnya ketika Topp Company
membuat kemasan kartu baseball dan menjualnya seharga $50 sen, uang senilai $50
sen ditambahkan ke GDP negara. Sedangkan kolektor menjual patung langka kepada
korektor lain, uang dari penjualan patung tersebut tidak masuk dalam bagian GDP.
c) Perlakuan Persediaan
Apabila suatu perusahaan meningkatkan persediaan barangnya, investasi
dalam persediaan ini dihitung sebagai pengeluaran oleh pemilik perusahaan. Jadi,
produksi untuk persediaan meningkatkan GDP sebanyak produksi untuk penjualan
akhir. Namun, penjualan persediaan merupakan kombinasi dari pengeluaran positif
(pembelian) dan pengeluaran negative (pengurangan persediaan), sehingga tidak
mempengaruhi GDP. Perlakuan persediaan ini menegaskan bahwa GDP
mencerminkan produksi barang dan jasa perekonomian itu pada saat ini.
d) Barang Setengah Jadi dan Nilai Tambah
GDP hanya memasukkan nilai produk akhir. Dengan demikian, GDP adalah
nilai total dari barang dan jasa jadi yang diproduksi. Untuk menghitung nilai seluruh
barang dan jasa jadi adalah menjumlahkan nilai tambah dari setiap tahap produksi.
Jadi, GDP juga merupakan nilai tambah total dari seluruh pertukaran dalam
perekonomian.
Misalnya, anggaplah seorang peternak sapi menjula seperempat pon daging ke
McDonald seharga $0,50, kemudian McDonalds menjual hamburger kepada Anda
seharga $1,50. Sesuai diatas GDP hanya memasukkan nilai produk akhir.Jadi nilai
total dari daging sapi tidak termasuk dalam GDP, hanya hamburger termasuk dalam
GDP. Alasannya, nilai barang setengah jadi sudah menjadi harga pasar dari barang
jadi dimana barang-barang itu digunakan.
Satu cara untuk menghitung nilai seluruh barang dan jasa jadi adalah
menjumlahkan nilai tambah dari setiap produksi. Nilai tambah (value added) dari
sebuah perusahaan sama dengan nilai output perusahaan itu dikurangi nilai barang
setengah jadi yang dibeli perusahaan. Dalam kasus hamburger, nilai tambah
peternak adalah $0,50 dan nilai tambah McDonalds adalah $1,50 - $0,50 atau
$1,00. Nilai tambah total adalah $0,50 + $1,00 yang sama dengan $1,50. Untuk
perekonomian secara menyeluruh jumlah seluruh nilai tambah harus sama dengan
nilai seluruh barang dan jasa akhir. Jadi, GDP juga merupakan nilai tambah total
dari seluruh perusahaan dalam perekonomian.
5
e) Jasa perumahan dan jasa-jasa terkait lainnya
Meskipun kebanyakan barang dan jasa dinilai berdasarkan harga pasarnya ketika
menghitung GDP, namun sebagian tidak dijual di pasar dan karena itu tidak
memiliki nilai pasar. Jika GDP ingin mencangkup nilai barang dan jasa ini, ketika
harus menggunkan perkiraan nilainya. Perkiraan itu disebut nilai terkait (imputed
value).
3. GDP Riil versus GDP Nominal
Dengan mudah kita bisa melihat bahwa GDP yang dihitung dengan cara ini bukan
ukuran kemakmuran ekonomi yang baik. Dalam perekonomian ini GDP adalah jumlah
dari nilai seluruh apel dan seluruh jeruk yang diproduksi
GDP = (Harga Apel x Jumlah Apel) + (Harga Jeruk x Jumlah Jeruk)
Dengan mudah kita bisa melihat bahwa GDP yang dihitung dengan cara ini bukan
ukur kemakmuran yang baik.Ukuran ini tidak secara akurat mencerminkan sejauh mana
perekonomian bisa memuaskan permintaan rumah tangga, perusahaan dan pemerintah.
Jika seluruh harga digandakan tanpa perubahan dalam jumlah, GDP akan berlipat ganda.
Tetapi tidak benar jika kita mengatakan bahwa kemampuan perekonomian untuk
memuaskan permintaan telah berlipat ganda, karena jumlah setiap produk yang
diproduksi tetap sama. Para ekonom menyebut nilai barang dan jasa yang diukur dengan
harga yang berlaku sebagai GDP nominal (nominal GDP).
Ukuran kemakmuran ekonomi yang lebih baik akan menghitung output barang dan
jasa perekonomian dan tidak akan dipengaruhi oleh perubahan harga. Untuk tujuan ini,
para ekonom menggunakan GDP riil (real GDP), yang nilai barang dan jasanya diukur
dengan menggunakan harga konstan. Yaitu GDP riil menunjukkan apa yang akan terjadi
terhadap pengeluaran atas output jika jumlah berubah tetapi harga tidak.
Untuk menghitung GDP riil dihitung bayangkan kita ingin membandingkan output
pada tahun 2006 dengan tahun berikutnya dalam perekonomian apel dan jeruk. Kita bisa
memulai dengan memilih sekumpulan harga, disebut harga dasar-tahun (based year
prices), misalnya harga berlaku pada tahun 2006. Barang dan jasa lalu ditambahkan
dengan menggunakan harga dasar-tahunan ini untuk menilai barang-barang yang berbeda
di kedua tahun. GDP riil tahun 2006 adalah
GDP Riil = (Harga Apel 2006 x Jumlah Apel 2006) + (Harga Jeruk 2006 x Jumlah
Jeruk 2006).

Demikian pula, GDP riil pada tahun 2007 adalah

6
GDP Riil = (Harga Apel 2007 x Jumlah Apel 2007) + (Harga Jeruk 2007 x Jumlah
Jeruk 2007).

Dan , GDP riil pada tahun 2008 adalah

GDP Riil = (Harga Apel 2008 x Jumlah Apel 2008) + (Harga Jeruk 2008 x Jumlah
Jeruk 2008).

Lihatlah bahwa harga tahun 2006 digunakan untuk menghitung GDP riil untuk tiga
tahun. Karena harga dipertahankan konstan, GDP riil bervariasi dari tahun ke tahun
hanya jika jumlah yang diproduksi berbeda. Karena kemampuan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi bagi para anggotanya sangat bergantung pada jumlah
barang dan jasa yang diproduksi, maka GDP riil memberikan ukuran kemakmuran
ekonomi yang lebih baik ketimbang GDP nominal.

4. Deflator GDP
Dari GDP nominal dan GDP rill kita bisa menghitung statistik ketiga : deflator
GDP. Deflator GDP, juga disebut dengan deflator harga implisit untuk GDP,
didefinisikan sebagai rasio GDP nominal terhadap GDP rill

=
GDP Rill

GDP nominal mengukur nilai uang yang berlaku dari output perekonomian. GDP
rill mengukur output yang dinilai pada harga konstan. Deflator GDP mengukur harga
output relatif terhadap harganya pada tahun dasar.

GDP Nominal
=
Deflator GDP

5. Ukuran Rantai-Tertimbang GDP Riil


Biro Analisis Ekonomi biasa memperbaharui secara periodik harga-harga yang
digunakan untuk menghitung GDP rill. Kira-Kira setiap 5 tahun, tahun dasar yang baru
pun dipilih harga-harga itu kemudian dipertahankan dan digunakan untuk mengukur
perubahan dalam produksi barang dan jasa dari tahun ke tahun sampai tahun dasar
diperbaharui lagi ukuran rantai tertimbang GDP Rill yang baru ini lebih baik ketimbang
ukuran sebelumnya, karena ukuran ini menjamin bahwa harga yang digunakan untuk
menhiitung GDP Riil tidak of Date. akan tetapi untuk sebagian besar tujuan, perbedaan

7
ini tidak penting. kenyataannya, keterkaitan kedua ukuran GDP Riil ini sangat kuat. Jadi,
kedua ukuran GDP Riil mencerminkan hal yang sama : perubahanperubahan dalam
produksi barang dan jasa dalam skala ekonomi yang sangat luas.

6. Komponen-komponen Pengeluaran
Para ekonom dan para pembuat keputusan tidak hanya peduli pada output barang
dan jasa total tetapi juga alokasi dari output ini Siantar berbagai alternatif. Pos
pendapatan nasional membagi GDP menjadi 4 kelompok pengeluaran :
Konsumsi (C)
Investasi (I)
Pembelian pemerintah (G)
Ekspor Neto (NX)

Jadi dengan menggunakan simbol Y untuk GDP


Y = C + I + G + NX
GDP adalah jumlah konsumsi investasi pembelian pemerintah dan ekspor bersih
bersamaan ini adalah sebuah identitas persamaan yang harus digunakan agar variabel
variabel bisa didefinisikan persamaan ini disebut identitas pos pendapatan nasiojnal
(National income account identity).
Konsumsi (consumtion) terdiri dari barang dan jasa yang dibeli rumah tangga.
Investasi (Investment) terdiri dari barang-barang yang dibeli untuk penggunaan
masa depan.
Pembelian pemerintah (Goverment Purchases) adalah barang dan jasa yang
dibeli oleh pemerintah pusat negara bagian dan daerah.
Ekspor neto (Net Export) memperhitungkan perdagangan dengan negara lain.
Ekspor neto adalah nilai barang dan jasa yang diekspor dan negara lain dikurang nilai
barang dan jasa yang diimpor dari negara lain.
7. Ukuran-ukuran pendapatan lain
Untuk melihat bagaimana ukuran-ukuran pendapatan alternatif Iptu saling terkait
kita mulai GDP dan menambah atau mengurangi berbagai kuantitas. Untuk mendapatkan
nasional bruto kita menambah penerimaan dari pendapatan faktor produksi (upah, laba,
dan sewa) dari seluruh dunia dan mengurangi pembayaran dari seluruh faktor dunia.

GNP = GDP + Pembayaran faktor dari mancanegara Pembayaran faktor ke


mancanegara

8
Bila GDP mengukur pendapatan total yang diproduksi secara domestik, GNP
mengukur pendapatan yang diperoleh oleh negara.
Untuk mendapatkan produk nasional neto, kita kurangi depresi modal jumlah
persediaan pabrik, peralatan, dan struktur presidensial perepkonomian yang habis dipakai
selama setahun.
NNP = GNP Depreasi
Dalam pos pendapatan nasional, depreasi disebut dengan konsumsi modal tetap.
Jumlahnya kira-kira 10 persen dari GNP. Karena depreasi modal adalah biaya dari
memproduksi output perekonomian, maka mengurangi depreasi menunjukkan hasil akhir
dari aktivitas ekonomi.
Penyesuaian berikutnya dalam pos pendapatan nasional adalah untuk pajak bisnis
tidak langsung seperti pajak penjuala. Pajak penjualan, yang jumlahnya kira-kira 10
persen dari NNP, memunculkan irisan di antara harga yang dibayar konsumen atas suatu
barang dan harga yang diterima perusahaan. Karena perusahaan-perusahana tidak
menerimanya, maka irisan pajak ini bukan bagian dari pendapatan mereka. Ketika kita
mengurangi pajak usaha tidak langsung dari NNP, kita mendapatkan ukuran yang disebut
pendapatan nasional (National income):
Pendapatn Nasional = NNP Pajak Usaha Tidak Langsung
Pendapatan nasional mengukur berapa banyak pendapatan yang diperoleh setiap orang
dalam perekonomian.
Pos pendapata nasional membagi pendapatan nasional menjadi lima
kelompok, bergantung pada cara pendapatan itu diperoleh. Lima kategori itu, dan
persentase pendapatan nasional yang dibayar dalam setiap kategori, adalah
Kompensasi pekerja (71,3%). Upah dan tunjangan yang dihasilkan pekerja.
Pendaptan perusahaan perorangan (9,5%). Pendapatan bisnis inkorporasi, seperti
lahan pertanian kecil, toko kelontong kecil, dan konsultan hukum.
Pendapatan sewa (1,4%). Pendapatan yang diterima tuan tanah, terkait sewa terkait
yang dibayar para pemilik rumah untuk rumah mereka sendiri, dikurangi biaya,
seperti depreasi.
Laba Korporasi (5,4$). Bunga yang dibayar perusahana domestik dikurangi bunga
yang mereka terima, ditambah bunga yang diterima pihak asing.
Beberapa penyesuaian membawa kita dari pendapatan nasional ke pendapatan
perseorangan (personal income), yaitu jumlah pendapatan yang diterima rumah
tangga dan bisnis non korporasi. Ada tiga penyesuaian penting. Pertama kita kurangi
9
pendapatan nasional dengan jumlah pendapatan yang diterima korporasi tetapi tidak
dibagikan kepada pemegang saham. Penyesuaian ini dibuat dengan mengurangi laba
korporasi (yang sama dengan jumlah pajak, dividen, dan laba ditahan korporasi) dan
menambahakan kembali dividen. Kedua, kita naikkan pendapatan nasional dengan
jumlah neto pembayaran pemerintah untuk pembayaran pemerintah. Penyesuaian ini
sama dengan transfer pemerintah ke individu dikurangi kontribusi asuransi sosial
yang dibayar pemerintah. Ketiga, kita sesuaikan pendaptan nasional untuk
mencangkup bunga yang diterima rumah tangga, bukan bunga yang dibayar
perusahaan. Penyesuian ini dibuat dengan menambah pendapatan bunga perseorangan
dan mengurangi bunga neto. Jadi pendaptan perseorangan adalah
Pendapatan Perorangan = Pendapatan Nasional Laba Korporasi + Deviden
Pendapatan Nasional + Transfer Pemerintah pada Individu
Kontribusi Nasional
Pendapatan Nasional + Pendaptan Bunga Perseorangan
Bunga Neto
Selanjutnya, jika kita mengurangi pembayaran pajak perseorangan dan pembayaran
nun pajak tertentu kepada pemerintah (seperti karcis parkir), kita dapatkan
pendapatan perseorangan disposibel
Pendapatan Perseorangan Disposabel
= Pendapatan Perseorangan Pembayran Pajak dan Non Pajak

8. Penyesuaian Musiman
Karena GDP Riil dan ukuran ukuran pendapatan lain mencerminkan kualitas
kinerja perekonomian, para ekonom tertarik untuk mempelajari fluktuasi kuartal - demi
kuartal dalam variabel variabel ini tetapi ketika kita mulai melakukannya, muncul
sebuah fakta : seluruh ukuran [pendapatan ini menunjukkan pola musikman yang teratur.
Output perekonomian meningkat sellama setahun, mencapai puncaknya dalam kuartal
ke-4 (Oktoiber, November, dan Desember), dan kemudian merosot dalam kuartal
pertama (Januari, Februari, dan Mareet) pada tahun berikutnya. Perubahan musim yang
teratur ini sangat penting. Dari kuartal ke-4 ke kuartal pertama, GDP Riil menurun
sebesar kira-kira 8 persen. Tidak mengejutkan bahwa GDP mengikuti siklus musiman.

10
B. Mengukur Biaya Hidup : Indeks Harga Konsumen
Saat ini, satu dolar tidak bisa dibelanjakan sebanyak sepuluh tahun lalu. Harga dari
sebagian besar barang telah naik. Sekarang, kita akan bahas bagaimana para ekonom
mengukur perubahan biaya hidup. Cara mengukur CPI adalah sebagai berikut :
1. Harga Sekelompok Barang
Biro Stattis Tenaga Kerja, yang merupakan bagian dari Departemen Tenaga
Kerja AS, bertugas menghitung CPI. Perhitungan CPI dimulai dengan
mengumpulkan harga dari ribuan barang dan jasa. Jika GDP mengubah jumlah
abang dan jasa menjadi debuah angka tunggal yang mengukur nilai produksi,CPI
mengubah harga berbagai barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal yang
mengukur seluruh tingkat harga. Consumer Price Index (CPI) adalah harga
sekelompok barang dan jasa relatif terhadap harga sekelompok barang dan jasa yang
sama pada tahun dasar.
Sebagai contoh, anggaplah konsumen membeli 5 apel dan 2 jeruk setiap
bulannya. Kelompok barang itu tersendiri dari 5 apel dan 2 jeruk dan CPI-nya adalah
(5 x Apel Sekarang) + (2 x Harga Jeruk Sekarang)
=
(5 x Apel 2006) + (2 x Harga Jeruk 2006)
Pada CPI ini, tahuan 2006 adalah tahun dasar. Indeks itu menyatakan berapa
biaya yang harus dibelanjakan untuk membeli 5 apel dan 2 jeruk sekarang relatif
terhadap harga buah yang sama tahun 2006.
2. CPI versus Deflator GDP
Ada 3 perbedaan penting di antara kedua ukuran itu.
a) Pertama, deflator GDP mengukur harga seluruh barang dan jasa yang diproduksi,
sedangkan CPI hanya mengukur harga barang dan jasa yang dibeli konsumen.
b) Kedua, deflator GDP hanya mencakup barang dan jasa yang diproduksi secara
domestik. Sedangkan CPI, mencakup barang dan jasa yang diproduksi domestik
dan luar negeri.
c) Ketiga, CPI dihitung dengan menggunakan sekelompok barang tetap, sedangkan
deflator GDP memungkinkan kelompok barang itu berubah setiap saat bila
komposisi GDP berubah.
C. Mengukur Tuna Karya : Tingkat Pengganguran
Tingkat pengangguran adalah statistik yang mengukur persentase orang-orang
yang ingin bekerja tetapi tidak mempunyai pekerjaan. Cara mengukur tingkat
pengangguran adalah sebagai berikut :

11
1. Survei Rumah Tangga
Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan survei, setiap orang dewasa (16
tahun ke atas) di setiap rumah tangga dimasukkan ke dalam tiga kategori :
a) Bekerja, kategori mencakup mereka yang memiliki pekerjaan namun tidak sedang
bekerja.
b) Tidak bekerja, kategori ini mencakup mereka yang tidak bekerja, memiliki
keinginan untuk bekerja, dan telah mencoba mencari pekerjaan salama 4 minggu
terakhir. Dan mereka yang sedang menunggu panggilan kerja dari tempat di mana
mereka dipecat.
c) Tidak masuk dalam angkatan kerja, kategori ini mencakup mereka yang tidak
termasuk dalam dua kategori awal seperti pelajar, ibu ruma tangga, atau pensiunan.
Angkatan kerja (labor force) didefinisikan sebagai jumlah orang yang sedang
bekerja dari orang yang menganggur. Dan tingkat pengangguran (unemployment rate)
didefinisikan sebagai persentase dari angkatan kerja yang tidak bekerja. Dirumuskan
sebagai berikut :
Angkatan kerja = jumlah orang yang bekerja + jumlah penganggur,
dan

Tingkat pengangguran = 100

Penghitungan terkait yaitu, tingkat partisipasi angkatan-kerja (labor force


participation rate), yaitu persentase dari populasi orang dewasa yang ada dalam
angkatan kerja. Dirumuskan sebagai berikut :

Tingkat partisipasi angkatan kerja = 100

2. Survei Perusahaan
Survei perusahaan diperoleh estimasi jumlah pekerja yang dimiliki perusahaan
berdasarkan gaji mereka. Beberapa ekonom percaya bahwa survei perusahaan lebih
akurat karena menggunakan sampel yang lebih besar. Namun, satu studi yang
dilakukan baru-baru ini menunjukkan bahwa ukuran pekerjaan yang paling baik
adalah rata-rata dari survei rumah tangga dan survei perusahaan.1

1
Mankiw,N.Gregory.2006. Makro Ekonomi . Jakarta: Erlangga. hal.16-39

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Produk domestik bruto (GDP) mengukur siap pendapatan setiap orang dalam
perekonomian dan pengeluaran total terhadap output barang dan jasa perekonomian.
GDP nominal menilai barang dan jasa pada harga berlaku. GDP riil menilai
barang dan jasa pada harga konstan. GDP riil meningkat hanya jika jumlah barang
dan jasa meningkat, sedangkan GDP nominal bisa meningkat karena output naik atau
karena harga meningkat.
GDP adalah jumlah empat kelompok yaitu konsumsi, investasi, pembelian
pemerintah dan ekspor neto.
Indeks harga konsumen (CPI) mengukur setiap harga dari sekelompok barang
dan jasa tertentu yang dibeli oleh konsumen pada umunnya. Seperti deflator GDP,
yang merupakan rasio GDP nominal atas GDP riil, CPI mengukur seluruh tingkat
harga.
Tingkat partisipasi angkatan kerja menunjukkan berapa banyak orang dewasa
yang bekerja atau ingin bekerja. Tingkat pengangguran menunjukkan berapa banyak
orang yang ingin bekerja tetapi tidak memiliki pekerjaan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw,N.Gregory.2006. Makro Ekonomi . Jakarta: Erlangga.

iv

Anda mungkin juga menyukai