Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HADIST

WAKAF DAN HIBAH


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadist
Dosen Pengampu :
Erkham Maskuri, LC., M.S.I

Disusun Oleh :
1. Harti (63020160104)
2. Khafsatun Nikmah (63020160108)
3. Puteri Azizah (63020160110)
4. Lailatul Fitriyani (63020160128)

Kelas : D

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

TAHUN 2017
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena Alhamdulillah atas rahmat dan
karunia serta ridho-Nya penyusun bisa menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta
salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang menuntun
umatnya dari zaman kegelapan menuju ke zaman yang terang benderang.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu demi
menyumbangkan ide dan pemikiran mereka demi terwujudnya makalah ini. Makalah hadist ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah hadist.

Dalam penulisan makalah ini penyusun masih menyadari masih banyak kekurangan.
Namun, dengan isi yang sederhana ini, besar harapan kami semoga makalah ini dapat memberi
manfaat sekedar menyikap tabir pengetahuan dan menjenguk isinya.

2
Daftar Isi
Kata Pengantar .............................................................................................................................................. 2
Daftar Isi ....................................................................................................................................................... 3
Bab I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 4
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6
A. WAKAF ........................................................................................................................................... 6
1. Pengertian Wakaf .......................................................................................................................... 6
2. Hukum Wakaf ............................................................................................................................... 6
3. Hadist-Hadist Tentang Wakaf ....................................................................................................... 6
4. Hikmah dan Manfaat Wakaf ......................................................................................................... 9
B. HIBAH ........................................................................................................................................... 10
1. Pengertian Hibah ......................................................................................................................... 10
2. Hukum Hibah .............................................................................................................................. 10
3. Hadist-Hadist Tentang Hibah...................................................................................................... 10
4. Hikmah Hibah ............................................................................................................................. 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 13
A. SIMPULAN ................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 14

3
Bab I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang diridhoi oleh Allah SWT dan sebagai rahmat bagi seluruh
alam. Karena itu tolong menolong dalam kebaikan yang diperintahkan dalam agama Islam
yang mulia ini merupakan bukti bahwa Islam benar-benar Rahmatan Lil Alamin.
Pada hakikatnya, manusia tidak hanya berhubungan dengan Tuhan yang
menciptakan, tetapi juga berhubungan dengan manusia dan alam sekitarnya. Setiap muslim
hendaknya selalu membiasakan diri bersikap dan berperilaku baik memiliki kepedulian
sosial, belas kasih, peka terhadap orang lain yang perlu dibantu. Kepedulian sosial itu dapat
diwujudkan dalam bentuk, seperti mewakafkan sesuatu yang bermanfaat bagi khalayak dan
memberikan hibah sebagai penghormatan dan kasih sayang.
Memperbanyak berbuat kebaikan kepada orang lain dengan cara memberikan
sesuatu yang kita miliki merupakan perbuatan mulia dan dianjurkan oleh syariat Islam.
Dalam makalah ini InsyaAllah akan dibahas secara singkat dan padat tentang
permasalahan Wakaf dan Hibah.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah dalam makalah ini :
1. Apa pengertian dari wakaf?
2. Apa hukum wakaf?
3. Bagaimana hadist-hadist tentang wakaf?
4. Apa hikmah dari wakaf?
5. Apa pengertian dari wakaf?
6. Apa hukum wakaf?
7. Bagaimana hadist-hadist tentang wakaf?
8. Apa hikmah dari wakaf?

C. Tujuan
Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam makalah ini, antara lain :
1. Untuk menjelaskan pengertian dari wakaf?
2. Untuk menjelaskan hukum wakaf?
3. Untuk menjelaskan hadist-hadist tentang wakaf?

4
4. Untuk menjelaskan hikmah dari wakaf?
5. Untuk menjelaskan pengertian dari wakaf?
6. Untuk menjelaskan hukum wakaf?
7. Untuk menjelaskan hadist-hadist tentang wakaf?
8. Untuk menjelaskan hikmah dari wakaf?

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. WAKAF
1. Pengertian Wakaf
Wakaf menurut bahasa adalah menahan atau berhenti. Perkataan
bermaksud aku menahannya. Menurut syariat adalah menahan harta yang mungkin
dapat dimanfaatkan sedangkan jenis barangnya masih tetap utuh untuk dipakai dalam
perkara-perkara yang mubah.

2. Hukum Wakaf
Wakaf hukumnya sunah dan harta yang diwakafkan terlepas dari pemiliknya untuk
selamanya, lalu menjadi milik Allah SWT semata-mata, tidak boleh dijual atau
dihibahkan untuk perseorangan dan sebagainya. Pahalanya akan terus mengalir kepada
orang yang mewakafkan, karena termasuk shadaqah jariyah.

Bagi orang yang telah menyerahkan hak miliknya untuk wakaf, hilanglah hak milik
perorangan, dan Allah SWT menggantinya dengan pahala meskipun
orang yang meberikan wakaf (wakif) telah meninggal dunia, selama harta yang
diwakafkan masih digunakan manfaatnya.

3. Hadist-Hadist Tentang Wakaf


a. Hadist 1

,

( : -

-
!
: ,

:


,
:
, ],
]
, ,
,
, ,


,
,
,
,

) ,

) ,
, ( :

6
Artinya :
Ibnu Umar berkata: Umar Radliyallaahu 'anhu memperoleh bagian tanah di
Khaibar, lalu menghadap Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam untuk meminta
petunjuk dalam mengurusnya. Ia berkata: Wahai Rasulullah, aku memperoleh
sebidang tanah di Khaibar, yang menurutku, aku belum pernah memperoleh tanah
yang lebih baik daripadanya. Beliau bersabda: "Jika engkau mau, wakafkanlah
pohonnya dan sedekahkanlah hasil (buah)nya." Ibnu Umar berkata: Lalu Umar
mewakafkannya dengan syarat pohonnya tidak boleh dijual, diwariskan, dan
diberikan. Hasilnya disedekahkan kepada kaum fakir, kaum kerabat, para hamba
sahaya, orang yang berada di jalan Allah, musafir yang kehabisan bekal, dan tamu.
Pengelolanya boleh memakannya dengan sepantasnya dan memberi makan sahabat
yang tidak berharta. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Muslim.
Dalam riwayat Bukhari disebutkan, "Umar menyedekahkan pohonnya dengan
syarat tidak boleh dijual dan dihadiahkan, tetapi disedekahkan hasilnya.
Makna Hadith
Ulama menyebutkan bahwa ini merupakan wakaf yang pertama berlaku dalam
sejarah Islam, malah menurut Imam al-Syafii, ini merupakan wakaf pertama di
dunia di mana Allah memberikan keistimewaan kepada Umar bin al-Khatthab.
Hadith ini turut menjelaskan tata cara dan syarat berwakaf.
Analisis Lafaz

, membeli, sebagaimana yang disebutkan dalam hadith yang diriwayatkan


oleh al-Nasai: Umar memiliki seratus harta lalu ia digunakan untuk membeli
seratus ladang di Khaibar.

, meminta pengarahan dan masukan.


, harta yang terbaik dan memikat hatiku

, aku wakafkan.
, bendanya atau dzatnya.


, memerdekakan hamba, namun mudhaf-nya dibuang.

, dosa.
7

, orang yang mengurus dan menjaganya.
, di mana manusia telah mengetahuinya sebagai keperluannya.


, orang yang tidak menjadikannya sebagai hak milik.
Fiqih Hadith
1) Disyariatkan berwakaf.
2) Disunahkan meminta pandangan kepada orang yang berilmu.
3) Disunahkan bersedakah dengan harta yang terbaik.
4) Disunahkan memberi nasihat kepada orang yang memintanya.
5) Sah mewakafkan benda kepada sebagian muslim tanpa melibatkan muslim
yang lain berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
6) Wakaf tidak boleh dijual atau dihibahkan sebagaimana ditegaskan oleh riwayat
al-Bukhari. Ini merupakan pendapat seluruh ulama selain Abu Hanifah yang
membolehkan menjual wakaf, namun Abu Yusuf dan Muhammad bin al-Hasan
tidak sependapat dengannya.
7) Pengurus dibolehkan memperoleh bagian tertentu daripada harta wakaf yang
diurusnya. Al-Qurthubi berkata: Menurut kebiasaan, pengurus dibolehkan
memakan hasil buah dari tanah wakaf, malah jika pemberi wakaf mensyaratkan
bahwa pengurus tidak boleh memakan hasil buah dari tanah wakaf, maka itu
merupakan perbuatan keji.
b. Hadist 2


( :


)
( : ,



)

Artinya :
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam mengutus Umar untuk memungut zakat -hadits dan didalamnya disebutkan-
adapun Kholid, dia telah mewakafkan baju-baju besi dan peralatan perangnya
untuk membela jalan Allah. (Muttafaq Alaihi)

8
Makna Hadith
Ibn Hajar menyebutkan hadith ini untuk menunjukkan bahwa sah hukumnya
wakaf benda atau nilai setelah sebelum ini membolehkan untuk mewakafkan suatu
barang. Ini karena nilai dan benda sama-sama diperlukan dalam wakaf, meskipun
benda lebih bertahan lama berbanding nilai.
Analisis Lafaz

, mengikut wazan wakaf.



, jamak yakni baju perang.

, ini mengikut riwayat Muslim sedangkan menurut al-Bukhari
iaitu haiwan dan senjata yang disediakan untuk berperang. Ada pula yang
mengatakan ia adalah kuda. Iyadh menceritakan bahwa dalam riwayat al-Bukhari

disebutkan .

Fiqh Hadith
1) Dibolehkan mewakafkan benda dan nilai menurut pendapat jumhur ulama,
sementara menurut Imam Abu Hanifah, tidak boleh mewakafkan nilai. Apapun,
hadith ini membantah pendapatnya.
2) Sah mewakafkan haiwan.

4. Hikmah dan Manfaat Wakaf


Banyak sekali hikmah dan manfaat dari wakaf, antara lain sebagai berikut :

a. Mendidik manusia untuk bershadaqah dan selalu mengutamakan kepentingan


umum diatas kepentingan pribadi.
b. Membantu, mempercepat perkembangan agama islam, baik sarana, prasarana
umum berbagai perlengkapan yang diperlukan dalam pengembangan agama.
c. Membantu masyarakat dalam membantu memenuhi kebutuhan hidupnya atau
memecahkan permasalahan yang timbul.
d. Dapat membantu dan mencerdaskan masyarakat, misalnya wakaf buku, Al-Quran
dan lain-lain.
e. Menghimpun kekuatan dalam masyarakat, baik lahir maupun batin, baik materiil
maupun spiritual.

9
B. HIBAH
1. Pengertian Hibah

Hibbah dengan membaca kasrah huruf ha adalah mashdar dari .

Menurut syariat pula adalah memiliki benda dengan akad tanpa ada pembayaran yang
diketahui selama waktu hidup.
Maka hibah adalah merupakan suatu pemberian yang bersifat sukarela (tidak ada
sebab dan musababnya) dan pemberian itu dilangsungkan pada saat si pemberi masih
hidup.

2. Hukum Hibah
Hibah disyariatkan dan dihukumi sunah dalam Islam. Dan Ayat ayat Al quran
maupun teks dalam hadist juga banyak yang menganjurkan penganutnya untuk berbuat
baik dengan cara tolong menolong dan salah satu bentuk tolong menolong tersebut
adalah memberikan harta kepada orang lain yang betul betul membutuhkannya.

3. Hadist-Hadist Tentang Hibah


a. Hadist 3


: -
-


(
) ,

,
)
( :

Artinya :
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Orang yang menarik kembali pemberiannya bagaikan anjing yang
muntah kemudian menjilat kembali muntahannya." Muttafaq Alaihi. Dalam
riwayat Bukhari: "Kami tidak mempunyai perumpamaan yang buruk, bagi orang
yang menarik kembali pemberiannya bagaikan anjing yang muntah kemudian
menjilat kembali muntahannya."
Makna Hadith
Sebelum ini disebutkan bahawa tujuan hibah untuk meringankan beban orang
yang memerlukan sekaligus memperlihatkan kebaikan dan kasih sayang. Jika orang
yang memberi hibah hendak menarik semula pemberiannya, maka dia telah

10
membuat si penerima menjadi susah dengan pemberian itu. Jadi menarik semula
pemberian merupakan perbuatan jahat dan oleh itu, Islam melarangnya.
Analisis Lafaz
, orang yang meminta kembali.
, memakan kembali muntahnya.

, kami tidak mempunyai hak untuk menyamakan orang

muslim dengan haiwan yang menjijikkan sebagaimana firman Allah:




Bagi mereka yang tidak beriman kepada hari akhirat itu, sifat yang buruk, dan bagi
Allah jualah sifat yang tertinggi; dan Dia lah jua Yang Maha Kuasa, lagi Maha
Bijaksana. (Surah al-Nahl: 60)
Fiqh Hadith
Haram menarik semula hibah mengikut jumhur ulama, kecuali pemberian ayah
kepada anaknya sebagaimana yang disebutkan dalam hadith sesudah ini. Al-
Tirmidhi meriwayatkan daripada sahabat Rasulullah (s.a.w) bahwa barang siapa
yang memberi hibah kepada ahli keluarga, maka dia tidak dibolehkan untuk
memintanya semula, namun dibolehkan jika pemberian itu kepada selain ahli
keluarga. Menurut Imam Abu Hanifah, boleh menarik semula pemberian kecuali
kecuali pemberian kepada ahli keluarga. Mazhab Hanafi di sini telah mentakwilkan
hadith ini dengan takwil yang tidak ada kena mengena langsung dengan hadith ini.
Berikut Ibn Hajar mengemukakan satu hadith yang bertujuan menyanggah ulama
yang membolehkan meminta semula pemberian yang telah diberikan kepada orang
lain.
b. Hadist 4

, -


-



; ,
( :
, , )

, ,

11
Artinya :
Dari Ibnu Umar dan Ibnu Abbas bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Tidak halal bagi seorang muslim memberikan suatu pemberian
kemudian menariknya kembali, kecuali seorang ayah yang menarik kembali apa
yang diberikan kepada anaknya." Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits shahih
menurut Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim.
Makna Hadith
Di mana hadist ini menyebutkan seorang ayah boleh menarik semula pemberian
terhadap anaknya, sementara menarik pemberian kepada orang lain tidak
dibolehkan.
Analisis Lafaz
, diharamkan.

Fiqh Hadith
Seorang muslim haram menarik semula pemberiannya, kecuali pemberian ayah
kepada anak. Inilah pendapat jumhur ulama. Menurut sebahagian ulama, boleh
menarik semula hibah, sementara sedekah tidak dibolehkan berbuat demikian.
Menurut jumhur ulama, maksud orang tua di sini adalah ayah atau ibu.

4. Hikmah Hibah
a. Dengan beri memberi akan menimbulkan suasana akrab dan kasih sayang antara
sesama manusia. Sedangkan mempererat hubungan silaturrahmi itu termasuk
ajaran dasar agama Islam.
b. Yang dituju oleh anjuran hibah adalah terbentuknya kerjasam dalam berbuat baik,
baik dalam menanggulangi kesulitan saudaranya, maupun dalam membangun
lembaga-lembaga sosial.

12
BAB III

PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa waqaf adalah memberikan
manfaat atas suatu barang atau harta kepada orang lain tanpa memindahtangankan
kepemilikan barang atau harta yang telah dipergunakan/diserahkan (diwaqafkan)
manfaatnya kepada orang lain. Waqaf sendiri sudah dilaksanakan oleh umat muslim sejak
Rasulullah SAW.
Hibah adalah merupakan suatu pemberian yang bersifat sukarela (tidak ada sebab
dan musababnya) dan pemberian itu dilangsungkan pada saat si pemberi masih hidup.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syiekh Abu. 2010. Ibanatu al-Ahkam Syarhu Bulughu al-Maram. Kuala Lumpur : AL
HIDAYAH PUBLICATION.
Al-Asqalani, Ibn Hajar. Panduan Lengkap Masalah-Masalah FIqih, Akhlak, dan Keutamaan
Amal terj. BULUGHUL MARAM, Cet I, Bandung:PT. Mizan Pustaka, 2013.

14

Anda mungkin juga menyukai