Anda di halaman 1dari 22

PENERAPAN HOSPITALITY TOURISM SEBAGAI PENDUKUNG

PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA DI BALI

Khafsatun Nikmah1, Norma Susanti2, Nisfika Purwina N3, M. Fahrurozi4

Nyit2502@gmail.com, nurmasusan97@gmail.com,
purwinaningrumnisfika@gmail.com, ahmadfahrurrozy391@gmail.com

Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga


Jl. Tentara Pelajar No. 2 Salatiga 50721

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk membahas mengenai peningkatan industri


pariwisata di bali melalui penerapan hospitality tourism dengan melibatkan
masyarakat sekitar destinasi wisata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah yaitu metode kualitatif dengan analisis deskriptif untuk mengidentifikasi
dan mengeksplorasi potensi dan pengembangan industri pariwisata. Data yang
digunakan adalah data sekunder yaitu kunjungan wisatawan, umkm, restoran dan
hotel dan beberapa literatur mengenai keramahtamahan dan industri pariwisata.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perilaku masyarakat Bali yang
ramah dan unik, menjadi daya tarik wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke
Bali. dengan meningkatnya jumlah pengunjung di Bali hal ini akan berimbas
kepada meningkatnya jumlah usaha-usaha yang ada di sekitar destinasi wisata
seperti UMKM, restoran dan hotel di sekitar destinasi wisata.
Kata Kunci : Keramahtamahan, Industri Pariwisata, Pariwisata

Abstrack
This study aims to discuss the improvement of the tourism industry in Bali
through the application of hospitality tourism by involving the community around
tourist destinations. The method used in this study is a qualitative method with
descriptive analysis to identify and explore the potential and development of the
tourism industry. The data used are secondary data, namely tourist visits, umkm,

1
restaurants and hotels and some literature on hospitality and the tourism
industry.
The results of the study concluded that the behavior of Balinese people is
friendly and unique, which has become an attraction for foreign tourists to visit
Bali. with the increasing number of visitors in Bali this will have an impact on the
increasing number of businesses around tourist destinations such as MSMEs,
restaurants and hotels around tourist destinations.
Keywords: Hospitality, Tourism, Tourism Industry\

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam dan budaya,
beragam kekayaan yang ada di Indonesia tidak pernah ada habisnya untuk
dijelajahi. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki keanekaragaman adat,
suku, budaya, bahasa dan karakter yang berbeda di setiap daerahnya. Dengan
berbagai keanekaragaman yang dimiliki menjadikan Indonesia sebagai salah satu
negara di dunia yang menarik untuk dikunjungi. Perpaduan antara keindahan alam
dan budaya yang ada di Indonesia menambah minat wisatawan baik wisatawan
lokal maupun macanegara untuk mengunjunginya. Hal tersebut membuat
Indonesia memiliki peluang yang cukup lebar untuk meningkatkan industri
disektor pariwisata.(Putu, 2019)
Di era saat ini pariwisata menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat urban
maupun pedesaan, sehingga permintaan perjalanan wisata semakin meningkat.
Dengan meningkatnya permintaan dalam pariwisata akan berimplikasi pada
meningkatnya pendapatan suatu negara termasuk juga Indonesia. Indonesia
sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan alam dan seni budaya dapat
memanfaatkan hal tersebut guna menambah pendapatan negaranya. Dengan
keanekaragaaman yang dimiliki menjadikan Indonesia sebagai tujuan para
wisatawan baik dari dalam maupun wisatawan manca negara. Peningkatan
kunjungan dari para wisatwan akan berdampak pada bermunculannya usaha-
usaha dibidang pariwisata yang kini mulai diminati dan dikembangkan. (Pertiwi,
2013).

2
Industri pariwisata memiliki peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan taraf hidup masyarakat dapat dilihat dari sisi sosial, ekonomi
maupun budaya. Dari sisi ekonomi, industri pariwisata mampu memberikan
pengaruh yang cukup signifikan dalam peningkatan pendapatan masyarakat. Dari
sisi sosial, industri pariwisata mampu menghilangkan perbedaan-perbedaan antar
ras, suku dan agama. Sementara dari sisi budaya, pariwisata mampu
memperkenalkan keanekaragaman adat istiadat dan budaya yang dimiliki setiap
daerahnya. (Jais & Sidiq, 2015)
Potensi pariwisata di Indonesia sangatlah beragam, mulai dari budaya yang
dimiliki serta potensi sumber daya alamnya, hal tersebut menjadikan Indonesia
memiliki daya tarik wisata yang unggul. Sektor pariwisata yang ada di Indonesia
memiliki peranan penting dalam pembangunan negara dan sektor ini mampu
menjadi penggerak roda perekonomian. Pembangunan sektor pariwisata yang
menyuluruh akan mampu menekan jumlah pengangguran, menambah pendapatan
daerah serta pengurangan tingkat kemiskinan. (Ethika, 2019)
Pariwisata mampu berperan dalam perekonomian khususnya pendapatan
daerah, selain itu industri pariwisata mampu mengembangkan berbagai sektor
yang memiliki keterkaitan dengan keberlangsungan industri pariwsata seperti,
sektor peternakan, pertanian maupun perkebunan. Ketiga sektor tersebut
merupakan sektor yang mendukung dalam industri pariwisata. Industri pariwisata
adalah sektor yang terhubung dengan budaya, keindahan alam, tempat-tempat
bersejarah, dan pembangunan infrastuktur.(Pantiyasa, n.d.)
Undang-Undang No 10 Tahun 2009 menyatakan bahwa pembangunan
dalam sektor pariwisata diperlukan guna mendorong pemerataan pendapatan
dimasyarakat, kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu
menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional dan secara global.
Sektor pariwisata menjadi instrumen yang mampu berkontribusi dalam
pembangunan suatu daerah, karena pada dasarnya setiap daerah dapat
mengembangkan potensi daerahnya masing-masing untuk menambah pendapatan
daerah tersebut. Industri pariwisata memiliki peran multi player effect yang dapat
menggerakan berbagai sektor terkait seperti, perhotelan, kerajinan, jasa, dll.
Dampak lain dari perkembangan pariwisata seperti dampak sosial masyarakat

3
yang semakin sadar bahwa potensi alam dan warisan budaya dapat dijaga
eksistensinya serta bermanfaat bagi masyarakat secara lebih luas. (Pantiyasa, n.d.)
Pulau Bali merupakan salah satu pulau yang ada di Indonesia. Pulau bali
dikenal dengan beragam potensi wisata yang dimilikinya. Potensi wisata tersebut
ialah wisata kebudayaan daerah, serta potensi wisata alam dengan
keramahtamahan yang dimiliki oleh masyarakat Bali. Dengan berbagai potensi
yang dimiliki, mampu menjadikan Bali sebagai tujuan wisata utama di Indonesia
bahkan wisatawan asing juga tertarik untuk mengunjunginya. Kemajuan industri
pariwisata di Pulau Bali telah memberikan banyak manfaat terutama terhadap
masyarakat, melalui penciptaan lapangan kerja sehingga mengurangi jumlah
pengangguran yang ada di Bali. (Adriyani, 2017)
Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Indonesia yang
memiliki keunikan dan perbedaan dibandingkan dengan destinasi wisata yang
lainnya. Kebudayaan tradisional juga menjadi sumber utama destinasi pariwisata
di Bali. Selain itu masyarakat Bali yang dikenal dengan keramahtamahannya
menjadi salah satu unsur daya tarik bagi wisatawan. Keramahtamhanan yang
menjadi sikap masyarakat Bali ketika menyambut para wisatawan mancanegara
maupun domestik ketika tiba di pulau dewata ini, menjadikan para wisatawan
tertarik untuk kembali mengunjungi Bali. Dengan peningkatan jumlah wisatawan
tentu akan berdampak pada kondisi sosial ekonomi masyarakat di Bali.
(Resmayasari, 2013).
Perkembangan wisatawan adalah sebuah indikator yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan industri pariwisata. Pengukuran ini dilakukan melalui
apakah jumlah kunjungan selalu bertambah atau mengalami peningkatan, atau
justru mengalami penurunan dari sisi jumlah. Selain dari jumlah wisatawan
indikator lain yang mampu menjadi tolak ukur perkembangan industri pariwisata
adalah tersedianya sarana dan prasarana seperti sarana trasnportasi, penginapan,
tempat makan dan lain sebagainya. (Ariani, Nyoman, Aryanti, Jimbaran, & Fax,
2018)
Para pelaku industri pariwisata terutama yang berada di Bali seharusnya
mampu memahami akan pentingnya pengembangan dengan perencanaan yang
baik supaya pengembangan pariwisata sesuai dengan standar dunia industri

4
pariwisata. Selain itu produsen pariwisata harus memahami mengenai kepuasan
wisatawan atau pengunjung. Memahami dan mengamati perilaku konsumen
penting untuk dilakukan supaya menjadi evaluasi kedepan dalam
mengembangkan industri pariwisata. Perkembangan tersebut agar sesuai dengan
yang telah dirumuskan untuk mencapai tujuan yang diharapkan baik pada sisi
ekonomi, budaya, sosial dan juga lingkungan. (Pertiwi, 2013)
Dalam upaya pengembangan industri pariwisata tersebut perlu adanya
keterlibatan dan dukungan dari masyarakat di dalamnya. Penerapan keramah
tamahan atau hospitality di daerah wisata perlu untuk diperhatikan karena ini akan
berdampak pada kenyamanan pengunjung sendiri selama berkunjung ke tempat
wisata. Keterlibatan masyarakat lokal seperti sikap, pelayanan dan lainnya
diharapkan mampu menarik minat pengunjung untuk kembali ke destinasi wisata
tersebut. (Pertiwi, 2013)
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis merasa
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “PENERAPAN
HOSPITALITY TOURISM SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN
INDUSTRI PARIWISATA DI BALI”

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana Penerapan Hospitality Tourism Sebagai
Pendukung Pengembangan Industri Pariwisata Di Bali. Sedangkan tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan perilaku masyarakat kaitannya
dalam sikap hospitality terhadap pengaruhnya peningkatan kunjungan wisatawan
di Bali apakah mampu meningkatkan industri pariwisata yang ada di Bali.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif.
Dengan sumber data yang digunakan adalah data sekunder berasal dari Badan
Pusat Statistik provinsi Bali dan Dinas Pariwisata provinsi Bali. Serta studi
literatur dari beberapa sumber terkait seperti jurnal ilmiah.

5
KAJIAN TEORITIS

Industri Pariwisata

Pengertian pariwisata secara umum adalah sebuah perjalanan yang


dilakukan oleh seseorang yang diselenggarakan dalam sementara waktu dan
dengan suatu perencanaan dari suatu tempat ke tempat lain dengan meninggalkan
tempat asalnya menuju tempat yang ingin dikunjunginya dengan tujuan untuk
menikmati tamasya dan memenuhi keinginan lainnya yang beraneka ragam.
Industri parwisata ialah sekumpulan unit produksi dalam sebuah industri
yang menyadiakan barang maupun jasa yang secara khusus diberikan kepada
pengunjung destinasi wisata. Dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan
pengunjung atau wisatawan diperlukan sebuah investasi dibeberapa sektor seperti
komunikasi, transportasi, akomodasi lain, penginapan, industri kerajinan, produk
jasa dan rumah makan dan lain-lain. Industri pariwisata merupakan kegiatan
dalam perekonomian yang mampu membantu pengembangan dan kemajuan bagi
suatu negara.Perkembangan industri pariwisata mampu membantu percepatan
pertumbuhan ekonomi. Karena kegiatan dalam sektor pariwisata akan
meningkatkan permintaan dari beberapa sisi, baik sisi permintaan konsumsi,
transportsi, dan lain-lain yang pada akhirnya akan menumbuhkan investasi pada
bidang produksi barang maupun jasa. (Mudrikah, Sartika, Yuniarti, Ismanto, &
Satia, 2014)
Pariwisata merupakan kegiatan perjalanan dari tempat tinggal menuju
ketempat lain menggunakan sarana transportasi, akomodasi lain guna menikmati
suatu objek wisata dan kembali ke tempat tinggal. Pariwisata adalah sebuah
fenomena yang menyangkut manusia, kelompok masyarakat, organisasi dan
kebudayaan. Kegiatan dalam industri pariwisata bertujuan untuk memperoleh
keuntungan, baik dari sisi ekonomi maupun sosial dan budaya. Keuntungan yang
diharapkan dapat berimbas pada masyarakat, pemerintah, maupun yang lainnya.
maka industri pariwisata mampu menjadikan pembangunan suatu negara menjadi
lebih baik dan hal ini tidak terlepas dari aspek sosial. (Jais & Sidiq, 2015)

Sedangkan menurut Undang-Undang Pariwisata No. 10 tahun 2009,


industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam

6
rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan
dalam penyelenggaraan pariwisata. Dikutip dari Wikipedia, industri pariwisata
mencakup aspek-aspek diantaranya:
1. Restoran, perhatian lebih diarahkan pada kualitas pelayanan dan jenis
makanan yang mencakup kandungan gizi dari makanan, kesehatan
makanan, lingkungan dari restoran, serta inovasi resep-resep makanan
baru.
2. Penginapan, perhatian lebih diarahkan kepada strategi pemasaran,
pelayanan dari penginapan, dan kenyamanan.
3. Pelayanan perjalanan, ini terkait dengan biro perjalanan, paket perjalanan,
perusahaan, dan kualitas pelayanan.
4. Transportasi, meliputi sarana dan prasarana angkutan wisata seperti
pesawat, kereta api, kapal pesiar, ataupun mobil/bus.
5. Pengembangan daerah tujuan wisata, berupa penelitian pangsa pasar,
kelayakan kawasan, arsitektur bangunan, dan juga lembaga keuangan.
6. Fasilitas rekreasi, meliputi pengembangan dan pemanfaatan tempat-tempat
destinasi wisata.
7. Atraksi wisata, meliputi tema-tema dalam destinasi wisata.

Produk dari industri pariwisata sendiri ialah segala sesuatu yang


wisatawan rasakan, dapatkan, dan nikmati selama menjalankan kegiatan
pariwisata. Dapat disimpulkan bahwa produk wisata adalah segala bentuk
pelayanan yang wisatawan nikmati selama berwisata.
Objek dan daya tarik wisata dapat berupa keindahan alam, adat istiadat,
budaya, serta kearifan lokal suatu daerah. Objek dan daya tarik wisata adalah
unsure yang penting dalam industru pariwisata, kedua unsure ini mampu
membantu menyukseskan pemerintah dalam menjaga dan melestarikan alam serta
adat dan kebudayaan daerah menjadi suatu produk yang dspat dijual kepada
wisatawan mancanegara untuk dinikmati keunikannya dan menjadi daya tarik
tersendiri untuk berwisata di suatu daerah atau negara.
Menurut UU No. 9 Tahun 1990 Bab III Pasal IV tentang kepariwisataan
menjelaskan perbedaan antara objek dan daya tarik wisata ialah sebagai berikut :

7
1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang
berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam,
panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis serta binatang
binatang langka.
2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,
peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, pertanian
(wisata agro), wisata air (tirta), wisata petualangan, taman rekreasi, dan
tempat hiburan lainnya.
3. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua,
industry dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat
tempat ibadah, tempat tempat ziarah, dan lain lain.
4. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha usaha yang
terkait di bidang tersebut. Dengan demikian pariwisata meliputi :
a. Semua kegiatan yang berkaitan dengan perjalanan wisata.
b. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, seperti : kawasan wisata,
taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah (candi, makam),
museum, waduk, pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat.
Dan yang bersifat alamiah, seperti : keindahan alam, gunung berapi,
danau, pantai, dan lain sebagainya.

Hospitality

Kata “industry hospitality” sering kali kita identikkan dengan hotel atau
restoran. Hospitality ini sangat erat kaitannya dengan dunia industri pariwisata.
Daripada sekedar hotel dan restoran, sebenarnya kata hospitality memiliki arti
yang lebih luas, seperti menurut Oxford English dictionary “hospitality is the
reception and entertainment of guests, visitors, or strangers with liberality and
good will”. Selain itu, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sendiri,
hospitality memiliki arti keramah tamahan.

Hospitality memiliki arti keramah tamahan, kesopanan, keakraban serta


rasa saling menghormati antar satu sama lain. Kaitanya dengan industri
pariwisata, hospitality menjadi semangat dari keberlangsungan industri

8
pariwisata. Tanpa adanya penerapan hospitality dalam industri pariwisata, maka
produk-produk yang ditawarkan dalam pariwisata tidak memiliki nilai jual yang
tinggi, karena pengunjung akan merasa nyaman dengan sikap yang baik dari
pengelola industri pariwisata tersebut. Contoh penerapan hospitality dalam
industri pariwisata adalah sikap yang ramah, hangat, empati, responsive dan
disertai dengan sikap yang profesional dalam memberikan pelayanan terhadap
pengunjung.Keramahan tamahan masyarakat Indonesia, terutamanya Bali dapat
menjadi daya tarik tersendiri untuk para wisatawan. Sehingga para wisatawan
baik dalam maupun manca negara akan tertarik untuk datang kembali ke Bali.
(Pertiwi, 2013)
Konsep hospitality merupakan sebuah sikap keramah tamahan yang
merujuk pada aktivitas keramah tamahan itu sendiri seperti halnya dalam
menerima wisatawan dan pemberian pelayanan untuk para wisatawan dengan
pelayanan terbaik sehingga wisatawan merasa nyaman. Penerapan hospitality
yang melibatkan masyarakat sangat penting guna memberikan perubahan dan
keberlangsungan untuk jangka pendek maupun jangka panjang untuk dirasakan
manfaatnya untuk masyarakat, pemerintah dan juga para pelaku industri
pariwisata. (Augustinus & Pristwasa, 2017)
Konsep hospitality adalah sebuah sikap keramah tamahan yang berarti
merujuk pada sebuah kegiatan keramah tamhan yaitu penerimaan kunjungan
wisatawan dan memberikan pelayanan untuk para wisatawan dengan memberikan
pelayanan terbaik demi kenyamanan. Pelibatan masyarakat dalam hospitality
menjadi sangat penting untuk diterapkan, karena hal ini akan berdampak positif
bagi keberlangsunga industri pariwisata baik dalam jangka pende maupun jangka
panjang. (Augustinus & Pristwasa, 2017)
Hospitality diterapkan untuk tujuan meningkatkan daya saing antar pelaku
industri pariwisata, menambah harga jual atau nilai tambah dari produk yang
dihasilkan. Kemudian untuk meningkatkan kualitas sumberdaya yang ada baik
sumberdaya alam maupun sumber daya manusianya. Penerapan hospitality juga
diharapkan mampu memberikan dorongan terhadap pertumbuhan kondisi
perekonomian yang semakin baik. Mengoptimalkan potensi daerah, pengelolaan
yang baik akan menjadikan potensi yang ada menjadi unggul. Hospitality

9
masyarakat terhadap wisatawan sekitar destinasi wisata dapat memberikan
kenyamanan kepada pengunjung sehingga besar kemungkinan akan memberikan
penilaian yang baik untuk destinasi tersebut. (Augustinus & Pristwasa, 2017)

Hubungan antara masyarakat lokal dengan wisatawan melalui hubungan


baik karena adanya penerapan hospitalitydapat menyebabkan terjadinya proses
komoditas yang bersifat komersil. Sikap keramah tamahan masyarakat Bali
menjadikan para wisatwan merasa tertarik dan nyaman untuk kembali berkunjung
ke Bali, dengan demikian akan menambah pendapatan dari daerah tersebut.
Keuntungan dari penerapan hospitality ini dapat memberikan pemasukan secara
ekonomi maupun sosial, bagi masyarakat, pelaku industri pariwisata maupun
pemerintah selaku pembuat regulasi. (Jais & Sidiq, 2015)
Menurut Yohana (2013) industry hospitality terbesar adalah hotel. Yang
mana di dalamnya terdapat sumber daya manusia yang bekerja secara penuh dan
totalitas sehingga para sumber daya manusia ini dapat memaksimalkan
kemampuan mereka. Ada pun hal-hal yang diperlukan dalam konsep hospitality
antara lain adalah keramah tamahan, bekerja dengan totalitas atau tidak setengah-
setengah, dan sifat melayani. Sedangkan prinsip dari konsep hospitality sendiri
adalah pelayanan prima.
Pelayanan prima memiliki tujuan untuk memberikan rasa kepuasan
terhadap para tamu atau wisatawan dengan standar layanan pariwisata yang ada.
Pelayanan prima ini memiliki enam unsur pokok, yakni 6A, meliputi (1) ability /
kemampuan, (2) attitude / sikap, (3) appearance / penampilan, (4) attention /
perhatian, (5) action / tindakan, dan yang terakhir (6) accountability / tanggung
jawab. Kemudian terdapat empat unsur lainnya, yakni 4K, diantaranya adalah (1)
kecepatan, (2) ketepatan, (3) keramahan, (4) kenyamanan.

Pertumbuhan Ekonomi

Secara umum, pertumbuhan ekonomi adalah sebuah proses kenaikan


ouput perkapita secara terus menerus dalam jangka yang panjang. Pertumbuhan
ekonomi tergantung pada bertambahnya faktor-faktor produksi seperti modal,
tenaga kerja dan teknologi.

10
Menurut tokoh ekonom klasik, Adam Smith dalam bukunya yang berjudul
An Inquiry into the Nature and Causes Weaklth of Nation (1776) pertumbuhan
ekonomi dapat dianalisis melalui dua faktor, yakni faktor output total dan faktor
pertumbuhan penduduk. Faktor output total menurut Adam Smith meliputi
variabel sumber daya alam, sumber daya manusia, dan persediaan capital atau
modal.sedangkan faktor pertumbuhan penduduk digunakan untuk menentukan
luas pasar dan laju pertumbuhan ekonomi.
Ada pun teori ekonomi neoklasik menurut dua ekonom yang paling pouler
pada alirannya ialah Joseph A Schumpter dan Robert Solow. Menurut Joseph A
Schumpter dalam buku karyanya dengan judul The Theory of Economic
Development, ia menerangkan bahwa proses pertumbuhan ekonomi pada dasarnya
adalah proses inovasi yang dilakukan oleh para innovator dan wirausahawan.
Sedangkan Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi adalah
rangkaian kegaiatan yang bersumber pada empat faktor utama, yaitu (1) manusia,
(2) akumulasi modal, (3) teknologi modern, dan (4) hasil atau output.
Menurut teori - teori pertumbuhan ekonomi yang telah dipaparkan di atas,
dapat kita ketahui bahwa sektor industry pariwisata ini juga memiliki peran yang
sangat penting dalam pertumbuhan eknomi suatu negara dengan melibatkan faktor
sumber daya alam, sumber daya manusia, akumulasi modal, dan faktor
pertumbuhan ekonomi lainnya.
Sektor industry pariwisata memiliki potensi yang besar dalam turut serta
memberikan pemasukan pendapatan suatu daerah maupun suatu negara. Industry
pariwisata di daerah juga ikut serta dalam pembangunan ekonomi suatu daerah,
dengan jalan terciptanya lapangan pekerjaan sehingga mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar.
Industi pariwisata yang dikelola dengan baik dengan menjadikan kearifan
lokal dan keramahan masyarakatnya menjadi daya tariknya mampu menjadi
stimulus ekonomi bagi negara-negara berkembang. Industry pariwisata di negara
berkembang menawarkan persaingan pada harga tenaga kerja, dimana dalam hal
pelayanan tidak memerlukan tenaga kerja dengan pendidikan yang tinggi seperti
yang terjadi pada industry yang berbasis teknologi. Ini menjadi kesempatan lebih
bagi para tenaga kerja yang gagal bersaing di industry yang berbasis teknologi.

11
Industri pariwisata merupakan sektor yang layak untuk di perhitungkan
karena darinya dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di
suatu daerah. Kontribusi sektor pariwisata dapat dilihat dari peningkatan taraf
ekonomi masyarakat yang berada disekitar lokasi pariwisata. Industri pariwisata
mampu mengurangi jumlah pengagguran, peningkatan perputaran uang sehingga
akan meningkatkan perekonomian masyarakat. (Mudrikah et al., 2014)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keindahan alam yang ada di Bali yang membuat sebagai pulau terbaik di
dunia versi travel leisure. Bukan hanya panorama alamnya, akan tetapi budaya
dalam masyarakat Bali yang membuat unik. Budaya unik dan menarik yang
berbeda dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia.
Dengan berbagai istilah keaifan lokal yang terdapat di Bali, membuat
kearifan lokal ini sebagai sebuah produk budaya Bali yang unik. Sehingga budaya
bali dapat terpromosikan lewat model pembangunan wisatanya. Sekarang ini Bali
terkenal dengan istilah pariwisata budaya.
Budaya orang Bali adalah budaya yang bernafaskan agama Hindu.
Demikian menurut penuturan orang Bali. Dalam kesempatan orang Bali menyebut
budayanya dengan istilah roh hindu, artinya semua yang ada di Bali saat ini adalah
roh hindu, roh yang sesungguhnya pemujaan terhadap leluhur (Azhar, 2018).
Dalam hal ini, budaya dan tradisi hindu mempengaruhi cara berpikir
masyarakat Bali. Sehingga terbentuk konsep, konsep inilah yang yang dapat
mempengaruhi cara hidup masyarakat Bali. Dari hal tersebut menimbulkan
berbagai konsep budaya. Menurut Azhar (2018) dari situ muncul konsep-konsep
budaya antara lain tri hita karana, rwa bhineda, karma pala, menyama braya,
gilik seguluk, desa kala patra, dan lain-lain.Salah satu konsep budaya Bali, yaitu
konsep menyama braya yang berarti memberi dorongan agar masyarakat dapat
hidup saling membantu, tolong menolong dalam berbagai kegiatan.
Konsep-konsep budaya Bali, menciptakan budaya Bali berprinsip. Prinsip
tersebut terangkum dalam kasurketan dalam kebersamaan. Beberapa dari prinsip
ini antara lain, kebersamaan (sareng-sareng) atau dikenal dengan istilah “santun”,

12
kesepakatan (rarem/pararem, sabah, parfum, sangkep) atau sering disebut “santa”
dan kedamaian atau “santi”. Secara universal (kauripan) budaya Bali dipratekkan
sebagai adat termanifestasi dalam kesatuan bersama dalam kehidupan yang saling
memuliakan hidup dan kehidupan bersama, baik yang tampak mata (sakala)
maupun yang tidak tampak mata maupun yang tidak tampak oleh mata (niskala)
baik yang biotik maupun biotik (Azhar, 2018).
Dengan konsep-konsep budaya Bali, mempengaruhi kehidupan masyarakat
Bali. Masyarakat Bali yang memiliki sifat ramah, baik hati dan sopan dengan
konsep-budaya, adat dan istiadat yang dipegang teguh dalam kehidupan sehari-
hari.
Sifat ramah-tamah masyarakat Bali bukan hanya kepada tamu namun juga
kepada para wisatawan yang berkunjung ke Bali. Sifat ramah-tamah diwariskan
dari para leluhur secara turun. Masyarakat Bali yang murah senyum kepada orang
yang dikenal maupun belum dikenal, merupakan salah satu bentuk keramah-
tamahan masyakat Bali.
Sifat ramah-tamah kepada para wisatawan membuat para wisatawan betah
berlama-lama di Bali. Tidak adanya aturan khusus kepada para wisatawan yang
berbeda kewarnegaraan, ras, bahasa dan agama. Sifat masyarakat Bali yang
ramah, sopan dan baik membuat nyaman dan aman disaat berkunjung ke Bali.
Selain kita menikmati keindahan alam kita juga dapat merasakan sifat ramah yang
membuat nyaman. Sifat ramah-tamah dapat dijadikan daya tarik wisata Bali selain
keindahan alam dan budaya Bali.
Dari berbagai jenis daya tarik wisata yang ada di Bali, keindahan alam
menempati posisi puncak sebagai daya tarik utama yaitu 53,7% berdasarkan para
wisnus yang meninggalkan Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk. Kemudian
disususl keunikan budaya menempati sebesar 31,1%,, harga/biaya berlibur yang
relatif murah sebesar 4,6%,, fasilitas pawisata yang berkualitas sebesar 3,4 %,
atraksi pariwisata yang beragam sebesar 3,0%, keramah-tamahan penduduk
sebesar 2,5% dam daya tarik wisata lainnya sebesar 1,7 %. Berikut presentase
wisnus yang meninggalkan Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk berdasakan daya
tarik utama untuk berkunjung ke Bali.

13
Tabel 1

Presentase Wisnus yang Meninggalkan Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk


Berdasarkan Daya Tarik Utama untuk Berkunjung ke Bali

Low High
No Daya Tarik Utama Rata-rata
Season Sesason

1. Keunikan budaya 35,1 27,4 31,1

2. Keindahan alam 48 59,2 53,7

3. Keramah-tamahan penduduk 2,3 2,6 2,5

4. Fasilitas paiwasata yang berkualitas 4,7 2,2 3.4

5. Harga/biaya yang yang relatif murah 6,4 2,8 4,6

6. Atraksi pariwisata yang beragam 2,6 3,4 3,0

7. Lainnya 0,9 2,4 1,7

Jumlah 100 100 `100

Sumber : Dinas Pariwasata Provinsi Bali

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwasanya keramah-tamahan masyakat


Bali menjadi daya tarik utama bagi kalangan wisnus. Walaupun presentase yang
diperoleh masih tergolong rendah dan tidak sebesar keunikan budaya sebagai daya

14
tarik utama. Namun, keramah-tamahan yang masuk menjadi daya tarik utama ini
perlu diperhatikan.
Seperti halnya faktor-faktor daya tarik kunjungan wisata yang lainnya,
faktor dari masyarakat sekitar merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi para
wisatawan untuk mengunjungi destinasi yang ada di Bali. Masyarakat Bali yang
dikenal dengan keramahannya atau hospitality yang tinggi menjadikannya sebuah
aset yang tidak kalah penting bagi perkembangan industri pariwisata yang ada di
Bali. Semakin ketatnya persaingan disektor pariwisata, peran masyarakat sekitar
destinasi wisata sangat berpengaruh terhadap kualitas pengalaman yang dirasakan
para pengunjung. (Suradnya, 2006)
Dari sisi perencanaan pengembangan industri pariwisata di Bali, peran
masyarakat sekitar menjadi sangat strategis. Masyarakat sebagai pihak yang sejak
awal mula perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Dalam rangka
mengoptimalkan peran dari masyarakat untuk pengembangan industri pariwisata
di Bali, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran dan menjaga eksistensi
sikap masyarakat lokal di Bali yang dikenal keramahtamahannya. (Suradnya,
2006)
Tabel 2
Presentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali Berdasakan Kesannya
Tentang Keramahtamahan Orang Bali

No Kesan tentang Keramahan %


1. Sangat ramah 24,9
2. Ramah 71,4
3. Cukup ramah 2,7
4. Kurang ramah 1,0
5. Sangat kurang ramah 0,0
Jumlah 100,0
Sumber : Dinas Pariwasata Provinsi Bali

Berdasarkan kesan tentang keramahtamahan Orang Bali, sebagian para


wisnus memberikan respons positif dengan presentase total dari sangat ramah,

15
ramah dan cukup ramah sebesar 99%. Dan respon negatif kesan tentang keramah
taman hanya 1%. Hal ini membuktikan bahwa ramah-tamah sudah menjadi sifat
masyakarat Bali walaupun hanya kepada para wisatawan.
Dengan keramah-tamahan masyarakat Bali ini dapat menjadikan
pendorong pariwisata yang ada di Bali. Keramah-tamahan inilah dapat
meningkatkan jumlah wisatawan berkunjung ke Bali. Dengan wisatawan yang
meningkat dapat bermanfaat secara ekonomi yang dapat meningkatkan industri
pariwisata yang ada di Bali, seperti UMKM, hotel, restoran, pedagang pakaian dan
lain-lainnya.

Gambar 1

Skema Manfaat Penerapan Hospitality Tourism

Keramah tamahan masyarakat Bali yang sudah mendunia, membuat para


wisatawan asing ingin berkunjung ke Bali. Dengan meningkatnya jumlah
pengunjung di Bali hal ini akan berimbas kepada meningkatnya perekonomian di

16
Bali. Karena jumlah wisman yang meningkat maka jumlah usaha-usaha yang ada
di sekitar destinasi wisata akan berkembang.
Tabel 3
Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Asing Ke Bali Tahun 2016 - 2018

Bulan/Month 2016 2017 2018


Januari 350592 460824 358065
Februari 375744 453985 452423
Maret 364113 425499 492678
April 380767 477464 516777
Mei 394557 489376 528512
Juni 405835 504141 544550
Juli 484231 592046 624366
Agustus 438135 601884 573766
September 445716 550520 555903
Oktober 432215 465085 517889
November 413232 361006 406725
Desember 442800 315909 498819
Jumlah/Total 4927937 5697739 6070473
Pertumbuhan/Growth 23,14193364 15,62118185 6,541787892
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah kunjungan


wisatawan asing ke Bali dari tahun 2016 ke tahun 2018 mengalami peningkatan.
Jumlah wisatawan asing pada tahun 2016 sebesar 4927937 meningkat pada tahun
2017 menjadi 5697739. Pada tahun 2018 jumlah wisatawan asing memgalami
peningkatan sebesar 6070473.
Dampak dari meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan tersebut akan
memberikan dampak terhadap kondisi perekonomian di Bali. Peran pariwisata
secara ekonomi sangat penting karena merupakan industri padat informasi, padat
modal dan padat karya. Peran pariwisata akan dirasakan, jika ada upaya

17
mengembangkan pariwisata untuk menghasilkan manfaat ekonomi bagi
masyarakat dan dapat menjadikan devisa bagi negara dan pendapatan daerah.
Seperti membuka kesempakatan kerja bagi masyarakat Bali, bertumbuhnya
UMKM yang ada di Bali dan banyaknya hotel dan restoran yang ada di Bali.

Tabe1 4
Presentase tingkat hunian kamar hotel di Bali

Bulan 2016 2017 2018

Januari 54,38% 59,61% 52,97%

Februari 62,46% 60,82% 66,66%

Maret 58,56% 56,58% 61,19%

April 55,08% 58,54% 63,53%

Mei 60,04% 61,91% 67,55%

Juni 56,77% 66,72% 70,32%

Juli 70,62% 72,32% 74,40%

Agustus 72,40% 74,86% 73,83%

September 68,26% 72,64% 69,52%

Oktober 62,19% 65,93% 68,06%

November 59,71% 54,08% 55,92%

Desember 60,08% 50,66% 57,62%

Rata-rata 61,71% 62,89% 63,82%

Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali

Dari tabel diatas diketahui bahwasanya terjadi peningkatan tingkat hunian


kamar sebesar 1% tiap tahun.Pada tahun 2016 rata-rata presentase sebesar
61,71,terjadi kenaikan naik 1,18% pada tahun 2017. Pada tahun 2018 titik tertingi
presentase hunian kamar sebesar 63,82%. Dari data diatas ada hal yang menarik
pada bulan Juni dan Juli pada tahun 2017 dan tahun 2018. Bahwa pada bulan
tersebut merupakan bulan yang tingkat hunian paling besar dari pada bulan
sebelumnya.

18
Tingkat hunian kamar merupakan perbandingan antara kamar yang sudah
terjual dengan kamar yang masih tersedia. Data diatas menunjukkan bahwa
hunian kamar yang sudah terjual diatas 50%. Hal ini sejalan dengan jumlah
kunjungan wisatawan asing yang meningkat.
Jumlah hotel yang tersedia memadai, maka jumlah wisatawan yang
berkunjung meningkat dan semakin banyak permintaan akan kamar hotel. Saat
hotel yang tersebut terasa nyaman untuk disinggahi, mereka akan semakin
nyaman untuk tinggal lebih lama lagi, sehingga industri pariwisata dan kegiatan
yang berkaitan dengan penginapan yaitu hotel, baik berbintang atau melati akan
memperoleh pendapatan pariwisata yang semakin tinggi jika wisatawan semakin
lama menginap, maka akan meningkatkan penerimaan daerah melalui pajak
penghasilan (Wijaya dan Yuliarmi, 2019).
Keramah-tamahan juga terlihat di usaha-usaha yang dijalankan di Bali,
seperti usaha akomodasi jasa, usaha restoran, dan usaha-usaha yang lain yang
menerapkan konsep keramah-tamahan di dalam pelayanannya. Di dalam usaha
bisnis, sifat ramah-tamah yang melekat akan memberikan perasaan nyaman
kepada pelanggan. Dengan pelayanan yang ramah akan meninggalkan kesan
positif. Sifat ramah tamah akan masyarakat Bali akan meninggalkan kesan yang
baik. Sehingga saat wisatawan datang ke Bali lagi, bukan hanya panorama alam
yang akan dinikmati tetapi sifat ramah tamah masyarakat Bali yang membuat
nyaman saat wisatawan datang kembali.

Tabel 5

Presentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali Berdasarkan Keinginan untuk


Melakukan Kunjungan Ulang

No. Keinginan untuk Melakukan Kunjungan Ulang (%)

1. Ya 96,6

2. Ragu-ragu 3,0

3. Tidak 0,4

100

19
Hampir keseluruhan para wisnus ingin mengunjungi kembali dengan
presentase 96,6%. Para wisnus yang ragu-ragu hanya 3%. Dan presentase 0,4%
yang tidak memiliki keinginan mengunjungi kembali.

KESIMPULAN

Pulau Bali dinobatkan sebagai pulau terbaik di dunia versi travel leisure,
bukan hanya dilihat dari segi keindahan panorama alamnya saja, tetapi juga dari
keunikan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Bali yang berbeda dengan
daerah-daerah lain di Indonesia, dan juga ciri khas dari penduduk asli bangsa
Indonesia yaitu keramah tamahan masyarakat nyatanya mampu menjadi daya
tarik para wisatawan dalam negeri maupun wisatawan asing untuk menikmati
keunikan berwisata di Bali.
Masyarakat Bali telah lama menerapkan konsep keramah tamahan ini
sebagai faktor pendukung dalam meningkatkan kunjungan pariwisatanya. Tradisi
dan budaya Hindu yang telah melekat pada masyarakat Bali ini mempengaruhi
cara berpikir sehingga turut serta mempengaruhi pola hidup masyarakat Bali
sendiri. Konsep budaya Hindu yang senantiasa dipegang teguh oleh masyarakat
Bali salah satu diantaranya ialah konsep menyama braya yang mendorong
masyarakat untuk terus hidup berdampingan dengan saling membantu dan tolong
menoloong dalam berbagai kegiatan. Ada pula prinsip kebersamaan, prinsip
kesepakatan yang biasa disebut dengan istilah “santi” .
Terbukti, dengan budaya yang ada dan konsep keramah tamahan
masyarakat Bali mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dalam
negeri maupun asing di setiap tahunnya. Tercatat di Badan Pusat Statistik
peningkatan kunjungan wisata dari tahun 2016 sebanyak 4.927.937 meningkat
sebsar 5.697.739 di tahun 2017 dan terus meningkat sebesar 6.070.473 di thun
2018. Karena konsep keramah tamahan ini bersentuhan langsung dengan kualitas
pelayanan wisata sehingga meningkatkan kenyamanan para pengunjung
pariwisata di Bali.

SARAN

20
Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan, maka dapat diajukan saran
bagi pemeritah Provinsi Bali dan juga bagi para pelaku industry pariwisata,
diharapkan untuk terus mengeloola dengan baik wisata wisata yang telah ada
dengan terus meningkatkan layanan hospitality-nya, serta terus menggali potensi
pariwisata yang ada agar mampu terus meningkatkan jumlah kunjungan
wisatawan terutama wisatawan manca negara, dengan tetap mempertahankan
keindahan panorama alam di Bali, serta terus menjaga adat dan budaya dengan
keramah tamahan sebagai salah satu keunikan dan menjadi faktor daya tarik
wisata di Pulau Bali.

DAFTAR PUSTAKA
Adriyani, Anak Agung. (2017). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan
Desa Wisata Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Sosial Budaya
Wilayah. 1(23), 1-16
Ariani, N. M., Nyoman, N., Aryanti, S., Jimbaran, K. B., & Fax, T. (2018). Peran
kepuasan dan niat berperilaku wisatawan pasca kunjungan pada destinasi
pariwisata bali. 2(2), 110–119.
Augustinus, D. C., & Pristwasa, I. W. (2017). Analisis Faktor Hospitality
Masyarakat Terhadap. Journal of Accounting & Management Innovation,
1(1), 38–48.
Jais, H., & Sidiq, S. (2015). PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP
WISATAWAN DI CANDI MUARA TAKUS KABUPATEN KAMPAR.
Jom FISIP, 2(2), 1–9.
Mudrikah, A., Sartika, D., Yuniarti, R., Ismanto, & Satia, A. B. (2014). Kontribusi
Sektor Pariwisata Terhadap GDP Indonesia Tahun 2004 – 2009. Economics
Development Analysis Journal, 3(2), 362–371.
Pantiyasa, W. (n.d.). Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat (community
based tourism) dalam pemberdayaan masyarakat (.
Pertiwi, P. R. (2013). PENERAPAN HOSPITALITY TOURISM DI DESA WISATA
PENGLIPURAN Ditinjau dari Attractions , Accesibilities , Amenities ,
Ancillaries , And Community Involvement. 4(1), 52–64.
Putri, Yohana Ekky. (2013). Hospitality Repoort [skripsi]. Fakultas ilmu Budaya.

21
Semarang (ID): Universitas Dian Nuswantoro.
Suradnya, I Made. (2006). Analisis Faktor-Faktor Daya Tarik Wisata Bali Dan
Implikasinya Terhadap Perencanaan Pariwisata Daerah Bali.

22

Anda mungkin juga menyukai