Anda di halaman 1dari 4

VIII.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Praktikum kali ini bertujuan untuk mempelajari metode rekristalisasi NaCl dengan
penambahan bahan pengikat pengotor dan menghitung kadar NaCl. Pada praktikum pemurnian
NaCl dibutuhkan garam kotor yang nanatinya akan di rekristalisasi untuk mendapatkan garam
murninya yang tanpa pengotor. Sebelumnya, dilakukan pemanasan air hingga mendidih kemudian
memasukkan garam kotor dan aduk hingga terlarut setelah itu disaring, NaCl dapat larut dalam
air karena NaCl bersifat polar dan merupakan senyawa ionik, dimana senyawa ionik akan
berbentuk ion ionnya di dalam larutanya. Filtrat hasil saringan ditabahkan CaO sebanyak 2,5225
g, kemudian disaring, penambahan CaO bertujuan untuk memperbesar perbedaan daya larut antara
NaCl dan pengotornya, dimana CaO akan menarik ion Cl, sehingga timbul endapan CaCl 2
berwarna putih. Reaksinya:

2 NaCl(aq) + CaO(s) + H2O CaCl2 + 2 Na+ + 2 OH-

Ion Ca2+ bereaksi dengan zat-zat pengotornya seperti ion Ca2+, Fe3+, dan Mg2+, karena ion Ca2+
mampu mengikat karbonat atau sulfat. Kalsium Karbonat dapat mengendap karena Kspnya lebih
kecil daripada hasil kali konsentrasi [Ca2+][SO42-]. CaSO4 juga dapat mengendap karena Ksp nya
lebih kecil daripada hasil kali konsentrasi [Ca2+][SO42-]. Ksp dari CaCO3 adalah 4,8 x 10 -9 dan
Ksp dari CaSO4 adalah 2,3 x 10 -4. Reaksinya:

CaO Ca2+ + O2-

Ca2+ + CO32- CaCO3

Ca2+ + SO42- CaSO4

Filtrat hasil saringan ditambahkan Ba(OH)2 tetes demi tetes sampai tidak terbentuk endapan lagi,
penambahan Ba(OH)2 sampai tidak terjadi endapan lagi adalah 5,5 ml. Penambahan Ba(OH)2
bertujuan untuk memisahkan ion Cl- dari CaCl2. Ba(OH)2 juga akan terurai menjadi Ba2+ dan OH-
, OH- ini berfungsi mengikat pengotor seperti Fe2+ dan Mg2+ yang masih tersisa dan membuktikan
bahwa ion Cl- yang terdapat dalam larutan telah berikatan semua dengan Ba2+ sehingga
menghasilkan endapan BaCl2. Reaksinya:

Ba(OH)2 Ba2+ + 2 OH-

Reaksi antara OH- dengan Fe2+ dan Mg2+ :

Fe2+ + 2 OH- Fe(OH)2 Ksp = 4,8 x 10 -16

Mg2+ + 2 OH- Mg(OH)2 Ksp = 3,4 x 10 -11


Reaksi keseluruhannya :

2NaCl (aq) + CaO (s) + Ba(OH)2 (aq) + H2O BaCl2 + Na+ + 4OH- + Ca2+

Larutan disaring dan ditambahkan (NH4)2CO3 tetes demi tetes sampai tidak terbentuk endapan,
(NH4)2CO3 yang dibutuhkan sampai tidak terjadi endapan lagi yaitu 5 ml. Tujuan penambahan
(NH4)2CO3 adalah untuk mengikat ion Ba2+ dan Ca2+ yang terdapat dalam larutan secara berlebih
sehingga diperoleh endapn putih kembali. Reaksinya:

Ba2+ + CO32- BaCO3 Ksp = 8,1 x 10 -9

Ca2+ + CO32- CaCO3 Ksp = 4,8 x 10 -9

Reaksi secara keseluruhannya :

BaCl2 + Na+ + 4OH- + Ca2+ + (NH4)2CO3 BaCO3 + NH3 + Na2CO3 + CaCl2

Kemudian didiamkan selama beberapa menit dan dilakukan penyaringan untuk memisahkan
endapan yang merupakan zat pengotor yang terdapat dalam larutan tersebut. Kemudian filtrat yang
diperoleh itu bersifat basa karena mengandung ion NH4+ dari (NH4)2CO3, maka dinetralisasi
dengan larutan yang bersifat asam yaitu HCl encer.

Gambar diatas adalah proses penetralan dengan penambahan larutan HCl dan di identifikasi
dengan indicator universal, kami melakukan penambahn HCl kemusian karena hasilnya terlalu
asam maka kami tambahkan Ba(OH)2, dan begitu seterusnya sampai didapatkan larutan dengan
pH netral. Fungsi di netralkan adalah untuk oembentukan garam karena pada dasarnya garam
bersifat netral. Setelah di netralkan kemudian diuapkan, yang bertujuan untuk menguapakan zat
pelarut dan ion ion yang mudah menguap sehingga di didapatkan pada praktikum kali ini garam
hasil rekristalisasi 1.4030 g dengan rendemen 55.6194 %. Berat garam setelah pemurnian lebih
kecil daripada sebelum pemurnian yaitu 2,5225 g, dikarenakan pengotornya sudah hilang.

Gambar. Larutan yang sedang diupakan Gamabar. Kristal garam setelah diupkan.

Gambar. hasil titrasi sebelum pemurnian Gambar. hasil titrasi setelah pemurnian

Dilakukan juga titrasi untuk menentukan kadar garam sebelum pemurnian yaitu dengan
menimbang garam kotor sebanyak 0.2505 g dan dititrasi dengan larutan AgNO3 dan didapat kadar
garam sebelum pemurnian adalah 77.6 %, dan setelah pemurnian pun juga dilakukan titrasi dan
didapat kadar garam setelah pemurnian adalah 82.5 % dan warna garam setelah rekristalisasi lebih
putih dan bersih. Dapat dilihat bahwa persentase garam setelah pemurnian lebih tinggi karena
pengotornya sudah dihilangkan selama proses pemurnian.

X. SIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan :


1. Pemurnian garam dapat dilakukan menggunakan rekristalisasi penguapan, prinsip
rekristalisasi penguapan adalah pemurnian garam dapur dengan pembentukan kristal kembali
guna menghilangkan zat pengotor dengan melihat perbedaan daya larut antara zat yang akan
dimurnikan dengan zat-zat pengotor yang terkandung dalam garam kotor agar didapatkan
garam murni 1.4030 g dengan rendemen 55.6194 %.
2. Kadar garam sebelum rekristalisasi 77.6 %, dan kadar setelah rekristalisasi 82.5 %.
3. Penambahan CaO, Ba(OH)2, dan (NH4)CO3 adalah betujuan untuk megendapkan zat zat
pengotor, dan diakhiri dengan penguapan.

Anda mungkin juga menyukai