Anda di halaman 1dari 5

Sesuai dengan tujuan dibuatnya neraca saldo, kecocokan antara sisi debet

dan kredit harus selalu sama (seimbang). Namun meskipun sudah sama belum
tentu segala sesuatu sudah benar, sebab ada kemungkinan kesalahan-kesalahan
tertentu yang tidak berpengaruh terhadap debet dan kredit, antara lain:
1. Adanya transaksi yang tidak dicatat dalam buku besar
Apabila ada transaksi yang tertinggal, maka keseimbangan saldo-
saldo rekening tidak akan terganggu. Walaupun jumlah debet-kredit
sama, tetapi jumlah tersebut tidak menunjukan angka yang benar.
Misalnya: apabila transaksi rekening gaji pegawai tidak dicatat, maka
jumlah rekening gaji pegawai kurang, maka saldo rekening kas jadi lebih
besar. Meskipun sisi debet dan kredit seimbang tetapi saldo yang ada
pasti lebih kecil daripada saldo yang tampak di rekening kas.
2. Terdapat kesalahan dalam jumlah rupiah yang dicatat dalam buku besar
Apabila jumlah yang salah tersebut menyangkut pendebetan dan
pengkreditan masih ada kemungkinan seimbang. Misalnya penerimaan
penghasilan yang seharusnya Rp. 100.000,00 di kredit, tetapi dalam buku
besar dicatat Rp. 50.000,00 didebet, dan Rp. 50.000,00 di kredit.
3. Adanya pendebetan atau pengkreditan dalam sisi yang salah
Contoh transaksi yang tidak menggangu keseimbangan misalnya
pembayaran sewa gedung Rp. 1.500.000,00 seharusnya dicatat dengan
mendebit rekening sewa gedung Rp. 1.500.000,00 dan mengkredit
rekening kas Rp. 1.500.000,00 telah dicatat dengan mendebit gaji
pegawai Rp. 1.500.000,00 dan mengkredit kas Rp. 1.500.000,00.
4. Adanya kesalahan yang saling menutup
Misalnya rekening kas dicatat Rp. 100.000,00 lebih besar, dan
rekening hutang juga lebih besar Rp. 100.000,00 atau transaksi yang
harusnya mendebet kas tetapi dicatat dengan mendebet aktiva lain.
BAB IV
JURNAL DAN POSTING

Buku besar adalah pencatatan dimana pengaruh pengaruh dari transaksi-


transaksi perusahaan diklasifikasikan dan diringkas. Dalam bab yang lalu telah
dijelaskan cara mendebet dan mengkredit rekening-rekening yang telah dilakukan
secara langsung di tiap transaksi. Di dalam praktek sesungguhnya, pencacatan
pertama kali tiap transaksi atau kelompok transaksi yang sama harus didasari oleh
tanda bukti berupa faktur, kwitansi dan sebagainya. Pengaruh dari tiap transaksi
tidak langsung dicatat dalam buku besar, tetapi masing-masing dianalisa terlebih
dahulu pengaruhnya terhadap elemen-elemen dari persamaan dasar akuntansi
(aktiva, hutang, modal, penghasilan atau biaya) dan kemudian dicatat dalam
jurnal.
Setelah dicatat dalam jurnal barulah dipindahkan dalam buku besar. Urutan
pencacatan transaksi dapat dilukiskan dalam diagram berikut.

Bukti-Bukti
Transaksi Jurnal Buku Besar
Pembukuan

4.1 Kegunaan Jurnal


Apabila pencatatan transaksi tidak melalui jurnal, maka akan ditemui
kesulitan-kesulitan sebagai berikut.
1. Tidak ada pencatat yang dapat menggambarkan pos-pos yang terpengauh
oleh suatu transaksi yang mengakibatkan adanya beberapa pengkreditan
dan pendebetan, maka hal ini sulit diketahui melalui buku besar.
2. Tidak ada alat pencacatan yang memberi gambara secara kronologis
(menurut urutan waktu terjadinya) sehingga sulit untuk mendapatkan
gambaran yang lengkap dari sebuah transaksi.
3. Buku besar tidak mungkin dikerjakan oleh beberapa orang secara
bersamaan. Cara pencatatan langsung ke buku besar hanya bisa
dikerjakan satu orang saja, sedangkan umumnya perusahaan besar
mempunyai banyak transaksi yang memerlukan beberapa orang untuk
menanganinya.
4. Ruang yang tersedia dalam kolom keterangan rekening-rekening buku
besar terbatas sehingga tidak dapat memuat keterangan yang cukup.
5. Pencatatan langsung ke buku besar rawan kesalahan dan sulit untuk
mengetahui letak kesalahannya, misalnya:
a) Lupa mendebet atau mengkredit suatu rekening;
b) Melakukan pendebetan atau pengkreditan di sisi rekening yang salah.

Dengan menggunakan jurnal, maka transaksi-transaksi dapat dicatat secara


utuh dalam satu tempat, lain halnya pada buku besar yang tempatnya terpisah.
Selain itu tersedia ruang yang luas untuk mencatat keterangan dari masing-masing
transaksi.
Jurnal adalah catatan berupa pendebetan dan pengkreditan dari transaksi
secara kronologis beserta penjelasan yang diperlukan. Pada waktu-waktu tertentu
(mungkin setiap hari atau setiap minggu) pendebetan dan pengkreditan tersebut
dipindahkan ke rekening-rekening di buku besar. Data-data transaksi yang
terkumpul di buku besar merupakan sumber untuk menyusun laporan-laporan
keuangan.
Jurnal adalah buku pertama yang digunakan untuk mencatat transaksi pada
saat terjadinya, sedangkan buku besar merupakan buku terakhir dimana
pendebetan dan pengkreditan dari jurnal dipindahkan kedalamannya sehingga
dapat dikumpulkan dalam rekening yang tepat.

4.2 Bentuk Jurnal


Bentuk jurnal yang digunakan dalam suatu perusahaan akan tergantung pada
besarnya perusahaan dan sifat operasinya. Bentuk jurnal yang paling sederhana
hanya mempunyai dua kolom jumlah dan dapat digunakan untuk mencacat semua
transaksi secara kronologis.
Bentuk jurnal adalah sebagai berikut.
Jurnal
Nomor Jumlah
Tanggal Keterangan
Rekening Debet Kredit

Proses pencatatan transaksi ke jurnal disebut menjurnal. Prosedur-prosedur


yang harus diikuti dalam menjurnal adalah:
1. Nama rekening yang dicantumkan harus sama dengan nama
rekening didalam buku besar.
2. Tahun ditulis pada bagian atas kolom pertama. Biasanya ditulis
hanya satu kali, kecuali tahun baru.
3. Nama bulan ditulis untuk transaksi pertama bulan yang
bersangkutan pada kolom pertama kolom bagian atas (di bawah
tahun) dan selanjutnya tidak ditulis kecuali pergantian bulan.
4. Tanggal dari tiap transaksi dicatat dikolom tanggal bagian kanan.
Untuk setiap transaksi harus dicatat tanggalnya walaupun pada hari
yang sama terjadi beberapa kali transaksi.
5. Nama rekening yang didebet merapat kekiri kolom keterangan dan
jumlah pendebetan dimasukan kedalam sisi debet dalam kolom
jumlah.
6. Nama rekening yang dikredit ditulis dalam baris berikutnya, dan
nilainya dimasukan kedalam kolom kredit pada kolom jumlah.
7. Penjelasan atau keterangan sebaiknya ditulis secara singkat tanpa
mengabaikan informasi penting yang diperlukan.
8. Nomor rekening tidak ditulis pada saat menjurnal. Kolom ini harus
diisi dengan kode atau nomer rekening setelah jurnal tersebut dicatat
dalam buku besar. Dengan demikian dapat diketahui jurnal yang
sudah atau belum dicatat dalam buku besar.
No. Jumlah
Tanggal Keterangan
Rek. Debet Kredit
1999 1 Kas 1 Rp. 50.000.000,00
April Modal Saham 600 Rp. 50.000.000,00
Untuk mencatat penjualan 50
lbr saham @ Rp.
1.000.000,00

2 Peralatan Kantor 220 Rp. 2.500.000,00


Kas 1 Rp. 2.500.000,00
Pembelian 1 set meja tulis
dari toko Mutiara tunai

3 Peralatan Kantor 220 Rp. 5.000.000,00


Hutang dagang 400 Rp. 5.000.000,00
Pembelian 1 bh mesin ketik
dari Fa. Merapi, kredit 30
hari

4 Biaya sewa 860 Rp. 1.500.000,00


Kas 1 Rp. 1.500.000,00
Pembayaran sewa gedung
bulan April

5 Gaji Pegwai 865 Rp. 750.000,00


Kas 1 Rp. 750.000,00
Pembayaran gaji minggu I
bulan April

6 Kas 1 Rp. 4.000.000,00


Hasil angkutan 900 Rp. 4.000.000,00
Hasil angkutan barang ke
jakarta

4.3 Posting
Proses memindahkan catatan dari jurnal ke buku besar disebut posting, yaitu
memindahkan jumlah pada kolom debet jurnal ke dalam sisi debet rekening dan
jumlah kredit ke kredit rekening. Langkah-langkah posting adalah sebagai berikut.
1) Tanggal dan jumlah di jurnal dicatat kembali direkening dengan cara
sama. Jumlah didebet dalam jurnal harus dicatata di sisi debet pada
rekening demikian jumlah di kreditnya.

Anda mungkin juga menyukai