Anda di halaman 1dari 8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Buku Mengapa Jakarta


Banjir
(Flood Control Jakarta, 2010) Jakarta Provincial Government

Dalam buku Mengapa Jakarta banjir (Pengendalian Banjir Jakarta, 2010)


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membangun tanggul Rob Muara
Angke, Muara Karang, Pluit, Luar Batang, Cilincing, Marunda dan Martadinata
di bagian Pantai Utara Jakarta pada tahun 2008 dan 2009 untuk melindungi
warga dari banjir rob. Tanggul beton maupun tanggul batu kali yang dibangun
panjangnya kurang lebih 3000 meter dengan ketinggian yang bervariasi
antara 1 sampai dengan 3 meter di atas permukaan tanah. Jika terjadi pasang
naik, limpahan air laut akan tertahan tanggul beton dan tidak membanjiri
warga.
2
Sistem
Pengendalian
Banjir Kali Juana
Istiarto and Wibowo Gurawan Jati. 2017. Dynamics of Civil Engineering, Volume 7,
Number 2, July 2007: 191-197.

Istiarto, dkk (2007) meneliti tentang Sistem Pengendalian Banjir Kali Juana,
dimana pada analisis awal ekonomi (konsultasi PPSA Jratun Seluna)
mengenai tiga jenis alternatf yaitu sistem pengendalian banjir dengan
normalisasi sungai dan tanggul; sistem pengendalian banjir dengan
normalisasi, sungai, tanggul dan kolam retensi banjir; sistem pengendalian
banjir dengan normalisasi sungai, tanggul dan kolam retensi dan floodway.
Mengingat kemiringan Sungai Juana sangat kecil, maka strategi
pengendalian banjir Kali Juana sangat rentan terhadap sedimentasi sungai.
Untuk mengantisipasi hal ini, maka harus tersedia dana yang cukup untuk
menormalisasi Kali Juana dari efek sedimentasi. dari penelitian ini sistem
pengendalian banjir Kali Juana yang paling baik dari 3 alternatif yang
diajukan adalah dengan normalisasi sungai, tanggul, dan kolam retensi
banjir 3
Pengendalian
Banjir Sungai
Mandar Kabupaten
Polewali Mandar
Istiarto and Wibowo Gurawan Jati. 2017. Dynamics of Civil Engineering, Volume 7,
Number 2, July 2007: 191-197.

Basri, dkk (2015) meneliti mengenai pengendalian banjir sungai Mandar


Kabupaten Polewali Mandar, dimana dalam penilitian ini menyimpulkan
bahwa banjir sungai Mandar dapat di atasi dengan normalisasi dan
penggunaan tanggul, sesuai dengan hasil simulasi hidolika dengan
menggunakan perangkat lunak HEC-RAS. Dengan alternatif normalisasi
alur sungai akan memberikan satu solusi untuk mengatasi banjir yang
terjadi, pengendalian banjir dengan sistem normalisasi alur sungai,
diperlukan bentuk hidrolis penampang standard direncanakan dan
dipilih sedemikian rupa berdasarkan debit rencana, normalisasi
direncanakan dengan debit (Q2 tahunan). Sedangkan penampang
sungai hasil normalisasi ditambah dengan kapasitas bantaran mampu
mengalirkan debit rencana (Q10 tahunan)..

4
Pengendalian Banjir
Sungai Remu Kota
Sorong Provinsi
Papua Barat
Pramana Yanuar Hendra, Harisuseno Donny, Dermawan Very .2015.

Dermawan, dkk. (2015) meneliti tentang Pengendalian Banjir Sungai Remu


Kota Sorong Provinsi Papua Barat, dimana terdapat dua alternatif yang dapat
dilakukan untuk pengendalian banjir yaitu menggunakan tanggul dan
retarding basin. Pada penggunaan tanggul dengan pertimbangan
ketersediaan lahan di bantaran sungai dipilih corrugated PC sheet pile type
W 400 A 1000 dengan panjang 11 m. Pemasangan tanggul diletakkan
pada titik-titik dimana terjadi limpasan (berdasarkan simulasi HEC RAS).
Panjang tanggul yang dibutuhkan adalah 5 km. Penentuan alternatif yang
dipilih menggunakan metode AHP (analytical hierarchy process).Pada
metode tersebut dipilih tiga kriteria yaitu teknis, kemudahan pelaksanaan dan
ekonomi. Berdasarkan perhitungan nilai lebih tinggi didapat pada alternatf
tanggul yaitu sebesar 0.53 sedangkan retarding basin 0.47. Sehingga pada
studi ini dipilih alternatif tanggul sebagai alternatif pengendalian banjir. 5
Evaluasi Rencana Kinerja
Kolam Retensi (Retarding
Basin) Dalam Upaya
Pengendalian Banjir Tukad
Mati Di Kota Denpasar
P. Suryadinata, I G., Norken, I N., Dharma, I G. B. Sila. 2013. Spektran
Journal Vol. 1, No.1, January 2013.

P. Suryadinata, dkk (2013) meneliti mengenai Evaluasi Rencana Kinerja


Kolam Retensi (Retarding Basin) Dalam Upaya Pengendalian Banjir Tukad
Mati Di Kota Denpasar, berdasarkan hasil simulasi pada beban banjir Q 2
tahun, tampungan efektif retarding basin adalah 282.630,00 m3, mampu
menampung banjir selama 3-4 jam dan menurunkan muka air banjir rata-rata
0,42 meter atau 12% dari tinggi muka air maksimum pada kondisi tanpa
retarding basin yang terjadi di sepanjang alur bagian hilir dari lokasi retarding
basin. Pembangunan retarding basin berdasarkan analisis benefit cost ratio,
tidak layak dibangun, dilihat dari biaya (cost) yang sangat mahal dengan nilai
manfaat (benefit) yang tidak terlalu besar.

6
Analisa Tinggi Tanggul
Ekonomis Sebagai Bangunan
Pengendali Banjir Sungai
Cihaur
Aushaf (2015) mengenai tentang Analisa Tinggi Tanggul
Ekonomis Sebagai Bangunan Pengendali Banjir Sungai Cihaur
Desa Cipari Kecamatan Cipari Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa
Tengah, dimana dari hasil pembahasan dan analisa yang telah
dilakukan dapat diambil sebuah kesimpulan pada kondisi
eksisting sungai Cihaur tidak mampu menahan debit banjir,
sehingga direncanakan pembangunan tanggul menggunakan
kala ulang 10 tahun dengan debit rancangan 76.53 m3/det
dengan probabilitas terjadinya banjir sebesar 10% tiap tahunnya.

7
DISSCUSION
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya mengenai pengendalian banjir menggunakan bangunan pengendali
banjir berupa normalisasi, pembangunan tanggul, dan kolam rentensi dapat dilihat bahwa dalam pemilihan
1 bangunan pengendali banjir haruslah berdasarkan beberapa aspek terutama pada analisis hidrologi yang dapat
menunjukan kapasitas sungai apakah mencukupi atau terjadi kelebihan kapasitas yang menyebabkan terjadinya
limpasan pada area sekitar daerah aliran sungai (DAS).

Selain aspek analisis hidrologi, hal yang menjadi pertimbangan dalam perencanaan bangunan pengendali banjir
2
adalah aspek ekonomi yaitu nilai investasi yang diperlukan dalam pembangunan bangunan pengendali banjir itu
sendiri. Dari beberapa alternatif dipilihlah alternatif yang memenuhi aspek pengembalian investasi (BCR, IRR, NPV
dan payback period).

Dari beberapa penelitian sebelumnya dapat dilihat bahwa pengunaan tanggul sebagai bangunan pengendali banjir
3 merupakan bangunan pengendali banjir yang efektif dan efisien digunakan di wilayah perkotaan ditinjau dari
beberapa aspek sepeti aspek hidrologi, aspek keamanan (safety factor) dan aspek ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai