Anda di halaman 1dari 8

Tren penggunaan media sosial di tempat kerja

Ketika bekerja di perusahaan (kantor), untuk urusan pekerjaan biasanya Anda berkomunikasi via
email, kan? Namun, bisa jadi komunikasi seperti ini justru melelahkan. Sebutlah, Anda turut
menerima email yang tidak ditujukan untuk Anda, tapi Anda menerimanya karena email address
Anda tertera di dalamnya. Tidak hanya sekali, namun berkali-kali dalam sehari. Nah, dengan adanya
fitur chat pada media sosial, Anda bisa berkomunikasi dengan dengan rekan kerja, dengan lebih
mudah dan lebih personal. Aplikasi seperti Slack terbukti telah memudahkan sistem kerja,
menghasilkan lebih dari 1,25 juta pengguna aktif dalam waktu hanya dua tahun, dari NASA hingga
kedai kopi lokal.

2. Menggunakan karyawan untuk membantu menyebarkan informasi

Hampir 80% dari bisnis saat ini memiliki tim media sosial khusus, namun masih banyak yang
menghadapi kendala, misalnya, kesulitan mengumpulkan audiens, yang bisa berujung pada pesan
perusahaan yang tidak tersampaikan dengan baik. Menggunakan jasa karyawannya sendiri untuk
membantu menyebarkan informasi melalui akun-akun media sosial pribadi mereka, bisa Anda
terapkan di perusahaan Anda. Jika dilakukan dengan trik yang benar, maka hasilnya sangat baik.
Konten yang disebarluaskan oleh seseorang, akan memberikan efek viral yang lebih baik daripada
bila di share langsung oleh perusahaan.

3. Penggunaan social messaging

Tahukah Anda? Ada hampir 4 miliar pengguna aktif aplikasi messaging di seluruh dunia, dari
WhatsApp, Facebook Messenger, WeChat, hingga Kik. Penggunaan social messaging semakin marak
dan bahkan melebihi penggunaan media sosial seperti Facebook atau Instagram. Lalu, apa manfaat
hal ini bagi perusahaan? Social messaging bisa dimanfaatkan untuk kegiatan komunikasi perusahaan,
misalnya sebagai customer service (untuk menyampaikan keluhan atau forum). Banyak pula dari
online shop yang menggunakan social messaging untuk mempermudah penjualan mereka, atau
sekadar wadah untuk tanya jawab dengan pelanggan. Social messaging juga kerap dijadikan sarana
untuk pemasaran dan beriklan.

4. Meningkatnya kebutuhan beriklan melalui media sosial

Mungkin Anda sering memperhatikan, semakin banyak iklan yang Anda lihat pada akun-akun media
sosial Anda. Hal ini bisa perusahaan Anda manfaatkan untuk mendapatkan keuntungan, dengan
menyediakan layanan serupa. Beriklan melalui media sosial kini bisa dirancang semakin spesifik, bisa
disesuaikan dengan target pasar yang ingin dituju, tidak hanya yang basic seperti umur dan jenis
kelamin, tapi hingga penargetan yang lebih spesifik seperti interest, lokasi, kesamaan industri, dan
masih banyak lagi.

Untuk alasan itulah, perusahaan secara signifikan meningkatkan iklan media sosial di tahun 2015,
dengan peningkatan sebesar 33,5% menjadi hampir 24 milyar dollar. Figur yang sangat
mengesankan apabila kita mempertimbangkan fakta bahwa hanya beberapa tahun yang lalu jumlah
itu tidak ada sama sekali.
5. Maraknya penggunaan social video

Tahun lalu, penyebaran konten video harian di Facebook meningkat 2x lipat menjadi 8 milyar,
Twitter meluncurkan aplikasi video pribadi, dan Snapchat melaporkan terdapat 6 milyar video views
setiap harinya.

Walaupun statistik ini sangat luar biasa, masih banyak perusahaan yang ragu untuk masuk ke dalam
ranah video karena 1 alasan : biaya shooting video yang tinggi. Namun dengan banyaknya alternatif
di pasar, seperti format yang lebih pendek (Vine & Instagram Video), dan aplikasi video streaming
seperti Periscope dam Meerkat, menawarkan kemudahan untuk memulai promosi melalui video.

Tips Menggunakan Media Sosial untuk Perusahaan B2B

By Ika Nur Solechah

Banyak perusahaan B2B yang tidak menyukai media sosial. Tetapi media sosial telah menyentuk
masyarakat dari berbagai kalangan. Sehingga mau tidak mau, perusahaan B2B harus
menggunakannya. Untuk beberapa alasan, perusahaan B2B telah tertinggal dari perusahaan-
perusahaan B2C dalam mengadaptasi media sosial dan menggunakannya sebagai bagian dari
strategi marketing yang efektif. Berikut ini adalah tips yang akan membantu perusahaan B2B dalam
keputusasaannya menggunakan media sosial dan mendapatkan lebih banyak trafik.

1 Memahami dari Sudut Pandang yang Tidak Membosankan

Setiap perusahaan B2B dengan produk atau jasa yang sulit untuk dipahami, seperti perusahaan
perakitan atau distribusi, perlu mengembangkan sudut pandang yang baik untuk dipahami dan
dapat menarik khalayak luas. Hal ini akan memungkinkan mereka untuk membuat gagasan atau ide
yang dapat memperoleh daya tarik pengguna media sosial.

Katakanlah B2B menjual jasa perbaikan untuk sistem pencucian mesin tambang. Tentunya tidak
banyak orang yang akan memberikan likes ataupun shares mengenai hal itu. Tetapi ada orang-orang
yang tertarik dengan reklamasi tambang atau meningkatkan keselamatan dalam dunia
pertambangan. Itulah yang disebut dengan sudut pandang yang tidak membosankan. Anda dapat
menemukan sudut pandangnya setelah Anda melakukannya dan siap untuk beralih ke media sosial.

2 Menunjukkan Sumber Daya Manusia


Salah satu kelemahan besar yang dimiliki oleh sebagian besar perusahaan B2B, terutama sektor
industri dan manufaktur, yaitu kurangnya sumber daya manusia yang mendukung usaha mereka.
Kurangnya dalam menunjukkan keunggulan SDM membuat perusahaan B2B tampak begitu tidak
nyata bagi khalayak. Seiap perusahaan B2B perlu melakukan upaya intensif untuk memanusiakan
brand bisnis di media sosial dan content marketing mereka.

3 Memperkerjakan Seseorang yang Berpengelaman

Perusahaan B2B seringnya tidak memperkerjakan seseorang yang memiliki pengalaman yang
berkaitan dengan usaha mereka untuk mengatur media sosial. Berikut ini adalah beberapa alasan
mengapa perusahaan B2B sulit memiliki seseorang yang ahli mengenai media sosial:

Perusahaan B2B mencoba memperkerjakan seseorang yang memiliki pengalaman di bidang bisnis
mereka, tetapi ia tidak memiliki pengetahuan seputar media sosial

Perusahaan B2B hanya mencoba memperkerjakan seseorang yang mengetahui fungsi media sosial,
bukan seseorang yang berusaha membuat pergerakan di berbagai media sosial

Perusahaan B2B tidak mengetahui cara untuk terlibat langsung dengan niche mereka melalui media
sosial

Perusahaan B2B terlibat langsung dengan media sosial dengan mengutamakan tujuan, bukan brand
awareness

Atas segala permasalahan di atas, berikut ini adalah sedikit tips untuk perusahaan B2B yang ingin
memiliki seorang ahli media sosial yang tepat untuk bisnis mereka:

Pekerjakan seseorang yang pernah berhasil dengan strategi media sosialnya dengan niche yang mirip
dengan bisnis Anda

Menyewa jasa agensi atau perusahaan konsultan yang dapat membantu Anda terlibat dalam
berbagai upaya untuk membuat media sosial, penulisan konten, pemasangan iklan, dan lain-lain

4 Fokus pada Content Marketing untuk Media Sosial Anda

Tidak ada kampanye media sosial yang sukses tanpa adanya content marketing. Keduanya saling
berkaitan. Tapi bagaimanapun, tidak semua perusahaan B2B mengerjakan content marketing yang
efektif. Dan masalahnya mungkin adalah sebagian besar B2B tidak mengetahui jenis konten apa yang
tepat. Kami menyarankan Anda menyelaraskan pemahaman kontekstual konsumen dan perjalanan
mereka dengan tujuan konversi Anda. Hal itu adalah titik kontak antara perusahaan Anda dengan
konsumen.

5 Menggunakan LinkedIn
Seperti halnya media sosial lain seperti Facebook, Twitter, Google+, dan Pinterest, LinkedIn
memungkinkan Anda memiliki hubungan yang profesional berdasarkan satu tujuan, yaitu tujuan
sosial perusahaan B2B Anda. Dan tujuan sosial Anda bukanlah trafik, melainkan sesuatu yang dapat
mengarahkan pada trafik. Selain itu, media sosial ini berorientasi bisnis, terutama digunakan untuk
jaringan profesional. Bahkan LinkedIn adalah jaringan profesional terbesar di dunia. Ada 3 model
LinkedIn yang bermanfaat untuk perusahaan, baik B2B dan B2C, yaitu:

LinkedIn membantu perusahaan dalam mencari pekerja profesional (hiring solution) untuk
perusahaan. Dan biasanya perusahaan diharuskan membayar terlebih dahulu unutk lisensi per
tahun.

LinkedIn adalah solusi marketing bagi sebagaian besar perusahaan. Mereka menyediakan ruang
untuk pemasangan iklan dan perusahaan dapat memilih jenis iklan yang ingin dipasang dan khalayak
sasaran yang diinginkan.

LinkedIn memberikan penawaran biaya keanggotaan yang minimum sehingga para profesional
merasa banyak manfaat yang dapat diperoleh hanya dengan mengeluarkan sedikit uang.

OPTIMALISASI PERAN MEDIA SOSIAL BAGI PERUSAHAAN

January 1, 2013

Microsoft Word - web 2.0 logos.docBooming penggunaan sosial media oleh masyarakat Indonesia
kini menjadi fenomena yang menarik untuk kita cermati. Bertambahnya penduduk Indonesia yang
mengerti teknologi internet ditambah dengan tipikal masyarakat Indonesia yang talkative dan
memang suka berbagi, mulai dari berbagi pengalaman, pengetahuan atau sekedar curahan hati
mungkin salah satu penyebab mengapa sosial media kini ramai di bicarakan dan tentunya laris
digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Media sosial merupakan media online dimana para penggunanya dapat dengan mudah untuk
berpartisipasi, berbagi dan meciptakan konten sesuai dengan yang diinginkan oleh penggunanya.
Sosial media juga merupakan tempat dimana para pengguna bisa berinteraksi dan berkomunikasi
satu dengan yang lainnya tanpa ada hambatan yang berarti. Kehadiran media sosial sejatinya
membebaskan individu dari belenggu dan batasan informasi, media sosial menjanjikan kesetaraan
dalam berbagi informasi, artinya siapa saja berhak menyampaikan informasi.
Saat ini, ada banyak media sosial yang bisa kita gunakan. Mulai dari yang berbasiskan proyek
kolaborasi (Wikipedia), blog dan micro blog (wordpress,blogspot dan twitter), konten (e-book,e-
learning) maupun jejaring sosial (facebook). Namun, yang terakhir yakni jejaring sosial mungkin
merupakan sosial media yang saat ini paling banyak di gunakan oleh masyarakat Indonesia, dan akan
terus bertambah setiap tahunnya.

Jika kita melihat data, untuk jejaring sosial berbasiskan micro blogging saja seperti twitter, pada
tahun 2011 Indonesia berada di urutan ke 3 dalam hal orang yang paling banyak berkicau di twitter,
di bawah Brazil dan Amerika Serikat.[1] Dengan rata-rata twit perhari menembus angka 1,3 juta
kicauan[2]. Sedangan untuk media sosial berbasiskan jejaring sosial seperti Facebook, Indonesia
berada di peringkat kedua terbesar di dunia setelah Amerika serikat dengan total pengguna
mencapai 40 juta orang.[3]

Dalam penggunaannya, kita sebagai user sosial media harus cerdas jika ingin mendapatkan banyak
manfaat dari aktifitas kita di sosial media, dan jika kita melakukan hal itu, banyak informasi yang
tersedia di media sosial yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mengembangan
kapasitas kita sebagai pengguna. Berikut beberapa benefit yang bisa kita dapatkan melalui media
sosial :

Sebagai sumber pembelajaran

Sarana komunikasi dan kolaborasi antar individu dan kelompok

Meningkatkan eksistensi individu maupun kelompok

Sebagai media penyebaran informasi tanpa batas

Selain poin di atas, sebenarnya masih banyak lagi benefit positif yang bisa kita dapatkan melalui
sosial media. Namun sebaliknya, jika kita menggunakan sosial media secara sembarangan dengan
mengabaikan norma dan etika yang berlaku di masyarakat, bukan keuntungan yang kita dapat,
namun sebaliknya adalah kerugian, tidak hanya bagi kita pribadi namun juga untuk lingkungan kita,
keluarga bahkan perusahaan tempat dimana kita berkerja.

Banyak kasus yang membuktikan hal itu, dimana ketika para karyawan menggunakan sosial media
secara sembarangan, perusahaan tempat dimana karyawan tersebut berkerja tersangkut dan harus
menanggung kerugian. Bahkan, seperti yang dilansir oleh Deloitte dalam laporannya yang berjudul
Aftershock: Ajudsting to the new world of risk management, sosial media dimasukan menjadi
sumber risiko keempat terbesar perusahaan yang harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan.

Dalam konteks dunia bisnis, khususnya dalam hal peningkatkan kualitas sumber daya manusia
perusahaan dan lingkungan kerja tempat dimana SDM tersebut berkerja, media sosial memiliki
peranan yang sangat berarti. Jika kita cermat, media sosial dengan segala kelebihan dan
kekurangannya bisa menjadi bagian dari media pembelajaran yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk meningkatkan kualitas karyawan dan juga lingkungan kerja tersebut.
Seperti kita sadari bersama, sumber daya manusia merupakan asset terpenting yang dimiliki oleh
perusahaan, karena manusia merupakan modal utama dalam membangun perusahaan. begitupun
dengan lingkungan kerja, tempat dimana karyawan berkerja, layaknya sebauah aquarium, ikan hias
yang indah dapat terlihat lebih indah jika aquarium tersebut juga indah, sejatinya antara kualitas
karyawan dengan lingkungan kerja merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Kualitas karyawan dapat baik jika lingkungan kerja tempat dimana karyawan berkerja juga baik. Di
tandai dengan lingkungan kerja yang mendukung berkembangnya karyawan, adanya kompetisi yang
sehat sehingga mendorong karyawan untuk terus meningkatkan kapabilitas dan kapasitas dirinya,
adanya kepemimpinan yang efektif serta budaya kerja yang kuat sehingga membuat karyawan
merasa nyaman melakukan pekerjaanya dan masih banyak lagi. Begitupun sebaliknya, semakin
berkualitas suatu karyawan, maka lingkungan kerja juga semakin berkualitas.

Lalu pertanyaannya, bagaimana perusahaan menggunakan sosial media sebagai bagian dari usaha
perusahaan untuk meningkatkan kualitas SDM dan lingkungan kerjanya ? ada beberapa hal yang
dapat dilakukan oleh perusahaan, yakni :

1. Pengintegrasian secara proporsional media sosial terhadap aktifitas pekerjaan para karyawan.

media sosial merupakan wadah para pengguna untuk saling brinteraksi dan berkomunikasi, dalam
dunia kerja hal ini dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan aktifitas pekerjaan yang dilakukan
oleh karyawan melalui sosial media secara proporsional di dalam lingkungan kerja sehari-hari. Jika
hal ini dapat dilaksanakan, perusahaan dapat lebih efektif dalam hal alur komunikasi yang dapat
membuat lingkungan kerja semakin efisien. Perusahaan dapat melakukannya dengan cara sebagai
berikut :

Pengerjaan project perusahaan berbasiskan Collective participatory media via media sosial, hal ini
merupakan terobosan yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam rangka mendorong para
karyawan untuk dapat berpartisipasi mengeluarkan ide dan juga gagasan dalam teknis pengerjaan
proyek perusahaan. karena dengan berbagai ide dan juga gagasan dari para karyawan yang nantinya
di agregasi, dapat membentuk suatu gagasan dan ide utuh yang lebih baik.

Pemanfaatan sosial media khususnya yang berbasiskan jejaring sosial sebagai bagian dari media
komunikasi interpersonal juga, selain itu perusahaan juga dapat menggunakan sosial media sebagai
salah satu broadcast media agar dapat lebih mudah dalam hal penyebaran informasi terkait aktifitas
pekerjaan dalam lingkungan kerja perusahaan.

Penggunaan sosial media dimana perusahaan mendorong para karyawan untuk terus meluaskan
networking yang tidak hanya ditujukan untuk kepentingan perusahaan dalam menjalankan aktifitas
bisnisnya, namun juga untuk mengembangkan jejaring individu para karyawannya, dengan harapan
modal sosial dari para karyawan dapat meningkat sehingga dapat digunakan untuk berbagai
kepentingan di masa yang akan datang.

2. Menjadikan sosial media sebagai bagian dari upaya engagement karyawan

Sumber daya manusia merupakan modal utama dari sebuah perusahaan, untuk memaksimalkan
pendayagunaan potensi yang dimiliki oleh karyawan di dalam perusahaan, harus ada faktor-faktor
yang mampu membentuk kenyamanan sehingga karyawan merasa menjadi bagian dari perusahaan.
berikut cara yang dapat di lakukan oleh perusahaan, khususnya jika menggunakan jenis sosial media
berbasiskan micro blogging seperti twitter adalah :

Melalui twitter, sang pimpinan harus selalu memberikan positive energy, baik itu motivasi, nasihat
dan juga bentuk perhatian lebih kepada para karyawan, sehingga hal itu menjadi bukti bahwa
perusahaan yang diwakili oleh para pemimpinnya dapat go beyond disbanding perusahaan lain yang
nantinya diharapkan mampu membentuk keterikatan antar pemimpin perusahaan dengan para
karyawan di bawahnya.

Dengan media sosial seperti twitter, pemimpin perusahaan yang mewakili perusahaan secara umum
juga harus mampu membentuk positive feeling bagi para karyawannya, ini ditujukan agar ada rasa
kebanggan dari para karyawannya terhadap perusahaan sehingga nantinya kebanggaan akan
perusahaan meningkat dan tentunya diharapkan komitmen dan loyalitas dari para karyawan
terhadap perusahaan juga ikut meningkat.

3. Sosial media sebagai tempat transfer of knowledge

Kehadiran media sosial sejatinya membebaskan individu dari belenggu informasi. Media sosial
menjanjikan kesetaraan dalam berbagi informasi, artinya siapa saja berhak menyampaikan dan
menyediakan informasi. Dengan pengertian seperti ini, perusahaan dapat menjadikan sosial media
sebagai pusat transfer ilmu pengetahuan dan juga transfer pembelajaran. Ada beberapa cara yang
dapat dilakukan oleh perusahaan, cara-cara tersebut antara lain :

Secara umum, semua media sosial merupakan wadah yang mumpuni dalam hal transfer knowledge.
Namun yang perlu ditekankan dalam hal ini adalah perusahaan harus mampu membentuk sistem
pembelajaran kontinyu yang efektif melalui sosial media, karena jika ini dapat dilakukan oleh
perusahaan, maka ini akan menjadi sangat luar biasa khususnya dalam hal continues improvement
yang diawali oleh pengetahuan dari para karyawan perusahaan.

Optimalisasi peran Audio Digital ( Podcast ) untuk meningkatkan kompetensi karyawan. Pada intinya,
Podcast merupakan penyampaian informasi dalam bentuk audiotory dan disebarkan melalui
internet. Ini juga dapat digunakan perusahaan untuk membangun budaya continues improvement
untuk para karyawannya, dengan cara mendorong para karyawan untuk berbagi melalui media
audio digital. Contohnya jika ada karyawan yang sudah selesai mengikuti seminar ataupun pelatihan
yang berkaitan dengan pekerjaan, karyawan tersebut dapat berbagi tentang pengalamannya kepada
seluruh karyawan yang terkait sehingga semakin banyak karyawan yang dapat merasakan
manfaatnya.
Poin-poin di atas merupakan berbagai cara yang bisa di lakukan oleh perusahaan dengan
menggunakan fasilitas media sosial dalam rangka meningkatkan kualitas karyawan beserta
lingkungan kerjanya. Jika perusahaan cermat menggunakan media sosial dengan menjadikannya
sebagai bagian yang integral dari perusahaan, maka perusahaan dapat menjadikan peranan media
sosial sebagai competitive advantage perusahaan dibanding perusahaan lainnya. Sehingga
perusahaan dapat tetap bertahan dalam dunia bisnis yang semakin dinamis seperti sekarang ini.

Namun yang harus disadari dan menjadi perhatian utama oleh perusahaan adalah media sosial
sebenarnya hanya merupakan media pendukung bagi perusahaan dalam membentuk kualitas
karyawan dan lingkungan kerjanya. Secara sederhana dapat ditafsirkan bahwa harus ada kombinasi
yang tepat antara pendekatan via twitter dan face to face di perusahaan. Dengan harapan, jika hal
itu dilakukan upaya perusahaan dalam meningkatkan kualitas karyawan serta lingkungan kerja dapat
berjalan secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai