Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

OLEH

OLEH:

NAMA : SITI ZURAIDATIL APRIANI

NPM : 017.02.0733

PROGRAM STUDI NERS ANGKATAN XIII B PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
TAHUN 2017
LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Masalah Utama: Defisit Perawatan Diri


B. Proses terjadinya Masalah
1. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
( Depkes 2000).
2. Factor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya.Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
3. Factor Presipitasi

Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang


penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:

a. Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan


diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.

b. Praktik Sosial

Pada anakanak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka


kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

c. Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.

d. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan


yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.

e. Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh


dimandikan.

f. Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam


perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lainlain.

g. Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang


dan perlu bantuan untuk melakukannya.
4. Pohon Masalah
Akibat : Isolasi Sosial

Core Problem :
Defisit Perawatan Diri : mandi,
toileting, makan, berhias

Penyebab : Harga Diri Rendah

C. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji

Masalah Keperawatan
1. Defisit perawatan diri
2. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
3. Isolasi sosial

Data yang perlu di kaji


a. Tanda dan gejala
b. Defisit perawatan diri, meliputi:
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri adalah :
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor.
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Kuku panjang dan kotor.
d. Gigi kotor disertai mulut bau.
e. Penampilan tidak rapi.
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
a. Interaksi kurang.
b. Kegiatan kurang.
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
d. Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat,
gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
D. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit perawatan diri
2. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
3. Isolasi sosial

Diagosa prioritas:
Defisit perawatan diri

E. Rencana Tindakan Keperawatan


A. Tindakan Keperawatan Pada Pasien

Rencana Tindakan keperawatan

Tgl No Diagnose Tujuan kriteriahasil Intervensi


Dx keperawa
tan
1. TUM ; Setelah 1. Berikan salam setiap
Klien dapat dilakukan berinteraksi.
meningkatkan minat tindakan 2. Perkenalkan nama, nama
dan motivasinya selama ... x panggilan perawat dan tujuan
untuk memperhatikan 24 jam perawat berkenalan.
kebersihan diri. diharapkan 3.Tanyakan nama dan panggilan
2. TUK pasien dapat kesukaan klien.
Klien dapat membina membinan 4.Tunjukan sikap jujur dan
hubungan saling percaya hubungan menepati janji setiap kali
dengan perawat. saling berinteraksi.
percaya 5. Tanyakan perasaan dan masalah
yang dihadapi klien.
6. Buat kontrak interaksi yang
jelas.
7.Dengarkan ungkapan perasaan
klien dengan empati.
8. Penuhi kebutuhan dasar klien.
TUK II 1.Bina hubungan saling percaya
Klien dapat mengenal dengan
tentang pentingnya Menggunakan prinsip komunikasi
Kebersihan diri. terapeutik.
2.Diskusikan bersama klien
pentingnya kebersihan diri dengan
cara menjelaskan pengertian
tentang arti bersih dan tanda-tanda
bersih.
3. Dorong klien untuk
menyebutkan 3 dari 5 tanda
kebersihan diri.
4.Diskusikan fungsi kebersihan diri
dengan menggali
Pengetahuan klien terhadap hal
yang berhubungan dengan
kebersihan diri.
5. Bantu klien mengungkapkan arti
kebersihan diri dan tujuan
memelihara kebersihan diri.
6. Beri reinforcement positif
setelah klien mampu
mengungkapkan arti kebersihan
diri.
7.Ingatkan klien untuk memelihara
kebersihan diri
seperti: mandi 2 kali pagi dan sore,
sikat gigi
minimal 2 kali sehari (sesudah
makan dan
sebelum tidur), keramas dan
menyisir rambut,
gunting kuku jika panjang.
TUK III : Klien dapat 1. Motivasi klien untuk mandi.
melakukan kebersihan 2. Beri kesempatan untuk mandi,
diri dengan bantuan beri kesempatan klien untuk
perawat. mendemonstrasikan cara
memelihara kebersihan diri yang
benar.
3.Anjurkan klien untuk mengganti
baju setiap hari.
4.Kaji keinginan klien untuk
memotong kuku dan merapikan
rambut.
5.Kolaborasi dengan perawat
ruangan untuk
Pengelolaan fasilitas perawatan
kebersihan diri, seperti mandi dan
kebersihan kamar mandi.
6.Bekerjasama dengan keluarga
untuk mengadakan fasilitas
kebersihan diri seperti odol, sikat
gigi, shampoo, pakaian ganti,
handuk dan sandal.
TUK IV : Klien dapat 1. Monitor klien dalam melakukan
melakukan kebersihan kebersihan diri secara teratur,
perawatan diri secara ingatkan untuk mencuci rambut,
mandiri. menyisir, gosok gigi, ganti baju
dan pakai sandal.
TUK V : Klien dapat 1. Monitor klien dalam melakukan
mempertahankan kebersihan diri
kebersihan diri secara Secara teratur, ingatkan untuk
mandiri. mencuci rambut,
menyisir, gosok gigi, ganti baju
dan pakai sandal.

TUK V : Klien dapat 1. Beri reinforcement positif jika


mempertahankan berhasil melakukan kebersihan
kebersihandiri secara diri.
mandiri.
TUK VI : Klien dapat 1.Jelaskan pada keluarga tentang
dukungan keluarga dalam penyebab kurang minatnya klien
meningkatkan kebersihan menjaga kebersihan diri.
diri. 2.Diskusikan bersama keluarga
tentang tindakan yang telah
dilakukan klien selama di RS
dalam menjaga kebersihan dan
kemajuan yang
telah dialami di RS.
3.Anjurkan keluarga untuk
memutuskan memberi
stimulasi terhadap kemajuan yang
telah dialami di RS.
4.Jelaskan pada keluarga tentang
manfaat sarana yang lengkap
dalam menjaga kebersihan diri
klien.
5.Anjurkan keluarga untuk
menyiapkan sarana dalam menjaga
kebersihan diri.
6.Diskusikan bersama keluarga
cara membantu klien dalam
menjaga kebersihan diri.
7.Diskusikan dengan keluarga
mengenai hal yang dilakukan
misalnya: mengingatkan pada
waktu
mandi, sikat gigi, mandi, keramas,
dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Anna Keliat,Budi S.Kep dkk.2002.Keperawatan Kesehatan Jiwa


Komunitas.EGC:Jakarata

Depkes.2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Jakarta : EGC

Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.Yogyakarta :


Momedia

Anda mungkin juga menyukai