I. Anatomi fisiolog
Pembuluh darah adalah suatu suatu system tertutup yang menyalurkan darah ke
jaringan dan kembali ke jantung. Karakteristik pembuluh darah pada manusia terdiri dari
pembuluh darah arteri, kapiler, venula dan vena, pembuluh limfa. Saring dengan
berkurangnya diameter pembuluh, jumlah pembuluh tersebut ditubuh tersebut meningkat
sehingga luas potongan melintang total meningkat.
Semua pembuluh darah dilapisi oleh suatu lapisan sel endotel. Secara kolektif,
sel-sel endotel membentuk suatu organ luar biasa yang menyertai berbagai zat yang
mempengaruhi diameter pembuluh darah dan pertumbuhannya.
a. Pembuluh darah arteri
Aorta, arteri besar, dan arteriol dibentuk oleh suatu lapisan luar jaringan ikat,
tunika adventisia : suatu lapisan tengah otot polos, tunika media : dan suatu lapisan
dalam, tunika intima. Fungsi dari pembuluh darah arteri adalah menghantarkan darah
yang kaya akan O2 ke jaringan dan organ seluruh tubuh .
b. Kapiler
Bagian akhir arteriol, yang terlindung dinamai metarteriol, mengalirkan darah ke
kapiler. Disebelah hulu, lubang kapiler dikelilingi oleh otot polos sfingter pra kapiler.
Kapiler dibentuk oleh lapisan el endotel.
c. Venula dan vena
Venula sangat mirip dengan kapiler. Venula bermuara kedalam vena yang
memiliki jumlah otot polos dan jaringan elastic sedang dengan dinding yang relatif
tipis. Vena-vena bermuara ke vena cava superior dan inferior, yang selanjutnya
mengalirkan isinya ke atrium kanan jantung dengan membawa darah yang kaya akan
CO2.
d. Pembuluh limfe
Pembuluh limfe terkecil dibentuk oleh sel endotel. Cairan tampaknya memasuki
pembuluh darah ini melalui loose junction diantara sel-sel endotel, pembuluh ini
bermura kedalam saluran endotel yang lebih besar dan memiliki katup dan dinding
kontraktil berisi otot polos sehingga cairan yang terdapat didalamnya mengalir ke
sentral (Stephei, J. Mcphee & William F, Ceanong, 2010).
II. Definisi
Hipertensi adalah peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah
arteri secara terus menerus lebih dari satu periode (Wajan, JU, 2013).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg
dan tekanan diastolnya diatas 90 mmHgyang merupakan penyebab ggal jantung, stroke,
infark miokardium, gagal ginjal kronis dan kerusakan otak ( Brumer & suddart, 2002).
III. Klasifikasi
Pada dasarnya hipertensi dikenal ada 2 jenis, yaitu :
a. Hipertensi primer : hipertensi yang penyebabnya tidak atau belum diketahui. Mereka
yang menderita hipertensi jenis ini tidak menunjukkan gejala apapun, dan baru
diketahui pada waktu pemeriksaan kesehatan.
b. Hipertensi sekunder : hipertensi yang telah diketahui penyebabnya timbulnya
penyakit hipertensi jenis ini sebagai akibat dari suatu penyakit, kondisi dan kebiasaan
seseorang.
Table klasifikasi hipertensi
No Nilai Tekanan (mmHg) Klasifikasi
1 Sistolik < 140 TD normal
140-159 TD ringan
160-179 TD sedang
> 180 TD berat
V. Patofisiologi
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi adalah gaya hidup (merokok),
diet(konsumsi tinggi garam)dan factor genetik. Rokok dapat memicu terjadinya
hipertensi dikarenakan didalam rokok mengandung nikotin yang merangsang
ketokelamin sehingga terjadinya peningkatan ketokelamin dan menyebabkan iritabilitas
miokardial, peningkatan denyut jantung dan menyebabkan vasokontriksi yang mana pada
akhirnya meningkatkan tekanan darah. Diet tinggi garam juga menyebabkan terjadinya
hipertensi karena garam mempunyai kandungan natrium, natrium bersifat mengikat air.
Pada saat garam dikonsumsi, maka garam tersebut mengikat air sehingga air akan
terserap masuk kedalam intravaskuler yang menyebabkan meningkatnya volume darah,
peningkatan intake sodium dapat menyebabkan terjadinya refersi sidium ke ginjal yang
akan menyebabkan peningkatan curah jantung sehingga terjadi hipertensi. Peningkatan
penebalan dinding arteriol akibat factor genetik yang menyebabkan peningkatan refersi
vaskuler perifer(Kowalak Welsh Mayer, 2011).
VI. Manifestasi klinis
a. Sakit kepala(rasa berat ditengkuk)
b. Palpitasi
c. Kelemahan
d. Ansietas
e. Keringata berlebihan
f. Tremor otot
g. Nyeri dada
h. Pandangan kabur
i. Kesulitan tidur
IX. Komplikasi
Berikut merupakan beberapa komplikasi dari hipertensi, antara lain :
a. Stroke, timbul akibat perdarahan kaena tekanan darah di otak atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh non otak.
b. Infark miokardium terjadi apabila arteri koroner yang mengalami aterosklerosis tidak
dapat menuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk thrombus yang
dapat menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut.
c. Gagal ginjal terjadi karena karusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-
kapiler glomerolus.
d. Ensefalopati terjadi terutama pada hipertensi maligna. Tekanan yang sangat tinggi
akibat peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan kedalam ruang intertisium
diseluruh susunan saraf pusat (Ardiansyah, 2012)
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
HIPERTENSI
I. Pengkajian
Pengkajian ini meliputi :
a. Identitas pasien : nama, umur, pekerjaan, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat
dan penanggung jawab
b. Riwayat kesehatan
- Keluhan utama : biasa ditemukan pada saat pengkajian awal seperti keluhan sakit
kepala.
- Riwayat penyakit sekarang : penyakit yang diderita oleh pasien saat ini.
- Riwayat penyakit dahulu : penyakit yang pernah diderita oleh pasien
- Riwayat penyakit keluarga : apakah keluarga pasien mengalami penyakit
hipertensi.
- Aktivitas/istirahat : gejala : lemah, letih, nafas pendek
Ardiansyah, Muhammad. 2012. Medikal Bedah untuk Mahasiswa. Jogjakarta: Cipta Medika
Huon H.Gray,Kat. 2005. Lecture Notes On Kardiologi Edisi 4 jakarta : Erlangga.
Kuwalak Welsh Manyer. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Stephenj. Mcphee & William F.Ganong. 2010. Patofisiologi Penyakit Edisi S. Jakarta : EGC.
Udjianti, Wajan Juni. 2011. Keperawatan Kardiovastuler Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Williams Lippicoh & Wilkins. 2011. Capital selecta peyakit dengan implikasi keperawatan Edisi
2 . Jakarta : EGC.
Patway
Genetik Merokok (nikotin) Diet tinggi garam
Menurun Katekolami
A. Identitas Klien
Nama : Tn. W No. Rm : 11-69-45
Usia : 50 tahun Tgl. Masuk : 03-06-2016
Jenis kelamin : laki-laki Tgl. Pengkajian : 06-06-2016
Alamat : Sumber Suko- Gempel sumber informasi : klien
No. telpon :- nama keluarga dekat dihubungi:Ny.S
Status perkawinan : menikah Status : istri
Agama : islam Alamat : sumber suko- gempel
Suku : jawa No. telpon : -
Pendidikan : SMP pendidikan : SD
Pekerjaan : petani Pekerjaan : IRT
Lama kerja : 15 tahun
3. Imunisasi :
( ) BCG ( ) Hepatitis
( ) Polio ( ) campak
( ) DPT ...
4. Kebiasaan :
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Merokok Sering 1 bungkus/hari 35 tahun
Kopi Sering 3 x sehari 35 tahun
Alkohol Tidak pernah - -
5. Obat-obatan yang digunakan
Jenis Lamanya Dosis
Furocemida Ketika timbul gejala 3x1
- - -
E. Riwayat Keluarga
Keluarga pasien mengatakan ada keluarga yang mengalami hipertensi seperti penyakit
yang diderita pasien.
GENOGRAM
F. Riwayat Lingkungan
Jenis rumah Pekerjaan
Kebersihan Cukup -
bahaya kecelakaan Minimal -
polusi Minimal -
ventilasi Cukup -
pencahayaan Cukup -
I. Pola Eliminasi
BAB : Rumah Rumah sakit
Frekuensi/pola 1 x sehari 1 x sehari
Konsistensi Padat Padat
Warna & bau Kuning, khas Kuning, khas
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya mengatasi - -
J. Pola Tidur-istirahat
Rumah Rumah sakit
Tidur siang : lamanya + 3 jam + 4 jam
- Jam s/d 13.00- 15.00 11.00- 14.00
- Kenyamanan stlh. Tidur Nyaman Merasa lebih segar
- Seka
L. Pola Toleransi- Koping Stress
1. Pengambilan keputusan : ( ) sendiri ( ) dibantu orang lain
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri, dll)
3. Yang bisa dilakukan apabila stress/mengalami masalah : curhat dengan istri & keluarga
4. Harapan setelah menjalani perawatan : cepat sembuh & bisa beraktivitas kembali
5. Perubahan yang dirasa setelah sakit : lemah dalam beraktivitas
M. Konsep Diri
1. Gambaran diri : pasien berjenis kelamin laki-laki
2. Ideal diri : pasien adalah seorang bapak
3. Harga diri : pasien tidak malu dengan kondisi sakitnya saat ini
4. Peran : sebagai kepala rumah tangga
5. Identitas diri : pasien dapat menyebutkan nama, alamat dengan benar
O. Pola Komunikasi
1. Bicara : ( ) Normal ( ) Bahasa Utama : Indonesia
( ) Tidak jelas ( ) bahasa daerah
( ) Bicara berputar-putar ( ) Rentang perhatian
( ) Mampu mengerti pembicaraan orang lain ( ) Afek
2. Tempat tinggal : ( ) sendiri
( ) kos/asrama
(rumah sendiri) bersama orang lain yaitu istri
3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yang dianut : sama dengan masyarakat setempat
b. Pantangan & agama yang dianut : islam
c. Pengahsilan keluarga : ( ) < Rp. 250.000 ( ) Rp. 1 juta 1.5 juta
( ) Rp. 250.000-500.000 ( ) Rp. 1.5 juta- 2 juta
( ) Rp. 500.000- 1 juta ( ) Rp. > 2 juta
P. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksualit selama sakit : () tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan : ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti.
R. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : lemah
Kesadaran : komposmentis
GCS : 4 , 5 , 6
Tanda-tanda vital :
- tekanan darah : 190/100 suhu : 36,7 0C
- nadi : 90 RR : 20 x/menit
Tinggi badan : - Berat Badan : -
2. Kepala dan leher
a. Kepala :
Inspeksi : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, warna rambut
hitam & beruban , sedikit kotor.
Palpasi : tidak ada massa, benjolan & nyeri tekan.
b. Mata :
Inspeksi : simetris, konjungtiva anemis, skelera putih, kemerahan, tidak
ada benjolan.
Palpasi : tidak ada massa, benjolan & nyeri tekan
c. Hidung :
Inspeksi : simetris, tidak ada benjolan, sedikit kotor, tidak ada pernapasan
cuping hidung.
Palpasi : tidak ada massa, benjolan & nyeri tekan
d. Mulut & tenggorokan :
Inspeksi : simetris, mukosa kering, lidah dan gigi sedikit kotor,
Palpasi : tidak ada kesulitan menelan, tidak ada pembesaran kel. Tiroid,
massa dan nyeri tekan.
e. Telinga :
Inspeksi : simetris, sedikit kotor
Palpasi : tidak ada massa, benjon &nyeri tekan
f. Leher :
Inspeksi : simetris, tidak ada pembesaran kel. Tiroid
Palpasi : tidak ada massa, benjolan & nyeri tekan
Paru
- Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, inhalasi dan ekhalasi sama,
tida ada pernapasan cuping hidung
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, massa & benjolan
- Perkusi : terdengar suara sonor
- Auskultasi : terdengar bunyi vesikuler
4. Payudara & ketiak
Simetris, ketiak sedikit kotor, tidak ada massa, nyeri tekan & benjolan.
5. Punggung & tulang belakang
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak ada massa, nyeri tekan & benjolan.
6. Abdomen
- Inspeksi : perut cembung, tidak ada benjolan
- Auskultasi : bising usus 10 x/m
- Palpasi : tidak ada distensi abdomen
- Perkusi : terdengar suara timpani pada bagian perut kiri atas, dan pada bagian
kanan atas terdengar suara pekak.
7. Genetalia & anus
- Inspeksi : klien berjenis kelamin laki-laki dan tidak terpasang kateter
- Palpasi : tidak terkaji
8. Ekstremitas
- Atas : simetris, terpasang infuse pada tangan kanan, tidak ada massa, benjolan dan
nyeri tekan
- Bawah : simetris, kebas pada tungkai kanan, tidak ada massa, benjolan dan nyeri
tekan.
9. Sistem neurologi
- Kesadaran : komposmentis
- GCS : 4 , 5 , 6
- Keadaan umum : lemah
10. Kulit & kuku
- Turgor kulit : < 2 detik
- Kuku : CRT < 2 detik
T. Therapy
1. Diit : rendah gara, tinggi kalsium
2. Infuse ringer laktat 500 cc x 2 / hari
3. Injeksi :
- lapibal/mecobalamin 500 mg/ml 1x1amp
- pumpisel/pantoprazole sodium 40 mg 1x1 vial
- brainact/citicoline 500 mg 2x1 amp
4. per. Oral :
- escovit
- postorzy
- CPG
ANALISA DATA
afterload
fatique
intoleransi aktivitas
Hipertensi adalah penyakit yang serius dan sering juga disebut sillent Killer karena tanpa
kita sadari penyakit ini merupakan penyebab stroke, gagal jantung dan kerusakan otak.
Sampel dari penelitaian ini terdiri dari 100 pasien hipertensi yang berusia antara 25 dan
75 tahun. Penelitian ini menggunakan questioner untuk mengetahui persepsi responden terhadap
penyakit yang diderita, waktu kontrol pengobatan, dan representasi emosiona. Dan untuk
mengetahui cara mereka mengetahui penyakitnya, peneliti memberikan questioner tentang
perilaku yang diadopsi oleh pasien, mencari dukungan social, integrasi, penolakan, mencari
pengetahuan, perencanaan dan focus mengatasi masalah.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukan persepsi emosional pada pasien yang
menderita TH berbeda dan mencari pengetahuan adalah metode yang paling sering dilakukan.
Artinya Persepsi positif tentang penyakit yang diderita dengan cara mencari informasi untuk
mengatasi hipertensi.
Jadi dapat disimpulkan, dari kasus yang di temukan pada Tn.W, 50 tahun, bahwa Tn.W
tidak malu dengan kondisi sakitnya (memiliki persepsi positif tentang penyakit yang di derita)
dan cara mengtasinya. TN W/ keluarga rutin bertanya kepada tim perawat/ dokter tentang
penyakitnya setiap kali visite.