Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Anatomi fisiolog
Pembuluh darah adalah suatu suatu system tertutup yang menyalurkan darah ke
jaringan dan kembali ke jantung. Karakteristik pembuluh darah pada manusia terdiri dari
pembuluh darah arteri, kapiler, venula dan vena, pembuluh limfa. Saring dengan
berkurangnya diameter pembuluh, jumlah pembuluh tersebut ditubuh tersebut meningkat
sehingga luas potongan melintang total meningkat.
Semua pembuluh darah dilapisi oleh suatu lapisan sel endotel. Secara kolektif,
sel-sel endotel membentuk suatu organ luar biasa yang menyertai berbagai zat yang
mempengaruhi diameter pembuluh darah dan pertumbuhannya.
a. Pembuluh darah arteri
Aorta, arteri besar, dan arteriol dibentuk oleh suatu lapisan luar jaringan ikat,
tunika adventisia : suatu lapisan tengah otot polos, tunika media : dan suatu lapisan
dalam, tunika intima. Fungsi dari pembuluh darah arteri adalah menghantarkan darah
yang kaya akan O2 ke jaringan dan organ seluruh tubuh .
b. Kapiler
Bagian akhir arteriol, yang terlindung dinamai metarteriol, mengalirkan darah ke
kapiler. Disebelah hulu, lubang kapiler dikelilingi oleh otot polos sfingter pra kapiler.
Kapiler dibentuk oleh lapisan el endotel.
c. Venula dan vena
Venula sangat mirip dengan kapiler. Venula bermuara kedalam vena yang
memiliki jumlah otot polos dan jaringan elastic sedang dengan dinding yang relatif
tipis. Vena-vena bermuara ke vena cava superior dan inferior, yang selanjutnya
mengalirkan isinya ke atrium kanan jantung dengan membawa darah yang kaya akan
CO2.
d. Pembuluh limfe
Pembuluh limfe terkecil dibentuk oleh sel endotel. Cairan tampaknya memasuki
pembuluh darah ini melalui loose junction diantara sel-sel endotel, pembuluh ini
bermura kedalam saluran endotel yang lebih besar dan memiliki katup dan dinding
kontraktil berisi otot polos sehingga cairan yang terdapat didalamnya mengalir ke
sentral (Stephei, J. Mcphee & William F, Ceanong, 2010).

II. Definisi
Hipertensi adalah peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah
arteri secara terus menerus lebih dari satu periode (Wajan, JU, 2013).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg
dan tekanan diastolnya diatas 90 mmHgyang merupakan penyebab ggal jantung, stroke,
infark miokardium, gagal ginjal kronis dan kerusakan otak ( Brumer & suddart, 2002).

III. Klasifikasi
Pada dasarnya hipertensi dikenal ada 2 jenis, yaitu :
a. Hipertensi primer : hipertensi yang penyebabnya tidak atau belum diketahui. Mereka
yang menderita hipertensi jenis ini tidak menunjukkan gejala apapun, dan baru
diketahui pada waktu pemeriksaan kesehatan.
b. Hipertensi sekunder : hipertensi yang telah diketahui penyebabnya timbulnya
penyakit hipertensi jenis ini sebagai akibat dari suatu penyakit, kondisi dan kebiasaan
seseorang.
Table klasifikasi hipertensi
No Nilai Tekanan (mmHg) Klasifikasi
1 Sistolik < 140 TD normal
140-159 TD ringan
160-179 TD sedang
> 180 TD berat

2 Diastolik <85 TD normal


85-99 TD ringan
100-109 TD sedang
>110 TD berat
IV. Etiologi
a. Hipertensi primer/ HT esensial
1. Genetik : riwayat keluarga dengan hipertensi beresiko tinggi.
2. Jenis kelamin dan usia : laki-laki usia 35-50 tahun dan wanita pasca menopause.
3. Diet : konsumsi diet tinggi garam/lemak secara langsung berhubungan dengan
berkembangnya HT.
4. BB : obesitas (> 25% diatas BB ideal)
5. Gaya hidup : merokok dan konsumsi alcohol dapat meningkatkan tekanan darah
b. Hipertensi sekunder
1. Penyakit ginjal dan tiroid
2. Kontrasepsi oral
3. Neurogenik
4. Kehamilan
5. Stress ( Wajan Juni & Udjianti, 2011)

V. Patofisiologi
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi adalah gaya hidup (merokok),
diet(konsumsi tinggi garam)dan factor genetik. Rokok dapat memicu terjadinya
hipertensi dikarenakan didalam rokok mengandung nikotin yang merangsang
ketokelamin sehingga terjadinya peningkatan ketokelamin dan menyebabkan iritabilitas
miokardial, peningkatan denyut jantung dan menyebabkan vasokontriksi yang mana pada
akhirnya meningkatkan tekanan darah. Diet tinggi garam juga menyebabkan terjadinya
hipertensi karena garam mempunyai kandungan natrium, natrium bersifat mengikat air.
Pada saat garam dikonsumsi, maka garam tersebut mengikat air sehingga air akan
terserap masuk kedalam intravaskuler yang menyebabkan meningkatnya volume darah,
peningkatan intake sodium dapat menyebabkan terjadinya refersi sidium ke ginjal yang
akan menyebabkan peningkatan curah jantung sehingga terjadi hipertensi. Peningkatan
penebalan dinding arteriol akibat factor genetik yang menyebabkan peningkatan refersi
vaskuler perifer(Kowalak Welsh Mayer, 2011).
VI. Manifestasi klinis
a. Sakit kepala(rasa berat ditengkuk)
b. Palpitasi
c. Kelemahan
d. Ansietas
e. Keringata berlebihan
f. Tremor otot
g. Nyeri dada
h. Pandangan kabur
i. Kesulitan tidur

VII. Pemeriksaan penunjang


Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien hipertensi
antara lain :
a. Uji laboraturium
- Urinalisis dapat menunjukkan protein, sel darah merah atau sel darah putih yang
menandakan penyakit ginjal, glukosa menandakan adanya diabetes mellitus.
- Kadar kalium serum < 3,5 mEq/L mengindikasi adanya disfungsi adrenal.
- BUN normal atau meningkat hingga > 20 mg/dl dan kadar kreatinin serum
normal atau meningkat hingga > 1,5 mg/dl menunjukkan adanya penyakit ginjal.
b. Urografi ekskretori dapat menunjukkan atrofi ginjal, mengidentifikasi penyakit ginjal
kronis.
c. Foto toraks berfungsi untuk mengetahui adanya kardiomegali.
d. Arteriografi ginjal berfungsi untuk mengetahui adanya stenosis arteri ginjal.
e. EKG berfungsi untuk menunjukkan hipertrofi atau iskemia ventrikel kiri.
f. Pemeriksaan menggunakan kaptoperil oral dapat dilakukan untuk menguji hipertensi
renovaskuler.
g. Oftalmokopi berfungsi untuk mengetahuin adanya luka di arteriovena enselofati
hipertensif, dan edema (William Lippicontt, 2011).
VIII. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan farmakologinjeni-jenis obat anti hipertensi yang dianjurkan untuk
terapi hipertensi antara lain :
- Diuretika , terutama jenis obat thiazide atau aldosteron yang efektif untuk
menurunkan dan mencegah retensi cairan.
- Beta blocker, biasa digunakan padda hipertensi ringan sampai sedang terutama
pada pasien dengan penyakit jantung koroner.
- Alcium chanel blocker/calcium antagonist berfungsi merendahkan kadar rennin
seperti pada usia lanjut.
b. Penatalaksanaan non farmakologi
- Modifikasi gaya hidup seperti pengontrolan gaya hidup, pengontrolan BB,
pembatasan konsumsi alcohol, olahraga teratur dan berhenti merokok.
- Diet rendah lemak jenuh dan rendah natrium.
- Diet kalsium, magnesium dan kalium yang adekuat ( William Lippicontt, 2011).

IX. Komplikasi
Berikut merupakan beberapa komplikasi dari hipertensi, antara lain :
a. Stroke, timbul akibat perdarahan kaena tekanan darah di otak atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh non otak.
b. Infark miokardium terjadi apabila arteri koroner yang mengalami aterosklerosis tidak
dapat menuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk thrombus yang
dapat menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut.
c. Gagal ginjal terjadi karena karusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-
kapiler glomerolus.
d. Ensefalopati terjadi terutama pada hipertensi maligna. Tekanan yang sangat tinggi
akibat peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan kedalam ruang intertisium
diseluruh susunan saraf pusat (Ardiansyah, 2012)
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

HIPERTENSI

I. Pengkajian
Pengkajian ini meliputi :
a. Identitas pasien : nama, umur, pekerjaan, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat
dan penanggung jawab
b. Riwayat kesehatan
- Keluhan utama : biasa ditemukan pada saat pengkajian awal seperti keluhan sakit
kepala.
- Riwayat penyakit sekarang : penyakit yang diderita oleh pasien saat ini.
- Riwayat penyakit dahulu : penyakit yang pernah diderita oleh pasien
- Riwayat penyakit keluarga : apakah keluarga pasien mengalami penyakit
hipertensi.
- Aktivitas/istirahat : gejala : lemah, letih, nafas pendek

Tanda : frek. Jantung meningkat, perubahan irama jantung.

- Sirkulasi : gejala : riwayat HT, aterosklerosis, penyakit jantung koroner


Tanda : kenaikan TD
Nadi : denyut dari karotis, jugularis, radikalis,
Denyut apical : PMI kemungkinan bergeser bergeser sangat
kuat
Frekuensi/irama :takikardi, berbagai disritmia
Bunyi jantung : terdengar S2 pada dasar, S3 (CHF dini), S4
murmur stenosis valvular. Desiran vascular terdengar diatas
karotis femoralis atau epigastrium.
DVJ (distensi vena jugularis dan tongesti vena)
Ekstremitasi : Perubahan warna kulit, suhu dingin
Kulit : Pucat, siamosis dan diaphoresis
- Integritas ego : Gejala : riwayat perubahan keperibadian, ansietas depresi
Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kuatime
perhatian
- Makan/ Cairan : Gejala : makan yang disukai dapat mencakup makan tinggi
garam, tinggi kematian, tinggi kolestrol.
Tanda : BB normal atau obesitas.
- Neurosensori : Gejala : kelulah pusing, sutut kepala
Tanda : setatus mental, perubahan keterjagaan, onentasi, pola/isi
bicara, epeti, proses pitas, memori ingatan.
- Nyeri/ Ketidanyamanan : gejala : Angina, sakit kepala desipital berat
- Pernapasan : Gejala : dispnoa yang berkaitan dengan aktivitas kerja
Tanda : distres respirasi
- Keamanan : Gejala : gangguan hordinasi/ cara berjalan, episode parastesia
unilateral transien
II. Diagnosa Keperawatan
a. Gg. Perfusi jaringan vaskuler
b. R. Ketidakefektipan perfungsi jaringan otak
c. Kelebihan volume cairan
d. Intoleransi aktivitas
e. Resiko cedera
f. Nyeri akut
III. Intervensi
a. Kelebihan volume cairan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam, diharapkan cairan
kembali normal.
K.H : - Tidak ada edama
- Tidak ada distensi vena jugu laris
- Menunjukkan baluaran urine normal
Intervensi :
- Observasi denyut jantung
- Observasi berat, jenis urine
- Kaji tingkat kesadaran, observasi perubahan mental, adanya gelisah
- Lakukan kolaborasi dalam pemberian obat divretik
b. Intoleransi aktivitas
Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan 3 x 24 jam diharapkan pasien mampu
beraktivitas tanpa keluhan yang berarti.
K.H : - Melaporkan peningkatan aktivitas
- Beraktipitas dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah,
nada dan RR.
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Intervensi :
- Kaji TTV
- Kaji respon pasien terhadap aktivitas
- Berikan dorongan kepada pasien untuk melakukan aktivitas atau perawatan diri
secara bertahap.
- Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medis dalam merencanakan program terapi
yang tepat.
a. Nyeri akut
Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam,
diharapkan nyeri berkurang atau hilang.
K.H : - TTV dalam batas normal
- skala nyeri 0-3
- Pasien tampak rileks
Intervensi :
- Kaji TTV
- Kaji skala nyeri meliputi frekwensi, intensitas nyeri
- Observasi respon pasien terhadap ketidaknyamanan
- Ajarkan teknik distraksi ketidak timbul nyeri
- Lakukan kelaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat analgesic.
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Muhammad. 2012. Medikal Bedah untuk Mahasiswa. Jogjakarta: Cipta Medika
Huon H.Gray,Kat. 2005. Lecture Notes On Kardiologi Edisi 4 jakarta : Erlangga.
Kuwalak Welsh Manyer. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Stephenj. Mcphee & William F.Ganong. 2010. Patofisiologi Penyakit Edisi S. Jakarta : EGC.
Udjianti, Wajan Juni. 2011. Keperawatan Kardiovastuler Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Williams Lippicoh & Wilkins. 2011. Capital selecta peyakit dengan implikasi keperawatan Edisi
2 . Jakarta : EGC.
Patway
Genetik Merokok (nikotin) Diet tinggi garam

Perubaha struktur Merangsang Peningkatan intake


Fungsi pembuluh darah Pelepasan katekolamin sodium

Elastisitasi pem darah peningkatan Peningkatan air

Menurun Katekolami

Pompa jantung meningkat


PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN

Nama mahasiswa : Siti Hidayatun Nur Tempat praktek : Ruang Mina

NIM : 12.01. 027 tgl. Praktek : 06 11 juni 2016

A. Identitas Klien
Nama : Tn. W No. Rm : 11-69-45
Usia : 50 tahun Tgl. Masuk : 03-06-2016
Jenis kelamin : laki-laki Tgl. Pengkajian : 06-06-2016
Alamat : Sumber Suko- Gempel sumber informasi : klien
No. telpon :- nama keluarga dekat dihubungi:Ny.S
Status perkawinan : menikah Status : istri
Agama : islam Alamat : sumber suko- gempel
Suku : jawa No. telpon : -
Pendidikan : SMP pendidikan : SD
Pekerjaan : petani Pekerjaan : IRT
Lama kerja : 15 tahun

B. Status Kesehatan Saat Ini


1. Keluhan utama MRS : Pasien mengeluh pusing yang disertai kaku kuduk
2. Keluhan utama saat pengkjia : pasien mengatakan pusing yang disertai kaku kuduk
3. Lama keluhan : 11 hari
4. Kualitas keluhan : pasien mengatakan seperti tertindih beban berat
5. Faktor pencetus : kelelahan
6. Faktor pemberat : pasien mengatakan capek bekerja & makanan tidak terkontrol
7. Upaya yg telah dilakukan : -
8. Diagnose medis :
a. Hipertensi Tanggal : 03-06-2016
b. Gejala stroke Tanggal : 2 tahun yang lalu
C. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Keluarga pasien mengatakan sebelum masuk RS. Pasien berobat ke Dr. Rijal, tetapi
Karena tidak ada perubahan dan semakin parah, pasien dibawa berobat ke Dr. Budi,
kemudian oleh Dr. Budi pasien dirujuk ke RSI Masyitoh pada tanggal 03-06-2016 jam 23.00
sebelum masuk ke RS, pasien sudah mengalami sakit 1 minggu.

D. Riwayat Kesehatan Terdahulu


1. Penyakit yang pernah dialami :
a. Kecelakaan (jenis & waktu) : kecelakaan sepeda motor 30 tahun lalu
b. Operasi (jenis & waktu) : tidak pernah
c. Penyakit :
Kronis : hipertensi
Akut : tidak ada
d. Terakhir masuk RS : 2 tahun lalu
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll) :
Tipe reaksi tindakan
- - -
- - -

3. Imunisasi :
( ) BCG ( ) Hepatitis
( ) Polio ( ) campak
( ) DPT ...
4. Kebiasaan :
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Merokok Sering 1 bungkus/hari 35 tahun
Kopi Sering 3 x sehari 35 tahun
Alkohol Tidak pernah - -
5. Obat-obatan yang digunakan
Jenis Lamanya Dosis
Furocemida Ketika timbul gejala 3x1
- - -

E. Riwayat Keluarga
Keluarga pasien mengatakan ada keluarga yang mengalami hipertensi seperti penyakit
yang diderita pasien.

GENOGRAM

F. Riwayat Lingkungan
Jenis rumah Pekerjaan
Kebersihan Cukup -
bahaya kecelakaan Minimal -
polusi Minimal -
ventilasi Cukup -
pencahayaan Cukup -

G. Pola Aktivitas Latihan


Rumah Rumah sakit
Makan minum 0 2
Mandi 0 2
Berpakaian/berdandan 0 2
Toileting 0 2
Mobilitas di tempat tidur 0 2
Berpindah 0 2
Berjalan 0 2
Naik tangga 0 2

H. Pola Nutrisi Metabolik


Rumah Rumah sakit
Jenis diit/makanan Padat Padat
Frekuensi/pola 3 x sehari Puasa
Porsi yang dihabiskan 1 porsi habis porsi
Komposisi menu Nasi, sayur, lauk pauk Nasi, sayur, lauk pauk
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Napsu makan Baik Cukup
Fluktuasi BB 6 bln. Terakhir - -
Jenis minuman Air putih, kopi, teh Air putih, teh
Frekuensi/pola minum Sering Jarang
Gelas yang dihabiskan 6 gelas/hari 3 gelas/hari
Sukar menelan (padat/cair) - -

Pemakaian gigi palsu (area) - -


Riw. Masalah penyembuhan luka - -

I. Pola Eliminasi
BAB : Rumah Rumah sakit
Frekuensi/pola 1 x sehari 1 x sehari
Konsistensi Padat Padat
Warna & bau Kuning, khas Kuning, khas
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya mengatasi - -

BAK : Rumah Rumah sakit


Frekuensi/pola Sering Sering
Konsistensi Cair Cair
Warna & bau Kuning jernih, khas Kuning jernih, khas
Kesulitan Tida ada Tida ada
Upaya mengatasi - -

J. Pola Tidur-istirahat
Rumah Rumah sakit
Tidur siang : lamanya + 3 jam + 4 jam
- Jam s/d 13.00- 15.00 11.00- 14.00
- Kenyamanan stlh. Tidur Nyaman Merasa lebih segar

Rumah Rumah sakit


Tidur malam: lamanya 8 jam 7 jam
- Jams/d 21.00-04.00 22.00-04.00
Kenyamanan stlh. Tidur Nyaman Merasa lebih segar
Menonton tv Berbincang-bincang
Kebiasaan sblm. Tidur Tidak ada Tidak ada
Upaya mengatasi - -

K. Pola Kebersihan Diri


Rumah Rumah sakit
Mandi : frekuensi 3 x sehari -
Setiap kali mandi -
- Penggunaan sabun
Keramas : frekuensi 1 x sehari -
1 x sehari -
- Penggunaan shampoo
Gosok gigi : frekuensi 3 x sehari -
Setiap kali mandi -
- Penggunaan odol
Ganti baju : frekuensi 1 x sehari -
Memotong kuku : frekuensi 1 x seminggu -
Kesulitan Tidak ada Lemah

- Seka
L. Pola Toleransi- Koping Stress
1. Pengambilan keputusan : ( ) sendiri ( ) dibantu orang lain
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri, dll)
3. Yang bisa dilakukan apabila stress/mengalami masalah : curhat dengan istri & keluarga
4. Harapan setelah menjalani perawatan : cepat sembuh & bisa beraktivitas kembali
5. Perubahan yang dirasa setelah sakit : lemah dalam beraktivitas

M. Konsep Diri
1. Gambaran diri : pasien berjenis kelamin laki-laki
2. Ideal diri : pasien adalah seorang bapak
3. Harga diri : pasien tidak malu dengan kondisi sakitnya saat ini
4. Peran : sebagai kepala rumah tangga
5. Identitas diri : pasien dapat menyebutkan nama, alamat dengan benar

N. Pola Peran & Hubungan


1. Peran dalam keluarga : sebagai kepala rumah tangga & seorang bapak
2. System pendukung : suami/istri/anak/tetangga/teman/saudara/tidak ada/lai-lain
3. Kesulitan dalam keluarga : ( ) Hub. dengan orang tua ( ) Hub. dengan pasangan

( ) Hub. dengan sanak saudara ( )Hub. dengan anak

( ) Lain-lain sebutkan : tidak ada

4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS : tidak ada


5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : tidak ada

O. Pola Komunikasi
1. Bicara : ( ) Normal ( ) Bahasa Utama : Indonesia
( ) Tidak jelas ( ) bahasa daerah
( ) Bicara berputar-putar ( ) Rentang perhatian
( ) Mampu mengerti pembicaraan orang lain ( ) Afek
2. Tempat tinggal : ( ) sendiri
( ) kos/asrama
(rumah sendiri) bersama orang lain yaitu istri
3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yang dianut : sama dengan masyarakat setempat
b. Pantangan & agama yang dianut : islam
c. Pengahsilan keluarga : ( ) < Rp. 250.000 ( ) Rp. 1 juta 1.5 juta
( ) Rp. 250.000-500.000 ( ) Rp. 1.5 juta- 2 juta
( ) Rp. 500.000- 1 juta ( ) Rp. > 2 juta
P. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksualit selama sakit : () tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan : ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti.

Q. Pola Nilai & Kepercayaan


1. Apakah tuhan, agama, kepercayaan penting untuk anda, ya/tidak
2. Kegiatan agama /kepercayaan yang dilakukan di rumah (jenis & frekuensi) : shalat &
mengaji
3. Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya : tidak ada

R. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : lemah
Kesadaran : komposmentis
GCS : 4 , 5 , 6
Tanda-tanda vital :
- tekanan darah : 190/100 suhu : 36,7 0C
- nadi : 90 RR : 20 x/menit
Tinggi badan : - Berat Badan : -
2. Kepala dan leher
a. Kepala :
Inspeksi : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, warna rambut
hitam & beruban , sedikit kotor.
Palpasi : tidak ada massa, benjolan & nyeri tekan.
b. Mata :
Inspeksi : simetris, konjungtiva anemis, skelera putih, kemerahan, tidak
ada benjolan.
Palpasi : tidak ada massa, benjolan & nyeri tekan
c. Hidung :
Inspeksi : simetris, tidak ada benjolan, sedikit kotor, tidak ada pernapasan
cuping hidung.
Palpasi : tidak ada massa, benjolan & nyeri tekan
d. Mulut & tenggorokan :
Inspeksi : simetris, mukosa kering, lidah dan gigi sedikit kotor,
Palpasi : tidak ada kesulitan menelan, tidak ada pembesaran kel. Tiroid,
massa dan nyeri tekan.
e. Telinga :
Inspeksi : simetris, sedikit kotor
Palpasi : tidak ada massa, benjon &nyeri tekan
f. Leher :
Inspeksi : simetris, tidak ada pembesaran kel. Tiroid
Palpasi : tidak ada massa, benjolan & nyeri tekan

3. Thorak & Dada


Jantung :
- Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi ; tidak ada pelebaran pulsasi ictus cordis
- Perkusi : terdengar suara pekak pada I CS2- ICS5
- Auskultasi : S1-S2 tunggal, tidak ada bunyi tambahan

Paru
- Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, inhalasi dan ekhalasi sama,
tida ada pernapasan cuping hidung
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, massa & benjolan
- Perkusi : terdengar suara sonor
- Auskultasi : terdengar bunyi vesikuler
4. Payudara & ketiak
Simetris, ketiak sedikit kotor, tidak ada massa, nyeri tekan & benjolan.
5. Punggung & tulang belakang
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak ada massa, nyeri tekan & benjolan.
6. Abdomen
- Inspeksi : perut cembung, tidak ada benjolan
- Auskultasi : bising usus 10 x/m
- Palpasi : tidak ada distensi abdomen
- Perkusi : terdengar suara timpani pada bagian perut kiri atas, dan pada bagian
kanan atas terdengar suara pekak.
7. Genetalia & anus
- Inspeksi : klien berjenis kelamin laki-laki dan tidak terpasang kateter
- Palpasi : tidak terkaji
8. Ekstremitas
- Atas : simetris, terpasang infuse pada tangan kanan, tidak ada massa, benjolan dan
nyeri tekan
- Bawah : simetris, kebas pada tungkai kanan, tidak ada massa, benjolan dan nyeri
tekan.
9. Sistem neurologi
- Kesadaran : komposmentis
- GCS : 4 , 5 , 6
- Keadaan umum : lemah
10. Kulit & kuku
- Turgor kulit : < 2 detik
- Kuku : CRT < 2 detik

S. Hasil pemeriksaan penunjang , tgl 04 juni 2016

Pemeriksaan Hasil Nilai normal


Elektrolit
Natrium 142,4 135,0 148,0 mMol/L
Kalium 4,00 3,50 -5,30 mEq/L
Chloride 111,9 98,0 107,0 mg/dl
Faal ginjal
BUN 25,5 10-50 mg/dl
Serum creatinin 1,1 <1,3 mg/dl
Uric acid/asam urat 4,9 3,4 7 mg/dl
Lemak
Cholesterol 167 < 200 mg/dl
Trigliserida 148 < 200 mg/dl
HDL- cholesterol 42 > 35 mg/dl
LDL- cholesterol 95,4 < 150 mg/dl

T. Therapy
1. Diit : rendah gara, tinggi kalsium
2. Infuse ringer laktat 500 cc x 2 / hari
3. Injeksi :
- lapibal/mecobalamin 500 mg/ml 1x1amp
- pumpisel/pantoprazole sodium 40 mg 1x1 vial
- brainact/citicoline 500 mg 2x1 amp
4. per. Oral :
- escovit
- postorzy
- CPG
ANALISA DATA

Nama pasien : Tn. W

No. RM : 11- 69- 45

Data Etiologi Masalah keperawatan


S : pasien mengatakan pusing Hipertensi Gangguan perfusi jaringan
yang disertai kaku kuduk serebral
O : pasien tampak gelisah dan Kerusakan vaskuler pembuluh
memijat kepalanya darah
- Pasien tampak lemah
- TD : 170/110 mmHg Penyumbatan pembuluh darah
- N : 90 x/m
- RR : 20 x/m vasokontriksi
- S : 36,70C
Pem. Penunjang : suplai O2 ke otak
- Natrium : 142,4
- Kalium 4,00 pusing
- Chloride : 111,9
gangguan perfusi jaringan
serebral
S : pasien mengatakan tidak Hipertensi Intoleransi aktivitas
kuat berjalan ke kamar
mandi sendiri Kerusakan vaskuler pembuluh
O: darah
- Pasien tampak
terbaring lemah Penyumbatan pem. Darah
- Pasien dibantu berjalan
ketika ke kamar mandi Vasokontriksi
- Pasien tampak berhati-
hati pada saat berjalan gg. sirkulasi
- Kekuatan otot
5 5 pem. Darah koroner
3 5
sistemik

afterload

fatique

intoleransi aktivitas

S : pasien mengatakan lemah Hipertensi Resiko jatuh


dalam beraktivitas dan
tungkai kanan bawah gg. pada pembuluh darah
mengalami penurunan koroner
kekuatan
O: sistemik
- K/U lemah
- Kekuatan otot vasokontriksi
5 5
3 5 afterload
- Pasien menggunakan
gelang penanda resiko fatique
jatuh
resiko jatuh

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA

No Tanggal muncul Diagnose keperawtan Tanggal teratasi Tanda tangan


1 06-06-2016 Gg. Perfusi jaringan serebral 07-06-2016
2 06-06-2016 Intoleransi aktivitas 07-06-2016
3 06-06-2016 Resiko jatuh 07-06-2016
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA KLIEN : Tn. W TGL PENGKAJIAN : 06-06-2016

NO. REG : 11- 69- 45 DIAGNOSA MEDIS : HIPERTENSI

NO TGL DX. KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI


1 06-06-16 Gg. Perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan - Orentasi Baik 1. BHSP
serebral kep. 2x24 jm, diharapkan - Tidak Ada Kaku 2. Kaji TTV
tindak ada kaku kuduk dan Kudu meliputi
pasien tidak pusing - Pasien Tampak TD,N
Tenang 3. Pertahankan
- Tidak Mengalami tirah, baring,
Sakit Kepala tinggikan
- TTU dalam batas kepala
normal (TD, N, tempat tidur.
RR & suhu) 4. Pantau
elektrolit,
BUN,
Kreatini
5. Ambulasi
sesuai
kemampuan,
hindari
kelelahan
6. Lakukan
kolaborasi
dalam
pemberian
obat sesuai
indikasi
dengan tim
medis.
2 06-06-16 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan asuhan kpe. - mampu 1. BHSP
Selama 2x24 jm, diharapkan melakukan 2. Kaji TTV
pasien mampu melakukan aktivitas secara meliputi TD,
aktivitas secara mandiri seperti mandiri seperti N, RR
toileting. toileting 3. Kaji respon
- melakukan pasien
peningkatan terhadap
aktivitas aktivitas
- TTV dalam batas 4. Berikan
normal dorongan
pada pasien
untuk
melakukan
aktivitas
5. Anjurkan
menajemen
waktu dalam
beraktivitas
untuk
mencegah
kelelahan
6. Kolaborasi
dengan tim
rehabilitasi
medis dalam
merencanaka
n program
terapi yang
tepat
3 06-06-16 Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan - Mampu 1. BHSP
kep. Selama 2x24 jam, pasien memahami 2. Identifikasi
mampu memahami pencegahan jatuh penyebab
pencegahan jatuh - Mampu jatuh
menyebutkan 3. Lakukan
jumlah periode pengkajian
jatuh resiko jatu
4. Pencegahan
jatuh
5. Sediakan alat
bantu untuk
berjalan
6. Lakukan
kolaborasi
dengan ahli
fisilosofi
untuk latihan
cara berjalan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI


1 06-06-16 Gg. Perfusi jaringan jaringan serebral 10.30 14.10
1. Membina S: pasien mengatakan pusing berkurang,
hubungan saling kaku kuduk
percaya antara O: pasien tampak lemah terbaring di tempat
perat & pasien, tidur
agar pasien TD : 140/100 mmHg , N : 90 x/m
kooperatif - Pem. Penunjan: natrium : 142,4 mMol /L
2. Mempertahankan - Kalium : 4,00 mEq/L
tirah baring - chlorida : 111,9mMol/L
dengan - serum creatinin: 25,5 mg/dl
meninggikan - urea acid : 1,1 mg/dl
kepala tempat - lemak : 4,9 mg/dl
tidur - cholesterol : 167 mg/dl
3. Monitoring - trigliserida : 148 mg/dl
elektrolit, BUN, - HDL- cholesterol : 42 mg/dl
kreatinin - LDL- cholesterol : 95,4 mg/dl
4. Menghindari - Pasien dan keluarganya mengenal & tahu
kelelahan, namanya perawatan
ambulasi sesuai
kemampuan A : masalah teratasi sebagian
5. Melakukan
kolaborasi dalam P : lanjutkan intervensi
pemberian obat
sesuai indikasi,
ex: mecobalimne
500 mg/ml,
citicoline 500 mg
6. Mengkaji TTV
meliputi nadi,
TD

2 06-06-16 Intoleransi aktivitas 10.30 14.10


1. Membina S : pasien mengatakan lemah saat berjalan
hubungan saling
percaya antara O:
pasien dan - pasien tampak berhati-hati saat berjalan
perawat, agar - pasien dibantu ketika berjalan
pasien kooperatif - kekuatan otot
2. Mengakaji TTV 5 5
meliputi TD, N,
RR 4 5
3. Mengkaji respon TD : 140/100 mmHg
pasien terhadap N : 90 x/m
aktivitas RR : 20 x/m
4. Memberikan - pasien & keluarganya tahu mengenal dan
dukungan kepada tahu perawatannya
pasien untuk
melakukan A : masalah teratasi sebagian
aktivitas
5. Menagjarkan P : lanjutkan intervensi 2, 3, 6
manajemen
waktu dalam
beraktivitas
untuk mencegah
kelelahan
6. Melakukan
kolaborasi
dengan tim
rehabilitasi medis
dalam
merencanakan
program terapi
yang tepat
3 06-06-16 Resiko jatuh 11.00 12.00
1. membina S : pasien mengatakan pernah mengalami
hubungan saling kelelahan
percaya antara
perawat & O:
pasien, agar - pasien tampak berhati-hati saat berjalan
pasien kooperatif - pasien terpasang gelang penanda resiko
2. mengidentifikasi jatuh
penyebab jatuh - kekuatan otot
seper (keletihan, 5 5
gaya berjalan)
3. melakukan 4 5
pengkajian resiko - pasien mengatahui nama perawatannya
jatuh
4. melakukan A: masalah teratasi sebagian
pencegahan jatuh
seperti P : lanjutkan intervensi 1, 4, 5, 6
memasang
pegangan pada
samping kiri &
kanan tempat
tidur pasien
5. menyediakan alat
bantu untuk
berjalan misalnya
tongkat
6. melakukan
kolaborasi
dengan ahli
fisioterapi untuk
keletihan cara
berjalan
PEMBAHASAN JURNAL

Hipertensi adalah penyakit yang serius dan sering juga disebut sillent Killer karena tanpa
kita sadari penyakit ini merupakan penyebab stroke, gagal jantung dan kerusakan otak.

Di Malaysia, survei oleh kesehatan Nasional melaporkan bahwa prevalensi HT pada


orang dewasa (usia 30 tahun keatas) adalah 29,92. Penderita banyak diketahui dari penduduk
miskin. Hal ini dikarenakan mereka beranggapan bahwa TH bukan penyakit serius, dan
pengobatan kontinue tidak diperlukan.

Sampel dari penelitaian ini terdiri dari 100 pasien hipertensi yang berusia antara 25 dan
75 tahun. Penelitian ini menggunakan questioner untuk mengetahui persepsi responden terhadap
penyakit yang diderita, waktu kontrol pengobatan, dan representasi emosiona. Dan untuk
mengetahui cara mereka mengetahui penyakitnya, peneliti memberikan questioner tentang
perilaku yang diadopsi oleh pasien, mencari dukungan social, integrasi, penolakan, mencari
pengetahuan, perencanaan dan focus mengatasi masalah.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukan persepsi emosional pada pasien yang
menderita TH berbeda dan mencari pengetahuan adalah metode yang paling sering dilakukan.
Artinya Persepsi positif tentang penyakit yang diderita dengan cara mencari informasi untuk
mengatasi hipertensi.

Jadi dapat disimpulkan, dari kasus yang di temukan pada Tn.W, 50 tahun, bahwa Tn.W
tidak malu dengan kondisi sakitnya (memiliki persepsi positif tentang penyakit yang di derita)
dan cara mengtasinya. TN W/ keluarga rutin bertanya kepada tim perawat/ dokter tentang
penyakitnya setiap kali visite.

Anda mungkin juga menyukai