Anda di halaman 1dari 4

OUTLINE PROPOSAL

PENGAARUH DUKUNGAN SUAMI (BREASTFEDING FATHER)


TERHADAP KEBERHASILAN PEBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA
BAYI UMUR 0-6 BULAN DO DESA TAMAN SARI DI RUMBUK TIMUR
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAKRA

Latar Belakang

World healt organization (WHO) pada tahun 2014 menyatakan bahwa jumlah angka
kematian bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2012 berada pada angka 26 kematian per
1.000 kelahiran hidup. Jumlah ini masih belum memenuhi target AKB dalam mileneum
depelopment goals (MDGs) yang mana target AKB sendiri yaitu 24 kematian per 1.000
kelahiran hidup (Menkokesra, 2013). Beberapa factor yang menyebabkan kematian bayi
seperti diare, penyakit infeksi dan pneumonia. Pencegahan, deteksi dini, serta penanganan
yang cepat dan tepat dapat menekan kematian yang disebabkan oleh penyakit ini. Salah
satu pencegahan yang dapat dilakukan guna menghindari bayi dari berbagai penyakit ini
adalah dengan pemberian air susu ibu (ASI) (Gizikia, 2011).
Memberikan ASI (Air Susu Ibu ) merupakan salah satu kewajiban seorang ibu yang
baru saja melahirkan bayi. ASI eksklusif merupakan air susu ibu yang diberikan kepada
bayi sejak dilahirkan selam enam bulan, tanpa menambahkan atau menganti makanan atau
minuman lain (PP Nomor 33 tahun 2012). Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan
satu-satunya makanan yang dibutuhkan bayi untuk enam bulan pertama. Bayi yang diberi
ibunya susu formula, air, teh, atau sereal sebelum enam bulan akan kurang menerima air
susu ibu. Hal ini membuat ibu kurang menghasilkan air susu. Makanan-makanan lain ini
juga dapat mengakibatkan diare, alergi, atau masalah-masalah lain pada bayi kecil (Klein,
2004). Memberikan ASI secara ekslusif merupakan salah satu upaya dalam mensukseskan
program pemerintah dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan bayi dan anak.
Sudah menjadi kenyataan bahwa mortalitas (angka kematian) dan morbiditas (angka
terkena penyakit) bayi penerima ASI eksklusif jauh lebih kecil dibandingkan dengan bayi
yang tidak mendapat ASI eksklusif (Roesli, 2001).
ASI sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak.Menurut
penelitian, anak-anak yang tidak diberi ASI mempunyai IQ (Intellectual Quotient) lebih rendah
7-8 poin dibandingkan dengan anak-anak yang diberi ASI secara eksklusif (Yuliarti, 2010).
Bayi akan mendapatkan kolostrum yaitu berupa cairan emas yang kaya akan antibodi dan
sangat penting untuk pertumbuhan yang sangat dibutuhkan bayi, dapat dilakukan dengan
mengupayakan bayi menyusu secara dini (Maryunani, 2005). ASI jika dikonsumsi bayi dapat
menambah kadar DHA (Docosahexaenoic Acid) dalam otak. ASI mengandung banyak sekali
DHA dan zat kebal yang mencegah infeksi atau penyakit pada bayi. Perkembangan otak bayi
akan semakin baik apabila bayi semakin banyak meminum ASI (Pasiak, 2006).
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization-WHO) telah mengeluarkan
rekomendasi bahwa: (1) ASI eksklusif diberikan sejak bayi lahir sampai dengan berusia 6
bulan, dan (2) pemberian ASI tersebut diteruskanbersama dengan pemberian Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) sejak usia 6 bulan sampai dengan anak berusia 2 tahun.
Sayangnya, berdasarkan hasil survey pada tanggal 10 Maret 2014 terhadap 43 ibu-ibu yang
memiliki balita di Kelurahan Talang menunjukan 95,3% memberikan ASI, sedangkan 4,7%
tidak memberikan ASI, kemudian 74,4% memberikan ASI secara Eksklusif dan 25,6%
tidak memberikan ASI secara eksklusif. Angka tersebut masih belum memenuhi target yang
ditentukan pemerintah. Pemerintah menetapkan target pemberian ASI eksklusif sebesar 80
% pada tahun 2010 (Depkes,1999). Walaupun memiliki banyak keuntungan, masih ada ibu
yang memilih untuk tidak memberikan ASI kepada bayinya. Ada sejumlah alasan yang
membuat ibu tidak mau memberikan ASI antara lain: kurangnya pengetahuan mengenai
manfaat menyusui, kurangnya ketertarikan atau negatifnya persepsi terhadap pemberian
ASI, kurangnya dukungan dari pasangan dan anggotaanggota keluarga, tidak adanya
dukungan sosial, kebutuhan bekerja, dan agresifnya pemasaran perusahaan-perusahaan
formula bayi, Stewart-Knox (dalam Hermina & Afriansyah, 2010) . Briawan (Nuryanti &
Hadjam, 2008) mengemukakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap motivasi
pemberian ASI, yaitu: pengetahuan ibu mengenai menyusui, dukungan keluarga (suami,
mertua, orang tua maupun saudara), lingkungan sekitar, perubahan gaya hidup, kondisi
sosial budaya masyarakat, dan ekonomi keluarga. Berdasarkan dari hasil survey terhadap
43 ibu-ibu yang memiliki balita, diketahui bahwa dukungan terhadap ibu-ibu yang
memberikan ASI yaitu dukungan dari suami 93,0%, dukungan dari orang tua 79,1%,
dukungan dari mertua 79,1%, dukungan dari teman 72,1% dan dukungan dari tokoh
masyarakat seperti dukun bayi, bidan, dokter, perangkat desa dan ustadz sebesar 72,1%.
Dari data tersebut diketahui bahwa paling besar dukungan terhadap ibu-ibu yang
memberikan ASI yaitu dukungan dari orang terdekat atau suami. Berdasarkan uraian
fenomena dan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, peneliti ingin mengetahui
apakah ada pengaruh dukungan suami terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif ??.
Maka penelitian ini berjudul, Pengaruh Dukungan Suami (Breastfeeding Father) terhadap
Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0-6 Bulan di Rummbuk Timur
Wilayah Kerja Puskesmas Sakra.

Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh Dukungan Suami (Breastfeeding Father) terhadap Keberhasilan


Pemberian Asi Eksklusif pada Bayi Umur 0-6 Bulan di Desa Rumbuk Timur Wilayah
Kerja Puskesmas Sakra

Tujuan Penelitian :

Tujuan Umum :

Mengetahui pengaruh Dukungan Suami (Breastfeeding Father) terhadap


Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif pada Bayi Umur 0-6 Bulan di Desa Rumbuk
Timur Wilayah Kerja Puskesmas Sakra

Tujuan Khusus :

Mengidentifikasi dukungan suami (breastfeeding father) kepada istri tentang ASI


eksklusif di Desa Rumbuk Timur wilayah kerja puskesmas sakra
Mengidentifikasi keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan di Desa
Rumbuk Timur Wilayah Kerja Puskesmas Sakra
Menganalisa pengaruh Dukungan Suami (Breastfeeding Father) terhadap Keberhasilan
Pemberian Asi Eksklusif pada Bayi Umur 0-6 Bulan di Desa Rumbuk Timur Wilayah
Kerja Puskesmas Sakra

Metodelogi Penelitian

a. Populasi dan Sampel


1. Populasi : masyarakat desa taman sari yang memiliki bayi umur 0-6 bulan
2. Sampel : Sampel pada penelitian ini masyarakat desa taman sari memiliki bayi umur
0-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif
3. Sampling : Non probability sampling dengan aksidental sampling
4. Desain penelitian :
b. Instrumen penelitian : Wawancara dan Quisioner
c. Identivikasi vargiabel : Variabel indevenden adalah dukungan suami, sedangkan variabel
devenden adalah keberhaslan pemberian ASI eksklusif

Anda mungkin juga menyukai