Sap 4
Sap 4
OLEH KELOMPOK 8
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 1
4.8.1.Penerimaan Tanggungjawab...................................................................................... 8
KESIMPULAN ...................................................................................................................... 11
i
PEMBAHASAN
1
4.3. Jaringan Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seluruh biaya dapat
dikendalikan dan masalahnya hanya terletak pada titik pengendaliannya. Dengan kata lain,
setiap unit dari jaringan organisasional ini, atau secara lebih spesifik, individu yang
bertanggungjawab untuk unit tertentu, bertanggungjawab untuk melaksanakan suatu fungsi dan
untuk menggunakan sumber daya (input) seefisien mungkin dalam melakukan fungsi ini.
Dalam hal ini untuk setiap individu, tidak boleh memiliki tanggungjawab yang tumpang
tindih pada tingkatan hierarki yang berbeda. Orang yang diberikan tanggungjawab sebaiknya
dibeberikan wewenang yang memadai untuk pekerjaan yang diberikan. Tanggungjawab
sebaiknya tidak dibagi menjadi dua atau lebih individu, karena pembagian tanggungjawab
seringkali menimbulkan kesalahpahaman, kebingungan, atau pengabaian kinerja. Hal tersebut
juga menyulitkan atasan dalam menentukan pihak yang bersalah jika terjadi kesalahan.
2
yang diinginkan perusahaan dapat tercapai, sehingga biaya aktual tidak akan melebihi
biaya yang dianggarkan.
d. Pusat Biaya Kebijakan
Pada pusat biaya ini, tidak ditunjukkan untuk mengukur efisiensi, tetapi lebih
ditekankan pada kemampuannya dalam menjalankan sesuai dengan rencana yang
ditetapkan. Yaitu kemampuan melakukan kegitan sesuai rencana yang ditetapkan.
e. Pusat Laba
Untuk meminimalkan tindakan disfungsional yang disebabkan oleh orientasi jangka
pendek yang kaku, manajer pusat laba sebaiknya diharapkan memelihara dan atau
memperbaiki moral dari bawahan mereka, memelihara bangunan dan fasilitas produksi
serta memberikan kontribusi terhadap kepemimpinan produk dan keanggotaan
perusahaan.
f. Pusat Investasi
Prestasi manajer dalam pusat investasi dinilai berdasarkan kemampuannya dalam
memperoleh laba yang dibandingkan dengan asset (investasi) yang digunakan.
3
Selanjutnya kaitannya dengan pertanggungjawaban, Siegel (1989) menyatakan bahwa
pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam mendesain struktur organisasi dan dalam
membebankan tanggung jawab bervariasi dari perusahaan ke perusahaan tergantung pada
pilihan manajemen puncak dan gaya kepemimpinan. Berbagai pendekatan tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai struktur vertical atau horizontal.
1. Struktur Vertikal. Dalam struktur vertical, organisasi dibagi berdasarkan fungsi-
fungsi utama. Tanggungjawab secara keseluruhan untuk fungsi produksi, penjualan,
dan keuangan diberikan kepada wakil direktur, yang mendelegasikan tanggung jawab
mereka ke struktur yang dibawahnya sesuai dengan hierarki. Tetapi, tanggung jawab
akhir untuk setiap fungsi tetap berada di tangan mereka.
2. Struktur Horizontal. Jika maksudnya adalah untuk membebankan tanggung jawab
atas laba dan investasi kepada beberapa direktur, maka struktur horizontal untuk
pendelegasian tanggung jawab adalah yang paling sesuai. Struktur tersebut dapat dibagi
berdasarkan produk atau area geografis. Masing-masing wakil direktur mengendalikan
suatu pusat laba atau investasi daripada pusat pendapatan atau biaya pusat fungsional.
Mereka bertanggung jawab atas produksi, penjualan, dan pendanaan atau dengan kata
lain atas seluruh bidang fungsional dalam area atau kelompok produknya.
4.8.1.Penerimaan Tanggungjawab
Unsur yang terpenting dalam keberhasilan penerapan sistem akuntansi
pertanggungjawaban adalah bahwa manajer pusat pertanggungjawaban menerima
tanggungjawab dan tugas yang diberikan kepadanya dengan layak dan kesediaan mereka
melaksanakannya.
Para manajer akan merasa bersedia menerima tugas dan tanggungjawab tersebut
dengan baik jika mereka merasa dibutuhkan secara fisik dan sumber daya. Mereka akan
melaksanakannya dengan baik jika budaya organisasi dimana tempat mereka
menjalankan tugas memberikan kebebasan untuk melaksanakan tugas dengan cara-cara
mereka sendiri. Budaya organisasi yang ada juga harus dapat memberikan toleransi jika
mereka mengalami kegagalan. Dan para manajer hendaknya diberikan kebebasan untuk
mengeluarkan pendapat dan pandangan mereka sendiri tanpa adanya rasa takut.
Ketika sistem akuntansi pertanggungjawaban mengukur keberhasilan mereka atau
kegagalan mereka, ada suatu kepercayaan bahwa mereka diawasi dan dikendalikan oleh
para atasannya. Penentuan pencapaian sasaran yang dihubungkan dengan akuntansi
pertanggungjawaban akan meningkatkan komunikasi diantara mereka dengan terbuka,
dan mereka dapat menentukan ukuran dan strategi yang hendak dicapai.
Keinginan manajer untuk menerima tanggung jawab bergantung atas bagaimana
mereka mempersepsikan penentuan dan pengendalian atas manusia dan sumber daya
yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.
10
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Arfan Ikhsan. 2014. Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
12