Anda di halaman 1dari 4

QANUN GAMPONG JANGKA ALUE NOMOR 2

TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN


PRODUK UNGGULAN GAMPONG DI
WILAYAH GAMPONG JANGKA ALUE
Posted by: jangkaalue1 in Qanun Gampong Juli 12, 2017 0 38 Views

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA


KEUCHIK GAMPONG JANGKA ALUE

Menimbang :
1. Bahwa Untuk potensi produk unggulan Gampong perlu diperlihara dan dikembangkan sesuai
kondisi dan kekhasan Gampong untuk memiliki daya saing sehingga dapat berdampak pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2. bahwa untuk menjamin tercapainya sasaran pengembangan produk unggulan gampong perlu
didukung dengan adanya regulasi gampong yang dijadikan pedoman dalam upaya pengembangan
produk unggulan Gampong.
3. Bahwa untuk melaksanakan tetentuan pada huruf a dan b maka perlu ditetapkan dalam Qanun
Gampong
Mengingat :
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945;
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara RI Nomor 53 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4389);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Gampong;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan
Gampong;
5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Peraturanan Aceh;
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Peraturan Gampong sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Peraturanan Gampong;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Gampong;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Gampong yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman
Teknis Peraturan di Gampong;
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Peraturan Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Gampong;
11. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Gampong, Pembangunan
Gampong Tertinggal, dan Transmigrasi;
12. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Gampong Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan
Musyawarah Gampong;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan
Gampong;
14. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Gampong Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan
Usaha Milik Gampong;
15. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Gampong Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 21 tahun
2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Gampong Tahun 2016;
16. Peraturan Bupati Bireuen Nomor 8 Tahun 2016, Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati
Bireuen Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Keuangan Gampong;
17. Peraturan Bupati Bireuen Nomor 16 Tahun 2016 , tentang Kewenangan Gampong Berdasarkan
Hak asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Gampong.

Dengan Kesepakatan Bersama


TUHA PEUT GAMPONG JANGKA ALUE
Dan
KEUCHIK GAMPONG JANGKA ALUE

MEMUTUSKAN :
Menetepakan : Qanun Gampong Tentang Pengelolaan Produk Unggulan
Gampong .

BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 1
Dalam Peraturan Gampong ini yang dimaksud dengan:
1. Gampong adalah gampong dan gampong adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Gampong, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan Peraturanan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hal asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
dan dihormati dalam sistem Peraturanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pemerintah Gampong adalah Keuchik Gampong dibantu perangkat Gampong sebagai unsur
penyelenggara Peraturanan Gampong.
3. Tuha Peut adalah lembaga yang melaksanakan fungsi Peraturanan yang anggotanya merupakan
wakil dari penduduk Gampong berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis.
4. Musyawarah Gampong adalah musyawarah antara Tuha Peut, Peraturan Gampong, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Tuha Peut untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
5. Kesepakatan Musyawarah Gampong adalah suatu hasil keputusan dari Musyawarah Gampong
dalam bentuk kesepakatan yang dituangkan dalam Berita Acara kesepakatan Musyawarah
Gampong yang ditandatangani oleh Ketua Tuha Peut dan Kepala Gampong.
6. Qanun Gampong adalah Peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Keuchik Gampong
setelah dibahas dan disepakati bersama Tuha Peut.
7. Pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah Gampong, Dunia Usaha, dan
masyarakat untuk memberdayakan usaha mikro, kecil dan menengah melalui pemberian fasilitas
bimbingan pendampingan, dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan
kemampuan dan daya saing Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
8. Pendampingan usaha adalah suatu proses cara perbuatan mendampingi kegiatan usaha yang
dilakukan bersama-sama oleh masyarakat pemerintah dan swasta dalam mencermati persoalan
nyata yang dihadapi di lapangan selanjutnya didiskusikan bersama untuk mencari altematif
pemecahan ke arah peningkatan kapasitas dan produktivitas masyarakat dalam menjalankan
usahanya.
9. Produk Unggulan Gampong adalah produk baik berupa barang maupun jasa yang dihasilkan oleh
koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah yang potensial untuk dikembangkan memanfaatkan
semua sumber daya yang dimiliki oleh gampong baik sumber daya alam sumber daya manusia
dan budaya lokal, serta mendatangkan pendapatan bagi masyarakat yang diharapkan menjadi
kekuatan ekonomi bagi gampong dan masyarakat setempat sebagai produk yang potensial yang
memiliki daya saing, daya jual dan daya dorong bagi pasar global.
10. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan
yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (Lima Puluh Juta Rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp.3O0.O0O.0O0,0O (Tiga Ratus Juta Rupiah).
11. Gampong Potensial adalah gampong yang mempunyai sumberdaya dan prospek baik untuk
penumbuhan dan pengembangan produksi produk lokal.
12. waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh perseorangan atau badan usaha terhadap sistim
bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang/iasa yang telah terbukti berhasil
dan dapat dimanfaatkan dan atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.
13. Outlet/Gerai adalah tempat melaksanakan kegiatan usaha toko modern.
14. Produk lokal adalah produk baik berupa barang maupun jasa yang dihasilkan oleh koperasi, usaha
mikro, kecil dan menengah atau perorangan yang berada di wilayah Gampong.

BAB II
MAKSUD
Pasal 2
Maksud dan Tujuan dari Qanun Gampong ini adalah :
1. memberikan pedoman pelaksanaan penggunaan produk lokal dan produk unggulan Gampong bag
Pemerintah Gampong, swasta dan masyarakat;
2. memberikan fasilitasi kemudahan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam
memasarkan produknya untuk mempromosikan produk ungguLan Gampong;
3. menumbuhkan rasa cinta untuk menggunakan produk lokal dan produk unggulan Gampong; dan
4. memberikan payung hukum terhadap produk unggulan Gampong.

BAB III
TUJUAN
Pasal 3
Tujuan ditetapkan Qanun Gampong ini adalah untuk :
1. mendorong pertumbuhan usaha-usaha ekonomi kerakyatan berbasis potensi sumber daya lokal;
2. mendorong terciptanya lapangan kerja dan tumbuhnya wirausaha baru;
3. memotivasi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah untuk meningkatkan kapasitas produksi dan
melakukan diversilikasi produk yang berkualitas dan berdaya saing; dan
4. meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pendapatan.

BAB IV
KEWENANGAN
Pasal 4
1. Pemerintah Gampong berwenang menyusun dan menetapkan produk unggulan daerah.
2. Produk unggulan Gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Keuchik

BAB V.
KRITERIA PRODUK UNGGULAN
Pasal 5
Kriteria produk unggulan Gampong sebagai berikut :
1. Penyerapan tenega ketja;
2. sumbangan terhadap perekonomian;
3. dapat diperbaharui;
4. sosial budaya;
5. ketersediaan pasar.
6. bahan baku;
7. modal;
8. sarana dan prasarana produksi;
9. teknologi;
10. manajemen usaha;
11. Harga
BAB VI
PEMASARAN PRODUK UNGGULAN GAMPONG
Pasal 6
Pemasaran produk lokal dan produk unggulan gampong diselenggarakan untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat pelaku usaha melalui gerakan penggunaan produk lokal dan produk
unggulan daerah.
Pemasaran produk lokal berorientasi kepada permintaan, kepuasan dan nilai pasar berdasarkan
segmentasi dan target pasar.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pemasaran produk lokal dan produk unggulan daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Keuchik

BAB VII
PENGEMBANGAN
Pasal 7
Pengembangan produk lokal dan produk unggulan Gampong dilakukan melalui:
1. Penataan kawasan produksi produk lokal;
2. Penyediaan sarana dan prasarana guna mendukung produksi produk lokal;
3. Menjamin ketersediaan bahan baku lokal; dan
4. Pemeliharaan kelestarian dan mutu lingkungan hidup.

BAB VIII
PENUTUP
Pasal 8
1. Qanun Gampong ini mulai berlaku sejak diundangkan.
2. Agar setiap masyarakat mengetahuinya Qanun Gampong ini dimasukan dalam lembaran Qanun
Gampong Jangka Alue.

Ditetapkan di : Jangka Alue


Pada Tanggal : 2 Mei 2016
Keuchik Jangka Alue

T. Johan Marzuki

Diundangkan : Jangka Alue


Pada Tanggal : 2 Mei 2016
Sekretaris Gampong

Herri

Anda mungkin juga menyukai