Anda di halaman 1dari 3

Wednesday, May 28, 2008

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan TBC Paru

Proses keperawatan pada pasien dengan Tuberculosa dengan pendekatan 5


langkah proses keperawatan sebagai berikut :

1. Pengkajian
a. Bio Data
Penyakit Tuberkulosa dapat menyerang dari mulai anak sampai dengan
dewasa dengan komposisi antara laki-laki dan perempuan yang hampir
sama menderita. Biasanya timbul pada lingkungan rumah dengan kepadatan
tinggi yang tidak memungkinkan cahaya matahari masuk ke dalam rumah.

TB pada anak dapat terjadi pada usia berapa pun, namun usia paling umum
adalah antara 1-4 tahun.. Anak lebih sering mengalami TB luar paru-paru
(extrapulmonary) dibanding TB paru-paru dengan perbandingan 3:1.1, TB
luar paru-paru dan TB yang berat terutama ditemukan pada usia < 3 tahun.
Angka kejadian (prevalensi) TB paru-paru pada usia 5-12 tahun cukup
rendah, kemudian meningkat setelah masa remaja di mana TB paru-paru
menyerupai kasus pada pasien dewasa (sering disertai lubang/kavitas pada
paru-paru).

b. Riwayat Kesehatan
Keluhan yang sering muncul antara lain :
1) Demam C) hilang timbul.: subfebris, febris (40-41
2) Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronchus, batuk ini terjadi
untuk membuang/mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering
sampai dengan batuk purulen (menghasilkan sputum).
3) Sesak nafas : bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah
paru.
4) Nyeri dada : ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang
sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
5) Malaise : ditemukan berupa anorexia, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat malam.
6) Pada atelektasis terdapat gejala berupa : cyanosis, sesak nafas, kolaps.
Bagian dada klien tidak bergerak pada saat bernafas dan jantung terdorong
ke sisi yang sakit. Pada foto thorax tampak pada sisi yang sakit bayangan
hitam dan diafragma menonjol ke atas.
7) Perlu ditanyakan dengan siapa pasien tinggal, karena biasanya penyakit
ini muncul bukan karena sebagai penyakit keturunan tetapi merupakan
penyakit infeksi menular.
c. Pemeriksaan Fisik
Pada tahap dini sulit diketahui.
Ronchi basah, kasar dan nyaring.
Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan pada auskultasi
memberikan suara umforik.
Pada keadaan lanjut Atropi dan retraksi interkostal dan fibrosis
Bila mengenai pleura terjadi effusi pleura (perkusi memberikan suara
pekak)

d. Pemeriksaan Tambahan
1) Sputum Culture : Positif untuk mycobacterium tuberkulosa pada stadium
aktif.
2) Ziehl Neelsen (Acid-fast Staind applied to smear of body fluid) : positif
untuk BTA
3) Skin Test (PPD, Mantoux, Tine, Vollmer Patch) : reaksi positif (area
indurasi 10 mm atau lebih, timbul 48 72 jam setelah injeksi antigen
intradermal) mengindikasikan infeksi lama dan adanya antibodi tetapi tidak
mengindikasikan penyakit sedang aktif.
4) Chest X-Ray : dapat memperlihatkan infiltrasi kecil pada lesi awal di
bagian paru-paru bagian atas, deposit kalsium pada lesi primer yang
membaik atau cairan pada effusi. Perubahan mengindikasikanTB yang lebih
berat dapat mencakup area berlubang dan fibrous.

Gambar 15 : Foto Rontgen Klien Tuberkulosa Paru

(Sumber : www.fas.org/irp/imint/docs/rst/Intro/Part2_26b.html)

5) Histologi atau Culture jaringan (termasuk kumbah lambung, urine dan


CSF, biopsi kulit) : positif untu mycobacterium tuberkulosa.
6) Needle Biopsi of Lung Tissue : positif untuk granuloma TB, adanya sel-sel
besar yang mengindikasikan nekrosis.
7) Elektrolit : mungkin abnormal tergantung dari lokasi dan beratnya infeksi;
misalnya hiponatremia mengakibatkan retensi air, mungkin ditemukan pada
TB paru kronik lanjut.
8) ABGs : mungkin abnormal, tergantung lokasi, berat dan sisa kerusakan
paru.
9) Bronchografi : merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan
bronchus atau kerusakan paru karena TB.
10) Darah : lekositosis, LED meningkat.
11) Test Fungsi Paru : VC menurun, Dead Space meningkat, TLC meningkat
dan menurunnya saturasi oksigen yang merupakan gejala sekunder dari
fibrosis/infiltrasi parenchim paru dan penyakit pleura.

e. PENATALAKSANAAN
1) Penyuluhan
2) Pencegahan
3) Pemberian obat-obatan :
a) OAT (Obat Anti Tuberkulosa)
b) Bronchodilator
c) Expectoran
d) OBH
e) Vitamin
4) Fisioterapi dan rehabilitasi
5) Konsultasi secara teratur

Ditulis oleh Irman Somantri di Wednesday, May 28, 2008

Anda mungkin juga menyukai