RMK Statistika Teori Peluangpeluang (Fix)
RMK Statistika Teori Peluangpeluang (Fix)
TUNGGAL IKA
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2016
1.1. Pengertian dan Konsep Peluang
Konsep peluang digunakan untuk mengukur kejadian seperti ini.
Peluang/kebolehjadian/probabilitas adalah suatu ukuran tentang kemungkinan terjadinya
suatu kejadian dimasa yang akan datang. Nilai peluang berkisar antara 0% sampai dengan
100%. Misalnya untuk kejadian A berlaku,
( 0 P(A) 1
P(A) = 1, kejadian A pasti akan terjadi, dan P(A) = 0, kejadian A mustahil akan terjadi
atau tidak akan pernah terjadi. Misalnya X = kejadian setiap orang akan mati, maka P(X) = 1.
Y = kejadian matahari di negara Indonesia terbit di sebelah barat, maka P(B) = 0. Z =
kejadian besok saya akan menjadi orang sukses, maka 0 < P(Z) < 1.
Contoh Soal: Bila sebuah dadu dilantunkan sekali maka salah satu dari 6 kejadian
berikut dapat terjadi
1) Sisi mata 1 di atas 4) Sisi mata 4 di atas
2) Sisi mata 2 di 5) Sisi mata 5 di atas
atas
3) Sisi mata 3 di 6) Sisi mata 6 di atas
atas
Selanjutnya, Bila A = kejadian yang menguntungkan yaitu sisi mata 2 muncul diatas,
maka
Banyaknya kejadian yang menguntungkan 1
P (A) =
Banyaknya seluru h kejadian yang mun gkin
= 2
Selanjutnya, Bila B = Kejadian yang menguntungkan yaitu kejadian munculnya sisi
mata dadu genap, maka
Banyaknya kejadian yang menguntungkan 3 1
P (B) =
Banyaknya seluru h kejadian yan g mungkin
= 6
= 2
1
b. Pendekatan Empirik atau pendekatan Frekuensi. Dalam prakteknya suatu
peluang yang sifatnya tidak berhingga sulit dilakukan, maka dari itu banyaknya
percobaan dibatasi. Rumus peluang kejadian dengan pendekatan empiris :
Banyaknya kejadian A m
P (A) = =
Banyaknya percobaan n
Contoh Soal : Dalam sebuah karung terdapat 5.000 kelereng. Ternyata didalam
karung terdapat 50 kelereng berwarna putih. Bila m = kelereng berwarna putih dan
m= Kelereng berwarna hitam, dan A = Kejadian terambilnya kelereng berwarna
putih.
Maka, n = 5.000, m = 50 dan m= 5.000 50 = 4.950
m 50 m 4950
Sehingga, P (A) = = =0,01 dan P ( A = = 5000 =
n 5000 n
0,9
2
Kaitan antara peluang kejadian A dengan kejadian bukan A dinyatakan dengan rumus :
A
P(A) + P ( =1
A
P(A) = peluang kejadian A. P( = peluang kejadian bukan A
Ruang sampel adalah S = { GG, GA, AG, AA}. Banyaknya anggota ruang sampel
n(S) = 4. Kejadian A (muncul kedua sisi angka) adalah A = {AA}. Banyaknya
anggota kejadian A, n(A) = 1. Jadi, peluang kejadian A (muncul keduanya sisi angka)
n( A) 1
P (A) = =
n( S) 4
3
Gambar a.1 Kejadian Komplementer
B. Aturan Penjumlahan.
Aturan umum penjumlahan. Jika A dan B merupakan dua kejadian sembarang maka
peluang terjadinya kejadian A atau kejadian B, adalah
P( A B ) = P(A) + P(B) P(A B)
Dimana, P( A B ) = Peluang terjadinya kejadian A atau kejadian B. P(A B)
= Peluang terjadinya kejadian A dan B. P(A)= peluang terjadinya kejadian A. P(B)=
Peluang terjadinya kejadian B
Contoh soal : Survei yang dilakukan terhadap mahasiswa jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana mengenai refrensi yang digunakan dalam
membuat tugas yaitu internet dan buku, ternyata hasilnya 50% menggunakan internet
sebagai sumber refrensi,40% menggunakan buku, dan 30% dari mereka menggunakan
keduanya. Jika seorang dari mahasiswa tersebut dipilih secara acak. (a)berapa peluang
mahasiswa menggunakan paling sedikit satu dari sumber refrensi tersebut. (b)berapa
peluang mahasiswa tersebut tidak menggunakan internet atau buku sebagai sumber
refrensi.
Penyelesaian: A= Kejadian mahasiswa menggunakan internet. B= Kejadian
mahasiswa menggunakan buku
Maka, P(A) = 50% = 0,5 P(B) = 40%= 0,4 P(A B)= 30%=0,3
(a) P( A B ) = P(A) + P(B) P(A B)
= 0,5 + 0,4 0,3 = 0,6
jadi, peluang bahwa seorang mahasiswa menggunakan paling sedikit satu dari kedua
sumber refrensi tersebut adalah 0,6
(b) P ( A B ) = ?
P ( A B ) = 1- P( A B )= 1 - 0,6 = 0,4
Jadi peluang bahwa mahasiswa tersebut tidak menggunakan sumber refrensi dari
internet atau buku adalah 0,4
4
Aturan Penjumlahan Khusus. Bila A dan B dua kejadian yang saling lepas maka
peluang terjadinya kejadian A atau B adalah P(A B) = P(A) + P(B). Diagram venn :
S
A B
Contoh soal : Didalam sebuah karung terdapat sejumlah kelereng yang berwarna
merah, berwarna kuning dan berwarna hijau. Dengan peluang masing-masing
kelereng berurutan sebesar 70%, 20% dan 10%. Bila sebuah kelereng diambil maka
tentukanlah (a) Peluang bahwa kelereng yang diambil berwarna merah atau kuning
(b) Peluang bahwa kelereng yang diambil berwarna merah atau berwarna kuning atau
berwarna hijau.
Penyelesaian : Misalkan P(A) = Peluang kelereng yang diambil berwarna merah.
P(B) = Peluang kelereng yang diambil berwarna kuning. P(C) =Peluang kelereng
yang diambil berwarna hijau. Diketahui: P(A) = 70% P(B)= 20% P(C)= 10%
(a) P( A B )= P(A) + P(B)
= 0,7 + 0,2 = 0,9
Jadi peluang terambilnya kelereng berwarna merah atau kuning adalah 0,9
(b) P( A B C)= P(A) + P(B)+ P(C)
= 0,7 + 0,2 + 0,1 = 1
Jadi peluang terambilnya kelereng warna merah atau kuning atau hijau
yaitu 1=100%
Contoh soal: Sebuah kotak berisi 20 pulpen, lima diantaranya tintanya habis. Bila 2
pulpen diambil secara acak (satu persatu tanpa pemulihan), tentukan peluang pulpen
yang terambil itu keduanya tintanya habis!
5
Penyelesaian: misalkan A = kejadian pertama terambilnya pulpen yang tintanya
habis. B|A = kejadian terambilnya pulpen yang kedua tintanya habis, setelah terambil
pulpen pertama tintanya habis.
5 1
Maka: P(A) = = (karena 5 pulpen tintanya habis dari 20 pulpen)
20 4
4
P(B|A) = (setelah yang pertama tintanya habis, yang masih tinggal 19
19
buah, 4 buah diantaranya tintanya habis)
1 4 1
P(A B) = P(A) x P(B|A) = x = = (5,26%)
4 19 19
Aturan perkalian khusus. Rumusnya P(A B) = P(A) x P(B)
Aturan kejadian bersyarat. Rumusnya P(A B) = P(A) x P(B|A) atau P(A B)
= P(B) x P(A|B)
Contoh soal: Seorang mahasiswa memiliki peluang bahwa ia lulus tes masuk
perguruan tingg adalah 0,8. Jika ia lulus tes masuk perguruan tinggi, peluang bahwa ia
menjadi sarjana adalah 0,7. Berapapeluang calon mahasiswa tersebut lulus tes masuk
oerguruan tinggi dan menjadi sarjana?
Penyelesaian: A = kejadian lulus tes masuk perguruan tinggi. B|A = kejadian menjadi
sarjana setelah lulus tes perguruan tinggi. P(A) = 0,8 P(B|A)= 0,7
Maka: P(A B) = P(A) x P(B|A) = 0,8 x 0,7 = 0,56
B1 B2 B3 B... Bn Bk
maka untuk sembarang kejadian A yang merupakan himpunan bagian dari S, berlaku
6
P (A) = P(B1) x P(AB1) + P(B2) x P(AB2) + . . . P(Bk) x P(ABk)
b. Kaedah Bayes.
Selanjutnya bilai Bi (i = 1, 2, 3. . . k) merupakan sekatan-sekatan dari ruang sampel S
dan setiap peristiwa Bi bersifat mutually exclusive dengan P(B i) 0, dan Bn
merupakan sekatan tertentu dari Bi (1 n k) dan P (Bn) 0, maka peluang terjadinya
kejadian A pada sekatan Bn adalah
P(Bn A) =
Contoh soal : suatu pabrik Garmen menggunakan tiga jenis kain untuk menghasilkan
sejenis baju. Baju yang dapat dihasilkan dalam satu hari dari kain pertama, kedua dan
ketiga masing-masing sebanyak 500, 300 dan 200 unit. Informasi lainnya bahwa
persentase cacat kain pertama, kedua dan ketiga masing-masing adalah dua persen
(2%), tiga persen (3%) dan satu persen (1%). Pertanyaannya (a) Jika sebuah baju dari
pabrik tersebut diambil secara acak, berapa peluang produk tersebut cacat? (b) Jika
sebuah baju diambil dan setelah diperiksa ternyata cacat, berapa peluang bahwa
produk tersebut berasal dari : (i) kain pertama? (ii) kain kedua?
Penyelesaian
(a) Misalkan, A = kejadian terambilnya produk baju cacat. Maka P(A) = ...?
n(S) = n(K1) + n(K2) + n(K3) = 500 +300 + 200 = 1000
n(K 1) 500
P(K1) = = =0,5 P (AK1) = 2 % = 0,02
n (S) 1000
n(K 2) 300
P(K2) = = =0,3 P (AK2) = 3 % = 0,03
n (S) 1000
n(K 3) 200
P(K3) = = =0,2 P (AK3) = 1 % = 0,01
n(S ) 1000
Maka , P (A) = P(K1) x P(AK1) + P(K2) x P(AK2) + P(K3) x P(AK3)
= 0,5 x 0,02 + 0,3 x 0,03 + 0,2 x 0,01
= 0,01 + 0,009 + 0,002
= 0,021 = 2,1%
7
P ( K 1 ) XP( A K 1)
(b) (i) P(K1A) =
P( A)
0,5 X 0,02
P(K1A) = =0,476=47,6
0,021
P ( K 2 ) XP( A K 2)
(ii) P(K2A) =
P( A)
0,53 X 0,03
P(K1A) = =0,428=42,8
0,021
c. Diagram Pohon, Suatu Cara Lain. Bila contoh soal diatas dipecahkan
menggunakan diagram pohon, tahapannya adalah sebagai berikut :
P(A/K1) = 0,2
0,5 X 0,2 = 0,01
Total = 1,000
(a)Peluang bahwa baju yang terambil cacat (Lihat alur 1, 3, 5) = 0,01 + 0,009 + 0,002 = 0,021
= 21%
(b) (i) Peluang baju cacat yang terambil, merupakan hasil dari kain pertama = 0,01/0,021 =
0,476=47,6%
(ii) Peluang baju cacat yang terambil, merupakan hasil dari kain kedua = 0,009/0,021 =
0,426 = 42,6%
8
Metode permutasi dan kombinasi digunakan untuk menghitung atau menentukan
seluruh kejadian yang mungkin (ruang sampel) dari suatu kejadian yang relatif kompleks.
2.7.1. Faktorial = Falkutet
n! ( dibaca n faktorial )adalah perkalian n buah bilangan yang asli yang berurut. Dapat
dinyatakan sebagai berikut : n! = 1 x 2 x 3 x . . . x n
dengan 1! = 1 dan 0! = 1
Contoh :
a. 5! = 1 x 2 x 3 x 4 x 5 = 120
b. (9 3)!(5 3 )! = (6!)(2!) = (1 x 2 x 3 x 4 x 5 x 6) (1 x 2) = 1440
2.7.2 Kaedah Penggandaan
Kaedah Penggandaan yang Diperluas. Pemilihan dalam urutan tersebut dapat
dilakukan dalam
n1 x n2 x n3 x . . . . . . . x nk cara yang berbeda
Contoh : Pengendara sepeda motor dapat menggunakan dua rute jalan untuk pergi ke kota A
ke Kota B, tiga rute dari Kota B ke Kota C, dan dua rute dari Kota C ke Kota D. Apabila
dalam bepergian dari A ke D, ia harus melakukan perjalanan dari A ke B ke C ke D, berapa
banyak kemungkinan rute jalan yang dapat diambil dari Kota A ke Kota D ?
Penyelesaian :
Misalkan, n1 = banyaknya rute dari A ke B
n2 = banyaknya rute dari B ke C
n3 = banyaknya rute dari C ke D
Maka, n1 = 2, n2 = 3, n3 = 2. Jadi, alternatif banyaknya rute perjalanan yang dapat
diambil dari Kota A ke Kota D = n1 x n2 x n3 = 2 x 3 x 2 = 12 cara
9
Penyelesaian : Pilihan yang dapat diperoleh adalah 4 + 2 = 6 macam yaitu keripik
saja atau kacang saja atau biscuit saja atau wafer saja atau es teh saja atau es jeruk
saja.
2.7.4 Permutasi
Permutasi adalah banyaknya cara untuk menyusun keseluruhan atau sebagian dari
sekumpulan obyek yang berbeda dengan memperhatikan urutannya.
1. Permutasi sebagian dari seluruh obyek
Permutasi r obyek yang diambil sekaligus dari sekelompok n obyek yang berbeda,
tanpa pemulihan
n Pr=
n = banyaknya seluruh obyek. r = banyaknya obyek yang dipermutasikan
2. Permutasi atas keseluruhan obyek
Permutasi n obyek yang diambil sekaligus dari sekelompok n obyek yang berbeda,
tanpa pemulihan
n P n = n!
contoh soal : wali kelas ingin membentuk perangkat kelas yang terdiri dari ketua
kelas, wakil ketua kelas, sekertaris, dan bendahara. Calon yang ada untuk mengisi
posisi tersebut sebanyak 8 orang . tentukan banyaknya cara mengisi posisi
tersebut.
penyelesaian : n = 8, dan r = 4
8 P4 = . . . ?
n Pr = = 15 P 4 = = = 1680
2.7.5 Kombinasi
Kombinasi adalah banyaknya cara untuk menyusun keseluruhan atau sebagian dari
sekumpulan obyek (unsur) yang berbeda tanpa memperhatikan urutannya.
1. Kombinasi sebagian dari seluruh obyek.
n Cr=
n = banyaknya seluruh obyek. r = banyaknya obyek yang dikombinasikan
2. Kombinasi atas seluruh obyek
n C n= 1
Contoh : Sebuah organisasi telah mewawancarai 12 orang sebagai calon anggota
untuk tiga kedudukan yang ingin diisi organisasi tersebut. tentukanlah banyaknya
cara untuk mengisi kedudukan tersebut.
Penyelesaian r = 3, dan n = 12
10
n Cr=
12 C3= = = 220
Contoh soal : wali kelas ingin membentuk perangkat kelas yang terdiri dari ketua
kelas, wakil ketua kelas, sekertaris, dan bendahara. Calon yang ada untuk mengisi
posisi tersebut sebanyak 8 orang . hitunglah peluang dari 4 orang dari 8 calon yang ada
untuk mengisi posisi tersebut
Penyelesaia: n = 8, dan r = 4
8 P 4= . . . ?
n Pr = = 15 P4= = = 1680
Jadi peluang dari 4 orang dari 8 calon untuk mengisi posisi tersebut adalah 1/1680 = 0,059 %
11
DAFTAR PUSTAKA