Anda di halaman 1dari 13

MEWUJUDKAN INTEGRASI NASIONAL MELALUI SEMBOYAN BHINEKA

TUNGGAL IKA

Komang Intan Permata Sari ( 1506205083 )

Nyoman Wahyu Suryani ( 1506305023 )

Ketut Ita Diantari ( 1506305043 )

Ni Ketut Ari Susanti ( 1506305044 )

Ni Luh Ayounik Mahasabha ( 1506305057 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2016
1.1. Pengertian dan Konsep Peluang
Konsep peluang digunakan untuk mengukur kejadian seperti ini.
Peluang/kebolehjadian/probabilitas adalah suatu ukuran tentang kemungkinan terjadinya
suatu kejadian dimasa yang akan datang. Nilai peluang berkisar antara 0% sampai dengan
100%. Misalnya untuk kejadian A berlaku,

( 0 P(A) 1
P(A) = 1, kejadian A pasti akan terjadi, dan P(A) = 0, kejadian A mustahil akan terjadi
atau tidak akan pernah terjadi. Misalnya X = kejadian setiap orang akan mati, maka P(X) = 1.
Y = kejadian matahari di negara Indonesia terbit di sebelah barat, maka P(B) = 0. Z =
kejadian besok saya akan menjadi orang sukses, maka 0 < P(Z) < 1.

1.2. Pendekatan Peluang Suatu Kejadian


(i)pendekatan obyektif (pendekatan klasik dan empirik), dan (ii)pendekatan subyektif.
a. Pendekatan Klasik atau matematika. Menurut pendekatan ini maka peluang
suatu kejadian dapat dirumuskan sebagai berikut,

Banyaknya kejadian yang menguntungkan


P =
Banyaknya seluru h kejadian yang mungkin

Contoh Soal: Bila sebuah dadu dilantunkan sekali maka salah satu dari 6 kejadian
berikut dapat terjadi
1) Sisi mata 1 di atas 4) Sisi mata 4 di atas
2) Sisi mata 2 di 5) Sisi mata 5 di atas
atas
3) Sisi mata 3 di 6) Sisi mata 6 di atas
atas

Selanjutnya, Bila A = kejadian yang menguntungkan yaitu sisi mata 2 muncul diatas,
maka
Banyaknya kejadian yang menguntungkan 1
P (A) =
Banyaknya seluru h kejadian yang mun gkin
= 2
Selanjutnya, Bila B = Kejadian yang menguntungkan yaitu kejadian munculnya sisi
mata dadu genap, maka
Banyaknya kejadian yang menguntungkan 3 1
P (B) =
Banyaknya seluru h kejadian yan g mungkin
= 6
= 2

1
b. Pendekatan Empirik atau pendekatan Frekuensi. Dalam prakteknya suatu
peluang yang sifatnya tidak berhingga sulit dilakukan, maka dari itu banyaknya
percobaan dibatasi. Rumus peluang kejadian dengan pendekatan empiris :
Banyaknya kejadian A m
P (A) = =
Banyaknya percobaan n
Contoh Soal : Dalam sebuah karung terdapat 5.000 kelereng. Ternyata didalam
karung terdapat 50 kelereng berwarna putih. Bila m = kelereng berwarna putih dan
m= Kelereng berwarna hitam, dan A = Kejadian terambilnya kelereng berwarna
putih.
Maka, n = 5.000, m = 50 dan m= 5.000 50 = 4.950
m 50 m 4950
Sehingga, P (A) = = =0,01 dan P ( A = = 5000 =
n 5000 n

0,9

c. Pendekatan subyektif yaitu pendekatan yang menggunakan intuisi yang


sifatnya amat pribadi, sehingga peluang kejadian yang disimpulkan akan berbeda-
beda.

1.3. Percobaan dan Ruang Sampel


Percobaan adalah proses pengamatan (observasi) yang dilakukan untuk mendapatkan
suatu data. Ruang sampel adalah himpunan dari seluruh hasil yang mungkin terjadi dari suatu
percobaan. Kejadian atau unsur yang membentuk ruang sampel disebut dengan titik sampel.
Contohnya jika uang logam dilantunkan sekali dan mengamati sisi apa yang akan muncul.
Maka ruang sampelnya adalah S ={G,A}. Titik sampelnya adalah G dan A

1.4.Menghitung Peluang Suatu Kejadian


Untuk menghitung atau menaksir peluang suatu kejadian, umumnya dipakai peluang
berdasarkan pendekatan relative/empiris. Peluang empiris dengan notasi himpunan
dinyatakan dengan rumus:
n( A)
P (A) =
n( S)
n(A) = banyaknya anggota kejadian A
n(S) = banyaknya anggota ruang sampel/populasi
P(A) = peluang kejadian A

2
Kaitan antara peluang kejadian A dengan kejadian bukan A dinyatakan dengan rumus :

A
P(A) + P ( =1

A
P(A) = peluang kejadian A. P( = peluang kejadian bukan A

1) Peluang Kejadian Sederhana. Dapat dihitung menggunakan rumus peluang


empiris dengan notasi himpunan.
Contoh Soal : Bila dua buah koin dilantunkan sekaligus, hitunglah peluang
munculnya kedua sisi angka (AA).
Penyelesaian: ada empat kejadian yang mungkin terjadi yaitu,
Kejadian Koin 1 Koin 2 Titik Sampel
1 G G GG
2 G A GA
3 A G AG
4 A A AA

Ruang sampel adalah S = { GG, GA, AG, AA}. Banyaknya anggota ruang sampel
n(S) = 4. Kejadian A (muncul kedua sisi angka) adalah A = {AA}. Banyaknya
anggota kejadian A, n(A) = 1. Jadi, peluang kejadian A (muncul keduanya sisi angka)
n( A) 1
P (A) = =
n( S) 4

2) Peluang Kejadian Majemuk. Kejadian majemuk dibentuk oleh dua kejadian


atau lebih, baik secara gabungan (union) atau perpotongan (interseksi) ataupun
keduanya. Sifat hubungan dalam kejadian majemuk terdiri dari (i)Kejadian yang
saling lepas (mutually exclusive event) yaitu kejadian yang satu dan kejadian yang
lainnya tidak dapat terjadi secara serempak dalam waktu yang sama. (ii) Kejadian
yang independen (Independen Event) dua kejadian dikatakan independen jika terjadi-
tidaknya kejadian yang satu tidak mempengaruhi kejadian yang lain. (iii) Kejadian
bersyarat (Conditional Event) dua kejadian dikatakan bersyarat jika terjadinya salah
satu kejadian akan mempengaruhi terjadinya kejadian yang lain.
2.a. Aturan-aturan peluang suatu kejadian
A. Aturan Komplementer. Bila A dan A adalah dua kejadian yang satu
merupakan komplemen lainnya, maka rumusnya P(A) + P( A = 1. Diagram venn:
S
A

3
Gambar a.1 Kejadian Komplementer
B. Aturan Penjumlahan.
Aturan umum penjumlahan. Jika A dan B merupakan dua kejadian sembarang maka
peluang terjadinya kejadian A atau kejadian B, adalah
P( A B ) = P(A) + P(B) P(A B)
Dimana, P( A B ) = Peluang terjadinya kejadian A atau kejadian B. P(A B)
= Peluang terjadinya kejadian A dan B. P(A)= peluang terjadinya kejadian A. P(B)=
Peluang terjadinya kejadian B

Contoh soal : Survei yang dilakukan terhadap mahasiswa jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana mengenai refrensi yang digunakan dalam
membuat tugas yaitu internet dan buku, ternyata hasilnya 50% menggunakan internet
sebagai sumber refrensi,40% menggunakan buku, dan 30% dari mereka menggunakan
keduanya. Jika seorang dari mahasiswa tersebut dipilih secara acak. (a)berapa peluang
mahasiswa menggunakan paling sedikit satu dari sumber refrensi tersebut. (b)berapa
peluang mahasiswa tersebut tidak menggunakan internet atau buku sebagai sumber
refrensi.
Penyelesaian: A= Kejadian mahasiswa menggunakan internet. B= Kejadian
mahasiswa menggunakan buku
Maka, P(A) = 50% = 0,5 P(B) = 40%= 0,4 P(A B)= 30%=0,3
(a) P( A B ) = P(A) + P(B) P(A B)
= 0,5 + 0,4 0,3 = 0,6
jadi, peluang bahwa seorang mahasiswa menggunakan paling sedikit satu dari kedua
sumber refrensi tersebut adalah 0,6


(b) P ( A B ) = ?

P ( A B ) = 1- P( A B )= 1 - 0,6 = 0,4
Jadi peluang bahwa mahasiswa tersebut tidak menggunakan sumber refrensi dari
internet atau buku adalah 0,4

4
Aturan Penjumlahan Khusus. Bila A dan B dua kejadian yang saling lepas maka
peluang terjadinya kejadian A atau B adalah P(A B) = P(A) + P(B). Diagram venn :
S
A B

Contoh soal : Didalam sebuah karung terdapat sejumlah kelereng yang berwarna
merah, berwarna kuning dan berwarna hijau. Dengan peluang masing-masing
kelereng berurutan sebesar 70%, 20% dan 10%. Bila sebuah kelereng diambil maka
tentukanlah (a) Peluang bahwa kelereng yang diambil berwarna merah atau kuning
(b) Peluang bahwa kelereng yang diambil berwarna merah atau berwarna kuning atau
berwarna hijau.
Penyelesaian : Misalkan P(A) = Peluang kelereng yang diambil berwarna merah.
P(B) = Peluang kelereng yang diambil berwarna kuning. P(C) =Peluang kelereng
yang diambil berwarna hijau. Diketahui: P(A) = 70% P(B)= 20% P(C)= 10%
(a) P( A B )= P(A) + P(B)
= 0,7 + 0,2 = 0,9
Jadi peluang terambilnya kelereng berwarna merah atau kuning adalah 0,9
(b) P( A B C)= P(A) + P(B)+ P(C)
= 0,7 + 0,2 + 0,1 = 1
Jadi peluang terambilnya kelereng warna merah atau kuning atau hijau
yaitu 1=100%

C. Aturan Perkalian. Digunakan untuk mengentukan peluang kejadian gabungan.


Aturan umum perkalian, jika dalam percobaan kejadian A dan B dapat terjadi
sekaligus, maka : P(A B) = P(A) x P(B|A) atau P(A B) = P(B) x P(A|B)
Dimana, P(B|A)= Peluang kejadian B dengan syarat kejadian A telah terjadi. P(A|B)=
peluang kejadian A dengan syarat kejadian B telah terjadi. P(A B)= peluang kejadian
A dan B secara bersamaan.

Contoh soal: Sebuah kotak berisi 20 pulpen, lima diantaranya tintanya habis. Bila 2
pulpen diambil secara acak (satu persatu tanpa pemulihan), tentukan peluang pulpen
yang terambil itu keduanya tintanya habis!

5
Penyelesaian: misalkan A = kejadian pertama terambilnya pulpen yang tintanya
habis. B|A = kejadian terambilnya pulpen yang kedua tintanya habis, setelah terambil
pulpen pertama tintanya habis.
5 1
Maka: P(A) = = (karena 5 pulpen tintanya habis dari 20 pulpen)
20 4
4
P(B|A) = (setelah yang pertama tintanya habis, yang masih tinggal 19
19
buah, 4 buah diantaranya tintanya habis)
1 4 1
P(A B) = P(A) x P(B|A) = x = = (5,26%)
4 19 19
Aturan perkalian khusus. Rumusnya P(A B) = P(A) x P(B)
Aturan kejadian bersyarat. Rumusnya P(A B) = P(A) x P(B|A) atau P(A B)
= P(B) x P(A|B)
Contoh soal: Seorang mahasiswa memiliki peluang bahwa ia lulus tes masuk
perguruan tingg adalah 0,8. Jika ia lulus tes masuk perguruan tinggi, peluang bahwa ia
menjadi sarjana adalah 0,7. Berapapeluang calon mahasiswa tersebut lulus tes masuk
oerguruan tinggi dan menjadi sarjana?
Penyelesaian: A = kejadian lulus tes masuk perguruan tinggi. B|A = kejadian menjadi
sarjana setelah lulus tes perguruan tinggi. P(A) = 0,8 P(B|A)= 0,7
Maka: P(A B) = P(A) x P(B|A) = 0,8 x 0,7 = 0,56

1.5. Kaedah Bayes


Kaedah Bayes dapat dikembangkan dari peluang bersyarat serta memerankan peranan
penting untuk menentukan peluang akhir (peluang yang relevan untuk mengambil putusan)
setelah adanya peluang awal ditambah informasi tertentu seperti hasil uji atau sampel.
a. Aturan Peluang Total. Bila Bi (i=1, 2, 3, . . .k) merupakan sekatan-sekatan dari
ruang sampel S dan setiap peristiwa B i bersifat mutually exclusive dengan P(B i) 0.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut

B1 B2 B3 B... Bn Bk

maka untuk sembarang kejadian A yang merupakan himpunan bagian dari S, berlaku
6
P (A) = P(B1) x P(AB1) + P(B2) x P(AB2) + . . . P(Bk) x P(ABk)

b. Kaedah Bayes.
Selanjutnya bilai Bi (i = 1, 2, 3. . . k) merupakan sekatan-sekatan dari ruang sampel S
dan setiap peristiwa Bi bersifat mutually exclusive dengan P(B i) 0, dan Bn
merupakan sekatan tertentu dari Bi (1 n k) dan P (Bn) 0, maka peluang terjadinya
kejadian A pada sekatan Bn adalah

P(Bn A) =

Contoh soal : suatu pabrik Garmen menggunakan tiga jenis kain untuk menghasilkan
sejenis baju. Baju yang dapat dihasilkan dalam satu hari dari kain pertama, kedua dan
ketiga masing-masing sebanyak 500, 300 dan 200 unit. Informasi lainnya bahwa
persentase cacat kain pertama, kedua dan ketiga masing-masing adalah dua persen
(2%), tiga persen (3%) dan satu persen (1%). Pertanyaannya (a) Jika sebuah baju dari
pabrik tersebut diambil secara acak, berapa peluang produk tersebut cacat? (b) Jika
sebuah baju diambil dan setelah diperiksa ternyata cacat, berapa peluang bahwa
produk tersebut berasal dari : (i) kain pertama? (ii) kain kedua?
Penyelesaian
(a) Misalkan, A = kejadian terambilnya produk baju cacat. Maka P(A) = ...?
n(S) = n(K1) + n(K2) + n(K3) = 500 +300 + 200 = 1000
n(K 1) 500
P(K1) = = =0,5 P (AK1) = 2 % = 0,02
n (S) 1000
n(K 2) 300
P(K2) = = =0,3 P (AK2) = 3 % = 0,03
n (S) 1000
n(K 3) 200
P(K3) = = =0,2 P (AK3) = 1 % = 0,01
n(S ) 1000
Maka , P (A) = P(K1) x P(AK1) + P(K2) x P(AK2) + P(K3) x P(AK3)
= 0,5 x 0,02 + 0,3 x 0,03 + 0,2 x 0,01
= 0,01 + 0,009 + 0,002
= 0,021 = 2,1%

7
P ( K 1 ) XP( A K 1)
(b) (i) P(K1A) =
P( A)

0,5 X 0,02
P(K1A) = =0,476=47,6
0,021
P ( K 2 ) XP( A K 2)
(ii) P(K2A) =
P( A)

0,53 X 0,03
P(K1A) = =0,428=42,8
0,021

c. Diagram Pohon, Suatu Cara Lain. Bila contoh soal diatas dipecahkan
menggunakan diagram pohon, tahapannya adalah sebagai berikut :
P(A/K1) = 0,2
0,5 X 0,2 = 0,01

P(/K1) = 0,98 0,5 X 0,98=0,49


/
P(K1) = 0,5 P(A/K2) = 0,03
0,3X0,03=0,009
P(K2) = 0,3

P(K3) = 0,2 P(/K2) = 0,97 0,3X0,97=0,291


/K2) = 0,97
P(A/K3) = 0,01
0,2X0,01=0,002

P(/K3) = 0,99 0,2X0,99=0,198

Total = 1,000

(a)Peluang bahwa baju yang terambil cacat (Lihat alur 1, 3, 5) = 0,01 + 0,009 + 0,002 = 0,021
= 21%
(b) (i) Peluang baju cacat yang terambil, merupakan hasil dari kain pertama = 0,01/0,021 =
0,476=47,6%
(ii) Peluang baju cacat yang terambil, merupakan hasil dari kain kedua = 0,009/0,021 =
0,426 = 42,6%

2.7. Permutasi dan Kombinasi

8
Metode permutasi dan kombinasi digunakan untuk menghitung atau menentukan
seluruh kejadian yang mungkin (ruang sampel) dari suatu kejadian yang relatif kompleks.
2.7.1. Faktorial = Falkutet
n! ( dibaca n faktorial )adalah perkalian n buah bilangan yang asli yang berurut. Dapat
dinyatakan sebagai berikut : n! = 1 x 2 x 3 x . . . x n

dengan 1! = 1 dan 0! = 1
Contoh :
a. 5! = 1 x 2 x 3 x 4 x 5 = 120
b. (9 3)!(5 3 )! = (6!)(2!) = (1 x 2 x 3 x 4 x 5 x 6) (1 x 2) = 1440
2.7.2 Kaedah Penggandaan
Kaedah Penggandaan yang Diperluas. Pemilihan dalam urutan tersebut dapat
dilakukan dalam
n1 x n2 x n3 x . . . . . . . x nk cara yang berbeda
Contoh : Pengendara sepeda motor dapat menggunakan dua rute jalan untuk pergi ke kota A
ke Kota B, tiga rute dari Kota B ke Kota C, dan dua rute dari Kota C ke Kota D. Apabila
dalam bepergian dari A ke D, ia harus melakukan perjalanan dari A ke B ke C ke D, berapa
banyak kemungkinan rute jalan yang dapat diambil dari Kota A ke Kota D ?
Penyelesaian :
Misalkan, n1 = banyaknya rute dari A ke B
n2 = banyaknya rute dari B ke C
n3 = banyaknya rute dari C ke D
Maka, n1 = 2, n2 = 3, n3 = 2. Jadi, alternatif banyaknya rute perjalanan yang dapat
diambil dari Kota A ke Kota D = n1 x n2 x n3 = 2 x 3 x 2 = 12 cara

2.7.3 Kaedah Penjumlahan


Kaedah Penjumlahan yang Diperluas. jika suatu pemilihan dapat dilakukan dengan n1
cara, dan jika untuk setiap cara tersebut pemilihan kedua dapat dilakukan dalam n 2 cara, jika
untuk setiap pasangan dua cara yang pertama, pemilihan ketiga dapat dilakukan dalam n3 dan
seterusnya hingga pemilihan ke k dapat dilakukan dengan dalam nk cara, maka pemilihan
pertama atau kedua atau ke k dan bukan semuanya bersama-sama, dapat dilaksanakan
dalam n1 + n2 . . . . + nk cara yang berbeda
contoh Soal : Ibu Ani menjual semacam cemilan atau semacam minuman. Jika
terdapat empat macam cemilan ( Keripik, Kacang, Biskuit, dan Wafer) dan dua
macam minuman (es teh dan es jeruk ). Berapa pilihan yang dapat diperoleh ?

9
Penyelesaian : Pilihan yang dapat diperoleh adalah 4 + 2 = 6 macam yaitu keripik
saja atau kacang saja atau biscuit saja atau wafer saja atau es teh saja atau es jeruk
saja.

2.7.4 Permutasi
Permutasi adalah banyaknya cara untuk menyusun keseluruhan atau sebagian dari
sekumpulan obyek yang berbeda dengan memperhatikan urutannya.
1. Permutasi sebagian dari seluruh obyek
Permutasi r obyek yang diambil sekaligus dari sekelompok n obyek yang berbeda,
tanpa pemulihan

n Pr=
n = banyaknya seluruh obyek. r = banyaknya obyek yang dipermutasikan
2. Permutasi atas keseluruhan obyek
Permutasi n obyek yang diambil sekaligus dari sekelompok n obyek yang berbeda,
tanpa pemulihan

n P n = n!
contoh soal : wali kelas ingin membentuk perangkat kelas yang terdiri dari ketua
kelas, wakil ketua kelas, sekertaris, dan bendahara. Calon yang ada untuk mengisi
posisi tersebut sebanyak 8 orang . tentukan banyaknya cara mengisi posisi
tersebut.
penyelesaian : n = 8, dan r = 4
8 P4 = . . . ?

n Pr = = 15 P 4 = = = 1680
2.7.5 Kombinasi
Kombinasi adalah banyaknya cara untuk menyusun keseluruhan atau sebagian dari
sekumpulan obyek (unsur) yang berbeda tanpa memperhatikan urutannya.
1. Kombinasi sebagian dari seluruh obyek.

n Cr=
n = banyaknya seluruh obyek. r = banyaknya obyek yang dikombinasikan
2. Kombinasi atas seluruh obyek

n C n= 1
Contoh : Sebuah organisasi telah mewawancarai 12 orang sebagai calon anggota
untuk tiga kedudukan yang ingin diisi organisasi tersebut. tentukanlah banyaknya
cara untuk mengisi kedudukan tersebut.
Penyelesaian r = 3, dan n = 12

10
n Cr=

12 C3= = = 220

2.7.6 Perbedaan Permutasi dan Kombinasi


Dalam permutasi, urutan diperhatikan
Dalam kombinasi, urutan tidak diperhatikan
Banyaknya permutasi 4 P 3 dan kombinasi 4 C 3 dari empat huruf A,B,C, dan D seperti
tercantum pada tabel
Kombinasi Permutasi
ABC ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA
ABD ABD, ADB, BAD, BDA, DAB, DBA
ACD ACD, ADC, CAD, CDA, DAC, DCA
BCD BCD, BDC, CBD, CDB, DBC, DCB

Contoh soal : wali kelas ingin membentuk perangkat kelas yang terdiri dari ketua
kelas, wakil ketua kelas, sekertaris, dan bendahara. Calon yang ada untuk mengisi
posisi tersebut sebanyak 8 orang . hitunglah peluang dari 4 orang dari 8 calon yang ada
untuk mengisi posisi tersebut
Penyelesaia: n = 8, dan r = 4
8 P 4= . . . ?

n Pr = = 15 P4= = = 1680
Jadi peluang dari 4 orang dari 8 calon untuk mengisi posisi tersebut adalah 1/1680 = 0,059 %

11
DAFTAR PUSTAKA

Wirawan, Nata.2014. Cara Mudah Memahami Statistika Ekonomi dan Bisnis.Denpasar:


Keraras Emas

Anda mungkin juga menyukai